PENGANTAR
Dalam imteraksi manusia, kepercayaan adalah sesuatu hal ayng sangat penting untuk
dibangun dan ditumbuhkankembangkan bersama. Bagi setiap orang, kepercayaan itu bisa
didefinisikan secara berbeda, namun umumnya kepercayaan dapat diartikan sebagai kemauan
seseorang atau sekelompok komunitas untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki
keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi dan
konteks sosialnya, meyakini dengan benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan
seseoramg untuk memenuhi harapannya. Kepercayaan itu mahal harganya. Oleh karena itu perlu
dibangun, dipertahankan dan bahkan diperjuangkan.
Salah satu tujuan penulisan Injil Yohanes adalah untuk membangun, mempertahankan, dan
memperjuangkan kepercayaan gereja (jemaat permbacanya) kepada sosok yang bernama Yesus. Ini
bertujuan untuk membangkitkan iman dan mengantar pembacanya kepada kepercayaan bahwa
Yesus adalah Mesias Anak Allah. Jemaat pembaca Injil Yohanes adalah sebuah “jemaat tersisih,
dan terhimpit” oleh berbagai kompleksitas persoalan dunia Helenis-Romawi pada waktu itu.
Kepercayaan kepada Yesus sangat tegas diberitakan dalam Injil Yohanes, karena pada waktu itu
kekristenan awal sedang diperhadapkan denga berbagai aliran filsafat dan keagamaan di dunia
Helenis.
Injil Yohanes diperkirakan ditulis pada tahun 100 ZB di Kota Efesus dengan tujuan agar
komunitas Kristen yang ada di Efesus dapat memahami inti dari ajaean Kekristewnan agar mereka
bisa teguh dalam iman percaya mereka kepada Yesus, meskipun mereka berdampingan dengan
orang-orang yang berkepercayaan yang lain di kota Efesus. Hanya orang-otang yang percaya
kepada Yesus yang dapat disebut sebagai anak-anak Allah, karena Yesus sebenarnya adalah Allah
yang telah menjadi manusia.
Berdasarkan situasi kondisi di atas, maka dalam nats perenungan ini Yohanes Pembaptis
berupaya mendeklarasikan siapa Yesus yang sebenarnya, Yesus adalah AnakAllah yang melaluinya
Allah hadir secara penuh menyapa umat manusia dalam setiap keadaan hidup yang dialami.
ISI
Saudara yang terkasih.dari nats ini beberapa hal yang bisa kita renungkan:
PENUTUP
Yesus adalah utusan Allah dan Anak Allah yang telah datang ke dalam dunia, mestinya
setiap yang membaca dan mendengar berita ini tidak meragukan hal ini. Inilah tugas dan
tanggungjawab ktia sebagai gereja dan orang yang percaya kepada Yesus untuk “membangun,
mempertahankan, dan memperjuangkan kepercayaan” itu. “Supaya dalam nama Yesus bertekuk
lutut segala yang ada dilangit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala
lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah Bapa ( Fil 2: 10-11). Untuk itu,
sebagai orang beriman kredibilitas sebagai Anak-anak Allah mesti terpancar dari kehidupan
keseharian kita, dalam tindakan, bertutur kata dan juga dalam setiap tugas dan pekerjaan yang telah
diembankan kepada kita. Sebagai pengikut Yesus, ktia harus hadir dan menjadi sesama yang dekat
serta mau memahami bahasa sesama yang di sekitar kita. Reliabilitas iman kita melalui perbuatan
aksih dan mau melayani sesama hendaknya semakin nyata di tengah-tengah kehidupan bersama.
Yohanes Pembaptis telah merintis jalan untuk memebritahukan hal-hal besar tentang Yesus,
agar setiap yang mendengar emnjadi percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah dan oleh
iman memperoleh kehidupan di dalam nama itu. Pertanyaanya, kita sebagai pengikut Yesus,
sudahkah meneladani Yohanes Pembaptis yang dengan sungguh-sungguh mengakui dan
menyaksikan Siapa Yesus? Atau kita hanya sibuk dan lelah menyaksikan Siapa Diriku?.