Kelenjar hipofisis terbagi menjadi tiga lobus dan masing-masingnya menghasilkan hormon yang
berbeda-beda, yaitu:
Thyroid Stimulating Hormone (TSH), berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi
hormon Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3). Hormon-hormon ini sangat penting untuk
proses metabolisme, pengaturan suhu tubuh, sistem saraf, dan detak jantung.
Follicle Stimulating Hormone (FSH), berfungsi mendorong ovarium memproduksi sel telur dan
testis memproduksi sperma dalam proses pembuahan. Hormon ini juga berperan dalam siklus
menstruasi dan pelepasan estrogen dalam tubuh.
Luteinizing Hormone (LH), berfungsi merangsang ovulasi pada wanita dan produksi testosteron
pada pria. Hormon ini juga terlibat dalam produksi hormon estrogen.
e) Prolaktin
Prolaktin, berfungsi merangsang payudara untuk memproduksi ASI setelah melahirkan. Lalu,
hormon prolaktin juga mempengaruhi hormon yang mengontrol ovarium dan testis, siklus
menstruasi, fungsi seksual, dan juga kesuburan.
f) Endorfin
Endorfin, berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, hormon ini dianggap sebagai pusat
kesenangan otak. Tak heran, hormon endorfin juga menjadi bagian dari beberapa hormon
kebahagiaan.
Melanocyte Stimulating Hormone (MSH), berfungsi mengatur penyuburan pigmen pada sel-sel
melanofor kulit sehingga mempengaruhi perubahan warna kulit.
Biasa juga disebut sebagai hormon vasopressin, yang berfungsi untuk menjaga kesehatan ginjal,
mengatur keseimbangan air, dan juga kadar natrium. Perannya adalah membantu ginjal
mengelola air untuk mencegah dehidrasi. Selain itu, hormon ini juga bisa meningkatkan
tekanan darah.
b) Hormon oksitosin
Oksitosin adalah hormon yang bekerja pada organ dalam tubuh, termasuk payudara dan rahim.
Hormon ini mempunyai peranan penting dalam sistem reproduksi wanita, terutama saat
melahirkan dan menyusui. Sebagai contoh, memicu kontraksi dan mengendalikan keluarnya
ASI.
1. Tumor Pituitari
Tumor pituitari bisa mengganggu proses pelepasan hormon. Tumor ini juga mungkin menekan
bagian lain dari otak, sehingga memengaruhi penglihatan atau menyebabkan sakit kepala.
Meski demikian, tumor pituitari umumnya tidak menjadi kanker.
2. Hipopituitarisme
Hipopituitarisme terjadi saat kelenjar pituitari tidak bisa memproduksi atau sangat sedikit
dalam memproduksi beberapa hormon. Kondisi ini bisa saja mengganggu proses pertumbuhan
atau fungsi reproduksi seseorang. Contohnya, ketika hormon antidiuretik yang dihasilkan
jumlahnya sedikit, maka akan muncul gangguan diabetes insipidus.
3. Akromegali
Akromegali adalah kondisi yang muncul saat kelenjar pituitari memproduksi terlalu banyak
hormon pertumbuhan. Akibatnya, jaringan tubuh dan tulang tumbuh lebih cepat. Seiring
berjalannya waktu, ini bisa menjadi penyebab tangan dan kaki terjadi pembesaran abnormal.
4. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus muncul karena gangguan dalam pelepasan hormon vasopresin. Kondisi ini
bisa menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak urine dan butuh minum dalam jumlah
banyak.
5. Penyakit Cushing
Penyakit Cushing terjadi karena kelenjar pituitari memproduksi terlalu banyak hormon
adrenokortikotropik. Termasuk ketika adanya tumor dekat kelenjar tersebut.
Penyakit yang juga dikenal dengan nama sindrom Cushing ini dapat membuat penderitanya
mudah memar, mengalami hipertensi, dan kenaikan berat badan.
6. Hiperprolaktinemia
Hiperprolaktinemia terjadi saat darah mengandung kadar prolaktin yang sangat tinggi. Kondisi
ini bisa menyebabkan infertilitas dan penurunan gairah seksual.