Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TERMOSET

Prof. Dr. Nurdin Bukit, M. Si


Disusun Oleh
Kelompok 1:
1. Erlanda Y Simamora (4192240002)
2. Irene Naibaho ( 4193540006)
3. Romantina Hutajulu ( 4192540007)
4. Crisanto Budiono Siregar ( 4173540006)
Kelas : Fisika A 2019
Strata : S-1
Mata Kuliah : Kapita Selekta Polimer

Jurusan Fisika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(The Character Building University)
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah kapita selekta polimer.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.
Si. selaku dosen pengampu mata kuliah kapita selekta polimer atas bimbingannya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai materi termoset
dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat mngharapkan kritik serta saran yang mendukung dari para pembaca
untuk makalah ke depannya yang lebih baik lagi. Akhir kata kami mengucapkan banyak
terimakasih.

Medan, Februari 2022

Penulis
Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I . PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1.Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3.Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................................7
BAB III. PENUTUP...................................................................................................................15
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Plastik merupakan polimer yang terdiri dari berbagai ribuan atom yang
terhubung bersama dalam suatu rantai, sehingga sifat plastik yang sulit terdegradasi
(non degradable) dan dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa terurai didalam
tanah. Data Statistik Indonesia menunjukkan jenis-jenis sampah plastik menduduki
peringkat kedua sebesar sekitar 5,4 juta ton dalam setahun atau 14 persen pada produksi
sampah yang dihasilkan.
Polimer merupakan bagian dari banyaknya hingga ribuan monomer yang akan
menghasilkan rantai yang sangat panjang. Di lingkungan sekitar plastik biasa digunakan
dalam berbagai jenis kegiatan salah satunya yaitu sebagai kantong belanja, karena
plastik memiliki kelebihan diantaranya memiliki berat yang ringan, harga
terjangkau/murah, fleksibel, kedap air, dan praktis. Kelemahan dari plastik yang biasa
digunakan yaitu plastik dibuat dari bahan yang sulit di daur ulang karena tidak dapat
membusuk secara alami, Pada suhu yang tinggi plastik dapat meleleh sehingga dapat
menyeabkan kerusakan lingkungan serta dapat bersifat asap beracun.
Plastik juga mempunyai berbagai keunggulan seperti contoh sifatnya kuat
namun ringan, inert, sulit berkarat serta memiliki sifat termoplastis serta dapat
ditambahkan warna. Sifat permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara
menyebabkan plastik mampu berperan memodifikasi ruang kemas selama
penyimpanan.
Menurut sifat ketahanan terhadap panas pastik dapat dibedakan menjadi dua
jenis plastik, yaitu termoset dan thermoplastik. Thermoplastik merupakan plastik yang
bisa dicairkan bekali-kali menggunakan media panas seperti contoh polietilen,
polipropilen, polistiren dan polivinil klorida. Plastik ini dapat mecair ketika dilakukan
pemanasan serta akan membentuk padat seperti semula pada suhu dingin. Adapun
termoset ialah plastik yang sulit bahkan tidak bisa dicairkan pada media panas, seperti
contoh formadehid dan melamin .
1.2.Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan polimer?
2) Apa saja klasifikasi polimer?
3) Apa yang dimaksud dengan polimer termosetting, jenis dan sifat dari termoset?

4
4) Bagaimana proses pengerjaan termosetting

5
1.3.Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian polimer.
2) Untuk mengetahui klasifikasi polimer.
3) Untuk mengetahui pemahaman tentang polimer, jenis dan sifat dari polimer
termoset.
4) Untuk mengetahui cara pengerjaan polimer termosetting.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Polimer


Polimer disebut juga dengan makromolekul merupakan molekul besar yang
dibangun dengan pengulangan oleh molekul sederhana yang disebut monomer. Polimer
merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang ratusan
bahkan ribuan molekul sederhana yang disebut monomer. Oleh karena itu polimer
mempunyai massa molekul relatif yang sangat basar.Polimer (polymer) berasal dari dua
kata, yaitu poly (banyak) dan meros (bagian – bagian).
Karakteristik polimer secara umum yaitu sebagai berikut :
 Densitas yang rendah, dibandingkan dengan logam dan keramik.

 Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang baik untuk beberapa
jenis polimer.

 Ketahanan korosi yang tinggi

 Konduktivitas listrik dan panas yang rendah

2.2. Klasifikasi Polimer


Klasifikasi polimer dapat dibedakan menjadi :
1. Polimer berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer buatan. Polimer
alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet,
wol, dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis.
Polimer regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu
serat sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang
dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik
2. Polimer berdasarkan ketahan terhadap panas
• polimer termoplastik
• polimer termoseting
2.3.Polimer Termosetting
A. Pengertian polimer termosetting

7
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika
polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang
kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada
saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau
diperbaiki lagi.
Polimer ini terdiri dari molekul rantai lurus dengan ikatan yang kuat antarsesamanya
Atau bisa dikatakan Polimer thermosetting adalah polimer network. Polimer ini menjadi
keras secara permanen selama pembentukannya dan tidak melunak ketika dipanaskan.
Polimer network mempunyai crosslink kovalen di antara rantai polimer yang
berdekatan. Selama pemanasan, ikatan ini mengikat rantai polimer menjadi satu untuk
menahan gerakan vibrasi dan rotasi rantai pada temperature tinggi. Hal inilah yang
menjadi penyebab mengapa material tidak melunak ketika dipanaskan.
Plomer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang mudah dibentuk pada waktu
dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan
silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini
dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan
silang antar rantai polimer.
Hanya pemanasan yang berlebih yang akan menyebabkan beberapa ikatan crosslink dan
polimer itu sendiri mengalami degradasi. Polimer termoset biasanya lebih keras dan
kuat daripada termoplastik dan mempunyai stabilitas dimensional yang lebih baik.
Kebanyakan polimer crosslink dan network termasuk vulcanized rubbers, epoxies, dan
phenolics and beberapa resin polyester adalah termosetting
Tidak dapat menerima siklus pemanasan-pendinginan seperti termoplastik:
 Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan mampu mengalir di
dalam cetakan.

 Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia yang mengeraskan
material sehingga akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali
(infusible solid).

 Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali melainkan akan


terdegradasi menghasilkan arang.
Bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut.

8
B. Sifat polimer termosetting
Sifat-sifat polimer termosetting:
 Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan mampu mengalir di
dalam cetakan.
 Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia yang mengeraskan material
sehingga akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible
solid).
 Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali melainkan akan terdegradasi
menghasilkan arang.
 Keras dan kaku (tidak fleksibel)
 Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
 Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
 Tahan terhadap asam basa.
 Mempunyai ikatan silang antar rantai molekul.
C. Jenis-Jenis Termosetting
Jenis-jenis thermosetting yakni:
1. Resin Urea formaldehid (Resin Amino)
Resin Urea formaldehid adalah hasil polimerisasi kondensasi urea dengan
formaldehid. Resin ini termasuk dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat
tahan terhadap asam ,basa , tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Karena sifat-
sifat tersebut, aplikasi resin urea-formaldehid yang sangat luas sehingga industri urea-
formaldehid berkembang pesat. Resin urea ini dapat dicetak tekan, memiliki permukaan
yang keras dan mempunyai nilai dielektrik yang tinggi dan dapat diberi berbagai warna.
Contoh industri yang menggunakan industri formaldehid adalah laminating, coating,
tekstil resin finishing. Jenis resin ini banyak juga digunakan untuk mencegah berkerut
dan kusut nya kain katun dan untuk mencegah menyusutnya kayu.

9
2. Fenol-formaldehida/bakelit (Resin Phenol)
Merupakan resin sintetik yang dibuat dengan mereaksikan phenol dengan
formaldehida, wujud nya keras, kuat, awet dan dapat dicetak pada berbegai
kondisi.Bahan ini mempunyai daya tahan panas dan air yang baik dan dapat diberi
macam-macam warna,sering digunakan sebagai bahan pelapis dan laminating, pengikat
batu gerinda, pengikat logam ataugelas, dapat dicetak menjadi kotak, isolator listrik,
tutup botol dan tangkai pisau, plastik yang digunakan untuk peralatan listrik seperti
fitting lampu listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio, perekat plywo.
3. Melamin-formaldehida.(Resin Amino)
Resin melamin-formaldehida diperkenalkan di Jerman oleh Henkel pada
tahun 1935. Resin ini termasuk dalam golongan resin amino yang diproduksi
melalui reaksi polikondensasi antara melamin dan formaldehida. Dibandingkan
dengan resin urea- formaldehida, resin ini mempunyai kelebihan yakni transparan;
kekerasan(hardeness) yang lebih baik; stabilitas termal yang tinggi; tahan terhadap
air, bahan kimia, dan goresan. Dari kelebihan ini, penggunaan resin ini sangat luas,
seperti pada industri perekat, tekstil, laminasi, kertas, pelapisaan permukaan
( surface coatings) dan sebagainya.
4. Polyesters
Poliester di industri digunakan dalam penguatan ban, tali, kain buat sabuk
mesin pengantar (konveyor), sabuk pengaman, kain berlapis dan penguatan plastik
dengan tingkat penyerapan energi yang tinggi.Serat-serat poliester juga bisa
dicampur dengan serat-serat katun, wol, rayon dan sutera. Sifat-sifat serat poliester
adalah sebagai berikut:
 Tahan kusut, baik untuk pakaian wanita maupun pria.
 Tahan cuci dan tidak kusut kalau dicuci.
 Lebih tahan sinar matahari dari pada nylon.
 Dapat ditekan dengan setrika panas (150° C), hingga terjadi lipatan tetapi dapat
dihilangkan dengan panas yang sama
5. Resin Furan
Resin ini berasal dari hasil pengolahan limbah pertanian, seperti: tongkol
jagung dan bijikapas. Warna produk nya agak tua, tahan air dan mempunyai sifat-
sifat listrik yang baik.
6. Resin Epoksida

10
Resin jenis ini banyak dipakai untuk keperluan: pengecoran, pelapisan,
protektor alat-alat listrik, campuran cat dan sebagai adhesif (perekat/lem).Karena
alasan resin ini tahan terhadap aus dan beban kejut, maka sering juga digunakan
untuk membuat cetakan tekan (metalurgi serbuk), panel sirkuit listrik, tangki dan
jig.
7. Silikon polimer dengan silikon sebagai bahan dasar
Mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan bahan dasar plastik (atom
karbon) lain nya. Sifat-sifat spesifik nya adalah: stabilitas (tahan terhadapsuhu
tinggi), kedap air, oleh karena itu sering digunakan untuk membuat: minyak gemuk
(fat), resin, perekat dan karet sintetis.Contoh polimer termoplastik ialah Selulosa
yang dibuat dari serat kapas dan kayu, namun sangat kuat dan ulet serta dapat diberi
ber- bagai warna.
2.3. Proses Pengerjaan Termosetting
Adapun proses pengerjaan termosetting antara lain:
1. Cetak Tekan
Prinsip cetak tekan dibambarkan pada gambar di bawah ini. Sejumlah bahan
dimasukan dalam cetakan logam yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Pada waktu
cetakan ditutup, bahan yang telah lunak tertekan sehingga mengalir mengisi rongga
cetakan. Bahan yang digunakan dapat berbentuk serbuk atau tablet prabentuk.
Tekanan yang lazim digunakan berkisar antara 0,7 sampai 55 Mpa, tergantung pada
bahan yang digunakan dan bentuk produk. Suhunya berkisara antara 120 hingga
205˚C. Panas sangat penting bagi resin termosetting, karena pertama-tama
diperlukan untuk plastisasi, kemudian untuk polimerisasi atau untuk pengerasan.
Serbuk perlu dipanaskan secara merata, suatu hal yang cukup sulit karena daya
hantar panas bahan tidak baik. Beberapa jenis bahan diolah dengan penekanan, akan
tetapi siklus pemanasan dan pendinginan cetakan yang cepat akan menimbulkan
kesulitan. Produk mungkin cacat sewaktu dikeluarkan bila pendonginan cetakan
tidak sempurna.

11
Proses cetak tekan

2. Cetak Transfer
Pada proses cetak transfer, serbuk termosetting atau benda prabentuk
diletakkan pada tempat tersendiri atau alam ruang tekanan di atas rongga
cetakan, seperti tampak pada gambar di bawah ini. Di sini bahan mengalami
plastisasi akibat panas dan tekanan dan diinjeksikan ke dalam rongga cetakan,
sebagai cairan panas, di sini bahan tersebut kemudian mengalami pengerasan.
Waktu reaksi pengerasan untuk cetak-transfer lebih singkat dibandingkan proses
cetak-tekan. Waktu pengisian pun lebih singkat karena digunakan bahan
pembentuk yang lebih besar yang dapat dipanaskan lebih cepat. Proses ini sangat
cocok untuk membuat bagian-bagian yang memerlukan sisipan logam yang
keecil, karena bahan plastik yang panas memasuki rongga cetakan secara
bertahap tanpa tekanan yang tinggi. Bentuk yang rumit dan bentuk dengan
variasi penampang yang besar dapat juga duhasilkan dengan cara cetak transfer.
Keterbatasan dari proses ini ialah: kehilangan bahan dalam saluran pengalir,
spru dan harga cetakan yang lebih mahal dibandingkan dengan cetakan pada
proses cetak-tekan.

Proses cetak transfer

12
3. Cara Injeksi Bahan Thermosett
Bahan termosett dalam batas-batas tertentu dapat dibentuk dengan cara
cetak-jet. Setelah dimodifikasi mesin cetak-injeksi untuk bahan termoplastik,
dapat diubah untuk keprluan cetak jet. Nosel, yang merupakan bahan terpenting
dari mesin harus dapat dipanaskan dan didinginkan selama siklus injeksi. Mula-
mula resin dipanaskan dalam silinder yang menglilingi penekanan, sampai lunak
namun belum terpolimerisasi. Pada waktu penekan menekan resin melalui nosel
ke dalam cetakan, terjadi panas tambahan. Pada saat cetakan penuh, nosel
didinginkan dengan cepat dengan mengalirkan air untuk mencegah polimerisasi
bahan yang tersisa.
Mesin ulir umpan balik kini mulai digantikan dengan mesin cetak-jet
seperti tampak pada gambar di bawah ini. Bahan masuk, (di bawah pengaruh
gravitasi), sementara didorong oleh ulir yang berputar, bahan sekaligus
dipanaskan. Pada waktu ulir berputar, bahan terplastisasi di muka ulir, dan
masih terhalang oleh plunyer sampai terkumpul sejumlah bahan tertentu.
Plunyer kemudian turun, dan ulir memaksa bahan memasuki ruang transfer.
Bahan kemudian ditekan memasuki rongga cetakan.

Proses dengan reaction injection

4. Spraying
Pengerjaan plastik dengan spraying menggunakan suatu alat penyemprot
yang dikendalikan seorang operator atau control computer. Dan hal ini
merupakan paling cukup populer sejak pertengahan abad 21. Pembuatan produk
dengan cara spraying sering digunakan sebagai komponen pendukung untuk

13
struktur solid dan aplikasi lainnya. Alat penyemprot itu sendiri biasanya
dilengkapi dengan mekanisme yang dapat memotong serat fiber menjadi
helaian-helaian dan kemudian di distribusikan sepanjang permukaan cetakan.
Kemajuan teknologi dengan cara spraying telah terbukti lebih efisien dan
merupakan sistem penyemprotan yang lebih bersih, dengan mengurani emisi
stirena, kapasitas penyemprotan yang lebih besar dan keseragaman lebih baik
diantara pola penyemprotan. Alat penyemprot dihasilkan dengan konfigurasi
yang bemaca-macam, masingmasing dengan kemampuan yang berbeda-beda.

Proses dengan spraying

5. Pengecoran
Bahan termoset yang dicor antara lain adalah phenol, polyester, epoksi
dan resinalyl. Yang terakhir ini sangat cocok untuk lensa optik dan penggunaan
lainnya yangmemerlukan plastik yang sangat jernih. Resin ini mudah dicor
karena memiliki sifatfluiditas yang baik. Akrilik digunakan untuk mengecor
benda yang tembus cahaya danlembaranPlastik di cor apabila jumlah tidak
seberapa. Sering kali dibuat cetakan terbukadari timah hitam dengan
menceluokan mandril baja dengan bentuk tertentu dalam timahhitam cair yang
kemudian dilepaskan setelah membeku.Dapat digunakan inti timah hitam,
adukan semen atau karet bila diperlukan.
Cetakan yang kosong dibuat dengan cara pengecoran ‘slush-
casting’ :yaitu bahan bakudituang dalam cetakan, lalu kelebihannya dikeluarkan
kembali.Benda padat dapat dibuat dengan menggunakan cetakan dari adukan
semen,gelas,kayu, logam, atau karet sintetis

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapaat kami ambil dari pemaparan materi mengenai
termosetting ini yaitu:
1. Polimer merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari
susunan ulang ratusan bahkan ribuan molekul sederhana yang disebut monomer.
2. Klasifikasi polimer yaitu berdasarkan asal yakni polimer alam dan sintesis dan
polimer berdasarkan ketahanan terhadap panas yakni polimer termoplastik dan
polimer termosetting
3. Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas.
Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat
dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk
cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka
tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi. Polimer ini terdiri dari molekul
rantai lurus dengan ikatan yang kuat antarsesamanya.
Adapun sifat dari termosetting yaitu:
 Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan mampu mengalir di
dalam cetakan.
 Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia yang mengeraskan material
sehingga akhirnya menjadi padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible
solid).

15
 Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali melainkan akan terdegradasi
menghasilkan arang.
 Keras dan kaku (tidak fleksibel)
 Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
 Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
 Tahan terhadap asam basa.
Mempunyai ikatan silang antar rantai molekul.
4. Adapun proses pengerjaan termosetting antara lain cetak tekan, cetak transfer,
cara injeksi bahan termosett, spraying dan pengecoran.

3.2 Saran

Untuk membuat makalah yang lebih baik lagi ke depannya, diharapkan agar
penulis lebih banyak menemukan sumber-sumber yang terkait dengan judul makalah.
Hal itu bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis sehingga dapat
lebih mendalami materi yang terkait. Selain itu, juga diharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca terkait isi makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sari, D, Y., dkk. 2021. Pemanfaatan Limbah Biji Durian (Durio Zibethinus Murr)
Sebagai Bahan Baku Pembuatan Plastik Biodegradable. Jurna univ pgri
palengbang. 6(2)
Tim Penyusun.2012.BAHAN KONSTRUKSI KIMIA TK 081406. Politeknik Negeri
Sriwijaya.Palembang
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi-polimer/polimer-
termoplastik-dan-termosetting/
http://www.chem-is-try.org/kategori/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi-polimer/

17

Anda mungkin juga menyukai