Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

OLEH MAHASISWA MELALUI KULIAH KERJA NYATA DARING


(KUKERTA-DR) BERBARIS PEMBERIDAYAAN PADA MASYARAKAT

PENYULUHAN DAN BIMBINGAN KEPADA ANAK USIA DINI DI DESA


GEDANG TERHADAP PENTINGNYA MENGIKUTI KETERTIBAN HUKUM
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI MELALUI MEDIA WAFAGRAM
(WHATSAPP, FACEBOOK, INSTAGRAM) PADA MASA PANDEMI COVID-
19

DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN :

DR. NUR RUSLIAH, S.Si, M.Si

MAHASISWA

MIZA WALENIA

NIM : 1810102064

JURUSAN : HUKUM EKONOMI SYARIAH

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Manusia dilahirkan mempunyai sifat, karakter, bakat, kemauan, dan
kepentingan yang berbeda-beda satu sama lain. Sebagai makhluk sosial, manusia
saling membutuhkan satu sama lain dalam  kehidupan bermasyarakat.Lingkungan
masyarakat merupakan tempat untuk mengembangkan manusia itu sendiri dalam
bekerja sama, bergaul, dan mencari nafkah guna memenuhi kebutuhannya.
Namun, karena perbedaan kepentingan dan kemauan seseorang dengan yang
lainnya seringkali terjadi benturan yang menimbulkan konflik dalam masyarakat.
Hal ini dapat menimbulkan lingkungan pergaulan yang tidak harmonis, tidak
tertib, tidak tenteram, dan tidak aman. Karena itu, untuk mencegah terjadinya hal-
hal negatif tersebut diperlukan suatu hukum yang mengatur pergaulan dan
mengembangkan sikap kesadaran hukum untuk menjalani kehidupan antar
masyarakat.
Kesadaran hukum dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang atau suatu
kelompok masyarakat kepada aturan-aturan atau hukum yang berlaku.Kesadaran
hukum sangat diperlukan oleh suatu masyarakat. Hal ini bertujuan agar ketertiban,
kedamaian, ketenteraman, dan keadilan dapat diwujudkan dalam pergaulan antar
sesama. Tanpa memiliki kesadaran hukum yang tinggi, tujuan tersebut akan
sangat sulit dicapai.
Dikalangan pelajar pun demikian, contoh saja terjadinya
perkelahian/ tawuran antar pelajar karena kurang tumbuhnya kesadaran pelajar
terhadap hukum. Akibat lemahnya kesadaran hukum, kehidupan masyarakat akan
menjadi resah dan tidak tenteram. Oleh karena itu, kita hendaknya
mengembangkan sikap sadar terhadap hukum.
Kesadaran hukum perlu ditanamkan sejak dini yang berawal dari
lingkungan keluarga, yaitu setiap anggota keluarga dapat melatih dirinya
memahami hak-hak dan tanggung jawabnya terhadap keluarga, menghormati hak-
hak anggota keluarga lain, dan menjalankan kewajibannya sebelum menuntut
haknya. Apabila hal ini dapat dilakukan, maka ia pun akan terbiasa menerapkan
kesadaran yang telah dimilikinya dalam lingkungan yang lebih luas, yaitu
lingkungan masyarakat dan bahkan negara.
Faktor yang mempengaruhi kesadaran hukum yang pertama adalah
pengetahuan tentang kesadaran hukum. Peraturan dalam hukum harus disebarkan
secara luas dan telah sah. Maka dengan sendirinya peraturan itu akan tersebar dan
cepat diketahui oleh masyarakat. Masyarakat yang melanggar belum tentu mereka
melanggar hukum. Hal tersebut karena  bisa jadi karena kurangnya pemahaman
dan pengetahuan masyarakat tentang kesadaran hukum dan peraturan yang
berlaku dalam hukum itu sendiri.
Faktor yang mempengaruhi kesadaran hukum selanjutnya adalah tentang
ketaatan masyarakat terhadap hukum. Dengan demikian seluruh kepentingan
masyarakat akan bergantung pada ketentuan dalam hukum itu sendiri. Namun
juga ada anggapan bahwa kepatuhan hukum justru disebabkan dengan adanya
takut terhadap hukuman ataupun sanksi yang akan didapatkan ketika melanggar
hukum. Dijelaskan lagi secara singkat bahwa indikator pertama adalah
pengetahuan hukum. Seseorang mengetahui bahwa perilaku-perilaku tertentu itu
telah diatur oleh hukum.
Dengan adanya kesadaran hukum ini kita akan menyaksikan tidak adanya
pelanggaran sehingga kehidupan yang ideal akan ditemui. Lembaga pendidikan
formal, informal dan non formal perlu diajak bersama-sama mengembangkan
kesadaran dan kecerdasan hukum sejak dini. Pendidikan hukum tidak terbatas
hanya pendidikan formal di bangku sekolah saja. Namun juga dapat dilakukan di
luar bangku sekolah. Pembelajaran mengenai hukum sejak dini harus diajarkan
kepada anak-anak. Agar nantinya tertanam dalam diri mereka rasa kebutuhan akan
peraturan hukum. Sehingga kesadaran hukum akan terbentuk sejak dini.

Oleh karena terjadinya banyak permasalahan hukum di desa yang menjadi


tempat penelitian penulis, namun dengan adanya wabah pandemi, penulis
memanfaatkan berbagai sosial media untuk menyebarkan maklumat dan pesan.
Dan dikarenakan adanya wabah ini anak-anak akan lebih banyak menghabiskan
waktu di rumah sahaja sehinga rentan terjadiya masalah hukum. Oleh yang
demikian, maka penulis simpulkan bahwa aspek hukum harus ditekankan dan
diberi bimbingan sejak anak usia dini untuk mengambil judul “PENYULUHAN
DAN BIMBINGAN KEPADA ANAK USIA DINI DI DESA GEDANG
TERHADAP PENTINGNYA MENGIKUTI KETERTIBAN HUKUM
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI MELALUI MEDIA WAFAGRAM
(WHATSAPP, FACEBOOK, INSTAGRAM) PADA MASA PANDEMI
COVID-19.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas dapat ditarik beberapa permasalahan yaitu:

1. Bagaimana untuk menerapkan masyarakat lebih-lebih lagi kepada anak usia


dini yang patuh dan disiplin terhadap hukum.

2. Bagaimana menyebarkan maklumat dan pesan kepada orang ramai karena


adanya halangan karena pandemi covid-19.

3. Bagaimana cara untuk membendung terjadinya masalah hukum terhadap anak-


anak usia dini dan masyarakat di desa.

1.3. TUJUAN MASALAH

1. Dapat menerapkan masyarakat lebih-lebih lagi kepada anak usia dini yang
patuh dan disiplin terhadap hukum.

2. Dapat menyebarkan maklumat dan pesan kepada orang ramai karena adanya
halangan karena pandemi covid-19.

3. Dapat mengetahui cara untuk membendung terjadinya masalah hukum terhadap


anak-anak usia dini dan masyarakat di desa.

1.4. MANFAAT PENELITIAN


Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan kkn ini adalah :

1. Bagi Mahasiswa.

a) Dapat menambah pengetahuan tentang bidang ilmu yang diterima selama


perkuliahan dan dapat menyebarluaskan kepada masyarakat.

b) Dapat memperoleh pengalaman karena mahasiswa melakukan pengamatan


langsung ke lapangan.

c) Dapat menambah kenalan dan dapat mengeratkan hubungan silaturahim


bersama warga dan masyarakat.

2. Bagi Masyarakat

a) Dapat menambah pengetahuan tentang kepentingan hukum dan dapat


menghindar terjadinya masalah hukum di desa.

b) Dapat melahirkan masyarakat yang aman dan makmur karena aspek


hukum telah ditekankan kepada anak usia dini.
BAB II

TEORI DAN PENDEKATAN


A. TEORI PENELITIAN

Dalam perkembangannya, untuk saat ini umur sekolah anak-anak usia dini
menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional ditentukan usia 0–6 tahun dimana dinyatakan usia ini sering dikatakan
golden age (usia emas) maksudnya usia yang paling tepat untuk dibentuk
pribadinya terutama yang berkaitan dengan agama, norma, nilai, kecerdasan (akal,
budi/hati, raga dan rasa), kedisiplinan, toleransi dan lain–lain. Dari beberapa
pendapat para ahli bahwa masa emas anak usia dini adalah masa yang penting
dalam pembentukan aspek-aspek yang mendukung kehidupannya setelah dewasa
nanti, maka pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia mulai berkembang
pesat. Dan hal tersebut diikuti dengan bertambahnya kualitas kemampuan dan
kuantitas guru PAUD.

Tidak hanya guru, semua pihak mempunyai tanggungjawab dalam


memberikan pembelajaran kepada anak usia dini, baik di lingkungan keluarga,
sekolah ataupun di lingkungan yang lebih luas yaitu lingkungan masyarakat,
melalui rancangan proses pembelajaran yang terintegrasi satu sama lain dengan
bidang-bidang yang luas, seperti halnya agama, psikologi, antropologi, biologi,
kebudayaan, hukum dan kebijakan, dan sebagainya. Aspek-aspek yang
bersentuhan secara langsung dengan masyarakat, secara spesifik, tentunya
membutuhkan model pendidikan yang kompleks dan harus terstruktur dengan
baik, seperti misalnya narkoba, lalu lintas, hukum agama dan sebagainya.

Secara umum guru-guru anak usia dini belum mampu menjelaskan secara
terstruktur proses pembelajaran nilai-nilai hukum secara umum, dan orangtua
murid juga belum mampu mengidentifikasi nilai-nilai hukum yang akan diajarkan
kepada anaknya. Dengan kondisi tersebut, masih dibutuhkan rancangan
pembelajaran nilai-nilai hukum secara umum kepada anak usia dini yang
terstruktur dengan baik dan benar, dengan tujuan internalisasi nilai-nilai hukum
sejak dini, sehingga masyarakat yang tertib hukum akan lebih cepat terbentuk.

Fokus penelitian ini mengenai model pembelajaran aspek hukum untuk


anak usia dini, dengan harapan untuk internalisasi dan peningkatan pemahaman
nilai-nilai hukum sejak dini, sehingga anak usia dini mampu mengenal dan
mengetahui nilai-nilai hukum baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
B. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang


bertujuan untuk memahami konteks alami dan memahami subjek penelitian secara
mendalam dan bersifat interpretatif, artinya mencari temukan fakta. Metode
pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif naturalistik.

Metode ini dipilih karena peneliti ingin melihat langsung berbagai


kenyataan dilapangan yang dilakukan subjek penelitian tanpa menambah atau
merubah peristiwa yang terjadi dilapangan atau berusaha memahami perilaku
subjek penelitian dari segi kerangka berpikir maupun bertindak dari subjek
penelitian itu sendiri. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a) wawancara,
b) observasi,
c) pendekatan,
d) dan analisis dokumentasi.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan model Miles & Huberman.
Menurut Miles dan Huberman ada 4 (empat) macam kegiatan dalam analisis data
kualitatif, yaitu:

a) pengumpulan data,
b) reduksi data,
c) model data
d) dan penarikan/verifikasi kesimpulan,
BAB III
METODE KEGIATAN
A. Lokasi Kegiatan

Penelitian dilakukan di Desa Gedang, Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.

B. Tempat Penelitian

Tempat : Desa Gedang, Kota Sungai Penuh

Waktu : 19 Mei -19 Juli 2021

C. Tema Kegiatan

Penyuluhan dan bimbingan terhadap anak usia dini di desa Gedang


terhadap pentingnya mengikuti ketertiban hukum dalam kehidupan sehari-hari
pada masa pandemi Covid-19.

D. Sasaran Kegiatan

1. Masyarakat Desa Gedang


2. Orang Tua dari anak anak dan pelajar di desa Gedang.
3. Anak-anak sekolah yang berada di lingkungan warga desa Gedang.

E. Jenis Kegiatan

Dalam mengatasi masalah hukum yang banyak terjadi di desa penelitian


yang peneliti lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek hukum harus
ditekankan dan diajarkan kepada anak-anak usia dini dalam kehidupan mereka
sehari-hari agar mereka sentiasa disiplin dan patuh terhadap hukum. Di samping
itu, karena terjadinya wabah, anak-anak banyak berada di rumah sehingga rentan
dengan terjadinya masalah hukum. Hal ini karena, anak-anak mudah berpengaruh
dengan perkara-perkara yang berada di sekitar mereka. Terdapat beberapa metode
dapat dilakukan yaitu dengan metode eksperimen, diskusi, wawancara, serta
bimbingangan dan penyuluhan kepada masyarakat dan anak usia dini dalam
mengatasi terjadinya masalah hukum di desa.

F. Tahapan Kegiatan

1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, yang harus diperhatikan pertama sekali


adalah mencari permasalahan dan apa yang diperlukan oleh suatu desa untuk
mempermudahkan proses penelitian. Seterusnya, setelah memperoleh
permasalahan, peneliti mengkaji latar belakang dari permasalahan tersebut untuk
mencipakan judul, disini peneliti mengambil judul “penyuluhan dan bimbingan
terhadap anak usia dini terhadap pentingnya mengikuti pendekatan hukum dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam mencapai tujuan akhir dari permasalahan ini,
nantinya peneliti akan mewanacara beberapa warga masyarakat dan beberapa
orang siswa. Kemudian peneliti akan mencari cara dalam memberikan bimbingan
dan penyuluhan kepada anak usia dini agar mereka mengetahui hukum sejak kecil
dan dapat menghindarkan terjadinya masalah hukum.

2. Tahap Pelaksanaan

a). Memberikan sosialisasi dan pendedahan terhadap orang tua dan masyarakat
bagaimana untuk mengedukasikan anak-anak.

Hal ini dilakukan karena dengan adanya pandemi di era ini, anak-anak
lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, sehingga mereka lebih udah terdedah
kepada faktor lingkungan dan berpengaruh terhadap hal-hal yang bertentangan
dengan hukum. Oleh yang demikian, peran orang tua amat penting dalam
mengedukasikan anak-anak mereka.

b). Melalukan diskusi dengan guru yang mengajar terhadap pelaksanaan


mengatasi terjadinya masalah hukum dan bagaimana cara untuk memberikan
edukasi kepada anak usia dini agar mereka lebih terbuka dan mengetahui hal-hal
yang bertentangan dengan hukum.
c). Membentuk pamflet atau poster yang dipenuhi dengan gambar-gambar yang
menerangkan cara pencegahan terjadinya hal kejahatan seterusnya
memberikannya kepada anak-anak dan orang ramai.

Pembentukan pamflet dan poster ini dilakukan karena anak-anak lebih


tertarik dan memahami dengan adanya gambar.

PENUTUP

Kegiatan ini akan berlangsung selama jadwal KKn dimulai dan selesai, selama
kegiatan ini berlangsung, semoga dapat menyelesaikan permasalahan tentang
pemberian penyuluhan dan edukasi serta bimbingan kepada anak usia dini
terhadap pendekatan hukum dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam era
pandemi.

Demikian proposal program kerja ini dibuat sebagai kerangka acuan singkat
mengenai Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja nyata (KKn) dalam rangka
mendapatkan bantuan yang lebih baik dari berbagai pihak. Kepada semua pihak
yang telah dan akan membantu kegiatan ini, kami mengucap kan terimakasih atas
partisipasinya. Semoga segala bantuan dan amal usaha dari semua pihak yang
bersangkutan diberi limpahan balasan dari Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai