Oleh :
(1511519032)
PRODI D3 TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK
2021
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Jenis tenaga kerja ini, biasanya di geluti oleh kaum muda seperti
mahasiswa yang sedang magang atau memiliki pekerjaan sampingan, mulai dari
bekerja di cafe, restoran, ataupun bisa bekerja sebagai ojek online. Tenaga kerja
dalam basis ini dapat dianggap setengah menganggur dan memiliki waktu kerja di
bawah 35 jam setiap minggu.
Jenis tenaga kerja ini, dapat di pengaruhi oleh keadaan. Keadaan tersebut
memaksa jenis tenaga kerja ini tidak memiliki pekerjaan, misalnya rendahnya
kompetensi tenaga kerja tersebut, korban pemutusan hubungan kerja (PHK), dan
memang sengaja atau malas untuk bekerja. Tenaga kerja jenis ini yang menjadi
masalah yang harus di atasi bagi setiap negara. Dengan solusi, harus membuka
pelatihan-pelatihan soft skill bagi mereka yang tidak memiliki keahlian, dan
memperbanyak lapangan pekerjaan dan juga mempermudah proses seleksi tenaga
kerja-Nya. Tenaga kerja ini memiliki jam kerja 0 > 1 jam dalam seminggu dan
3
bisa di bilang hampir tidak memiliki jam kerja, karena memang tenaga kerja ini di
isi oleh pengangguran.(Nuraulian, 2017)
Namun di sisi lain, konsep tenaga kerja ini menjadi luas. Berikut tinjauan atau
konsep ketenagakerjaan secara umum, antara lain :
Angkatan kerja dapat didefinisikan sebagai bagian dari angkatan kerja yang
setiap orang dapat berpartisipasi atau ingin berpartisipasi dalam produksi barang
dan jasa, sehingga dapat didefinisikan jika angkatan kerja adalah penduduk yang
kegiatan utamanya bekerja ataupun sedang mencari kerja. Pekerja dikatakan
masuk dalam tipe ini bila bekerja minimal 1 jam selama seminggu dan selebihnya
untuk kegiatan produktif dan 1 jam di minggu berikutnya.
Pada bagian ini penduduk yang aktif secara ekonomi atau produktif tidak
dinilai sebagai penduduk yang berusia 15 tahun ke atas, tetapi kegiatan utamanya
adalah sekolah atau mengurus pekerjaan rumah tangga dan sejenisnya. Orang-
orang yang termasuk dalam golongan ini memiliki waktu kerja minimal 1 jam per
minggu, karena mereka berkonsentrasi pada kegiatan utama mereka, yaitu sekolah
atau rumah tangga. Kita dapat mengatakan bahwa individu ini adalah bukan
bagian dari angkatan kerja. (Prasetya, 2017)
Ada definisi lain dari para pakar tentang tenaga kerja, bagi Sumarsono, tenaga
kerja mempunyai makna ialah selaku orang yang bersedia untuk bekerja.
Penafsiran tenaga kerja tersebut meliputi mereka yang bekerja untuk dirinya
sendiri maupun keluarga dan tidak menerima bayaran berbentuk upah ataupun
mereka yang bersedia bekerja serta sanggup untuk bekerja tetapi tidak terdapat
peluang kerja sehingga terpaksa menganggur. (Nuraulian, 2017).
Setiap insan di dunia ini terlahir dengan memiliki hak yang di mana hak
tersebut dapat di sebut sebagai hak asasi manusia atau yang lebih di kenal sebagai
hak yang sudah ada sejak manusia di lahirkan. Begitupun tenaga kerja, sebagai
seorang insan yang bekerja di sebuah instansi maupun non instansi. Tenaga kerja
juga memiliki hak, namun untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa saja hak
tenaga kerja, terlebih dahulu harus memahami apa yang di maksud hak dalam
onteks umum. Hak dapat diartikan sebagai sebuah hal yang wajib ada atau
dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini. Hak juga bisa di dapat setelah seseorang
mengerjakan kewajibannya. Maka dari itu, setiap tenaga kerja pasti akan
mendapatkan hak nya berupa gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya setelah dia
menyelesaikan kewajibanya yaitu bekerja. Hak tersebut yang berupa gaji, akan di
dapat yang biasanya gaji akan keluar 1 bulan sekali ataupun 2 bulan sekali untuk
pekerja formal. Namun untuk pekerja seperti influencer atau pengusaha, mereka
akan mendapatkan gajinya atau hak nya itu secara tidak menentu. Terkadang bisa
di dapat secara per jam, per unit, per penumpang, per hari, per minggu, dan
sebagainya. Selain gaji, hak tenaga kerja juga dapat berupa perlindungan,
pelatihan, dan perlakuan yang sama di mata hukum.
pun akan di peroleh. Definisi yang tepat untuk kewajiban ini yakni suatu hal yang
wajib dan sesuatu yang harus di lakukan. Kewajiban sebagai seorang tenaga kerja
tergantung dari profesi apa yang di geluti dan dimana dia bekerja. Semakin tinggi
dan beresikonya kewajiban, maka semakin tinggi hak yang akan di peroleh. Tapi
semakin tinggi kewajiban, maka banyak hal yang akan di korbankan, entah itu
waktu bersama keluarga, waktu tidur yang kurang, dan sebagainya. Terkadang
ketika seorang tenaga kerja melamar kerja dan di awal dia bekerja, dia memiliki
kewajiban atau tugas yang ringan. Namun, semakin lama dia bekerja tantangan
atau kewajibannya pun akan bertambah besar. Hal tersebut bisa di sebabkan
karena naik jabatan dan hak yang akan di dapatkan pun akan semakin baik. Maka
dari itu, hak dan kewajiban akan saling terkait di mana pun dan kapan pun.
Setiap hal di dunia ini, nyatanya mempunyai bermacam identitas atau ciri-
ciri. Begitu juga dengan tenaga kerja. Identitas atau ciri-ciri tenaga kerja tidak
lepas dari kegiatan yang di lakukan tenaga kerja tersebut. Sitanggang serta
Nachrowi, membagikan identitas atau ciri-ciri tenaga kerja yang antara lain:
1. Tenaga kerja biasanya ditemukan di pasar tenaga kerja dan biasanya tersedia
untuk digunakan dalam produksi barang atau jasa. Kemudian industri dan
penerima tenaga kerja merekrut pekerja ke pasar tenaga kerja. Jika para pekerja
tersebut telah bekerja, mereka akan diberikan kompensasi berupa upah dan
pendapatan.
2. Tenaga kerja terampil, yaitu keahlian sumber daya manusia (SDM) yang
dibutuhkan di setiap industri untuk memajukan industri.
Tenaga kerja ini terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk
yang aktif secara ekonomi mengacu pada pekerja, penduduk usia kerja yang
bekerja atau tidak bekerja dan, sedang mencari pekerjaan. Tenaga kerja ini terdiri
dari 2 golongan, yaitu:
1. Kelompok kerja, yaitu mereka yang bekerja dengan tujuan memperoleh gaji
serta memperoleh penghasilan dan keuntungan, baik yang bekerja penuh maupun
tidak.
2. Kelompok pengangguran, yaitu mereka yang tidak bekerja dalam jangka waktu
tertentu dan sedang aktif mencari pekerjaan atau mereka yang pernah bekerja
tetapi menganggur karena kontraknya telah habis atau pemutusan hubungan kerja.
Kelompok yang dimaksud adalah tidak aktif, yaitu pekerja atau penduduk usia
produktif yang tidak bekerja, tidak memiliki pekerjaan dan tidak lagi mencari
6
pekerjaan, yaitu orang yang sibuk sekolah (siswa, siswa), mengerjakan pekerjaan
rumah (yaitu ibu yang melakukan pekerjaan rumah). bukan wanita karir), dan juga
menerima penghasilan, tetapi bukan berupa penghasilan, melainkan penghasilan
dari orang lain (pensiun, penyandang disabilitas yang berdonasi). Pekerjaan dapat
ditawarkan kepada kedua kelompok angkatan kerja kapan saja. Itulah sebabnya
kelompok ini sering disebut sebagai angkatan kerja potensial. Fakta tersebut juga
menunjukkan bahwa kini tidak lagi semua pegawai dan warga usia produktif siap
bekerja, karena sebagian dari mereka masih pelajar, mengurus keluarga dan
lainnya sebagai penerima penghasilan. Variasi individu yang bersedia bekerja dan
orang yang tidak sedang tidak bekerja, juga didorong oleh situasi setiap keluarga,
situasi keuangan dan sosial, dan situasi pasar tenaga kerja itu sendiri. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja di Indonesia sebagai
penduduk berusia 15 tahun ke atas yang berpartisipasi dalam proses kerja sebagai
cara untuk menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan.(Nuraulian,
2017)
5. Karyawan wanita harus mengambil cuti 1,5 bulan selama hamil dan memasuki
bulan ingin melahirkan sesuai dengan perhitungan bidan dan dokter. (Pasal 82)
10. Pekerja yang baru saja mengalami keguguran kandungan berhak atas istirahat
atau cuti selama satu setengah bulan sesuai dengan surat keterangan dari dokter
kandungan atau bidan. (Pasal 82)
11. Setiap spesialis/pekerja perempuan yang merasa kurang sehat selama periode
haid dan memberitahukan organisasi/perusahaan, bahwa mereka tidak
berkewajiban untuk masuk pada hari pertama dan kedua siklus haid. (Pasal 81
ayat 1).(KEMENPERIN, 2003)
Dari aturan atau kebijakan tersebut, di harapkan ini menjadi aturan yang wajib di
taati oleh setiap pekerja, perusahaan, dan pemerintah.
Jika hak tenaga kerja telah di atur dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, begitu juga dengan kewajiban tenaga kerja. Kewajiban tenaga
kerja sebagaimana yang di atur dalam undang-undang tersebut, memuat tugas dan
hal yang harus di jalani atau diberikan tenaga kerja kepada pengusaha atau
perusahaan. Berikut kewajiban-kewajiban tenaga kerja yang tercantum alam UU
No. 13 Tahun 2003.
Tingginya kesempatan kerja yang terbuka dalam suatu ruang akan mempengaruhi
perbaikan keuangan di suatu wilayah, sehingga jumlah penduduk Indonesia yang
besar akan melegitimasi perkembangan laju pembangunan ekonominya.
Kesempatan kerja terbuka yang dapat diakses dan digunakan untuk melegitimasi
jalannya kemajuan ekonomi dapat dilakukan yakni interaksi dengan menyiratkan
bahwa baik bukaan bisnis dan peluang dapat diakses untuk bekerja ada dari setiap
kegiatan ekonomi.
Pembukaan kesempatan kerja dapat dilakukan jika ada minat untuk bekerja di
pasar kerja, sehingga kesempatan kerja tersebut dibuat sebagai permintaan dari
minat untuk bekerja. Tambunan mendefinisikan kesempatan kerja selaku,
pekerjaan yang telah diisi atau masih kosong. Dari lapangan pekerjaan yang
kosong, terdapat kebutuhan yang menunjukkan adanya lowongan pekerjaan bagi
individu-individu yang menganggur. Jumlah lowongan kerja yang kosong
dibutuhkan oleh suatu industri yang bergantung pada berbagai perspektif, di
antaranya yang paling signifikan adalah tujuan usaha dan perkembangan hasil
usaha, dan biaya kerja dan upah yang harus dibayar. Berbagai bagian produksi
seperti modal sebagai barang dagangan. Perpanjangan lowongan kerja yang
bermanfaat tidak berarti hanya membuka pintu terbuka bisnis baru. Namun juga
berupaya untuk meningkatkan efisiensi kerja yang umumnya diselaraskan dengan
pengaturan upah yang layak, sepadan dengan apa yang telah dikerjakan oleh
9
masing- masing pekerja. Pada dasarnya ada 2 tata cara yang bisa ditempuh untuk
memperluas kesempatan kerja, antara lain.
1. Pengembangan industri yang utama yakni padat akan karya yang dapat
merekrut banyak tenaga kerja yang terampil dalam proses produksi; dan
Dari sensus penduduk tahun 2000, lapangan pekerjaan dapat dikatakan sebagai
bidang aktivitas dari usaha/ industri/ lembaga dimana seorang bekerja ataupun
sempat bekerja atau lapangan kerja sebagai bidang aktivitas dari pekerjaan/ usaha/
industri/ kantor/ tempat seorang bekerja. Lapangan pekerjaan ini dipecah dalam
10 bagian, yakni terdiri dari 5 sub zona pertanian serta 5 zona yang lain.
1. Zona pertanian:
10
b) zona perkebunan
c) zona perikanan
d) zona peternakan
3. Zona perdagangan
4. Zona jasa
5. Zona angkutan
Dari setiap zona bisnis, pekerja benar-benar akan di serap oleh perusahaan.
Individu yang inovatif dan benar-benar memiliki arah untuk mencari suatu jenis
pekerjaan serta dapat melihat kapasitas dan posisi yang terbuka dari berbagai
bidang pekerjaan, hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha.
Terbentuknya lapangan kerja dan perluasan efisiensi di bidang-bidang yang terus
membawa perkembangan untuk meningkatkan upah bagi masyarakat yang
bersangkutan. Strategi yang mengarah pada pertumbuhan lapangan pekerjaan dan
perluasan efisiensi kerja dapat ditemukan dalam pendekatan mengenai alokasi gaji
dan pembayaran untuk pekerja. Salah satu aturan dalam pembukaan lapangan
pekerjaan adalah dengan melakukan pembuktian yang dapat dikenali, dengan
menggarisbawahi jumlah angkatan kerja, selain itu juga posisi dan karakterisasi
antar wilayah, antar kawasan, antar masyarakat perkotaan/pedesaan, dan lain-lain.
Kebijakan pemerintah tentang lapangan pekerjaan mencakup upaya untuk
mendesak perkembangan serta ekspansi peluang kerja di tiap wilayah, dan
pertumbuhan serta mutu angkatan kerja yang ada supaya dapat digunakan segala
kemampuan pembangunan di tiap wilayah. Berawal dari pendekatan ini, sehingga
untuk mengatasi isu perluasan lowongan pekerjaan dan pengurangan
pengangguran, sesuai UU no. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
menyatakan bahwa penting untuk melakukan pendekatan untuk membentuk
program, baik secara langsung maupun tidak langsung dan memberdayakan
pembentukan lowongan kerja dan mengurangi pengangguran.(Nuraulian, 2017)
11
Definisi guru menurut UU No.14 Tahun 2005 tentang Dosen dan Guru, bahwa
definisi guru yakni sebagai tenaga ahli yang dalam kewajiban pokoknya, yaitu
mengajar, membimbing, mengarahkan, dan mengkoordinir anak didiknya secara
khusus, baik dalam sekolah dasar, menengah, atau atas.(Goethals et al., 2005)
Sebagai instruktur dan perancang pengajaran merujuk pada tugas instruktur yakni
membuat perancangan pendidikan, yang antara lain yakni membuat RP
(Rancangan Pembelajaran). Selaku instruktur pengajaran merujuk pada tugas guru
yakni mengelola aktivitas pendidikan, seperti halnya dalam mengelola kelas
akhirnya pendidikan diselenggarakan secara efektif serta tepat guna. Sebaliknya
kedudukan guru selaku evaluator merujuk pada tugas guru yakni melaksanakan
evaluasi terhadap penerapan pendidikan sehingga terbentuknya tingkatan capaian
pendidikan ataupun hasil belajar peserta didik.
12
b. Pendidik sebagai model atau contoh yang baik, dikaitkan dengan bidang studi
(mata pelajaran) yang diajarkannya sebagai sesuatu yang penting dan dapat digali
dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik harus menjadi contoh yang baik atau
pemandu sejati untuk melatih kelebihan dalam bidang studi (mata pelajaran) yang
mereka ajarkan. Khususnya dalam bidang penyelidikan moral, kepercayaan diri,
kerapian, dan lain-lain. Pengajar yang bersangkutan diwajibkan untuk dapat
menunjukkan keagungan etika, kepercayaan diri, dan kerapian yang ia miliki
dalam memberikan wawasaan kepada murid-muridnya. Cobalah untuk tidak
menegur (siswa) yang bertindak tidak baik jika pendidik belum menunjukkan
kualitas yang diajarkan oleh bidang studi (mata pelajaran) yang diuraikan sebagai
bagian dari karakternya.
Guru sebagai pekerja pasti memiliki hak yang layak diakui sebagai pekerja.
Hak ini diatur dalam undang-undang, khususnya UU No. 14 Tahun 2005. Tentang
Dosen dan Guru, antara lain.
2. Pasal 14 ayat 1 antara lain memuat 11 hak untuk guru, antara lain.
Selain memiliki hak, pengajar juga memiliki kewajiban yang diatur oleh
uu, khususnya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Dosen dan Guru antara lain.
B..Pengajar berkewajiban untuk berperan secara adil serta tidak merugikan dan
membahas pada jenis kelamin, agama, ras, asal negeri, latar keluarga, serta status
sosial siswa.
D..Pengajar wajib menaati hukum dan pedoman, serta kode etik guru dalam
pembelajaran.
SUMBER REFERENSI