Anda di halaman 1dari 2

Ascariasis

1. Latar belakang
Ascariasis atau infeksi cacing usus adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya
cacing usus ke dalam tubuh manusia. Infeksi ini disebabkan oleh soil-transmitted helminths
(sth) spesies ascaris lumbricoides, ancylostoma duodenale, necator americanus, dan
trichuris trichuria pada anak-anak. Pada anak-anak penyakit ini dapat menyebabkan
timbulnya malaise yang bisa mempengaruhi kemampuan belajar, dan dapat menyebabkan
malnutrisii yang bisa mengganggu pertumbuhan.
Penyakit ascariasis yang ditransmisikan melalui tanah (sth) menyebar luas pada
daerah tropis dan merupakan masalah kesehatan umum indonesia. Prevalensi terbanyak
ditemukannya penyakit ini yaitu pada anak balita usia sd.
Terdapat lebih dari 1 milyar jumlah orang di dunia yang terkena penyakit ascariasis.
Penyakit askariasis atau disebut jugan dengan cacing gelang dapat ditemukan diseluruh area
tropisdi dunia, dan hampir populasinya memiliki sanitasi yang buruk. Telur cacing ini bisa
ditemukan di tanah yang terkontaminasi oleh feses. Kurang pemakaian jamban
menimbulkan pencemaran tanah dengan tinja di sekitar rumah, di bawah pohon, di tempat
mencuci, dan tempat pembuangan sampah. Telur bisa hidup hingga bertahun-tahunpada
feses, selokan, tanah yang lembab. Di jakarta angka infeksi askariasis pada tahun 2000
adalah sekitar 62,2 %, dan telah mencapai 74,4%-80% pada tahun 2008.
2. Pengertian
Ascariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh masuknya cacing usus ke
dalam tubuh manusia. Infeksi ini disebabkan oleh soil-transmitted helminths (sth) spesies
ascaris lumbricoides, ancylostoma duodenale, necator americanus, dan trichuris trichiura
pada anak-anak di negara berkembang.
3. Transmisi penularan
Penularan ascariasis dapat melalui beberapa jalan yaitu masuknya telur yang infektif ke
dalam mulut bersama makanan atau minuman yang tercemar, tertelan telur melalui tangan
yang kotor dan terhirupnya telur bersama debu udara dimana telur infektif tersebut akan
menetas pada saluran pernapasan bagian atas, dan kemudian menembus pembuluh darah
dan memasuki aliran darah.
4. Gejala klinis
Kelainan yang terjadi pada tubuh penderita terjadi akibat pengaruh migrasi larva dan
adanya cacing dewasa. Pada umumnya orang yang terkena infeksi tidak menunjukkan
gejalan, tetapi dengan jumlah cacing yang besar terutama pada anak-anak akan
menimbulkan kekurangan gizi, selain itu cacing juga dapat mengeluarkan cairan toksik
sehingga terjadi gejalaseperti demam typhoid yang disertai tanda alergi seperti urtikaria,
odema diwajah, konjungtivitis dan iritasi pernapasan bagian atas.
Ada kalanya askariasi menimbulkan manifestasi beratdan gawat dalam beberapa keadaan
sebagai berikut :
a. Bila sejumlah besar cacing menggumpal menjadi suatu bolus yang menyumbat
rongga usus dan menyebabkan gejala abdomen akut;
b. Pada migrasi ektopik dapat menyebabkan masuknya cacing ke dalam apendiks,
saluran empedu, terjadi kolik yang berat disusul kolangitis supuratif dan asbes
multipleperadangan terjadi akibat desintegrasi cacing yang terjebak dan infeksi
sekunder.
5. Faktor risiko
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang tertular penyekit askariasi :
a. Tinggal dit tempat yang beriklim hangat
b. Tinggal atau bekerja di lingkungan yang memanfaatkan feses manusia sebagai pupuk
c. Berusia 10 tahun ke bawah, terutama jika tidak rajin mencuci tangan,
6. Upaya pencegahan
Berdasarkan kepada siklus hidup dan sifat telur cacing ini, maka upaya pencegahannya dapat
dilakukan dengan sanitasi yang baik dan tepat guna, hygiene keluarga dan hygiene pribadi
seperti :
A. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
B. Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan dicuci terlebih dahulu
dengan menggunkan sabun dan air mengalir.
C. Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar (mentah) sebagai lalapan, hendaklah dicuci bersih
dengan air mengalir.
D. Mengadakan terapi massal setiap 6 bulan sekali didaerah endemik ataupun daerah yang
rawan terhadap penyakit askariasis.
E. Memberi penyuluhan tentang sanitasi lingkungan.
F. Melakukan usaha aktif dan preventif untuk dapat mematahkan siklus hidup cacing
misalnya memakai jamban/wc.
G. Makan makanan yang dimasak saja.
H. Menghindari sayuran mentah (hijau) dan selada di daerah yang menggunakan tinja
sebagai pupuk.

Daftar Pustaka :

Rasmaliah. 2001. Ascariasis dan Upaya Penanggulangannya. Universitas Surakarta digital


Library.
Ariwati.N. L. 2017. Ifeksi Ascaris Lumbricoides. Bagian parasitology fakultas kedokteran
universitas udayana.

Anda mungkin juga menyukai