Anda di halaman 1dari 10

BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU
Dra. Komariah Pandia, M. Si

DISUSUN OLEH

Hana Trisninda Nainggolan


NIM : 210503076
Kelas : AR-B

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
AKUNTANSI
2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi………………………………………………………………………………… 2
Peta Konsep…………………………………………………………............................... 3
Pembahasan
1. Manajer mumpuni dan simbolis……………………………………………………… 4
2. Budaya organisasi
(karakteristik dan arti penting budaya organisasi)…………………………………… 4 - 5
3. Isu-isu budaya organisasi terkini…………………………………………………….. 6 - 7
4. Lingkungan eksternal organisasi yang bersifat umum dan spesifik…………………. 7 - 9
Daftar Pustaka………………………………………………………………………….. 10

2
PETA KONSEP

1. Manajer mumpuni dan


simbolis

2. Budaya organisasi
(karakteristik dan arti penting
budaya organisasi)

Budaya dan Lingkungan


Organisasi

3. Isu-isu budaya organisasi


terkini

4. Lingkungan eksternal
organisasi yang bersifat umum
dan spesifik

3
PEMBAHASAN

1. Manajer mumpuni dan simbolis

Dalam manajemen ada pendapat bahwa, seorang manajer bertanggung jawab langsung
terhadap kesuksesan dan kegagalan organisasi. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa
suksesnya sebuah organisasi itu terlepas dari manajer. Atau dapat dikatakan bahwa manajer
tidak dapat berbuat apapun demi kesuksesan sebuah organisasi.

Dalam organisasi itu sendiri tentunya memiliki sebuah budaya yang membuat
organisasi tersebut berbeda dari organisasi lain. Selain itu bisa juga sebuah organisasi
membuat suatu budaya yang ditujukan untuk mendukung atau bahkan mencapai tujuan
utamanya. Ada dua pandangan mengenai kedudukan manajer dalam sebuah organisasi:

 Perspektif mumpuni terhadap manajemen (omnipotent view of management)


Pandangan yang dominan dalam icon manajemen dan di kalangan masyarakat umum
adalah para manajer bertanggungjawab secara langsung atas keberhasilan/kegagalan
organisasi yang mereka pimpin dan kualitas manajer menetukan kualitas organisasi.
 Perspektif simbolis terhadap manajemen (symbolic view of management)
Sebagian kalangan berpendapat bahwa hal yang paling menentukan
keberhasilan/kegagalan sebuah organisasi adalah faktor-faktor yang berada di luar
kendali para manajer, seperti kebijakan pemerintah. Manajer hanya lambing
kekuasaan.

2. Budaya organisasi

Budaya organisasi ( organization culture ) telah diketengahkan sebagai nilai – nilai, prinsip,
tradisi, dan cara – cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan
mempengaruhi cara mereka bertindak. Dalam kebanyakan organisasi, nilai – nilai dan praktik
– praktik yang dianut bersama (shared) ini telah berkembang pesat seiring dengan
perkembangan zaman dan benar – benar sangat mempengaruhi bagaimana sebuah organisasi
dijalankan.
Berbagai kajian telah mengungkapkan bahwa ada tujuh dimensi yang menjabarkan budaya
sebuah organisasi . Ketujuh dimensi tersebut adalah perhatian pada detail,orientasi hasil,
orientasi manusia, orientasi tim, agresivitas, stabilitas, inovasi dan pengambilan resiko.

4
Budaya yang Kuat Versus Budaya yang Lemah
Nilai – nilai yang diterima oleh budaya kuat sangat luas sedangkan nilai – nilai yang dianut
oleh segolongan orang saja di dalam organisasi biasanya kalangan manajemen puncak.
Budaya kuat memberikan pesan yang konsisten kepada para karyawan mengenai apa yang
dipandang berharga dan penting sedangkan budaya lemah memberikan pesan yang saling
bertolak belakang mengenai apa yang dipandang berharga dan penting. Pada budaya kuat
para karyawan sangat mengidentikkan jati diri mereka dengan budaya organisasi sedangkan
pada budaya lemah para karyawan tidak begitu peduli dengan identitas budaya organisasi
mereka. Terdapat kaitan yang erat pada budaya kuat di antara penerimaan nilai – nilai dan
perilaku para anggota organisasi sedangkan pada budaya lemah tidak ada kaitan di antara
nilai – nilai dan perilaku para anggota organisasi.
Sangat penting pada sebuah organisasi memiliki budaya yang kuat, alasannya adalah pada
organisasi yang memiliki budaya kuat para karyawan akan memberikan kesetiaannya lebih
besar ketimbang para karyawan dalam organisasi dengan kebudayaan lemah.
Lahir dan Berkembangnya Budaya
Sumber pertama budaya organisasi biasanya adalah visi para pendiri organisasi. Para pendiri
tidak harus terikat dengan kebiasaan – kebiasaan dan pendekatan yang telah ada sebelumnya,
sehingga mereka dapat menegakkan budaya baru dengan cara mengomunikasikan gagasan
mereka tentang seperti apa organisasi yang dianggap ideal terhadap penerusnya.
Setelah budaya organisasi tercipta, praktik – praktik tertentu dalam organisasi dapat
membantu mempertahankannya. Salah satunya adalah dengan seleksi karyawan . Tindakan
manajer puncak juga membawa dampak yang besar terhadap budaya sebuah organisasi. Para
manajer puncak dapat menegakkan norma organisasi yang akan merambat hingga pada
jajaran terbawah dan berdampak positif bagi perilaku karyawan.
Terakhir, para karyawan beradaptasi dengan budaya organisasi melalui sosialisasi. Sosialisasi
merupakan sebuah proses bagi karyawan untuk membantu memahami cara – cara organisasi
menjalankan berbagai pekerjaan.
Cara Karyawan Mempelajari Budaya
1. Cerita
2. Acara – Acara Simbolis (ritual)
3. Simbol – Simbol Kebendaan
4. Bahasa
Budaya Mempengaruhi Para Manajer
Keputusan manajer sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi di mana ia bekerja. Budaya
sebuah organisasi, terutama budaya yang kuat akan memberikan pengaruh dan batasan –
batasan pada para manajer menjalankan fungsi perencanaan, penataan, kepemimpinan, dan
pengendalian.

5
3. Isu-isu budaya organisasi terkini
1. Menciptakan Budaya Beretika
Kandungan dan kekuatan budaya organisasi dapat mempengaruhi iklim etika serta perilaku
etika diantara para anggotanya. Jika budaya itu kuat dan menjunjung tinggi etia, akan timbul
pengaruh positif dan dorongan yang kuat pada para karyawan untuk berperilaku etis.
Budaya organisasi yang paling mungkin menegakkan stkitar etika yang tinggi di kalangan
para anggota organisasi adalah budaya yang memberikan toleransi tinggi terhadap risiko,
memberi ruang bagi agresivitas yang rendah atau sedang-sedang saja, organisasi (dengan
budaya) semacam ini akan mendukung keberanian mengambil risiko dan berinovasi, tidak
akan mendorong maupun terdorong untuk menciptakan iklim persaingan yang berlebihan dan
tak sehat, serta akan mempertimbangkan bagaimana sasaran dicapai selain sasaran apa yang
dicapai.
2. Menciptakan budaya inovatif
Berikut ini adalah ciri-ciri budaya yang inovatif yang terdapat pada sebuah perusahaan:
a. Tantangan dan keterlibatan
Apakah para karyawan terlibat dalam, termotivasi oleh, dan berkomitmen pada sasaran
jangka panjang serta kesuksesa perusahaan?
b. Kebebasan
Dapatkah para karyawan mendefinisikan pekerjaannya sendiri secara independen,
berpendapat secara bebas, dan mengambil inisiatif dalam berbagai aktivitas kerja mereka?
c. Kepercayaan dan keterbukaan
Apakah para karyawan memperihatkan sikap saling mendukung dan menghormati terhadap
satu sama lainnya?
d. Waktu bagi gagasan
Apakah para karyawan diberi cukup waktu untuk menggali lebih jauh ide-ide sebelum
diharuskan mengambil tindakan?
e. Keceriaan/humor
Apakah tempat kerja organisasi bersifat ceria dan menyenangkan?
f. Penyelesaian konflik
Apakah dalam pengambilan berbagai keputusan dan penyelesaian berbagai masalah para
individu lebih mendahulukan kepentingan organisai atau pribadi?
g. Silang pendapat
Apakah para karyawan diperbolehkan untuk mengutarakan pendapat pribadinya dan
mengusulkan gagasan untuk ditinjau serta dipertimbangkan?
h. Pengambilan risiko

6
Apakah para manajer memberikan toleransi terhadap ketidakpastian dan kerancuan serta
apakah para karyawan dihargai atas keberaniannya mengambil risiko?[12]
3. Menciptakan budaya yang tanggap terhadap konsumen
Karyawan harus mampu mengambil inisiatif, bahkan jika itu berada diluar persyaratan
pekerjaan mereka, untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Berdasar pada karakteristik ini,
apa yang dapat dilakukan manajer untuk membuat budayanya menjadi lebih tanggap terhadap
konsumen, mensosialisasikan layanan baru-menghubungi orang-orang pada tujuan dan nilai-
nilai organisasi.
Budaya berorientasi pelanggan meliputi : karyawan yang ramah dan mudah bergaul, aturan
dan prosedur yang kaku serta mengikat, pemberdayaan karyawan, peran dan sasaran yang
jelas, dan karyawan yang termotivasi memuaskan pelanggan.
4. Budaya dan spiritualitas organisasi
Spiritualitas tempat kerja dikenal sebagai orang yag mempunyai kepribadian yang
berkembang dan terus berkembang dengan pekerjaan yang dilakukan didalam komunitas.
Spiritualitas tampaknya menjadi penting sekarang ini untuk beberapa alasan. Karyawan
mencari cara-cara untuk menyeimbangkan stress dan tekanan arus kehidupan yang selalu
berubah.
5. Menciptakan budaya yang mendukung kebhinekaan
Yaitu mempekerjakan orang-orang dengan latar belakang yang heterogen, baik ras, etnik,
usia, jenis kelamin, maupun karakteristik lainnya. Para manajer harus memiliki dan
merenungkan dalam-dalam, apakah budaya organisasinya benar-benar dapat mengayomi
keragaman pandangan, ketimbang hanya terpaku pada sebuah gagasan yang homogen saja.
Kebhinekaan organisasi tidak lagi merupakan sesuatu yang tercipta karena kewajiban
belaka. Dewasa ini, berbagai organisasi kini menyadari bahwa budaya yang mendukung
kebhinekaan akan memberikan banyak dampak positif bagi bisnis, yang diantaranya adalah
mendorong lahirnya solusi atas permasalah yang kreatif dan meningkatkan moral kerja para
karyawan.

4. Lingkungan eksternal organisasi yang bersifat umum dan spesifik


Lingkungan eksternal adalah faktor-faktor dan kekuatan yang berada di luar organisasi
namun mempengaruhi kerja organisasi. Sebuah organisasi tidak lepas dari lingkungan
eksternal. Selain lingkungann internal yang dapat mempengaruhi orgnisasi lingkungan
eksternal juga sangat berpengaruh dalam melaksanakan pekerjaan yang efektif dan efisien.
Lingkungan organisasi selalu berubah-ubah oleh karena itu seorang manajer harus peka
terhapannya, Pemahaman yang buruk terhadap lingkungannya akan mengakibatkan
ketidakpenurunana nilai terhadap organisasi tersebut.
Lingkungan eksternal memiliki dua komponen yaitu lingkungan spesifik dan lingkungan
generic ( umum)
1. Lingkungan Spesifik (Spesific environment)

7
Lingkungan Spesifik (Spesific environment) meliputi kekuatan eksternal yang secara
langsung mempengaruhi keputusan dan tindakan para manajer , dan secara langsung relevan
dengan pencapaian sasaran organisasi. Kekuatan utama yng membentuk lingkungan spesifik
adalah pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok kepentingan dalam masyarakat.
a. Pelanggan (costumer)
Pelanggan merupakan salah satu sumber ketidak pastian dalam perencanaan suatu proses
jalannya organisasi karena selera mereka selalu berubah-ubah. Manajer harus mamapu
melakuka strategi-strategi strategi pemasara dan menganalisis profil langgan pada kondisi
tertentu. Hal tersebut berguna untuk penyetaran terhadap perubahan selera pelanggan.
Perusahaan yang dapat menjawab kebutuhan pelanngannya akan terus berkembang dan
mendapat keuntungan.
a. Pemasok (supplier)
Setiap organisasi sangat bergantung pad sumber-sumber daya yang digunakan dalam proses
produksi , baik sumber daya manusia baik sumber daya alamnya. Para manajer senantiasa
berupaya memastikan kelancaran aliran input (pasokan) dengan biaya yang sekecil-kecilnya.
Terbatasnya sumber daya manusia dan sumber daya alam dapat berpengaruh terhadap
kelancaran aliran input, hal tersebut menjadi kendala bagi manager untk
menetapkan keputusan dan tindakan.
b. Pesaing (competitior)
Semua organisasi pasti mempunyai pesaing, baik itu organisasi berorientasi laba maupun
bukan laba. Para manajer tidak dapat begitu daja mengabaikan pesaing-pesaing
organisasinya. Para manajer harus mempunyai keterampilan untuk membuat inovasi baru
dari produknya.
c. Kelompok kepentingan (Pressure groups)
Para manajer harus mengakui dan mengetahui keberadaan berbagai kelompok kepentingan
dalam masyarakat yang berupaya mempengaruhi tindakan organisasi. Pengancaman, protes
dari sekolompok kepentingan bisa saja terjadi yang akan mengakibatkan manajer harus
mengubah keputusan dan tindakan organisasinya. Sebagai seorang manajer tentu tidak mudah
untuk menerapkan keputusan dan tindakan baru. Keputusan baru yang akan di buat manajer
tentu harus mempertimbangkan hal-hal yang sangat rumit.
2. Lingkungan Generik
Lingkungan umum atau lingkungan generik tidak begitu berpengaruh terhadap organisasi
tidak seperti lingkungan spesifik. Lingkungan generik meliputi kondisi-kondisi ekonomi ,
politik/hukum, social-budaya, demografis, teknologi,dan global secara luas.Walaupun tidak
begitu berpengaruh para manjer harus mempertimbangkan faktor faktor tersebut dalam
menjalankan fungsi perencanaan, penataan, kepemimpinan, dan pengendalian.
a. Kondisi Ekonomi
Para manajer akan selalu terlibat dalam masalah –masalah yang timbul akibat pengaruh
faktor-faktor ekonomi, seperti suku bunga, inflasi, perubahan penghasilan yang dapat
dibelanjakan (disposable income). Gejolak pasar modal, dan siklus bisnis secara umum.

8
Manajer perusahaan harus senantiasa menganalisis dan mendiagnosa faktor-faktor ekonomi
sehingga dapat melakukan peramalan ekonomi dan antisipasi perubahan harga.
b. Kondisi Politik/Hukum
Manajer tidak mungkin mengabaikan peraturan-peraturan dan iklim politik yang di putuskan
oleh pemerintah. Hukum politik yang dibuat oleh pemerintah sebenarnya untuk kelancaran
proses pelaksanaan organisasi seperti menghilangkan pembayaran tidak adil terhadap
karyawan, keputusan untuk memberhentikan PHK dan lain sebagainya. Akan tetapi,
terkadang peraturan tersebut dapat mempersempit ruang gerak dan pilihan manajer dalam
mengelola organisasi, misal keputusan untuk memberhentikan PHK akan membatasi peran
manajer dalam memberhentikan karyawan yang tidak kompeten.
c. Kondisi Sosial-Budaya
Lingkungan sosial kebudayaan suatu masayarakat merupakan pedoman hidup operasi
manajer dalam organisasi. Lingkungan ini mencakup kepercayaan, nilai-nilai, sikap,
pandangan serta pola kehidupan yang dibenruk oleh tradisi, pendidikan, serta agama
kepercayaan dari sekelompok masyarakat tertentu. Para manajer harus menyesuaikan partik-
praktik perusahaan dengan perubahan niliai-nilai, kebiasaan dan selera orang banyak.
d. Kondisi Demografis
Kondisi demografis meliputi berbagai karakteristik kependudukan seperti usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, lokasi geografis, penghasilan, dan komposisi keluarga.
Perubahan karakteristik ini dapat membatasi cara manajer menjalankan perencanaan,
penataan, kepemimpinan, dan pengendalian dalam organisasi.
e. Kondisi Teknologi
Inovasi tekonologi dapat juga menimbulkan persaingan baru dalam industry-industri yang
berbeda, Misal:pengembangan produksi jam Digital elektronik menimbulkan persaingan baru
bagi perusahaan- perusahaan jam mekanik tradisional. Seorang menjer harus bersikap
tanggap terhadap tantangan dan mampu memanfaatkan kesempatan yang ada. Manajer juga
perlu senantiasa menaksir arah perkembangan teknologi dan memperkirakan pengaruhnya
terhadap organisasai atau melakukan peramalan teknologi.
f. Kondisi Global
Globalisasi merupakan komponen eksternal organisasi yang menyajikan kesempatan,
tantangan serta mempunyai potensi menjadi faktor yang berpengaruh langsung pada operasi
perusahan. Para manjer ditantang untuk berhadapan dengan persaingan pasar global yang
semakin meningkat jumlah dan kualitasnya sebagai bagian dari lingkungan eksternal
organisasi. Manajer hendaknya mampu menganalisis dan mengantisipasi untuk kemudian
meletakkan dasar yang kuat dalam menghadapi perkembangan globalisasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/AishaSafira/tugas-mata-kuliah-pengantar-manajemen-53335375
https://www.academia.edu/35158305/Budaya_dan_Lingkungan_Organisasi
http://riskayanty.blogspot.com/2016/05/budaya-perusahaan-dan-lingkungan.html
https://blog.ub.ac.id/gracias/2012/10/11/budaya-dan-lingkungan-organisasi/

10

Anda mungkin juga menyukai