NIM : 2110411253
DOSEN PENGAMPUN : Dr. MOHAMMAD THAMRIN, S.E.M.M.
PRODI : MANAJEMEN G
PENYEBAB PENGANGGURAN
1. Kekurangan pengeluaran agregat (peluang kerja kecil/sempit).
2. Karena ingin mencari pekerjaan yang lebih baik.
3. Perusahaan menggunakan peralatan produksi yang modern sehingga mengurangi
penggunaan tenaga kerja (labor and capital intensive).
4. Ketidaksesuaian di antara keterampilan pekerja dengan keterampilan yang
diperlukan industri (ratio profesi & umum, output dunia pendidikan adl input dunia
kerja).
A. Inflasi
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam perekonomian
Penyebab inflasi antara lain :
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa
2. Pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah
3. Kenaikan harga barang impor
4. Penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan
produksi dan penawaran barang
5. Kekacauan politik dan ekonomi
B. Neraca pembayaran
Masalah neraca pembayaran
Ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-
negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara-negara lain. Cakupan neraca
pembayaran antara lain:
1. Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa
2. Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal ke luar
negeri
3. Aliran ke luar & aliran masuk modal jangka pendek
Neraca pembayaran dibagi menjadi dua yaitu:
1. Neraca perdagangan
Menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor
2. Neraca keseluruhan
Menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar
negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri
Masalah Ekonomi Makro
• Dasar filsafat; perekonomian yang didasarkan pada sistem bebas berusaha (Laissez
Faire) adalah self-regulating, artinya mempunyai kemampuan untuk kembali ke
posisi keseimbangan secara otomatis. Pemerintah tidak perlu campur tangan dalam
perekonomian.
• Di Pasar Barang sifat self-regulating ini dicerminkan oleh adanya proses yang
otomatis membawa kembali ke posisi GDP yang menjamin full-employment, apabila
karena sesuatu hal perekonomian tidak pada posisi ini. Landasan dari keyakinan ini
adalah;
1. Berlakunya hukum Say yang menyatakan bahwa “Supply creates its own
demand,”
2. Anggapan bahwa semua harga fleksibel
• Di Pasar Tenaga Kerja, dalam jangka pendek hanya ada pengangguran
sukarela. Tetapi pengangguran inipun hanya bersifat sementara, karena
apabila harga-harga turun (termasuk upah), maka konsumsi dan produksi
akan kembali lagi ke tingkat semula (yaitu full employment).
• Di Pasar Uang, terdapat teori kuantitas yang menyatakan bahwa permintaan
akan uang adalah proporsional dengan nilai transaksi yang dilakukan
masyarakat. Di Pasar ini ditentukan tingkat harga umum; apabila jumlah uang
yang beredar (penawaran akan uang) naik maka tingkat hargapun naik.
• Dalam sistem standar kertas, tidak ada proses otomatis yang menstabilkan
tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu-satunya peranan makro
pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan
kebutuhan transaksi masyarakat.
• Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin
kestabilan harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab
jumlah uang (emas) yang beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan
kebutuhan masyarakat.
• Di Pasar Luar Negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca
perdagangan melalui:
1. Mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau
2. Mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar kertas.
Teori Ekonomi Keynes
• Keynes berpendapat bahwa sistem Laissez Faire murni tidak bisa dipertahankan.
Pada tingkat makro, pemerintah harus secara aktif dan sadar mengendalikan
perekonomian ke arah posisi “Full Employment”-nya, sebab mekanisme otomatis
ke arah posisi tersebut tidak bisa diandalkan secara otomatis.
• Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang
terjadi dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi
penawaran agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka akan
terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output akan naik atau
harga akan naik, atau keduanya terjadi bersama-sama. ( D >S )
• Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi
“kelebihan produksi” terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga
akan turun, atau keduanya terjadi bersama-sama.( D < S )
• Inti dari kebijakan makro Keynes adalah bagaimana pemerintah bisa mempengaruhi
permintaan agregat (dengan demikian, mempengaruhi situasi makro), agar
mendekati posisi “Full Employment”-nya.
• “Permintaan Agregat” adalah seluruh jumlah uang yang dibelanjakan oleh seluruh
lapisan masyarakat untuk membeli barang dan jasa dalam satu tahun. Barang dan
jasa diartikan sebagai barang dan jasa yang diproduksikan dalam tahun tersebut
(barang bekas atau barang yang diproduksikan tahun-tahun sebelumnya atau barang
yang tidak diproduksikan seperti tanah, tenaga kerja dan faktor produksi lain. tidak
termasuk dalam pengertian “barang dan jasa” dimaksud disini).
Dalam perekonomian tertutup permintaan agregat terdiri dari 3 unsur:
1. Pengeluaran Konsumsi oleh Rumah Tangga (C)
2. Pengeluaran Investasi oleh Perusahaan (I)
3. Pengeluaran Pemerintah (G), Pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat
secara langsung melalui pengeluaran pemerintah dan secara tidak langsung
terhadap pengeluaran konsumsi dan pengeluaran investasi. Z=C+I+G
• Masing-masing unsur permintaan agregat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berbeda. Pengeluaran konsumsi tergantung pada pendapatan yang diterima oleh
Rumah Tangga dan kecenderungan berkonsumsinya (propincity to consume).
Pengeluaran investasi ditentukan oleh keuntungan yang diharapkan (marginal
efficiency of capital) dan biaya dana (tingkat bunga). Pengeluaran pemerintah
ditentukan oleh proses politik yang kompleks dan dalam teori makro dianggap
“eksogen”.
• Perubahan dari unsur-unsur permintaan agregat (pengeluaran konsumsi, pengeluaran
investasi dan pengeluaran pemerintah) mempengaruhi tingkat permintaan agregat
melalui proses berantai atau proses multiplier. Bila unsur ini meningkat dengan Rp.
1 maka tingkat permintaan agregat akan meningkat dengan suatu kelipatan dari Rp.
1. Pelipat atau multiplier ini tergantung pada besarnya marginal propensity to
consume.
Pendapatan Nasional
1. Konsep Dasar Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional adalah nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar,
yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode dengan
menggunakan faktor produksi yang berada dalam wilayah perekonomian tersebut
(Case & Fair, 1996)
• Pendapatan Nasional didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh suatu negara pada periode tertentu, biasanya 1 tahun.
• Pendapatan Nasional merupakan salah satu indikator yg dapat digunakan
untuk mengukur laju pembangunan dan perkembangan tingkat kesejahteraan
suatu negara dari waktu ke waktu.
• Dengan mengetahui pendapatan nasional maka dapat diketahui struktur
perekonomian negara.
• Pendapatan Nasional diukur dengan GNP (Gross National Product) atau PNB
(Pendapatan Nasional Bruto).
• Pengukuran pendapatan nasional digunakan untuk menghadapi berbagai
masalah sentral yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, siklus usaha,
pengangguran, dan inflasi.
• Sebelum konsep GNP ditemukan, kondisi atau kinerja suatu perekonomian
sulit dipastikan.
GNP mengukur 2 hal secara bersamaan: total pendapatan semua orang untuk
membeli barang dan jasa dalam perekonomian, serta total pengeluaran untuk
menghasilkan barang dan jasa selama 1 tahun tertentu.
• Untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama
dengan pengeluaran.
2. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Ada 3 pendekatan pendapatan nasional:
a. Pendekatan produksi (production approach)
Di Indonesia, ada sembilan sektor ekonomi yang dihitung, yaitu:
1. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan.
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri pengolahan (manufactur)
4. Listrik, air dan gas
5. Bangunan
6. Perdagangan, hotel dan restoran
7. Pengangkutan dan telekomunikasi
8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
9. Jasa lain-lain.
Masalah Penghitungan Ganda
• Dalam perhitungan GNP yang dihitung adalah seluruh nilai dari barang dan jasa
akhir (final product). Sedangkan barang antara (intermediate goods) tidak
diikutsertakan.
• Nilai tambah (value added) merupakan nilai selisih antara nilai penjualan
perusahaan dengan nilai pembelian bahan mentah serta jasa dari perusahaan lain.
b. Pendekatan Pendapatan
pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan masing-masing faktor
produksi pada tahun tertentu.
PNB = Upah+Bunga+Sewa+Laba
GNP = W(wages)+I(intreres)+R(rent)+(profit)
Komponen GNP dari Sisi Penghasilan/Biaya
1. Gaji, upah, bunga, sewa, dan laba
(dengan metode nilai tambah, penghitungan ganda atas barang antara yang dibeli
perusahaan-perusahaan lain bisa dihindari).
2. Pajak tak langsung perusahaan yang merupakan biaya produksi.
Contoh pajak tak langsung : PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
3. Penyusutan
Penyusutan terhadap barang modal yang terpakai pada tahun tertentu.
c. Pendekatan pengeluaran
pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pengeluaran dari masing-masing
pelaku ekonomi pada periode terentu (1 tahun).
PDB = C(konsumsi)+I(investasi)+G(pengeluaran pemerintah)+X(ekspor-impor)
Perbedaan GDP dengan GNP
• GDP atau PDB (Produk Domestik Bruto) adalah jumlah output total yang dihasilkan
dalam batas wilayah suatu negara selama satu tahun.
Contoh : Mobil-mobil yang dihasilkan oleh FORD (perusahaan milik Amerika) dari
pabrik yang berada di Inggris masuk ke dalam GNP Amerika Serikat, tapi tidak
masuk ke dalam GDP Amerika Serikat. Sebaliknya masuk dalam GDP Inggris, tapi
tidak masuk dalam GNP Inggris.
• Sampai saat ini GNP dan GDP merupakan ukuran produksi nasional yang paling
sering digunakan.
Pertumbuhan Pendapatan Nasional
• Deflator GDP adalah rasio antara GDP nominal terhadap GDP riil.
• Deflator GDP mencerminkan tingkat harga saat ini relatif terhadap tingkat harga di
tahun dasar.
Deflator GDP = GDP Nominal/GDP Rill X 100
Kesimpulan:
• GDP nominal merefleksikan baik harga barang dan jasa maupun kuantitas barang
dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian.
• GDP Riil hanya merefleksikan kuantitas yang diproduksi.
• Deplator GDP, merefleksikan harga barang dan jasa, bukan kuantitas yang
diproduksi.
• Pertumbuhan ekonomi: Gt
Gt = pertumbuhan ekonomi tahun ke t
Yrt = pendapatan nasional riil tahun ke-t
Yrt-1 = pendapatan nasional riil tahun ke-t-1
Gt = (Yrt - Yrt-1 )/ Yrt-1 X 100
Indeks Harga Konsumen
• IHK (CPI): adalah suatu ukuran perubahan rata-rata keseluruhan biaya hidup
(pembelian barang dan jasa) oleh konsumen dari waktu ke waktu.
• Yang menghitung IHK adalah Biro Pusat Statistik (BPS).
• Perhitungan IHK
1. Tetapkan isi keranjang --barang apa saja yang paling penting bagi konsumen,
tentukan bobotnya.
2. Tetapkan harga
3. Hitung harga/biaya isi keranjang
4. Pilih tahun dasar dan hitung indeksnya
PDB & Distribusi Pendapatan
• Indikator kemakmuran
• Bukan besarnya PDB atau PDB per kapita
• Merata → keadilan
• Merata jika setiap individu mendapatkan bagian yang samaUntuk mengukur tingkat
ketimpangan :
• Lorenz Curve
• Gini Coeficient