Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Tinjauan Umum Usada Bali


Bali adalah pulau yang terkenal akan keindahan alamnya yang
sangat fenomenal. Meskipun mengikuti arus globalisasi, namun Bali tetap
memiliki nilai-nilai kebudayaan yang kental. Nilai-nilai kebudayaan ini
diwariskan turun-menurun sehingga tidak hilang terkikis waktu. Salah satu
kebudayaan yang diwariskan turun-menurun ialah dalam bidang pengobatan,
yaitu dalam bentuk lontar yang berisikan berbagai cara pegobatan berbagai
macam penyakit yang dikenal dengan istilah usada.
Usada adalah warisan budaya dalam hal pengobatan dari nenek
moyang. Kata usada berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata
“ausadhi” yang berarti tumbuh-tumbuhan yang mengandung khasiat obat-
obatan. Di beberapa daerah kata usada ini telah dibalikan, sehingga menjadi
wisada, yang berarti ubad, tamba atau obat. Hingga saat ini masyarakat Bali
masih menggunakan pengobatan tradisional seperti penggunaan boreh, loloh,
uap, dan sebagainya yang bersumber dari usada. Masyarakat Bali masih
percaya bahwa pengobatan dengan cara usada banyak manfaatnya untuk
menyembuhkan orang yang sakit. Meskipun telah banyak pusat kesehatan
yang tersebar merata di setiap daerah, masyarakat Bali masih ada yang
mengunakan pengobatan tradisonal atau pergi berobat ke Battra (pengobatan
tradisional di Bali terkenal dengan istilah Balian, Tapakan atau Jero Dasaran)
(Nala, 1992).
Kepercayaan dan keyakinan menurut masyarakat di Bali penyakit
dapat disebabkan oleh dua penyebab atau kausa yaitu kausa sekala dan kausa
niskala. Kausa sekala adalah penyebab sakit yang tampak nyata dan
berwujud, misalnya luka terkena benda tajam atau jatuh yang menyebabkan
patah tulang. Kausa niskala adalah penyebab sakit yang tidak tampak, tidak
nyata dan tanpa wujud yang pasti. Misalnya badan bengkak tanpa sebab yang
diketahui. Penyakit dengan kausa sekala dapat diobati dengan pengobatan
modern atau tradisional, sedangkan penyakit dengan kausa niskala hanya
dapat diobati oleh pengobatan tradisional. Untuk menyembuhkan penyakit
yang disebabkan oleh kausa sekala atau naturalistik, para Balian
menggunakan rauan obat-obatan atau dapat pula berupa tindakan

1
(manipulasi) fisik berupa pijat, urut, dan lain-lain untuk memulihkan
keseimbangan yang terganggu di dalam tubuh orang yang sakit (Nala, 1992).
Diperkirakan bahwa lontar usada yang ada di Bali isinya diambil dari
pengetahuan pengobatan India, bersamaan dengan perkembangan agama
Hindu di Bali pada abad ke V usada turut pula menyebar. Hanya dapat
diprakirakan berdasarkan beberapa peninggalan prasasti yang tersebar di
berbagai tempat dan dan dari sumber lainnya, kapan kira-kira uasada itu
mulai ada dan berkembang di Bali. Isi dari lontar tutur dan usada yang ada di
Bali, sebagian besar tidaklah langsung isinya bersumber dari Ayurveda,
melainkan dari turunannya, yakni kitab Charaka Samhita dan Susruta
Samhita karangan Reshi Charaka dan Rhesi Susruta. Mungkin pula sebagian
isinya dikutip dari kitab Astanga Samgraha dan Astanga Hrdaya Samhita
yang ditulis oleh Vagbhata. Kedua kitab ini isinya bersumberkan dari kitab
Ayurveda, tetapi telah mengalami ulasan dan uraian yang lebih mendalam
dan sistematik. Kemudian dari kitab ini lahirlah kitab ausadhi sastra yang
terdiri atas Agadatantra (ilmu racun, toksikologi); Bhutawidya (Ilmu
pengobatan psikis, psikoterapi); Indryasthana (menerka penyebab penyakit,
dan memperkirakan jalannyapenyakit, diagnosis dan prognosis);
Kaumarabhretya (pendidikan kejiwaan anak, paedagogik anak) Kayasikitsa (
Ilmu penyakit dalam); Nidana-sthana (ilmu penyakit umum) Salya (ilmu urai
tubuh dan pertumbuhan janin, anatomi dan embriologi); Sikitsasthana (ilmu
pengobatan, terapi); Sutra-Sthana (ilmu membuat obat, farmasi); serta masih
banyak lagi (Nala, 1992).

1.2 Tinjauan Umum Usada Rare


Peninggalan naskah lontar usada salah satunya adalah Usada Rare.
Usada rare terdiri dari 2 kata, yaitu usada dan rare. Usada yang berarti tumbuh-
tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat-obatan dan rare yang berarti
anak-anak. Jadi usada rare merupakan lontar yang memuat mengenai
tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat-obatan untuk anak-anak. Dari
usia bayi sampai anak-anak (Suwidja, 1991).
Lontar usada rare memuat tentang bagian tanaman yang digunakan

2
serta cara pengolahan atau pembuatan ramuan tanaman. Pendekatan
pengobatan dilakukan secara empiris, berdasarkan pengalaman nenek moyang.
Namun dalam lontar usada rare tidak dicantumkan khasiat tanaman serta efek
toksik dari tanaman secara ilmiah. Terdapat 150 tanaman yang digunakan pada
lontar usada rare. Penyakit yang terdapat dalam usada rare adalah diare, perut
kembung, perut terasa panas, sakit perut, perut bayi panas dalam, anak
panas,batuk panas, batuk kering, obat guwam, mengatasi anak tidak nafsu
makan, muntah-muntah, dan sesak napas (Warditiani dkk., 2015).
Nala, N. 1992. Usada Bali. Denpasar: PT. Upada Sastra.

Suwidja, K. 1991. Berbagai Cara Pengobatan Menurut Lontar Usada


Pengobatan Tradisional Bali. Singaraja: Indra Jaya.

Warditiani, N.K., N.P.A. Leliqia, P.A. Savitri. 2015. Data Tanaman dan
Pengobatan pada Lontar Usada Rare. Jurnal Farmasi Udayana. 4(1):
29-32.

Anda mungkin juga menyukai