Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika sebagai ilmu yang normatif, dengan sendirinya berisi norma dan nilai-
nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak permasalahan etika
yang sudah dirasakan oleh profesi keperawatan, walaupun belum menjadi inti
perhatian bagi dunia keperawatan baik dalam teori maupun praktek. Etika merupakan
hal penting dalam profesionalisme keperawatan, proses pembelajaran etika bukan
hanya memahami definisi tetapi juga memahami masalah-masalah yang ada di
pelayanan kesehatan saat ini, sehingga diharapkan mampu memahami teori dan
mampu memahami masalah yang menjadi kenyataan. Diharapkan perawat dibekali
cara berpikir kritis sehingga dapat memberikan alternatif penyelesaian etik dan
antisipasinya. Kompetensi yang harus dimiliki perawat adalah perawat mampu
mendefinisikan konsep etik dan mampu mengidentifikasi masalah yang terjadi di
pelayanan kesehatan, serta mampu menerapkan pelayanan keperawatan dengan
memperhatikan sikap etik dengan menggunakan kode etik keperawatan sebagai
pedoman.
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yang dalam bentuk tunggal
mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adt,
akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir. Etik merupakan suatu pertimbangan
yang sistematis tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang
berhubungan dengan perilaku.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah :
1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban
moral.
2. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai yang benar dan salah yang di anut suatu golongan atau masyarakat.
Etika tidak hanya menggambarkan sesuatu, tetapi lebih kepada perhatian
dengan penetapan norma atau standar kehidupan seseorang dan yang seharusnya
dilakukan. Kata yang cukup dekat dengan etika adalah moral, yang berasal dari
bahasa latin mos yang berarti juga kebiasaan, adat. Dalam bahasa inggris dan banyak
bahasa lain, termasuk bahasa indonesia, kata mores masih digunakan dalam arti yang
sama, jadi moral adalah suatu kegiatan atau perilaku yang mengarahkan manusia
untuk memilih tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadran
yang sistematis terhadap perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan (Degraf, 1988).
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan dengan keputusan moral yang
menyangkut dengan manusia (Spike Lee, 1994). Menurut Webster’s “The discipline
dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation, ethics offers
conceptual tools to evaluate and guide moral decision making.
Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan
pengetahuan mloral dan susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai,
kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok
atau masyarakat dan bukan merupakan hukum atau undang-undang. Dan hal ini
menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan ilmu
tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai
dasar perilakunya. Maka etika keperawatan ( nursing ethics) merupakan bentuk
ekpresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika ke;perawatan
diatur dalam kode etik keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika keperawatan?
2. Apa perbedaan dari moral dan etika?
3. Mengapa perawat harus berpikir secara kritis?

C. Tujuan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan sedikit tentang etika keperawatan, dan dapat di gunakan
sebagai penunjang proses belajar mengajar khususnya untuk mahasiswa jurusan
keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan


 Etika merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk
dalam hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter
dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi
semua orang.
Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki
terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya
untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral
mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau
kelompok tertentu. Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau
cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan
sebagai etik perawatan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik
merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya
manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.
Prinsip bahwa etika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan
pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun
pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika
mengambil keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka
dengan menggunakan kedua konsekuensi dan prinsip dan kewajiban moral yang
universal. Hal yang paling fundamental dari prinsip ini adalah penghargaan atas
sesama. Empat prinsip dasar lainnya bermula dari prinsip dasar ini yang menghargai
otonomi kedermawanan male ficience dan keadilan.
Teori dasar/prinsip-prinsip etika merupakan penuntun untuk membuat
keputusan etis praktik profesional. Teori-teori etik digunakan dalam pembuatan
keputusan bila terjadi konflik antara prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Para ahli
falsafah moral telah mengemukakan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontologi.
1. Teleologi
Teleologi berasal dari bahasa Yunani telos yang berarti akhir. Pendekatan ini
sering disebut dengan ungkapan the end fustifies the means atau makna dari suatu
tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada
pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin
bagi manusia. Contoh penerapan teori ini misalnya bayi-bayi yang lahir cacat
lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi beban di masyarakat.
2. Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti tugas. Teori ini
berprinsip pada aksi atau tindakan. Contoh penerapan deontologi adalah seorang
perawat yang yakin bahwa pasien harus diberitahu tentang apa yang sebenarnya
terjadi, walaupun kenyataan tersebut sangat menyakitkan. Contoh lain misalnya
seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan
agamanya yang melarang tindakan membunuh.
Penerapan teori ini perawat tidak menggunakan pertimbangan, misalnya
seperti tindakan abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu, karena setiap
tindakan yang mengakhiri hidup (dalam hal ini calon bayi) merupakan tindakan
yang secara moral buruk. Prinsip etika keperawatan meliputi kemurahan hati
(beneficence). Inti dari prinsip kemurahan hati adalah tanggung jawab untuk
melakukan kebaikan yang menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan
yang merugikan atau membahayakan pasien.

B. Macam-Macam Prinsip Etika Keperawatan


Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari :
1. Autonomy (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang di hargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap
seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak
secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan onotomi saat
perawat menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
Perawat wajib menyadari dan menghargai keunikan dan individu, yaitu
menghargai hak orang tersebut menjadi dirinya sendiri, hak untuk memutuskan
tujuan bagi dirinya sendiri. Misalnya :
a. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan pada pasien.
b. Menghargai hak-hak pasien dalam mengambil keputusan.
c. Menerima keluhan-keluhan subyektif pasien.
d. Meminta informed consent bila akan dilakukan suatu pemeriksaan dan
tindakan-tindakan untuk terapi.
2. Beneficience (Berbuat Baik)
Beneficience berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang
dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
Perawat wajib berbuat kebaikan yang menguntungkan pasien, dan disini
perawat sekaligus juga mempertimbangkan kerugian atau membahayakan pasien.
Misalnya, perawat menganjurkan pasien dengan penyakit jantung untuk mengikuti
latihan fisik secara intensif dengan maksud meningkatkan kesehatannya secara
umum, tetapi itu tidak perlu dilakukan, karena dengan latihan intensif tersebut ada
resiko bagi pasien terkena serangan jantung.
3. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar secara hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Perawat wjib berlaku adil dalam membuat keputusan dan bertindak untuk
pasiennya. Misalnya :
a. Perawat seorang diri bertugas di IGD, menerima pasien 2 orang, mana
pasien yang harus diberi pengobatan dulu? Apa pertimbangannya?
b. Misalnya menolong dulu pasien yang lebih gawat dan kesakitan.
c. Bila peralatan atau tenaga terbatas, sedangkan kebutuhan hanya lebih,
bagaimana perawat membagi peralatan dan tenaga yang ada tersebut
dipertimbangkan dengan rasa keadilan sesuai dengan kebutuhan obyektif.
4. Non Maleficience (Tidak Merugikan)
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak
menimbulkan bahaya/cedera secara fisik dan psikologik.
5. Veracity (Kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien
dan untuk menyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Perawat wajib mengatakan hal yang sebenarnya, dengan bijaksana demi
kebaikan pasiennya. Misalnya, perawat memberitahukan keadaan penyakit pasien
yang sebenarnya kepada pasien yang ingin mengetahuinya, dengan tetap
mempertimbangkan situasi dan kesiapan pasien untuk menerimanya.
6. Fidelity (Loyalty/Ketaatan)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
7. Confidentiality (Kerahaasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien
harus dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orang pun
dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diizinkan oleh klien dengan
bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lainharus dicegah.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung
jawab pasti ada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
9. Moral Right
a. Advokasi
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan
mendukung hak-hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewaajiban moral
bagi perawat dalam mempraktiikkan keperawatan profesional.
b. Responsibilitas (tanggung jawab)
Responsibilitas adalah eksekusi terhadap tugas-tugas yang berhubungan
dengan peran tertentu dari perawat. Misalnya pada saat memberikan obat,
perawat bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan klien dengan
memberikannya dengan aman dan benar.
c. Loyalitas
Suatu konsepyang melewati simpati, peduli, dan hubungan timbal balik
terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat.
10. Nilai (Value)
Keyakinan (beliefs) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek, perilaku, dan
lain-lain yang menjadi standar dan mempengaruhi perilaku seseorang.
Nilai menggambarkan cita-cita dan harapan-harapan ideal dalam praktik
keperawatan.
Nilai adalah sesuatu berharga, keyakina yang dipegang sedemikian rupa oleh
seseorang.
Nilai yang sangat diperlukan bagi perawat adalah :
a) Kejujuran
b) Lemahh Lembut
c) Ketepatan
d) Menghargai Orang Lain
11. Advocacy (Sikap Perawat Melindungi Pasien)
Sikap melindungi pasien (advocacy) mempunyai pemahaman kemampuan
seseorang (perawat) untuk memberikan suatu pernyataaan/pembelaan untuk
kepentingan pasien. Advocacy merupakan kemampuan untuk bisa melakukan
suatu kegiatan ataupun berbicara untuk kepentingan orang lain dengan tujuan
memberikan perlindungan hak pada orang tersebut.
Advocacy sering digunakan dalam konteks hukum yang berkaitan dengan
upaya melindungi hak-hak manusia bagi mereka yang tidak mampu membela diri.
Arti advocacy menurut Ikatan Perawat Amerika/ANA (1985) adalah melindungi
klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik
tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun.
Perawat sebagai advocat, pasien berfungsi sebagai penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan pasien dan
membantu pasien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang
diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional.
Peran advocacy sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai narasumber
dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang
harus dijalani oleh pasien. Perawat juga harus melindungi dan memfasilitasi
keluarga/masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
Contoh kasus advocacy :
Seorang pedagang miskin yang kiosnya meledak, saat itu oleh keluarga dan
beberapa tetangga langsung dibawa ke rumah sakit. Namun apa yang terjadi
setelah mereka sampai ke rumah sakit? Kebetulan malam itu seorang perawat X
sedang tugas jaga di bagian administrasi, entah mengapa setelah menunjukkan
askes nya pedagang tersebut dipersulit, padahal kondisinya sangat kritis karena
luka bakar. Kemudian datang seorang nyonya kaya yang pingsan. Dengan
mudahnya perawat X mengizinkan dia masuk rumah sakit dan mendapatkan
pelayanan yang selayaknya. Setelah melalui banyak prosedur, akhirnya pedagang
tersebut diperbolehkan masuk. Dengan tidak ramah dan tidak santun perawat
menyuruh klien (pedagang) menunggu giliran untuk masuk ruang UGD. Klien
diminta untuk menunggu di ruangan yang tidak layak huni dan ditinggalkan
begitu saja.
Dari kasus dapat di analisis bahwa sikap perawat X tidak sesuai kode etik
keperawatan dan profesi keperawatan. Kasus tersebut menggambarkan situasi
pelayanan kesehatan saat ini memang sedang mengalami pergeseran paradigma.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong pelayanan
kesehatan yang seharusnyan menjadi hak warga negara, menjadi industri jasa
kesehatan yang diperdagangkan.
C. Kode Etik Keperawatan Indonesia
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan
tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang
perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik
dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan Indonesia :
a. Perawat dan Klien
1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan
agama yang dianut serta kedudukan sosial.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
b. Perawat dan praktek
1) Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan
melalui belajar terus-menerus.
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku profesional.
c. Perawat dan masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan
kesehatan masyarakat.
d. Perawat dan teman sejawat
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secara keseluruhan.
2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
e. Perawat dan Profesi
1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
3) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan pernah
berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan.
Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika mengambil
keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka dengan
menggunakan kedua konsekuensi dan prinsip dan kewajiban moral yang universal.
Hal yang paling fundamental dari prinsip ini adalah penghargaan atas sesama. Empat
prinsip dasar lainnya bermula dari prinsip dasar ini yang menghargai otonomi
kedermawanan male ficience dan keadilan.
Teori dasar/prinsip-prinsip etika merupakan penuntun untuk membuat
keputusan etis praktik profesional. Teori-teori etik digunakan dalam pembuatan
keputusan bila terjadi konflik antara prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Para ahli
falsafah moral telah mengemukakan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontologi.
1. Teleologi
Teleologi berasal dari bahasa Yunani telos yang berarti akhir. Pendekatan ini
sering disebut dengan ungkapan the end fustifies the means atau makna dari suatu
tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada
pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin
bagi manusia. Contoh penerapan teori ini misalnya bayi-bayi yang lahir cacat
lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi beban di masyarakat.
2. Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti tugas. Teori ini
berprinsip pada aksi atau tindakan. Contoh penerapan deontologi adalah seorang
perawat yang yakin bahwa pasien harus diberitahu tentang apa yang sebenarnya
terjadi, walaupun kenyataan tersebut sangat menyakitkan. Contoh lain misalnya
seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan
agamanya yang melarang tindakan membunuh.
Penerapan teori ini perawat tidak menggunakan pertimbangan, misalnya seperti
tindakan abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu, karena setiap tindakan
yang mengakhiri hidup (dalam hal ini calon bayi) merupakan tindakan yang secara
moral buruk. Prinsip etika keperawatan meliputi kemurahan hati (beneficence). Inti
dari prinsip kemurahan hati adalah tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang
menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yang merugikan atau
membahayakan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Budianto, dkk. 2010. Aspek Jasa Pelayanan Kesehatan Dalam Perspektif
Perlindungan Pasien. Karya Putra Darwati. Bandung

Azrul Azwar. 1997. Peran Perawat Profesional Dalam Sistem Kesehatan Di Indonesia.
Ui: Indonesia.
Chazawi, A. 2007. Malpraktik Kedokteran: Tinjauan Norma dan Doktrin Hukum.
Malang : banyumedia.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan YME karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang prinsip etika moral
keperawatan. Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu Nuri Nazari, selaku dosen
keperawatan maternitas 1 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang lain. Sebelumnya kami mohon maaf bila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Aceh Besar, 16 Desember 2017

            Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan....................................................... 3
B. Macam-Macam Etika Keperawatan...................................................... 4
C. Kode Etik Keperawatan Indonesia........................................................ 9

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 11


A. Kesimpulan .......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
MAKALAH
PRINSIP-PRINSIP ETIKA DALAM KEPERAWATAN
Mata Kuliah
Keperawatan Maternitas I

Disusun
Oleh:

KELOMPOK 3

Nurshalina : 16172017
Syahrianda : 16172024
Yusrina : 16172028
Intan Mutia : 16172011
Agustina : 16172016
Dara Karmila : 16172039

Pembimbing:
Ns. Nuri Nazari, M.kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH
TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai