Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI MANAJEMEN I KELAS E

KELOMPOK 6
PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

OLEH :

Tri Wijanarko ( A031201037 )


Marcopolo ( A031201064 )
M. Aidil Risqullah Ilham ( A031201049 )
Farrel Ivan Huka ( A031201039 )
Andi Muhammad Ayyub ( A031201060 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
Pengertian Penentuan Harga Pokok Variabel

Penentuan harga pokok variabel (Variable Costing) adalah merupakan metode penentuan harga pokok
produk yang membebankan unsur biaya produksi yang bersifat variabel saja. Unsur biaya produksi
yang bersifat tetap diperlakukan bukan sebagai harga pokok produk melainkan sebagai unsur biaya
periodik
Biaya periodik merupakan biaya yang lebih erat hubungannya dengan periode akuntansi daripada
dengan produk yang dihasilkan dan umumnya biaya periodik bersifat tetap.

Penentuan harga pokok produk yang konvensional membebankan semua unsur biaya produksi (by
bahan baku, by tenaga kerja, dan by overhead)baik yang bersifat tetap maupun variabel kepada
produk atau jasa. Metode tersebut dikenal dengan nama penentuan harga pokok penuh (Full Costing

Berikut ini adalah perhitungan harga pokok produk menurut kedua metode tersebut.

Contoh :

Perhitungan Harga Pokok Produk menurut Metode Full Costing dan Variable Costing

Metode Full Costing

Biaya Bahan Baku xxx


Biaya TKL xxx
BOP xxx+

Variabel xxx
Tetap xxx+ +

Harga Tetap Produk XXX

Metode Variabel Costing

Biaya Bahan Baku xxx


Biaya TKL xxx
BOP Variabel xxx+
HPP xxx

Perbedaan Antara Metode Variabel Costing dengan Metode Full Costing

1. Menurut Metode full costing biaya overhead tetap diperhitungkan dalam harga pokok,
sedangkan berdasarkan metode variabel costing biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya
periodik. Menurut metode full costing by overhead tetap belum diakui sebagai biaya sampai
saat produk atau jasa bersangkutan terjual. Tetapi menurut metode variabel costing yg
memperlakukan BOP tetap sebagai biaya periodik, sehingga langsung diakui sebagai biaya
pada saat terjadinya. Menurut metode full costing biaya periodik diartikan sebagai semua
biaya yang tidak berkaitan dengan kegiatan produksi (by pemasaran dan by administrasi) yg
biasa disebut by usaha. Sedangkan pengertian by periodik menurut metode variabel costing
adalah by yang bersifat tetap, yaitu BOP tetap, by pemasaran tetpa dan by administrasi dan
umum tetap
2. Dalam penyajian laporan rugi laba, terutama dasar yang digunakan dalam klasifikasi biaya.
Menurut metode full costing biaya dikelompokan berdasarkan fungsi pokok yang ada dalam
perusahaan yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.
Sedangkan menurut metode variabel costing biaya digolongkan berdasarkan perilakunya
terhadap perubahan volume kegiatan perusahaan.
3. Pada perhitungan rugi laba metode full costing digunakan istilah laba kotor (Gross Profit),
yaitu kelebihan hasil penjualan dari harga pokok penjualan. Sedangkan pada metode variabel
costing dipergunakan istilah Margin Kontribusi yaitu kelebihan hasil penjualan dari biaya-
biaya variabel.

Tujuan Penentuan Harga Pokok Variabel (Variable Costing)

Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam
memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:

 Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution margin) yang sangat
berguna untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-
volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan dengan
kebijaksanaan manajemen jangka pendek.
 Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang
berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi
tertentu dalam perusahaan.

Manfaat Variabel Costing bagi Manajemen

 Variable Costing sebagai Alat Perencanaan Laba Perencanaan Laba atau perencanaan
operasi adalah rencana dari manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi dimasa
yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan yang dibagi dalam dua jenis
rencana, yaitu rencana jangka pendek dan jangka panjang. Variable Costing bermanfaat
dalam pembuatan rencana jangka pendek dengan memisahkan biaya variabel dan tetap
dalam laporan rugi laba, sehingga akan diketahui Contribution Margin. Dengan kedua hal
itu maka manajemen bisa merencanakan berapa laba yang akan diperoleh.
 Variable Costing sebagai Petunjuk Penentuan Harga Jual Informasi Contribution Margin
dari Variable Costing sangat membantu dalam menentukan harga jual yang kompetitive,
karena Contribution Margin menunjukkan berapa kelebihan hasil penjualan dari biaya
variabel, bisa diperhitungkan dengan mengalikan contribution margin/unit dengan jumlah
penjualan.sedang biaya tetap akan tetap jumlahnya, oleh karena itu tertutup atau tidaknya
tergantung jumlah CM yang didapat. Selisih antara CM dengan biaya tetap merupakan
laba.
 Variable Costing untuk Pengambilan Keputusan Manajemen Manajemen sering
dihadapkan pada masalah pemilihan alternatif dimana alternatif-alternatif tersebut
mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya laba perusahaan. seperti masalah memasuki
pasar-pasar baru, perluasan usaha,memenuhi atau tidak pesanan khusus,membuat sendiri
atau memesan bahan pembantu atau suku cadang tertentu. Masalah ini dapat dipecahkan
dengan pertolongan analisis CM.

Keunggulan dan Kelemahan Variabel Costing

Sebagai salah satu metode dalam penentuan harga pokok produk, variable costing mempunyai
keunggulan dan kelemahan. Secara umum keunggulan variable costing adalah menutupi kelemahan
full costing. Kelemahan utama variabel costing adalah tidak dapat digunakan untuk pelaporan pada
pihak ekstern perusahaan. Berikut ini akan dikemukakan beberapa keunggulan dan kelemahan
variabel costing.

Keunggulan Variabel Costing

 Alat perencanaan operasi Rencana operasi atau rencana anggaran, meliputi semua aspek
operasi dimasa yangakan datang yang dirancang untung mencapai sasaran laba yang telah
ditetapkan. Dengan variabel costing lebih mudah menghimpun data untuk perencanaan
labayang telah ditetapkan. Tersedianya data tentang biaya variabel dan margin kontribusi
memungkinkan manajemen untuk mengambil keputusan secara cepat mengenai
persoalan-persoalan biaya yang dihadapi setiap hari.
 Penetapan harga jual Harga jual produk yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, tentu
harga jual dapat bersaing dipasaran. Penentuan harga jual yang dapat bersaing bukanlah
suatu hal yang mudah dilakukan. Harga jual yang terlalu tinggi dapat berakibat kalahnya
perusahaan dalam persaingan, sedangkan harga yang terlalu rendah dapat berakibat tidak
tercapainya tujuan perusahaan yaitu tercapainya laba pada tingkat yang dikehendaki.
Dengan variabel costing penetapan harga jual dapat lebih mudah dilakukan. Konsep
margin kontribusi memudahkan perusahaan untuk menentukan harga jual yang dapat
menutup biaya-biaya tetap seperti biaya gaji, biaya sewa, pajak dan lain sebagainya.
 Penentuan titik impas atau peluang pokok Bila margin kontribusi dan biaya tetap
diketahui ada cara perhitungan yang sederhana untuk menentukan suatu keadaan
perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi. Istilah keadaan yang
demikian dikenal dengan peluang pokok atau impas atau Break Even.
 Alat pengendalian manajemen Laporan-laporan yang didaftarkan pada variabel costing
jauh lebih efektif dari padafull costing untuk pengendalian manajemen. Hal ini
disebabkan oleh karena laporan-laporan tersebut dapat dihubungkan secara lebih
langsung dengan sasaran laba atau anggaran dalam periode yang bersangkutan.
Penyimpangan dari standart yang ditentukan dapat lebih mudah diketahui dan lebih cepat
dibetulkan. Selain itu dengan variabel costing dapat ditunjukan dengan jelas tanggung
jawab sesuai dengan garis organisasi, pretasi individu daoat dievaluasi dari periode yang
berjalan.

Kelemahan Variabel Costin

 Kesulitan dalam pemisahan biaya tetap dan variable Untuk dapat diterapkan variabel
costing, biaya semi variabel harus dipisahkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel.
Secara teoritis memang tidak sulit namun dalam praktiknya tidak sepenuhnya dapat
diterapkan.Tidak dapat diterima unuk pelaporan ekstern Dalam prinsip akuntansi
indonesia 1984 (Ikatan Akuntan Indonesia) disebutkan bahwa “harga pokok barang
yang diproduksi meliputi semua biaya bahan baku langsung yang dipakai, upah
langsung serta biaya produksi tidak langsung, dengan memperhitungkan saldo awal
dan saldo akhir barang dalam pengolahan”. Hal ini berarti bahwa untuk perhitungan
dan pelaporan biaya produksi didasarkan pada konsep full costing.

Anda mungkin juga menyukai