Anda di halaman 1dari 8

Pemahaman tentang FGD

Istilah kelompok diskusi terarah atau dikenal sebagai Focus Group Discussion (FGD) saat ini sangat
populer dan banyak digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian sosial.
Pengambilan data kualitatif melalui FGD dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan
kemudahan dan peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami
persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki oleh responden/pesertanya.

Focus group discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD merupakan salah satu metode
riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik wawancara. FGD adalah diskusi terfokus dari suatu
group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai. Jumlah
pesertanya bervariasi antara 8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan seorang moderator.

FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan
terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD adalah
suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan
tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.

Sebagai sebuah metode penelitian, maka FGD adalah sebuah upaya yang sistematis dalam
pengumpulan data dan informasi. Sebagaimana makna dari Focused Group Discussion, maka
terdapat 3 kata kunci, yaitu:

a. Diskusi – bukan wawancara atau obrolan

b. Kelompok – bukan individual

c. Terfokus – bukan bebas

Dengan demikian, FGD berarti suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis
mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Dalam pelaksanaan FGD dilakukan dengan cara berdiskusi dengan para nara sumber di suatu tempat
dan dibantu dengan seseorang yang memfasilitatorkan pembahasan mengenai suatu masalah dalam
diskusi tersebut. Orang tersebut disebut dengan moderator.

Permasalahan yang dibahas dalam FGD sangat spesifik karena untuk memenuhi tujuan yang sudah
jelas. Oleh karena itu, pertanyaan yang disusun dan diajukan kepada para peserta FGD jelas dan
spesifik.Banyak orang berpendapat bahwa FGD dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Artinya,
diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai suatu kesepakatan tertentu mengenai suatu
permasalahan yang dihadapi oleh para peserta. Hasil FGD tidak bisa dipakai untuk melakukan
generalisasi karena FGD memang tidak bertujuan menggambarkan (representasi) suara masyarakat.
Meski demikian, arti penting FGD bukan terletak pada hasil representasi populasi, tetapi pada
kedalaman informasinya. Lewat FGD, peneliti bisa mengetahui alasan, motivasi, argumentasi atau
dasar dari pendapat seseorang atau kelompok. Dengan kata lain bahwa hasil FGD tidak bisa dijadikan
patokan dalam mengambil kesimpulan dari hasil penelitian. Hal ini harus ditambahkan dengan data
pendukung lain atau melakukan suvei lanjutan (kuantitaif)

Persiapan dan Desain Rancangan FGD

Untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh para
peserta FGD, diperlukan persiapan dan desain rancangan FGD yang baik sehingga hasilnya sesuai
dengan tujuan serta permasalahan yang telah disepakati bersama. Adapun persiapan tersebut
sebagai berikut:

1. Membentuk Tim

Tim FGD umumnya mencakup:

Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami masalah yang dibahas serta tujuan
penelitian yang hendak dicapai (ketrampilan substantif), serta terampil mengelola diskusi
(ketrampilan proses).
Asisten Moderator/co-fasilitator, yaitu orang yang intensif mengamati jalannya FGD, dan ia
membantu moderator mengenai: waktu, fokus diskusi (apakah tetap terarah atau keluar jalur),
apakah masih ada pertanyaan penelitian yang belum terjawab, apakah ada peserta FGD yang terlalu
pasif sehingga belum memperoleh kesempatan berpendapat.

Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti permasalahan yang didiskusikan serta
dinamika kelompoknya. Umumnya dibantu dengan alat pencatatan berupa satu unit komputer atau
laptop yang lebih fleksibel.

Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person, medan), menghubungi, dan memastikan
partisipasi peserta. Biasanya disebut mitra kerja lokal di daerah penelitian.

Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu kelancaran FGD berkaitan dengan penyediaan
transportasi, kebutuhan rehat, konsumsi, akomodasi (jika diperlukan), insentif (bisa uang atau
barang/cinderamata), alat dokumentasi, dll.

Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan dan dokumen FGD: memotret,
merekam (audio/video), dan menjamin berjalannya alat-alat dokumentasi, terutama perekam
selama dan sesudah FGD berlangsung.

Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-jemput, konsumsi, bloker (penjaga
“keamanan” FGD, dari gangguan, misalnya anak kecil, preman, telepon yang selalu berdering, teman
yang dibawa peserta, atasan yang datang mengawasi, dsb

2. Memilih dan mengatur tempat

Pada prinsipnya, FGD dapat dilakukan di mana saja, namun sebaiknya tempat FGD yang dipilih
hendaknya merupakan tempat yang netral, nyaman, aman, tidak bising, berventilasi cukup, dan
bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul (preman, pengamen, anak kecil, dsb). Selain itu
tempat FGD juga harus memiliki ruang dan tempat duduk yang memadai (bisa lantai atau kursi).
Posisi duduk peserta harus setengah atau tiga perempat lingkaran dengan posisi moderator sebagai
fokusnya. Jika FGD dilakukan di sebuah ruang yang terdapat pintu masuk yang depannya ramai
dilalui orang, maka hanya moderator yang boleh menghadap pintu tersebut, sehingga peserta tidak
akan terganggu oleh berbagai “pemandangan” yang dapat dilihat diluar ruangan.
3. Menyiapkan Logistik

Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang dipelukan sebelum, selama, dan sesudah FGD
terselenggara. Umumnya meliputi peralatan tulis (ATK), dokumentasi (audio/video), dan kebutuhan-
kebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti rehat: alat ibadah, konsumsi (makanan kecil
dan atau makan utama); insentif; akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.

Insentif dalam penyelenggaraan FGD adalah suatu hal yang wajar diberikan. Selain sebagai strategi
untuk menarik minat peserta, pemberian insentif juga merupakan bentuk ungkapan terimakasih
peneliti karena peserta FGD bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk mencurahkan
pendapatnya dalam FGD. Jika perlu, sejak awal, dicantumkan dalam undangan mengenai intensif apa
yang akan mereka peroleh jika datang dan aktif dalam FGD. Mengenai bentuk dan jumlahnya tentu
disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki peneliti. Umumnya insentif dapat berupa sejumlah
uang atau souvenir (cinderamata).

4. Jumlah Peserta

Dalam FGD, jumlah perserta menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan. Menurut beberapa
literatur tentang FGD (lihat misalnya Sawson, Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2006; dan Morgan
D.L, 1998) jumlah yang ideal adalah 7 -11 orang, namun ada juga yang menyarankan jumlah peserta
FGD lebih kecil, yaitu 4-7 orang (Koentjoro, 2005: 7) atau 6-8 orang (Krueger & Casey, 2000: 4).
Terlalu sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan terlalu banyak akan mengurangi
kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan sumbangan pikiran yang mendalam. Jumlah
peserta dapat dikurangi atau ditambah tergantung dari tujuan penelitian dan fasilitas yang ada.

5. Rekruitment Peserta: Homogen atau Heterogen

Tekait dengan homogenitas atau heterogenitas peserta FGD, Irwanto (2006: 75-76) mengemukakan
prinsip-prinsip sebagai berikut:

Pemilihan derajat homogenitas atau heterogenitas peserta harus sesuai dengan tujuan awal
diadakannya FGD.
Pertimbangan persoalan homogenitas atau heterogenitas ini melibatkan variabel tertentu yang
diupayakan untuk heterogen atau homogen. Variabel sosio-ekonomi atau gender boleh heterogen,
tetapi peserta itu harus memahami atau mengalami masalah yang didiskusikan. Dalam mempelajari
persoalan makro seperti krisis ekonomi atau bencana alam besar, FGD dapat dilakukan dengan
peserta yang bervariasi latar belakang sosial ekonominya, tetapi dalam persoalan spesifik, seperti
perkosaan atau diskriminasi, sebaiknya peserta lebih homogen.

Secara mendasar harus disadari bahwa semakin homogen sebenarnya semakin tidak perlu diadakan
FGD karena dengan mewawancarai satu orang saja juga akan diperoleh hasil yang sama atau relatif
sama.

Semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisis hasil FGD karena variasinya terlalu besar.

Homogenitas-heterogenitas tergantung dari beberapa aspek. Jika jenis kelamin, status sosial
ekonomi, latar belakang agama homogen, tetapi dalam melaksanakan usaha kecil heterogen, maka
kelompok tersebut masih dapat berjalan dengan baik dan FGD masih dianggap perlu.

Pertimbangan utama dalam menentukan homogenitas-heterogenitas adalah ciri-ciri mana yang


harus/boleh/tidak boleh heterogen dan ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh homogen.

Menyusun Pertanyaan FGD

Agar pelaksanaan FGD berjalan lancar dan informasi yang di dapat sesuai dengan tujuan dari
penelitian, diperlukan penyusunan pertanyaan/Guideline FGD. Tujuannya agar diskusi dapat berjalan
terstruktur tidak keluar dari tujuan yang sudah ditentukan agar hasil dari FGD tersebut dapat
merepresentasikan alasan, motivasi, tujuan dll yang berhubungan dengan topik/pembahasan yang di
diskusikan.

Penyusunan pertanyaan-pertanyaan/Guideline pada FGD dilakukan dengan melihat beberapa hal


berikut ini:

Tujuan penelitian FGD

Tujuan diadakannya FGD


Memahami jenis informasi seperti apa yang ingin didapatkan dari FGD

Menyusun dari pertanyaan umum ke pertanyaan khusus.

Pertanyaan dibuat ke dalam bahasa yang sederhana dan jelas dan mudah dipahami oleh peserta
FGD

Sebelum melakukan FGD yang sebenarnya, lakukan role play terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun sesuai dengan tujuan penelitian maupun
diadakannya FGD dan apakah bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh peserta FGD?

Berbeda dengan wawancara, dalam FGD moderator tidaklah selalu bertanya. Bahkan semestinya
tugas moderator bukan bertanya, melainkan mengemukakan suatu permasalahan, kasus, atau
kejadian sebagai bahan pancingan diskusi. Dalam prosesnya memang ia sering bertanya, namun itu
dilakukan hanya sebagai ketrampilan mengelola diskusi agar tidak didominasi oleh sebagian peserta
atau agar diskusi tidak macet (Irwanto, 2006: 2)

Pelaksanaan FGD

Seperti yang sudah di jelaskan di awal bahwa dalam pelaksanaan FGD agar diskusi yang dilakukan
berjalan baik (terarah/fokus, tidak ramai karena semua peserta ingin berbicara mengeluarkan
pendapat, informasi dapat terjawab sesuai dengan harapan dan tujuan FGD) dibantu dengan
seseorang yang dapat memfasilitatorkan para peserta lainnya yang dinamakan moderator.

Peran moderator dalam FGD sangat penting untuk mencegah terjadinya penyimpangan dari tujuan
FGD. Keberhasilan pelaksanaan FGD sangat ditentukan oleh kecakapan moderator dalam menjalin
komunikasi dengan para peserta. Adapun tugas-tugas moderator adalah :

a. Menjelaskan maksud dan tujuan FGD

Moderator menjelaskan secara detail maksud dan tujuan FGD hanya untuk kepentingan penelitian
dan data responden akan dijaga kerahasiannya (tidak akan dipublikasikan keluar)

b. Menjelaskan topik/isu pokok diskusi


Bahwa topik/isu yang akan dibahas sama seperti kehidupan sehari-hari para peserta. Tidak ada
maksud untuk menjelek-jelekan orang/organisasi/benda dll. Hanya ingin mengetahui pendapat para
peserta

c. Menjelaskan tata cara pelaksanaan dalam FGD

Bahwa semua peserta berhak mengeluarkan pendapatnya dan jangan takut atau malu jika peserta
yang lain akan tersinggung karena ini murni hanya ingin mengetahui pendapat masing-masing
peserta. Dan menekankan bahwa semua pendapat dan saran mempunyai nilai yang sama dan sama
pentingnya dan tidak ada jawaban yang benar atau salah.

d. Menciptakan suasana kondusif

Menjamin terbentuknya suasana yang akrab, saling percaya dan yakin diantara peserta. Peserta
harus saling diperkenalkan.

e. Mengelola dinamika kelompok

Memperhatikan keterlibatan peserta, tidak boleh berpihak atau membiarkan beberapa orang
tertentu memonopoli diskusi dan memastikan bahwa setiap orang mendapat kesempatan yang
cukup untuk berbicara. Serta peserta merasa nyaman untuk berbagi dan menyampaikan
pendapat/pemikirannya

f. Mengamati peserta dan tanggap terhadap reaksi mereka

g. Perhatikan nada suara

Moderator harus mampu mengendalikan intonasi suara kepada para peserta diskusi, agar diskusi
tetap berjalan dengan baik.

h. Menghindari pemberian pendapat pribadi

Hal ini dimaksudkan agar peserta tidak mengikuti pendapat dari moderator, sehingga hasilnya
benar-benar murni pendapat dari peran para peserta diskusi

i. Menghindari komentar yang menyatakan setuju/tidak setuju


FGD merupakan suvey kualitatif sehingga hasil diharapkan berupa
pernyataan-pernyataan/pendapat/pemikiran dari para peserta bukan penghitungan/angka seperti
survey kuantitatif.

j. Perhatikan gestur tubuh

Memperhatikan komunikasi atau tanggapan yang berupa bahasa tubuh.

k. Mampu mengendalikan waktu yang telah ditentukan

Mendengarkan diskusi sebaik-baiknya sambil memperhatikan waktu dan mengarahkan pembicaraan


agar dapat berpindah dengan lancar dan tepat pada waktunya sehingga semua masalah dapat
dibahas sepenuhnya. Lama pertemuan tidak lebih dari 90 menit, untuk menghindari kelelahan.

Anda mungkin juga menyukai