Anda di halaman 1dari 18

REFRESHING

BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK


Pembimbing:
dr. Jeffry Pattisahusiwa, Sp.A

disusun oleh :
Aulia Diandra Shafiera
2017730020

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH R SYAMSUDIN SH
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
DEFINISI
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis atau peradangan
pada parenkim paru yang melibatkan bronkus atau bronkiolus yang
berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution), yang
disebabkan oleh bermacam - macam etiologi seperti bakteri, virus,
jamur dan benda asing.
EPIDEMIOLOGI

● Pneumonia hingga saat ini masih tercatat


sebagai masalah kesehatan utama pada anak
di Negara berkembang
● Diperkirakan hampir seperlima kematian
anak diseluruh dunia, lebih kurang 2 juta
anak balita, meninggal setiap tahun akibat
pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika
dan Asia Tenggara
● Di Indonesia prevalensi pneumonia pada
balita tinggi yaitu 4,5 per 100 balita.
ETIOLOGI
INFEKSIUS NON-INFEKSIUS
Bakter, Virus, Aspirasi (makan ataupun
Mikobakterium, cairan lambung)
dan Jamur

FAKTOR RISIKO
Malnutrisi, BBLR, Tidak mendapat ASI eksklusif,
Kelainan anatomi kongenital, Higiene kurang baik,
polusi, asap rokok, lingkungan padat, Imunisasi
tidak adekuat
Neonatus Streptokokus grup B, Klebsiella, Escherichia coli, dan
(< 3 Minggu) Listeria monocytogenes.

3 Minggu-3 Bulan Virus (Respiratory syncytial virus ,


Parainfluenza,Influenza A and B,
Rhinovirus,Adenovirus)
Streptococcus pneumonia
Haemophillus influenza
Chlamydia trachomatis

ETIOLOGI 4 Bulan- 4 Tahun Virus (Respiratory syncytial virus ,


Parainfluenza,Influenza A and B,
Rhinovirus,Adenovirus)
Streptococcus pneumonia
Haemophillus influenza , Streptococcus grup A
Mycoplasma pneumoniae

≥5 Tahun Streptococcus pneumonia


Haemophillus influenza tipe B
Mycoplasma pneumonia
Chlamydophila pneumonia
PATOLOGI
• Agen infeksius masuk ke saluran nafas

• Kongesti (4-12 Jam pertama), yaitu hipermia, respon pada awal infeksi , peningkatan aliran

darah dan permeabilitas kapiler, pelepasan mediator radang dan pengaktifan sel imun
• Hepatisasi Merah (48 jam berikutnya) jaringan parenkim paru yang terinfeksi akan terisi

oleh sel darah merah, eksudat, fibrin oleh karna proses peradangan, sehingga menjadi
padat dan berwarna merah
• Hepatisasi Kelabu (3-8 hari berikutnya) Selanjutnya deposisi fibrin semakin bertambah,

terdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan terjadi proses fagositosit cepat , eritrosit
mulai ter resorbsi dan kapiler tidak lagi kongesti
• Resolusi (7-11 hari berikutnya) Sejumlah makrofag meningkat di alveoli, sel akan mengalami

degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris menghilang.


DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
- Inspiratory effort, takipnea, chest
- Batuk
indrawing, cuping hidung, retraksi,
- Sesak napas
sianosis
- Demam
- Auskultasi : suara nafas mengeras
- Kesulitan makan/minum
(brokovesikular), suara nafas tambahan
- Serangan pertama atau berulang
(ronki basah halus, crackles)
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
- Darah perifer lengkap
o Leukosit , neutrofil>> pada bacterial
eosinofil >> pada chlamydia

o LED, CRP (c-reaktif protein), PCT


(Procalsitonin)
- Analisa Gas Darah
- Kultur Darah/ Sputum (Diagnosis pasti)
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang

CHEST X-RAY

Indikasi spesifik : pneumonia berat, dugaan


komplikasi pneumonia atau tidak berespon
terhadap terapi yang diberikan
KLASIFIKASI
Berdasarkan Lokasi
KLASIFIKASI
Berdasarkan asal infeksi
- Pneumonia yang didapat dari masyarakat (community
acquired pneumonia = CAP).
- Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital-based
pneumonia).

Berdasarkan Keparahannya
- Pneumonia Berat
- Pneumonia
- Batuk bukan pneumonia
Berdasarkan Keparahan
Kriteria Rawat Inap
Bayi:
- Saturasi oksigen <92%, sianosis
- Frekuensi napas >60 x/menit
- Distres pernapasan, apnea intermiten, atau grunting
- Tidak mau minum/menetek
- Keluarga tidak bisa merawat di rumah

TATALAKSANA Anak:
- Saturasi oksigen <92%, sianosis
- Frekuensi napas >50 x/menit
- Distres pernapasan
- Grunting
- Terdapat tanda dehidrasi
- Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Supportif
• Oksigenasi
• Cairan dan kalori cukup

Simptomatik
• Nebulisasi dengan salin dan atau B2 agonis
• Antipiretik – analgetik

Causatif
Tatalaksana • Pemberian antibiotic
• Pneumonia ringan (Rawat jalan) :
Amoxicilin 50-90 mg/kgBB/hari 3dd
dan/atau
As.Klavulanat 50 mg/kgBB/hari 3 dd
jika ada KI
kotrimoksazole 4 mg/kgBB/dosis , 2 dosis PO
• Pneumonia Berat :
Neonatus-2 bulan : Ampisilin + Gentamisin
Ampicilin 100-200 mg/kgBB/hari IV 4 dd
Gentamisin 3 mg/kgBB / 12 jam
jika respon baik, lanjut selama 5 hari dilanjutkan Amoxicilin
PO
>2 bulan :Lini pertama Ampisilin
Ampicilin 100-200 mg/kgBB/hari IV 4 dd,jika respon baik,
Tatalaksana lanjut selama 5 hari dilanjutkan Amoxicilin PO
bila dalam 3 hari tidak ada perbaikan dapat ditambahkan
kloramfenikol
Kloramfenikol 15 mg/kgBB/setiap 6 jam
Lini kedua seftriakson
ceftriaxone 50-100 mg/kgBB/hari IM atau IV 2 dd
KOMPLIKASI

• Atelektasis,Empisema, Efusi
Pleura, Pericarditis

• Meningitis, artritis, osteomyelitis

• Sepsis
Terimakasih
Antonius Pudjiadi, dkk. 2009. Pedoman Pelayanan Medis IDAI Jilid 1.
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Bradley JS, Byington CL, Shah SS, Alverson B, Carter ER, Harrison C.
2011. Executive summary: The management of community-acquired pneumonia in
infants and children older than 3 months of age: Clinical practice guidelines by the
Pediatric Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of
America. Clin Inf Dis. 53(7):617-630.
Raharjoe, Nastiti N. dkk. 2009. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: IDAI.
WHO. Pneumonia: Pneumonia fact sheet. 2014. Switzerland.Geneva: The
United Nations Children’s Fund/World Health Organization.

Anda mungkin juga menyukai