Anda di halaman 1dari 2

LPMP GORONTALO

Pendidikan Berbasis ICT


Wednesday, 06 January 2010

Menginjak abad milenium ketiga ini, banyak kita yang merasa terperangah menghadapi perkembangan ICT yang
demikian pesat. Betapa tidak! Setiap orang, siapa pun dia, kini telah menggenggam telepon seluler yang
kemampuannya cukup membuat kita tekagum-kagum. Sampai-sampai kantor pos kita merasa kehilangan bisnis inti(core
bussiness) yang sebelumnya sempat menjadi andalah. Kita juga terperangah ketika alat yang besarnya benar-benar
hanya segenggam tangan itu dapat mengirimkan SMS dengan begitu cepat, dapat merekam video yang bahkan dapat
dihubungkan melalui komputer, memiliki sistem alarm, ada penunjuk waktu (jam), dan banyak aplikasi lain yang
sebelumnya tidak kita bayangkan. Demikian juga dengan dunia perkomputeran. Dari komputer hitam putih yang kita
miliki pada awal tahun 80 – 90-an, kini telah lahir generasi baru komputer lengkap dengan perangkat multimedia
yang sangat canggih. Kemampuan untuk menyimpan data dan informasi, serta kecepatan merekam dan menyampaikan
informasi, merupakan satu kelebihan perangkat keras ini yang sebelumnya tidak terbayangkan. Bahkan, kini hard disk
pun dapat kita bawa kemana kita pergi. Flash disk atau USB dengan kapasitas bukan hanya megabite, tetapi gegabite.
Bahkan kadang lebih besar dari hard disk yang ada di dalam hard disk komputer pribadi (personal computer atau PC)
yang ada di kantor kita. Komputer pribadi yang ada di kantor dan rumah kita pun kini telah bergeser menuju laptop yang
nyaris hanya memiliki berat di bawah dua kilogram kini banyak ditenteng para dosen, pendidik, bahkan kini juga para
mahasiswa dan pelajar.

Pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan akhir-akhir ini digalakkan oleh pemerintah dengan memanfaatkan
Information and Communication Technology (ICT). Pemanfaatan ICT ini secara umum bertujuan menghubungkan murid-
murid dengan jaringan pengetahuan dan informasi. Selain itu mengembangkan sikap dan kemampuan murid-murid
untuk belajar sepanjang hidup (life-long education), meningkatkan kinerja guru dalam bidang ICT. Pada akhimya akan
mengubah sekolah di Indonesia menjadi institusi pembelajaran yang kreatif dan dinamis dengan murid-murid menjadi
pembelajar yang lebih termotivasi, selalu ingin tahu, dan kreatif.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka pemanfaatan ICT ini adalah dengan menyediakan prasarana dan fasilitas TIK
untuk murid dan guru yang memungkinkan mereka mengakses informasi, mendorong pemain kunci dalam sistem
sekolah dalam menjalankan peran baru mereka, terutama dalam hal ini adalah guru. Di samping itu juga, sekolah
mengintegrasikan TIK dalam pendidikan sekolah melalui kurikulum yang sesuai dan dukungan sumberdaya dan
mendorong tumbuhnya lingkungan berbasis komunitas yang kondusif terhadap manajemen perubahan.
Dari realitas di atas ada beberapa hal yang patut di cermati secara arif berkaitan dengan pemanfaatan ICT ini. Hal ini
berkaitan dengan implementasi di lapangan. Pertama, kemam puan sekolah untuk melengkapi fasilitas ICT. Kedua,
tentang kemampuan sumber daya manusia khususnya guru dalam pemanfaatnan ICT. Ketiga, lingkungan sosial yang
kurang mendukung terhadap pernanfaatan ICT.

Kemampuan Sekolah
Salah satu unsur yang menyebabkan ICT digunakan secara maksimal adalah dengan adanya fasilitas komputer yang
memadai. Memang bila kita melihat sekolah-sekolah elit di kota besar, kita akan menemukan sekolah yang mempunyai
sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap, misalnya komputer. Tetapi untuk sekolah-sekolah di daerah pinggiran
kota atau kepulauan, kita akan sulit menemukan sarana dan prasarana yang lengkap terutama komputer (tentunya yang
layak dan memadai untuk sebuah proses pembelajaran).
Selama ini pemerintah memang memberikan komputer kepada sebagian sekolah, tetapi untuk sekolah yang tidak
kebagian harus berusaha sendiri untuk membeli komputer. Bagi sekolah elite, mungkin sangat mudah, tetapi bagi
sekolah yang untuk merenovasi sekolahnya saja masih pontang-panting mencari dana apalagi untuk membeli komputer
itu akan sangat memberatkan. Termasuk sekolah-sekolah swasta di daerah dan pinggiran termasuk di kepulauan yang
masih tertatih-tatih untuk menghidupi dirinya. Sedangkan komputer merupakan sarana utama agar pemanfaatan ICT
berjalan maksimal. Dan itu adalah masalah umum yang harus kita pecahkan bersama.

Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM)


Kunci utama agar pemanfaatan ICT berjalan maksimal adalah guru. Untuk itu diperlukan guru yang profesional sehingga
pemerintah memberikan pelatihan kepada sebagian guru MIPA untuk membuat software pembelajaran, melatih tenaga
administrasi (TU) sekolah mengenai penggunaan komputer untuk administrasi dan perawatan komputer. Sedangkan
dalam kenyataannya tidak semua guru lulusan program sarjana adalah tenaga pendidik yang profesional.
Bukan karena sistem Perguruan Tinggi yang jelek, kurikulum tidak sesuai kebutuhan, dosen-dosen tidak bermutu atau
alasan lainnya yang menjadikan lulusan itu tidak bermutu, tetapi ketidaksiapan dan ketidakmampuan mahasiswa untuk
menempuh studi di universitas. Dan ini juga akan menjadi hambatan yang cukup serius mengingat yang menjadi kunci
utamanya adalah guru dalam pemanfaatan ICT. Ketika guru-guru yang ada sudah tidak mampu, maka pemanfaatan ICT
ini hanya akan menjadi wacana yang terus berkembang dan hanya mengambang tanpa ada perwujudan dalam
kenyataan.

Lingkungan Sosial
Perkembangan dan proses belajar seseorang tidak dapat terjadi tanpa kehadiran pengaruh lingkungan (masyarakat).
Begitu juga dengan pemanfaatan ICT tidak akan maksimal tanpa didukung oleh lingkungan. Di lingkungan kota-kota
besar, sangat mudah untuk mencari perangkat ICT sehingga pemanfaatan ICT akan maksimal. Termasuk ketika
memberikan tugas yang harus mengakses internet, misalnya, akan lebih mudah dilakukan. Akan tetapi untuk kasus
http://www.lpmp-gorontalo.go.id Powered by Joomla! Generated: 7 April, 2010, 20:28
LPMP GORONTALO

sekolah-sekolah yang ada di kepulauan, misalnya, yang listrik saja harus hidup di malam hari ; tidak terjangkau provider
sehingga internet tidak bisa diakses, maka pemanfaatan ICT akan kurang maksimal walaupun di sekolah itu mempunyai
sarana komputer lengkap.
Jadi sangat jelas bahwa lingkungan sebagai proses motivasi sosial yang memegang peranan dalam merangsang setiap
individu untuk mencapai prestasi sosial sebagaimana proses-proses motivasi akademik akan mempengaruhi prestasi
akademik. Bila lingkungan tidak mendukung, maka akan sangat sulit bagi siswa untuk mencapai kesuksesan.
Dari perspektif di atas, tampaknya apa yang menjadi harapan pemerintah untuk mengedepankan ICT dalam setiap
pembelajaran tampaknya masih harus menapaki jalan berliku. Kemampuan sekolah, kemampuan dan profesionalisme
pendidik serta lingkungan sosial yang kondusif untuk sebuah pembelajatan berbasis ICT ternyata masih menjadi tanda
tanya besar untuk dalam waktu dekat memberikan kontribusi positif dalam implementasi ‘kebijakan ICT’
ini. Namun, bagaimanapun situasinya kebijakan ini perlu mendapat apresiasi positif dengan berusaha memulai dari diri
kita untuk berusaha melakukan yang terbaik. KesimpulanPencarian informasi apa pun dapat dengan mudah dan cepat
dicari dengan mesin pencari. Situs-situs mesin pencari seperti Google dan Yahoo! Sudah tersedia, bahkan sudah mulai
meluncurkan versi mobile yang dapat diakses melalui telepon genggam. Dan telepon gengam bukan barang aneh bagi
kebanyakan siswa di Indonesia. ICT menyajikan teks nonsekuensial, nonlinear, dan multidimensional dengan
percabangan tautan dan simpul secara interaktif. Tampilan tersebut akan membuat pengguna (user) lebih leluasa
memilih, mensintesa, dan mengelaborasi pengetahuan yang ingin dipahaminya. Walhasil komputer dapat
mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena komputer tidak pernah bosan, sangat sabar dalam
menjalankan instruksi, seperti yang diinginkan. Berbeda dengan guru, guru tak mungkin menjelaskan hal yang sama
terus menerus pada siswa yang lambat. Selain itu siswa yang cepat pun dapat terus berlari tanpa perlu dihalangi dan
distandarisasi sama dengan siswa lainnya. Inilah iklim afektif dari pemanfaatan ICT dalam pembelajaran. Tantangan
dalam PBM seperti ini mengharuskan kita sadar untuk mengelola kelas yang berbasis ICT.
Pesatnya perkembangan di bidang teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technology,
ICT) memang sesuatu yang tak terelakkan dan selayaknya justru kita syukuri. Bahwa ICT bisa dimanfaatkan untuk
tujuan-tujuan negatif di kalangan generasi muda, hal itu tidak menutup kemungkinan sebaliknya, yaitu ICT juga bisa
memberikan kemaslahatan yang luar biasa bagi umat manusia. Pada akhirnya, dampak ICT terpulang pada bagaimana
kita menyikapi dan memanfaatkannya.

http://www.lpmp-gorontalo.go.id Powered by Joomla! Generated: 7 April, 2010, 20:28

Anda mungkin juga menyukai