Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

Pendidikan Sepanjang Hayat menjadi hal yang penting dalam hidup ini. Kita
dari lahir hingga mati, dituntut untuk mencari ilmu. Dengan mendapatkan pendidikan,
maka didapatlah ilmu. Dengan adanya ilmu, maka kita dapat merasakan berbagai manfaat
dari ilmu yang telah kita kembangkan.
Pendidikan sepanjang hayat tidak harus selalu dalam bentuk formal, justru yang
terbaik adalah pendidikan yang informal dan nonformal. Pendidikan informal di dapat dari
orang tua kita, sedangkan nonformal dari lingkungan hidup kita.
Pendidikan sepanjang hayat sering disebut dengan pendidikan seumur hidup
yang dalam bahasa Inggris disebut Lifelong Education. Pendidikan sepanjang hayat mulai
aktual setelah UNESCO menyatakan sebagai pandangan tentang pendidikan yang
mengantisipasi perubahan-perubahan yang ada di masyarakat seluruh dunia dan negara
berkembang pada khususnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi serta nilai-nilai mengalami perubahan dan terus
berkembang, oleh karena itu, pemahaman terhadap pendidikan sepanjang hayat bukan
hanya pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru, tapi perlu menjadi keyakinannya
bahwa belajar itu tak pernah ada akhirnya. Keyakinan tidak hanya untuk guru saja, tetapi
juga peserta didik yang nantinya akan menjadi generasi yang hidup di era yang tuntutan
hidupnya lebih beragam.
A. Latar Belakang, Urgensi,, dan Cakupan Pendidikan Sepanjang Hayat
Arti lugas pendidikan sepanjang hayat yaitu bahwa pendidikan tidak
berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya.
Pendidikan ini semakin tinggi urgensinya karena manusia oerlu terus
menerus meyesuaikan diri supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam lingkungan
masyarakatnya yang selalu berubah. Sisi lain dari pendidikan ini adalah peluang luas
bagi seseorang untuk terus belajar agar dapat meraih keadaan kehidupan yang lebih
baik.
Adapun faktor pendukungnya :
 Majunya IPTEK
 Produk-produk IPTEK yang perlu dipelajari karena terkait dengan alat kerja,
bagi yang menggunakan
 Perubahan sosial sebagai dampak mejunya IPTEK.

1. Pendidikan telah berlangsung sejak dulu hingga sekarang


Sejak manusia ada, pendidikan telah berlangsung, yaitu apa yang diajarkan
orang tua tentang semua yang telah dikuasainya, yaitu cara hidup sehari-hari, tradisi
yang berlaku dan ketrampilan lain.
Proses ini berlangsung secara alamiah, yaitu karena sering mengamati,
sering membantu, secara bertahap diberi tanggung jawab dari yang kecil hingga
yang dipandang dewasa.
Menurut UU No.2/1989 dan UU No.20/2003 tentang sisdik, pendidikan
diklasifikansikan antara pendidikan formal, nonformal, dan informal, persekolahan
(SD hingga PT) dan luar sekolah (Tempat Penitipan Anak/TPA; kelompok
bermain/KB; kejar peket A,B, dan C; berbagai kursus; pendidikan keluarga dan
menurut Filips Coombs tercakup juga program sajian satu arah).
2. Masyarakat tradisional tidak banyak mengalami perubahan
Jika diperhatikan, apa yang dipelajari anak didik dalam masyarakat
tradisional hampir sama bagi semua anak. Dan juga, dalam masyarakat tradisional,
anak tidak dituntut untuk mempunyai kemampuan lain dari yang telah ada, karena
tidak ada perubahan dalam tata kehidupannya.
3. Semakin maju suatu masyarakat, semakin beragam jenis sumber kehidupan
Jenis pekerjaan yang menjadi sumber-sumber kehidupan seorang anak
tidak selalu sama dengan jenis pekerjaan orang tuanya. Dengan kata lain dalam
masyarakat yang maju :
 Sumber kehidupan adalah beragam (guru, dokter, dsb)
 Anak belajar untuk bekal kehidupannya, tidak selalu dari orang tuanya tetapi
juga lewat lembaga pendidikan seperti sekolah, kursus, penyuluhan, latihan,
dll.
 Setelah dewasa anak tidak selalu mempunyai sumber kehidupan yang sama
dengan ortunya.
 Apa yang dipelajari oleh seseorang untuk dapat hidup tidak sesederhana
seperti dalam masyarakat tradisonal, sehingga orang tua membutuhkan
lembaga pendidikan untuk masa depan anaknya.

B. Keadaan yang Cepat Berubah


Begitu cepatnya perubahan, banyak cerdik pandai yang menyatakan bahwa
tidak semua orang mampu melihat adanya perubahan-perubahan itu. Yang mudah kita
amati adalah kemajuan teknologi yang pada dasarnya adalah penerapan sejumlah ilmu
dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Kemajuan ilmu yang mendorong kemajuan teknologi telah menyebabkan
banyak perubahan di segala bidang kehidupan. Perubahan itu menguntungkan jika
mempermudah kehidupan manusia. Sedang perubahan itu itu tidak menguntungkan jika
sulit diikuti oleh orang yang lamban bahkan bisa menghilangkan mata pencaharian
manusia, karena adanya mesin.

C. Perubahan IPTEK Menuntut Orang yang Menyesuaikan


Dalam masyarakat yang telah menerapkan teknologi, perubahan yang
kadang menuntut manusia di dalamnya untuk menyesuaikan. Ujud dari penyesuaian itu
adalah belajar kembali meski dalam waktu yang tidak panjang. Dalam masyarakat yang
lebih maju, menuntut warganya belajar terus, tanpa henti dengan kata lain belajar
sepanjang hayat.
Sisi lain dari pendidikan sepanjang hayat bagi orang adalah peluang maju
yang tiada batasnya, dengan adanya kemajuan IPTEK serta terjadinya perubahan sosial.
Salah seorang ahli dari UNESCO menyatakan bahwa warga masyarakat tidak saja harus
mau belajar terus terang, tetapi sekaligus gemar belajar sehingga dapat diterima
kemajuan sebagai bagian dari hidupyang baru tanpa beban dan keluhan.

D. Wadah Pelaksanaan Sepanjang Hayat


Pendidikan sepanjang hayat adalah suatu konsep tentang pentinganya belajar
terus menerus karena hidup dalam kemajuan zaman yang menuntut demikian. Kita
tidak akan pernah menemukan lembaga pendidikan atas nama pendidikan sepanjang
hayat karena pendidikan tersebut berwadahkan dari semua lembaga pendidikan,
sumber-sumber informasi sesuai dengan kepentingan perseorangan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Adapun lembaga pendidikan sepanjang hayat, yaitu:
1. Pendidikan Persekolahan
Contoh: Seorang dosen yang ingin mendapat gelar strata 2 harus meneruskan
pendidikan di PT.
2. Pendidikan Luar Sekolah
Contoh: Seorang buruh mengikuti latihan untuk menangani mesin baru (UU No.2
tahun 1989 atau UU sisdiknas 2003 disebut sebagai pendidikan luar sekolah).
3. Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau media massa baik cetak
atau elektronik ataupun sajian dalam internet.
Contoh: Belajar memasak dari orang tua dan dari buku sebagai sumber informasi
Berdasarkan contoh-contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa wadah
pendidikan sepanjang hayat adalah semua lembaga pendidikan yang ada. Mana yang
dipakai, tergantung apa yang diperlukan. Karena pendidikan sepanjang hayat
berwadahkan pada lembaga pendidikan yang ada, maka pertambahan dan perluasan
wadah pendidikan pendidikan sepanjang hayat.

E. Ragam Program
Beberapa alasan mengapa seseorang memerlukan tambahan pendidikan
antara lain prakarsa sendiri, pengaruh orang lain, dan desakan orang lain.
Ada banyak ragam yang menggambarkan kepentingan seseorang untuk
belajar kembali, mempelajari sesuatu yang baru baginya. Ragam itu antara lain:
1. Pendidikan untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhan pokok dalam hidupnya
(dalam arti luas kebutuhan ‘survival’)
Belajar keterampilan lain yang dirasa mempunyai prospek lebih bagus,
daripada terus menerus menggantungkan diri terhadap apa yang dimiliki sekarang.
2. Pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan bidang kerjanya
Berhubungan dengan penghasilan. Namun dalam ragam ini biasanya lebih
berorientasi pada promosi atau kenaikan pangakat.
3. Pendidikan untuk pengembangan atau peningkatan diri
Hal ini dilakukan untuk mengejar cita-citanya. Walau tidak selalu berjalan
secara sistematis karena sesuatu yang tidak memungkinkan seperti biaya.
4. Pendidikan untuk kebutuhan mental dan rekreasional.
Hal ini dilakukan karena untuk kebutuhan jiwa yaitu menenangkan bati,
menyenangkan hati dan mengisi waktu luang. Meski namanya belajar, tapi yang
bersangkutan akan belajar terus karena belajar merupakan kenikmatan.

Anda mungkin juga menyukai