Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT PEKERJA DI


IDUSTRI MEBEL “UD BERKAH JATI FURNITURE” DESA SROBYONG
KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

Kelompok 3:

1.Khoirul Aziz Firmansyah (202103028)


2.Putri Ayu Aryastuti (202103033)
3.Rarastiti Dwi Y. (202103034)
4.Siti Anisyah (202103039)
5.Stevania Praditasari (202103041)
6.Windy Punika Sari (202103042)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

TAHUN 2021/2022

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................


B. Tujuan Masalah..........................................................................................................
C. Rumusan Masalah......................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Upaya Kesehatan Kerja....................................................................................


1. Pengertian Upaya Kesehatan Kerja.....................................................................
2. Tujuan upaya Kesehatan Kerja............................................................................
3. Peninjauan Tempat Kerja.....................................................................................
B. Teori Alat Perlindungan Diri.....................................................................................
1. Definisi APD........................................................................................................
2. Pemaikaian APD pada industri kayu...................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

I. Pengkajian Komunitas...............................................................................................
II. Analisa Data...............................................................................................................
III. Diagnosa Keperawatan Komunitas............................................................................
IV. Rencana Keperawatan Komunitas.............................................................................
V. Plan Of Action...........................................................................................................
BAB IV EVALUASI............................................................................................................
BAB V PENUTUP................................................................................................................
A. Simpulan....................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

LAMPIRAN..........................................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan Kerja adalah suatu layanan peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan (fisik, mental dan sosial) dan ekonomi yang setinggi-tingginya bagi pekerja
di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan pekerja dan resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan ,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang serasi
antara pekerja dengan manusia pekerja (WHO/ILO,1995). Dalam rangka mewujudkan
dan melindungi masyarakat pekerja Indonesia, pembangunan di bidang kesehatan
telah menjabarkan melalui visi Indonesia sehat 2015 dengan misinya menitik beratkan
pada pemeliharaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau serta memlihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu ,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Berdasarkan data pengkajian awal yang dilakukan pada tanggal 11 Oktober
2021 terdapat kegiatan industry mebel di desa Srobyong. Dari hasil wawancara
dengan pemilik dan observasi langsung ke tempat usaha didapatkan data sebagai
berikut , sebagian pekerja tidak memakai alat perlindung diri saat bekerja terutama
masker yang sekarang menjadi hal yang wajib dipakai saat kita bertemu dengan orang
lain ataupun di tempat kerja. Saat dikaji tentang pengetahuan bahaya yang dapat
diakibatkan oleh pekerjaan yang mereka lakukan yaitu pengetahuannya cukup. Hasil
pengkajian terhadap riwayat kecelakaan kerja yang pernah dialami pekerja selama ini
ada beberapa seperti terkena gergaji, kesetrum dan batuk bahkan ada yang terpapar
Covid-19.
Oleh karena itu diperlukan Keperawatan Kesehatan Komunitas sebagai salah
satu bentuk upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan kecelakaan kerja. Dengan
demikian diharapkan praktik keperawatan kesehatan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa ners STIKES Cendekia Utama Kudus dapat menerapkan ilmu dan
ketrampilan yang didapat dalam melakukan perencanaan kegiatan dan implementasi
sebagai upaya mengurangi dampak kesehatan dan kecelakaan kerja di UD Berkah Jati
Furniture.

3
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan program praktik keperawatan komunitas, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan kesehatan komunitas
terutama pada masyarakat pkerja home industri sehingga akan meningkatkan
produktivitas kerja masyarakat pekerja dan kondidi kerja yang aman dan sehat
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
b. Untuk mengetahui bahaya potensial dan akibat pada pekerja mebel
c. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja
d. Untuk mengetahui macam-macam APD (alat perlindungan diri)
e. Untuk mengetahui upaya pencegahan kecelakaan kerja

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diambil rumusan
masalah “bagaimana asuhan keperawatan komunitas yang terdapat pada industry
mebel “UD Berkah Jati Furniture” di Desa Srobyong Kecamatan Mlonggo Kabupaten
Jepara”

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep UKK ( Upaya Kesehatan Kerja)


1. Pengertian
Upaya kesehatan kerja adalah upaya kegiatan pokok yang ditujukan terutama
pada masyarakat pekerja informal dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan lingkungan kerja (Depkes,
2005).

Kesehatan Kerja adalah sepesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta


praktiknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik , mental ataupun sosial dengan usaha-
usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta
terhadap penyakit-penyakit umum.
2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya sendiri
sehingga terjadi peningkatan status kesehatan yang akhirnya meningkatkan
produktifitas kerja.
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat pekerja
dalam upaya pencegahan pemberantasan penyakit yang berkaitan
dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal
dan keluargannya yang belum terjangkau.
c. Meningkatkan keselamatan kerja dengan mencegah penggunaan
bahan- bahan yang membahayakan lingkungan kerja dan
masyarakat.

5
3. Peninjauan Tempat Kerja
Peninjauan untuk menentukan bahaya akibat kerja dan masalah yang
dihadapi di tempat kerja baik bahaya fisik, kimia, biologis maupun
fisiologis.
1) Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau
kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,
sehingga dapat dideteksi oleh manusia serta dapat memberikan efek pada
manusia, binatang dan mineral karena kontaminan alami dan buatan ke dalam
atmosfer (Aditama, 1992). Klasifikasi bahan pencemaran udara dapat dibagi
menjadi dua bagian (Kusnoputranto, 2002) :
a. Pencemar primer, adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung
ke udara yang menyebabkan konsentrasinya meningkat dan
membahayakan. Bahan kimia dapat berupa komponen udara alamiah,
seperti karbondioksida, yang meningkat diatas konsentrasi normal atau
sesuatu yang tidak biasanya terdapat di udara, seperti senyawa timbal.

b. Pencemar sekunder, adalah senyawa kimia berbahaya yang


terbentuk di atmosfer melalui reaksi kimia diantaranya berbagai
komponen udara. Pencemaran udara yang serius biasanya terjadi di
suatu kota atau daerah lainnya yang mengeluarkan kadar pencemar
yang tinggi.
Tipe Pencemaran udara dibagi menjdai 9 bagian (Kusnoputranto,
2002) yaitu :

a) Karbondioksida, yaitu CO
2, Sulfur oksida, yaitu SO2, Nitrogen oksida

b) Hidrokarbon, yaitu senyawa organic yang mengandung karbon


dan hydrogen seperti metana, butane, benzene.
c) Oksidan fotokimia, yaitu ozon, PAN dan beberapa senyawa aldehid.

d) Partikel (padat atau cair di udara), asap, debu, asbestos, partikel


logam, minyak, garam-garam sulfur.
e) Senyawa anorganik (mengandung kerbon), estisida, herbisida
berbagai jenis alcohol, asam dan zat kimia lainnya.

6
f) Zat radioaktif tritium, radon, enzim dan pembangki tenaga.
2) Pencemaran Udara oleh Partikulat (Debu)

Partikel menurut WHO seperti yang dikutip oleh Purwana


(1992) adalah sejumlah benda padat atau cair dalam bermacam-macam
ukuran, jenis dan bentuk yang tersebar dari sumber-sumber
antropogenik dan sumber alam. Partikulat menyebar di atmosfer akibat
dari berbagai proses alami seperti letusan vulkano, hembusan debu serta
tanah oleh angin. Aktifitas manusia juga berperan dalam penyebaran
partikel, misal dalam bentuk partikel debu dan asbes dari bahan
bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari proses
pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu arang. Sumber partikel
yang utama adalah pembakaran dari bahan bakar sumbernya diikuti
proses-proses industri.

Partikel di atmosfer dalam bentuk suspensi, yang terdiri atas


partikel- partikel padat dan cair. Ukuran partikel dari 100 mikron
hingga kurang dari 0,01 mikron. Terdapat hubungan antara partikel
polutan dengan sumbernya.

7
Dampak kesehatan utama dari pemajanan debu adalah penyakit asma
dan penyakit saluran pernapasan lainnya, batuk dan naiknya mortalitas
tergantung kepada konsentrasi dari sifat fisik partikel debu itu sendiri. Polutan
debu masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem pernapasan,
oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada
sistem saluran pernapasan. Faktor yang paling berpengaruh adalah ukuran
partikel, karena ukuran ini menentukan seberapa jauh penerasi ke dalam
sistem pernapasan.
Mekanisme yang mungkin dapat menerangkan mengapa debu dapat
menyebabkan penyakit saluran pernapasan adalah dengan makin banyaknya
pemajanan debu maka cilia akan terus menerus mengeluarkan debu tersebut
sehingga lama kelamaan cilia teriritasi dan tidak peka lagi, sehingga debu
akan lebih mudah masuk. Selain itu yang terpenting orang tersebut akan
rentan terhadap infeksi saluran pernapasan lainnya. Kasus penyakit yang
banyak dilaporkan dan berhubungan dengan debu adalah bronchitis kronis dan
emphysema.
3) Partikulat Melayang
Partikel debu yang dapat masuk ke dalam pernapasan manusia adalah yang
berukuran 0,1µg sampai 1,0 µg dan berada di udara sebagai suspenden particulate
matter (partikulat melayang dengan ukuran ≤10 µg juga di kenal dengan PM 10 ).
Ukuran partikel debu yang lebih besar dari 10 μg akan lebih cepat mengendap ke
permukaan, sehingga kesempatan terjadinya pemajanan pada manusia menjadi
kecil dan jika terjadi pemajanan partikulat akan tertahan oleh saluran pernapasan
bagian atas (Kusnoputranto, 2000). Debu yang dapat dihirup manusia disebut
debu inhable dengan diameter 10 μg dan berbahaya bagi saluran pernapasan
karena mempunyai kemampuan merusak paru-paru.
Sebagian debu yang masuk ke saluran pernapasan berukuran 5 μg akan
sampai ke alveoli. Di dalam alveoli ini sebenarnya terjadi pertukaran O2 dengan

CO2 sehingga keberadaan debu inhable dapat mengganggu proses tersebut

(WHO, 2000).

8
Menurut Yenny (2003) yang mengutip pendapat Koren
(1995) dalam artikelnya tentang PM 10 menyebutkan bahwa

terdapat hubungan yang kuat antara pajanan pertikulat PM 10

dengan penderita Cardiopulmonary disease dan asma yang


ditunjukkan dengan tingginya mortality dan morbidity kasus
penyakit saluran pernapasan dan kasus cardiovascular.
4) Partikulat (Debu Kayu)

Seperti halnya debu yang lain, pada umumnya debu kayu


merupakan hasil mekanis dari suatu tindakan penggergajian,
perautan, pengamplasan dan lain-lain. Karena itu, debu kayu
mempunyai ukuran yang memungkinkan untuk masuk ke dalam
saluran pernapasan dan mengendap di dalam paru. Kayu yang
merupakan bagian dari struktur tumbuh-tumbuhan, juga tersusun
dari zat organik sehingga debu kayu dapat digolongkan ke dalam
debu organik.

Disamping itu, beberapa golongan kayu yang digunakan


dalam industri mebel mengandung substansi kimia yang dapat
memberikan efek alergi dan toksik pada manusia seperti kayu
Johar, kayu Ebony, kayu Rengas, kayu Kasasi, sehingga debu
kayu tersebut dapat menimbulkan dermatitis kronik,
konyungtivitis, asma rinitis dan lain-lain (Purnomo, 2007). Pada
industri mebel, terkadang kayu yang digunakan sebagai bahan
baku sudah mengalami pengawetan kimiawi sebelumnya, seperti
pada kayu lapis. Pengawetan dimaksudkan untuk mencegah
pelapukan atau kerusakan karena penyakit mikroorganisme.

Bahan yang biasa dipakai untuk pengawetan adalah minyak


pestisida, garam logam dan senyawa-senyawa organik. Jika debu
kayu terinhalasi oleh pekerja, maka pada zat-zat tersebut akan
masuk ke dalam paru dan dapat memberikan efek yang dapat

9
merugikan kesehatan, terutama jika konsentrasinya cukup besar
untuk menimbulkan penyakit (Purnomo, 2007).

4. Kegiatan Pencegahan atau Preventif


1) Penyuluhan kesehatan atau latihan
a. Bahaya penyakit akibat kerja
b. Latihan tata kerja yang benar
c. Cara menghindar bahaya akibat kerja atau (bahaya bahan kimia
dan zat-zat

lainnya) dan pertolongan pertama yang dapat dilakukan.


2) Kegiatan monitoring

Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja dan dilakukan oleh


anggota kelompok kerja yang dilatih untuk mendeteksi
pencemaran zat kimia, pestisida dan lain-lain.
3) Perbaikan mesin atau alat kerja.

Ditujukan pada industri kecil dan pada


pemaparan/pencemaran karena bahan- bahan produksi.
4) Pemakaian alat pelindung
Yang disesuaikan jenis pekerjaan dan bahaya yang dihadapi serta
dilakukan untuk mencegah penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
5. Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja dapat
dicegah ,dan berat ringannya penyakit yang disebabkan pekerjaan
tergantung dari jenis dan tingkat penyakit.
Golongan Penyebab Penyakit/gangguan
Fisik Kebisingan Kerusakan indra pendengaran
Getaran Agioneorosis
Cahaya Gangguan

penglihatan,kerusakan mata

10
Radiasi Kanker,kemandulan
Sinar ultra violet Konjungtivitis
Sinar infra merah Katarak lensa mata
Kimia Debu organik:silicon, Pneumokoniasis:
Asbes
Silikosis
Asbestos
Talkosis
Antrakosis
Siderosis
Bisinosis
Timah hitam Keracunan timah
Air raksa Penyakit minimata
Pestisida Keracunan pestisida

Biologi/ infeksi Bacilusanthracis kulit Antraksis kulit


Fisiologi Kesalahan kontruksi Luka fraktur,traumafisik lainnya

mesin,sikap tubuh,kelelahan
Mental Hubungan kerja tidak Stress
psikologis baik,jenis pekerjaan yang
monoton,upah kerja terlalu
rendah.

6. Dampak Aktivitas Industri Mebel terhadap Kesehatan

Bahaya potensial yang muncul dari aktivitas industri meubel


selain masalah estetika juga berkaitan dengan kesehatan.
Pekerjaan dalam pembuatan meubel dapat menimbulkan
kebisingan, debu. Pada Debu dan partikel kecil kayu banyak
terjadi pada proses pemotongan kayu, penyerutan dan

11
pengamplasan sebagai. Debu kayu ini dapat menyebabkan iritasi
dan alergi terhadap saluran pernafasan dan kulit. Kebisingan
menyebabkan gangguan aktivitas, konsentrasi dan pendengaran
baik sementara atau tetap

Menurut Purwana (1992), efek kesehatan pada saluran


pernapasan dapat dinilai melalui gejala penyakit pernapasan.
Gejala penyakit pernapasan banyak dipakai dalam penelitian
efek kesehatan oleh partikulat. Gejala penyakit pernapasan
merupakan gambaran respon langsung atau efek jangka pendek
saluran pernapasan terhadap partikulat, berupa batuk, sakit
kerongkongan, bunyi mengi, dan sesak nafas.

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai


dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam
perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat
dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan
pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam
kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang
lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka
perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan
yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak
jatuh dalam kegagalan pernapasan (Depkes, 2000).
Penyakit pada saluran pernapasan tampil dalam bentuk
gejala yang berbeda yang pada dasarnya ditimbulkan oleh iritasi,
kegagalan mucociliary transport, sekresi lendir yang berlebihan
dan penyempitan saluran pernapasan. Tidak semua penelitian
dan kegiatan program memakai gejala ganggua pernapasan yang
sama. Misalnya untuk menentukan infeksi saluran pernapasan,
WHO menganjurkan pengamatan terhadap gejala-gejala,
kesulitan bernapas, radang tenggorok, pilek dan penyakit pada
telingga dengan atau tanpa sisertai demam.

12
Kadar PM10berasosiasi dengan insidens gejala penyakit

pernapasan terutama gejala batuk. Di dalam saluran pernapasan ,


partikulat yang mengendap menyebabkan oedema mukosa
dinding saluran pernapasan sehingga terjadi penyempitan
saluran. Berikut ini akan dijelaskan beberapa faktor yang
mendasari timbulnya gejala penyakit pernapasan :
a. Batuk

Timbulnya gejala batuk karena iritasi partikulat dalah jika


terjadi rangsangan pada bagian-bagian peka saluran
pernapasan, misalnya trakeobronkial, sehingga timbul
sekresi berlebih dalam saluran pernapasan. Batuk timbul
sebagai reaksi reflex saluran pernapasan terhadap iritasi
pada mukosa saluran pernapasan dalam bentuk pengeluaran
udara (dan lendir) secara mendadak disertai bunyi khas.
b. Dahak

Dahak terbentuk secara berlebihan dari kelenjar lendir


(mucus glands) dan sel goblet oleh danya stimuli, misalnya
yang berasal dari gas, partikulat, alergen dan
mikroorganisme infeksius. Karena proses inflamasi,
disamping dahak dalam saluran pernapasan juga terbentuk
cairan eksudat berasal dari bagian jaringan yang
berdegenerasi.
c. Sesak nafas
Sesak napas atau kesulitan bernapas merupakan penyakit aliran
udara dalam saluran pernapasan kaena penyempitan. Penyempitan
dapat terjadi karena saluran pernapasan menguncup, oedema atau
karena sekret yang menghalangi arus udara. Sesak napas dapat
ditentukan dengan menghitung pernapasan dalam semenit.
d. Bunyi mengi
Bunyi mengi merupakan salah satu tanda penyakit pernapasan

13
yang turut diobservasikan dalam penanganan infeksi akut saluran
pernapasan.
7. Penyakit-Penyakit yang Bukan Disebabkan oleh Pekerjaan
Penyakit-penyakit umum yang terjadi pada pekerja dan tidak
berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan. Penyakit ini dapat
menyerang berbagai sistim tubuh misalnya penyakit saluran
pernafasan diantaranya TBC, bronkopneumonia, penyakit
kardiovaskuler, misalnya miokarditis, miokard infark dan penyakit
endokrin misalnya DM, struma dan banyak penyakit lainnya.
8. Upaya-Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
1) Substitusi

Yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan


bahan-bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya
sama sekali,misalnya karbon tetraklorida diganti dengan
triklor-etilen.
2) Ventilasi Umum

Yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut


perhitungan ke dalam ruang kerja, agar bahan-bahan yang
berbahaya ini lebih rendah dari kadar yang membahayakan,
aitu pada kadar ambang batas.
3) Ventilasi keluar setempat

Adalah alat yang dapat menghisap udara dari suatu tempat


kerja tertentu, agar bahan-bahan yang berbahaya dari tempat
tersebut dapat dialirkan keluar.
4) Isolasi

Adalah dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang


membahayakan, misalnya isolasi mesin yang hiruk-pikuk,
sehingga kegaduhan yang disebabkannya menurun dan tidak
menjadi gangguan pada pekerja.
5) Pakaian/alat pelindung

14
Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa, kaca mata,
masker, helm, sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus
yang didesain untuk pekerjaan tertentu.
6) Pemeriksaan sebelum kerja

Yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja untuk


mengetahui apakah calon pekerja tersebut sesuai dengan
pekerjaan yang akan diberikan baik fisik maupun mentalnya.
7) Pemeriksaan kesehatan secara berkala

Adalah pemeriksaan kesehatan yang dlakukan secara berkala


terhadap pekerja, apakah ada gangguan kesehatan yang
timbul akibat pekerjaan yang dilakukan. Dapat dilakukan
setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, atau disesuiakan
dengan kebutuhan
8) pekerjaan yang memenuhi syarat kesehatan sangat di dambakan
oleh setiap Penerangan sebelum kerja

Penerangan sebelum bekerja bertujuan agar pekerja


mengetahui dan mematuhi peraturan-peraturan, sehingga
dalam bekerja lebih hati-hati dan tidak terkena penyakit
akibat pekerjaan
9) Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan pada pekerja sangat penting untuk


keselamatan dalam bekerja, sehigga pekerja tetap waspada
dalam melaksanakan pekerjaannya.
10)Lingkungan kerja yang sehat

Lingkungan pekerja, sehingga dapat merasakan kenyamanan


dalam melakukan aktivitas kerja, hal ini penting untuk
meningkatkan gairah dan semangat kerja. Lingkungan kerja
yang sehat meliputi :
a. Penerangan tempat kerja

15
b. Ventilasi udara yang cukup
c. Penataan dan di desain tempat kerja yang baik
d. Pengaturan suhu udara ruangan memenuhi standart
e. Kamar mandi dan tempat pembuangan tinja yang
memenuhi syarat
f. Sumber air bersih yang memenuhi syarat
g. Pembuangan air limbah atau mempunyai alat untuk
memproses limbah yang dibuang.
h. Tempat pembuangan sampah khusus untuk bahan-bahan
yang berbahaya.
i. Kantin pekerja yang memenuhi syarat
j. Menyediakan tempat istirahat khusus dan tempat ibadah.
k. Menyediakan tempat ganti pakaian.
l. Memiliki tempat isolasi untuk bahan-bahan yang berbahaya
atau mesin- mesin yang hiruk pikuk.
B. Materi Alat Pelindung Diri

1. Definisi APD

Alat pelindung diri (personal protective equipment) adalah untuk


melindungi tenaga kerja dari resiko cedera dengan menciptakan
penghalang dari bahaya di tempat kerja. Alat pelidung diri tidak untuk
menukar good engineering atau control administrative atau praktik
kerja yang baik, tetapi harus digunakan bersama dalam mengawasi
untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja. (Suma’mur, 1996).
Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan
tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari
adanya potensi bahaya/kecelakaan. APD tidaklah secara sempurna
dapat melindungi tubuh, akan tetapi dapat mengurangi tingkat
keparahan yang mungkin terjadi. Pengendalian ini sebaiknya tetap
dipadukan dan sebagai pelengkap pengendalian teknis maupun
pengendalian administratif (Suhardi, 2008).

16
2. Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Industri Kayu

Menurut Suma’mur (1992), alat pelindung diri adalah suatu alat


yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya
kecelakaan kerja. Jadi alat pelindung diri adalah merupakan salah satu
cara untuk mencegah kecelakaan, dan secara teknis APD tidaklah
sempurna dapat melindungi tubuh akan tetapi dapat mengurangi
tingkat keparahan dari kecelakaan yang terjadi. Peralatan pelindung
tidak menghilangkan ataupun mengurangi bahaya yang ada. Peralatan
ini hanya mengurangi jumlah kontak dengan bahaya dengan cara
penempatan penghalang antara tenaga kerja dengan bahaya. Alat
pelindung diri ini tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuhnya
tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi
(Budiono, 2003).
Pemilihan APD yang handal secara cermat adalah
merupakan persyaratan mutlak yang sangat mendasar.
Pemakaian APD yang tidak tepat dapat mencelakakantenaga
kerja yang memakainya karena mereka tidak terlindung dari
bahaya potensial yang ada di tempat mereka terpapar. Oleh
karena itu agar dapat memilih APD yang tepat, maka
perusahaan atau industri harus mampu mengidentifikasi bahaya
potensi yang ada, khususnya yang tidak dapat dihilangkan
ataupun dikendalikan (Boediono, 2003). Adapun jenis APD
yang berkaitan dengan pencegahan pemaparan debu adalah:
1) Masker

Masker berguna untuk melindungi masuknya debu atau


partikel-partikel yang lebih besar ke dalam saluran
pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori
tertentu.

17
a. Masker penyaring debu, Masker ini berguna untuk
melindungi pernafasan dari asap pembakaran,abu hasil
pembakaran dan debu.
b. Masker berhidung, Masker ini dapat menyaring debu
atau benda sampai ukuran 0,5 mikron.
Masker bertabung, Masker ini punya filter yang lebih baik daripada
masker barhidung. Masker ini tepat digunakan untuk melindungi
pernafasan dari gas tertentu.
2) Respirator
a. Respirator sekali pakai, dari bahan filter cocok bagi
debu pernapasan. Bagian muka alat bertekanan
negative karena paru menjadi penggeraknya.

b. Respirator separuh masker, yang dibuat dari karet


atau plastik dan dirancang menutupi hidung dan
mulut. Alat ini memiliki cartridge yang sesuai, alat
ini cocok untuk debu, gas serta uap. Bagian muka
bertekanan negatif, karena hisapan dari paru.
c. Respirator seluruh muka, dibuat dari karet atau plastik dan
dirancang untuk menutupi mulut, hidung dan mata.
Medium filter dipasang didalam kanister yang langsung
disambung dengan sambungan lentur. Dengan kanister
yang sesuai, alat ini cocok untuk debu, gas dan uap. Bagian
muka mempunyai tekanan negatif, karena paru menghisap
disana.
d. Respirator berdaya, dengan separuh masker atau seluruh
muka, dibuat dari karet atau plastik yang dipertahankan
dalam tekanan positif dengan jalan mengalirkan udara
melalui filter, dengan bantuan kipas baterai. Kipas itu, filter
dan baterainya biasa dipasang disabuk pinggang, dengan
pipa lentuk yang disambung untuk membersihkan udara

18
sampai ke muka.

Respirator topeng muka berdaya mempunyai kipas dan


filter yang dipasang pada helm, dengan udara ditiupkan ke
arah bawah, diatas muka pekerja di dalam topeng yang
menggantung. (Harrington & Gill, 2005).

19
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PEKERJA MEBEL DI


UD BERKAH JATI FURNITURE DESA SROBYONG KEC MLONGGO
KAB JEPARA

I. PENGKAJIAN
A. Data Inti
1. Sejarah
UD Berkah Jati Furniture yang terletak di Desa Srobyong
Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara berdiri sejak tahun 1999 . UD ini
didirikan oleh Bapak Sahendri yang sampai sekarang masih menekuni
usaha ini hingga akhirnya usaha ini berkembang seperti sekarang ini dan
mampu memperkerjakan 10 karyawan. Pendapatan atau upah yang
diberikan pada setiap karyawan berbeda beda ada yang mendapat gaji
secara borongan , harian yang ditentukan dari hasil kerjanya. Pekerjaan
ini juga menimbulkan berbagai resiko seperti terkena gergaji dan benda
tajam, dapat mengganggu pernapasan karena terdapat banyak debu atau
serpihan saat melakukan pekerjaan. Untuk itu saat karyawan terkena
kecelakaan kerja pemilik mengatakan akan bertanggung jawab atas
pengobatan karyawan. Jam operasional kerja dari jam 07.00-16.00 WIB ,
namun jika pesanan melebihi batas banyak pekerja yang lembur.
Proses awal pengolahan bahan baku yaitu bermula dari
pemotongan kayu sesuai ukuran, selanjutnya kayu diserut sesuai bentuk
yang diinginkan dan diamplas . Setelah itu dirakit menggunakan baut,
dan yang terkahir adalah proses finishing.

2. Batas Wilayah
Batas Utara : Desa Karanggondang

20
Batas Selatan : Desa Jambu
Batas Timur : Desa Sekuro
Batas Barat : Desa Jambu Barat

3. Data Demografi
a. Jenis Kelamin
Jumlah data pekerja UD Berkah Jati Furniture berdasarkan jenis
kelamin :

NO Kategori Jumlah

1 Laki-laki 8

2 Perempuan 2

Jumlah 10

Berdasarkan data diatas dapat diperoleh diagram sebagai berikut ini :

21
Jenis Kelamin

20%
Laki Laki
Perempuan

80%

b. Usia
Jumlah data pekerja UD Berkah Jati Furniture berdasarkan usia :

NO Usia Jumlah

1 50-60 th 5

2 40-50 th 3

3 30-40 th 2

Berdasarkan data diatas diperoleh diagram sebagai berikut :

22
Usia

20%
50-60th
40-50 th
30-40 th
50%

30%

4. Riwayat Kesehatan
Beberapa gangguan kesehatan atau kecelakaan kerja yang pernah
dialami oleh karyawan selama 3 tahun terakhir
Tahun 2019 : Tangan terkena gergaji
Tahun 2020 : Karyawan mengalami sesak napas dan matanya terkena
serpihan kayu, tangannya terkena tatah
Tahun 2021 : Ada yang terkena Covid-19 karena tertular oleh sesame
pekerja saat bekerja, kesetrum listrik

5. Suku Budaya
Pemilik dan karyawan di UD Berkah Jati Furniture semuanya
bersuku Jawa. Masih kental dengan tradisi dan kebudayaan Jawa seperti
membangun rumah dengan menempelkan padi pada bagian atap rumah
dan masih ada yang berobat ditukang tukang pijit yang dianggap
mempunyai ilmu untuk menyembuhkan penyakit.

6. Agama
Mayoritas agama yang dianut oleh pemilik UD dan para pekerjanya
adalah agama islam. Tempat ibadah di dekat UD Berkah Jati Furniture
terdiri dari 1 masjid, 7 mushola dan 1 gereja

B. Data Sub Sistem


1. Lingkungan Fisik

23
Kondisi dan Ruangan tempat bekerja
Tempat industri mebel di desa Srobyong , tempatnya cukup luas ,
tidak memiliki jendela tetapi berada di ruangan yang cukup terbuka.
Terdapat sisa-sisa serbuk kayu ,dimana sisa-sisa serbuk kayu tersebut
diangkut oleh pengepul yang membutuhkan untuk dipergunakan
nantinya.

Perumahan
a. Luas pabrik dan jenis pabrik
Luas industri mebel ini berkisaran luas tanah 1500m2 dan luas
bangunan 1300m2 dan jenis industri mebel tersebut merupakan milik
pribadi.
b. Ventilasi
Ventilasi udara yang terdapat pada industri mebel ini memiliki
bangunan atap yang terdapat celah antara dinding dengan atap
sehingga ventilasi udara cukup baik.
c. Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan pada industri mebel ini cukup baik
yang dihasilkan dari cahaya lampu dan cahaya matahari yang masuk
melalui celah-celah bangunan, sehingga cukup untuk menerangi
pekerja saat beraktifitas.
d. Jenis lantai
Jenis lantai pada industri mebel ini masih tanah.
e. Kebersihan dalam dan luar pabrik
Kebersihan yang ada di industri mebel ini cukup bersih karena sisa
dari serbuk kayu diambil oleh pengepul.
f. Vector
Vector yang terdapat pada industry mebel ini salah satunya adalah
penyakit menular

24
Pekarangan

a. Kebersihan
Kebersihan yang ada di industri mebel ini cukup bersih karena sisa
dari serbuk kayu diambil oleh pengepul.
b. Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan pada industri mebel ini cukup baik yang
dihasilkan dari cahaya lampu dan cahaya matahari yang masuk
melalui celah-celah bangunan, sehingga cukup untuk menerangi
pekerja saat beraktifitas.
c. Kelembaban
Perkarangan di industri mebel ini kondisinya tidak lembab melainkan
kering.
d. Genangan air
Genangan air yang ada di perkarangan industri mebel ini tidak
terdapat genangan di dalam tempat industri, hanya saja saat musim
hujan genangan air terdapat di luar pekarangan industri.
e. Pemanfaatan perkarangan
Pekarangan yang berada disekitar industri mebel dimanfaatkan untuk
meletakkan bahan baku industri dan hasil industri.

Sumber air

a. Sumber air untuk minum dan masak


Dalam memenuhi kebutuhan air bersih para pekerja menggunakan air
galon kadang menggunakan air rebus untuk di minum dan masak.
b. Sumber air yang digunakan untuk MCK
Di tempat industri mebel ini sudah tersedia WC sehingga para pekerja
saat ingin mandi, BAB atau BAK bisa menggunakan fasilitas
tersebut.
c. Keadaan atau mutu air

25
Mutu air yang digunakan pada tempat industri ini bersih dan tidak
asin.
d. Jarak sumber air dengan penampungan limbah atau kotoran
Di tempat industri mebel ini jarak antara sumber air dengan tempat
penampungan limbah cukup jauh.
e. Kondisi bak mandi atau penampungan air
Kondisi bak mandi pada tempat industri ini yaitu terbuka.
f. Waktu membersihkannya
Bak mandi pada tempat industri ini dibersihkan secara berkala
sehingga tidak keruh dalam bak mandinya.

g. SPAL dalam keadaan


Saluran pembuangan akhir limbah tertutup.

Pembuangan kotoran manusia dan limbah rumah tangga

a. Jenis tempat pembuangan kotoran manusia


Jenis tempat pembuangan kotoran yang terdapat pada tempat industri
mebel ini yaitu septitank.
b. Kepemilikan
Pembuangan kotoran pada tempat industri mebel ini merupakan milik
pribadi.
c. Keadaannya
Keadaan septitank pada tempat industri mebel ini tertutup.
d. Kondisi pembuangan limbah
Kondisi pembuangan limbah di tempat industri mebel ini cukup
bersih.

26
2. Pelayanan kesehatan atau social
Pelayanan kesehatan yang ada di Desa adalah Posyandu, praktik bidan,
praktik dokter dan Puskesmas. Posyandu dilaksanakan rutin setiap bulan
di setiap RT, praktik dokter biasanya senin-sabtu dengan layanan

27
BPJS,sedangkan di Puskesmas buka setiap hari dan dapat melayani
BPJS.
Keadaan pelayanan kesehatan/ sosial yang saat ini cukup memadai, jika
ada kasus-kasus berat seperti kecelakaan kerja yang mengancam nyawa
dapat dilarikan ke RSUD Jepara yang berjarak kurang lebih 12 km dari
Desa Srobyong.

3. Pelayanan ekonomi
a. Sarana perekonomian yang ada
b. Manfaat yang dirasakan oleh pekerja
Dapat membantu perekonomian para pekerja industri mebel.
c. Penghasilan rata-rata pekerja perbulan
Rata-rata penghasilan yang di dapatkan pekerja dalam setiap bulan
berfariasi karena berbeda-beda untuk gajinya.
d. Keadaan pekerja (Prasejahtera/sejahtera)
Keadaan pekerja di industri mebel ini yaitu sejahtera karena setiap
hari diberikan makanan ringan dan minuman, untuk makan siang
biasanya pekerja pulang kerumah masing-masing untuk makan siang.
e. Etos kerja pekerja

28
Para pekerja selalu mempertahankan mutu kualitas produk yang
bagus sehingga prosuk yang dihasilkan sangat memuaskan untuk
konsumen.
4. Keamanan dan transportasi
a. Sistem keamanan yang ada
Keamanan pada tempat industri mebel ini tidak pernah dijumpai
kejahatan dan barang-barang yang berada di tempat industri mebel
tidak ada yang hilang.

b. Sarana transportasi yang ada dan keadaannya


Sarana transportasi yang digunakan para pekerja untuk berangkat ke
tempat industri mebel dengan mengendarai motor bahkan ada yang
jalan kaki karena jarak dari rumah ke tempat kerja sangat dekat.
Sedangkan alat transportasi yang digunakan untuk pengiriman hasil
produksi menggunakan mobil pick up.
c. Keadaan jalan yang ada di pabrik
Jalan di depan tempat industri sudah beraspal.
d. Transportasi ke pelayanan kesehatan
Biasanya menggunakan mobil pribadi untuk mengantarkan pekerja
saat terjadi kecelakaan kerja menuju tempat pelayanan kesehatan
terdekat.

5. Komunikasi
Dalam berkomunikasi biasanya para pekerja menggunakan bahasa jawa.

6. Pendidikan
Jenjang pendidikan para pekerja yang bekerja di UD Berkah Jati
Furniture yaitu lulusan SD, SMP maupun SMA karena dalam pekerjaan
ini yang dibutuhkan adalah kegigihan dan ketrampilan.

7. Rekreasi

29
Sarana rekreasi terdekat dari tempat industri mebel yaitu pantai.

II. ANALISA DATA

DATA MASALAH KESEHATAN

DS Domain 1 (kelas 2) kode : 00188


1. Berdasarkan data pengkajian Perilaku kesehatan cenderung
pemilik usaha mengatakan para beresiko cidera berhubungan dengan
pekerja merasa biasa jika tidak kurangnya pemahaman tentang
memakai APD pencegahan penyakit dengan
2. Pekerja mengatakan belum menggunakan APD.
pernah mendapatkan
penyuluhan mengenai dampak
serbuk kayu terhadap kesehatan
3. Pemilik usaha mengatakan
akan menanggung resiko jika
karyawan mengalami
kecelakaan kerja

DO :
1. Pekerja belum mengenakan
APD (masker)
2. Tidak terdapat P3K dan APAR
ditempat kerja

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Domain 1 (kelas 2) kode : 00188 Perilaku kesehatan cenderung beresiko
cidera berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang pencegahan
penyakit dengan menggunakan APD.

IV. RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS

30
No Diagnosa
Keperawat TUJUAN RENCANA KEGIATAN
an
STRATEGI INTERVENSI
Komunitas

Domain 1 Setelah Para pekerja mebel 1. Berikan penyuluhan


(kelas 2) dilakukan dikumpulkan dan tentang keselamatan dan
kode : tindakan diberikan penyuluhan kesehatan kerja
00188 keperawata mengenai bagaimana 2. Berikan pendidikan
Perilaku n pentingnya kesehatan tentang
kesehatan diharapkan menggunakan APD saat pentingnya memakai APD
cenderung para pekerja bekerja terutama saat 3. Berikan demonstrasi
beresiko mengerti masa pandemi seperti ini memakai masker
cidera bagaimana
berhubung pentingnya
an dengan memakai
kurangnya APD
pemahama
n tentang
pencegaha
n penyakit
dengan
mengguna
kan APD.

V. PLAN OF ACTION

Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana


Kesehatan

31
Domain 1 Terbentukny Pekerja 19 UD Kelompok
1. Memberikan
(kelas 2) a dan industri Oktober Berkah
pendidikan
kode : terjadinya mebel “ UD 2021 Jati
kesehatan
00188 peningkat Berkah Jati Furniture
tentang
Perilaku pengetahuan Furniture” di
keselamatan
kesehatan tentang Desa Rt 4/1
dan kesehatan
cenderung penggunaan Kec
kerja pada
beresiko APD untuk Mlonggo
industri mebel
cidera keselamatan Kab Jepara
2. Memberika
berhubung dan
n
an dengan kesehatan
pendidikan
kurangnya dalam
kesehatan
pemahama bekerja
terkait
n tentang
dengan
pencegaha
penggunaa
n penyakit
n APD
dengan
(terutama
mengguna
masker)
kan APD
3. Mendemost
rasikan
penggunaa
n masker

PRE PLANNING

A. Latar Belakang

Kesehatan Kerja adalah suatu layanan peningkatan dan


pemeliharaan derajat kesehatan (fisik, mental dan sosial) dan ekonomi
yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan
penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,

32
perlindungan pekerja dan resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan ,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
serasi antara pekerja dengan manusia pekerja (WHO/ILO,1995). Dalam
rangka mewujudkan dan melindungi masyarakat pekerja Indonesia,
pembangunan di bidang kesehatan telah menjabarkan melalui visi
Indonesia sehat 2015 dengan misinya menitik beratkan pada pemeliharaan
dan peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau serta memlihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
individu , keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

Berdasarkan data pengkajian awal yang dilakukan pada tanggal 11


Oktober 2021 terdapat kegiatan industry mebel di desa Srobyong. Dari
hasil wawancara dengan pemilik dan observasi langsung ke tempat usaha
didapatkan data sebagai berikut , sebagian pekerja tidak memakai alat
perlindung diri saat bekerja terutama masker yang sekarang menjadi hal
yang wajib dipakai saat kita bertemu dengan orang lain ataupun di tempat
kerja. Saat dikaji tentang pengetahuan bahaya yang dapat diakibatkan oleh
pekerjaan yang mereka lakukan yaitu pengetahuannya cukup. Hasil
pengkajian terhadap riwayat kecelakaan kerja yang pernah dialami pekerja
selama ini ada beberapa seperti terkena gergaji, kesetrum dan batuk
bahkan ada yang terpapar Covid-19.

Oleh karena itu diperlukan Keperawatan Kesehatan Komunitas


sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
kecelakaan kerja. Dengan demikian diharapkan praktik keperawatan
kesehatan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa ners STIKES
Cendekia Utama Kudus dapat menerapkan ilmu dan ketrampilan yang
didapat dalam melakukan perencanaan kegiatan dan implementasi sebagai
upaya mengurangi dampak kesehatan dan kecelakaan kerja di UD Berkah
Jati Furniture.

B. Tujuan

33
3. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan program praktik keperawatan komunitas,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan
kesehatan komunitas terutama pada masyarakat pkerja home industri
sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja masyarakat pekerja
dan kondidi kerja yang aman dan sehat
4. Tujuan Instruksional Khusus
f. Untuk mengetahui pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
g. Untuk mengetahui bahaya potensial dan akibat pada pekerja mebel
h. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja
i. Untuk mengetahui macam-macam APD (alat perlindungan diri)
j. Untuk mengetahui upaya pencegahan kecelakaan kerja
C. Metode Pelaksanaan
Ceramah ,diskusi dan demostrasi penggunaan masker

D. Sasaran dan target


Pekerja dan pemilik mebel UD Berkah Jati Furniture

E. Strategi Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan audien

1 Pembukaan Pendahuluan : 5 Memperhatikan


1. Memberikan menit dan mendengarkan
salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
topik yang akan
disampaikan
4. Menjelaskan
secara singkat

34
tujuan umum dan
tujuan khusus
2 Inti Inti : 15 1. Menyimak
1. Menjelaskan menit 2. Memperhatikan
pengertian
keehatan kerja
dan keselamatan
kerja
2. Menjelaskan
bahaya potensial
dan akibat pada
pekerja
3. Menjelaskan
akibat kecelakaan
kerja.
4. Menjelaskan
pencegahan
kecelakaan kerja
3 Penutup Penutup : 10 1. Mendengar dan
1. Mengevaluasi menit menjawab
dan mengadakan pertanyaan
tanya jawab 2. Mendengarkan
2. Mengucapkan dan membalas
terimakasih salam
3. Mengucapkan
salam

F. Media dan Alat


Leaflet

G. Setting tempat

35
Keterangan :
: Narasumber

: Moderator

: Fasilitator

: Audient

H. Pengorganisasian dan uraian tugas


1) Penanggung Jawab : Galia Wardha Alvita, S.Kep., Ns., M.Kep
2) Ketua : Siti Anisyah
3) Moderator : Windy Punika Sari
4) Narasumber : 1. Stevania Pradhitasari
2. Khoirul Azis F.
5) Fasilitator : 1. Putri Ayu A.
2.Rarastiti Dwi Y

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Bahasan : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Sub Pokok Pembahasan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sector Mebel

36
Sasaran : Pekerja Mebel

Hari/Tanggal : Selasa, 19 Oktober 2021

Waktu : Pukul 10.00 – 10.30 WIB

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah melakukan penyuluhan ini, pekerja mampu memahami
pentingnya kesehatan dan keselamatan dalam bekerja.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah menyelesaikan penyuluhan ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian kesehatan kerja dan keselamtan kerja
2. Menjelaskan bahaya potensial dan akibat pada pekerja
3. Menjelaskan penyebab kecelakaan kerja
4. Menjelaskan alat pelindung diri (APD) pada pekerja
5. Menjelaskan pencegahan kecelakaan kerja

C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian kesehatan kerja dan keselamayan kerja
2. Bahaya potensial dan akibat pada pekerja
3. Penyebab kecelakaan kerja
4. Alat pelindung diri (APD) untuk pekerja mebel
5. Pencegahan kecelakaan kerja
D. METODE
Presentasi, diskusi dan demostrasi

E.MEDIA
Leafleat

F. PROSES PELAKSANAAN

37
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta
. Penyuluhan

1. Pembukaa Pendahuluan :
n 5. Memberikan
( 5 menit ) salam
6. Memperkenalka Memperhatikan dan

n diri mendengarkan

7. Menjelaskan
topik yang akan
disampaikan
8. Menjelaskan
secara singkat
tujuan umum
dan tujuan
khusus
2. Inti Inti :
(15 menit ) 5. Menjelaskan 3. Menyimak
pengertian 4. Memperhatikan
keehatan kerja
dan keselamatan
kerja
6. Menjelaskan
bahaya potensial
dan akibat pada
pekerja
7. Menjelaskan
akibat
kecelakaan kerja
8. Menjelaskan
pencegahan

38
kecelakaan kerja
3. Penutup Penutup :
(10 menit ) 4. Mengevaluasi 5) Mendengar
dan mengadakan dan menjawab
tanya jawab pertanyaan
5. Mengucapkan 6) Mendengarka
terimakasih n dan
6. Mengucapkan membalas
salam salam

G.EVALUASI
1. Dapat menjelaskan pengertian kesehatan kerja dan keselamatan kerja
2. Dapat menjelaskan bahaya potensial dan akibat pada pekerja
3. Dapat menjelaskan akibat kecelakaan kerja
4. Dapat menjelaskan cara mencegah kecelakaan

H.REFERENSI
a. http://scribd.com/document/389315789/SAP-K3-MEBEL-docx
b. http://www.smallcrab.com/kesehatan/800-potensi-bahaya-pada-perajin-
meubel-kayu

I. MATERI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Pengertian
Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan
kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan
kerja,keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang keamanan
tenaga kerja, juga menimbulkan kerugian kerugian secara tidak
langsung yaitu kerusakan pada lingkungan kerja. Kesehatan kerja

39
adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kesokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi tingginya, baik fisik atau
mental, maupun social, dengan usaha usaha preventif dan kuratif
terhadap penyakit penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit penyakit umum.
2. Penyebab kecelakaan kerja
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :
a. Kondisi berbahaya (unfase condition) yaitu yang tidak aman dari :
a) Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain.
b) Lingkungan kerja.
c) Proses keja.
d) Sifat pekerjaan.
e) Cara kerja.
b. Perbuatan berbahaya (unfase act) yaitu perbuatan berbahaya dari
manusia yang dapat terjadi antara lain karena :
a) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana.
b) Cacat tubuh yang tidak nampak (bodily defect).
c) Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d) Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.

3. Bahaya potensial dan akibat pada pekerja mebel


a. Penggerajian
1) Debu kayu
Debu kayu yang terjadi akibat proses penggerajian dapat
masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan dan dapat
pula menyebabkan alergi terhadap kulit. Dampak negative dari
debu tehadap kesehatan berupa :
a) Iritasi dan alergi terhadap saluran pernafasan.
b) Alergi terhadap kulit.

40
2) Bising
Kegiatan penggerajian, pemotongan, perlubangan, dan
penyambungan umumnya akan menimbulkan kebisingan yang
dapat menyebabkan gangguan aktivitas, konsentrasi dan
pendengaran, gangguan pendengaran yang timbul pada
awalnya masih bersifat sementara, tetapi pada pemajanan
tingkat kebisingan tertentu, misalnya lebih dari 85 db (A) dan
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan
pendengaran yang menetap, sehingga menyebabkan tuli yang
tidak diobati dari pekerja yang bersangkutan.
3) Posisi kerja yang tidak benar / tidak ergonomis.
Seperti jongkok, membungkuk akan menimbulkan nyeri
otot dan punggung.
b. Penyiapan bahan baku/ penyiapan komponen
1) Debu dan partikel kecil kayu banyak terjadi pada kegiatan ini
yaitu pada proses pemotongan kayu sebagai persiapan
komponen mebel, juga pada proses pembentukan kayu. Debu
kayu ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pernafasan, serta dapat menyebabkan iritasi dan alergi terhadap
saluran pernafasan dan kulit.
2) Kebisingan yang ditimbulkan pada proses ini dapat
menyebabkan gangguan aktivitas, konsentrasi dan
pendengaran, baik sementara maupun tetap. Akibat cara kerja
yang kurang konsentrasi dapat menimbulkan kecelakaan atau
bahaya seperti tertusuk paku, sekrup dan benda lainnya.
3) Sikap dan posisi kerja yang tidak benar atau tidak ergonomis
seperti jongkok, membungkuk akan menimbulkan nyeri otot
dan punggung serta gangguan fungsi dan bentuk otot.
4) Cara kerja yang kurang hati-hati dapat menimbulkan luka
terpukul, tersayat atau tertusuk.
c. Penyerutan dan pengamplasan

41
1) Debu yang terjadi akibat proses penyerutan dan pengamplasan
dapat masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan serta
dapat menyebabkan alergi pada kulit. Dampak negative
terhadap kesehatan dapat berupa :
a) Iritasi dan alergi pada saluran pernafasan.
b) Alergi terhadap kulit.
2) Cara kerja yang kurang hati-hati akan menimbulkan luka
tersayat, tertusuk, dan terpukul.
d. Perakitan
1) Suara bising berupa ketukan dan suara nyaring lainnya dapat
menggangu konsentrasi, aktivitas dan gangguan pendengaran.
Akibat cara kerja yang kurang konsentrasi dapat menimbulkan
kecelakaan atau bahaya seperti tertusuk paku, sekrup, dan
lain-lain.
2) Posisi kerja yang tidak benar atau tidak ergonomis seperti
jongkok, membungkuk akan menimbulkan nyeri otot dan
punggung.
e. Pemutihan/ pengecatan
1) Uap cat atau zat kimia seperti H 2 O 2, thinner, sanding sealer,
melamic clear, woodstain serta jenis cat lainnya yang dapat
mengakibatkan :
a) Peradangan pada saluran pernafasan dengan gejala batuk,
pilek, sesak nafas dan demam.
b) Iritasi pada mata dengan gejala mata pedih, kemerahan
dan berair.
2) Posisi kerja yang tidak benar atau tidak ergonomis seperti
jongkok, membungkuk akan menimbulkan nyeri otot dan
punggung.
4. Alat pelindung diri (APD)
1) Kacamata (google).
2) Pelindung telinga, ear plug atau ear muff.

42
3) Masker.
4) Sarung tangan.
5) Baju pelindung.
6) Sepatu.
7) Helm.
5. Upaya pencegahan kecelakaan kerja
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan resiko
gangguan kesehatan pekerja mebel antara lain :
1) Kebisingan
a. Mengurangi kebisingan pada sumbernya dengan cara :
a) Memberi sekat dari bahan kain, gabus atau karet pada
landasan mesin.
b) Penanaman pohon di sekitar tempat kerja.
c) Penempaan dilakukan pada ruangan tersendiri atau ruang
kedap suara.
b. Menggunakan sumbat telinga seperti (ear plugs) atau tutup
telingan (ear muffs) pada waktu bekerja di tempat bising,
karena alat tersebut mampu mengurangi intensitas bising
sampai sekitar 25-40 db (A).
2) Debu kayu dan zat-zat kimia
a. Posisi kerja menghadap searah dengan arah angin.
b. Menggunakan masker penutup mulut dan hidung.
c. Tidak merokok sewaktu kerja.
d. Tata udara yang baik di tempat kerja.
e. Pengaturan waktu kerja agar pekerja tidak terlalu terpapar oleh
uap logam atau zat-zat kimia.
f. Bila timbul gejala gangguan saluran pernafasan segera
periksakan ke sarana kesehatan terdekat.
3) Sikap kerja yang tidak benar (tidak ergonomis)
a. Menyesuaikan alat kerja dengan postur tubuh pekerja yang
sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaan masing-masing,

43
sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan posisi duduk atau
berdiri, misalnya :
a) Duduk dikursi dan menggunakan meja yang sesuai yaitu
tingginya untuk tempat peralatan kerja.
b) Berdiri tegak, dengan peralatan kerja diatas meja yang
sesuai fungsinya.
c) Pekerja tidak membungkung, jongkok atau duduk dilantai
dan memaksakan posisi tubuh pada keadaan alami.
d) Usahakan istirahat untuk mengganti posisi kerja secara
berkala.
b. Melakukan latihan pada otot yang mengalami gangguan.
c. Rujuk ke puskesmas atau sarana kesehatan terdekat.

44
BAB IV

EVALUASI

No Item Evaluasi Pelaksanaan Keterangan

(ADA/TIDAK)

1 Struktur

a. Alat dan media Ada a. Alat dan


b. Ketersediaan tempat kegiatan media yang
Ada
c. Ketersediaan Dana digunakan
dalam
kegiatan
Tidak Ada
penyuluhan
adalah leaflet
b. Tempat yang
penyuluhan di
UD Berkah
Jati Furniture (
Desa
Srobyong Rt 4
Rw 1
Kecamatan
Mlonggo
Kabupaten
Jepara ).
Kegiatan

45
sudah
mendapat ijin
dari pemilik
UD Berkah
Jati Furniture
c. Dana
implementasi
ini berasal dari
dana
kelompok,
karena
program ini
diselenggrakan
oleh
mahasiswa
ners sebagai
tugas
kelompok
komunitas.
2 Proses

d. Jadwal kegiatan Ada a. Kegiatan


e. Keterlibatan dan antusias penyuluhan
Ada
masyarskat dilaksanakan
f. Jumlah peserta yang hadir pada hari
Selasa , 19
Oktober 2021
Ada pukul 10.00
b. Peserta cukup
antusias dalam
mengikuti

46
kegiatan ini
terbukti
peserta dapat
sharing
tentang
kegiatannya
saat bekerja.
c. Jumlah peserta
yang hadir 5
orang
3 Hasil

d. Peserta yang mengikuti kegiatan sampai Ada a. Peserta


selesai mengikuti
e. Ketertarikan peserta dengan baik
f. Kontrak kegiatan yang akan datang Ada penyuluhan
sampai dengan
Tidak
acara selesai
b. Peserta tertarik
mengikuti
penyuluhan
c. Tidak ada
kontrak
kegiatan yang
dilakukan

47
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Praktik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Cendekia Utama Kudus,
merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan konsep-konsep
perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses
keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah. Berdasarkan
pelaksaaan praktik mahasiswa di UD Berkah Jati Furniture maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pekerja di UD Berkah Jati Furniture meresponi kegiatan
penyuluhan dengan cukup antusias, terjadi komunikasi yang baik .
2. Pekerja UD Berkah Jati Furniture dapat menerapkan penggunaan
APD dalam bekerja setelah mendapat penyuluhan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Pemilik Industri mebel sudah menyediakan APD seperti masker dan
sarung tangan

B. Saran
Adapun saran-saran yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak :
1. Untuk pekerja
Diharapkan dapat memakai APD terutama masker secara saat
bekerja untuk mengantisipasi timbulnya penyakit pernapasan dan
kecelakaan kerja.
2. Untuk UD Berkah Jati Furniture

48
Diharapkan pemilik Industri mebel dapat menyediakan APD
lengkap,APAR dan Kotak PPPK untuk antisipasi awal dalam
kecelakaan kerja

DAFTAR PUSTAKA

http://scribd.com/document/389315789/SAP-K3-MEBEL-docx
http://www.smallcrab.com/kesehatan/800-potensi-bahaya-pada-perajin-meubel-
kayu
http://id.scribd.com
Effendy, Nasrul. 2009. Dasar-dasar keperawatan masyarakat. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2006. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : PT Rineka
Cipta.

49
LAMPIRAN

ABSENSI KEDATANGAN KOMUNITAS PEKERJA MEBEL


DI UD BERKAH JATI FURNITURE DESA SROBYONG KEC
MLONGGO KAB JEPARA

Hari, Tanggal : Selasa, 19 Oktober 2021

Waktu : 10.00 – 10.30 WIB

Kegiatan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sector Mebel

No Nama Alamat Keterangan TTD

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

11 11

50
12 12

13 13

14 14

15 15

LAMPIRAN

KUESIONER KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Pre Test

Nama :

Bagian Kerja :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
pilihan jawaban yang benar.

1. Menurut anda, apakah alat pelindung diri (APD) ?


a. Alat sebagai pelindung diri dari kemungkinan timbulnya kecelakaan
maupun penyakit akibat kerja
b. Alat melindungi diri dari semua bahaya kecelakaan.
c. Tidak tahu.
2. Menurut anda, apakah manfaat APD itu ?
a. Mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
b. Mematuhi peraturan agar terhindar dari teguran atasan.
c. Tidak tahu.
3. Menurut anda APD wajib digunakan ?
a. Ya.
b. Tidak.
4. Menurut anda masker jenis apa yang sebaiknya digunakan dalam bekerja ?
a. Pelindung mulut dan hidung yang di dalamnya terdapat filter.
b. Sapu tangan sebagai penutup hidung.
5. Menurut anda bagaimana pemilihan jenis APD yang tepat dalam melakukan
pekerjaan ?
a. APD harus dalam keadaan baik (tidak rusak) dan harus sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilakukan.
b. APD yang dalam keadaan baik.
c. Tidak tahu.

51
6. Dalam jangkau waktu berapa lama bekerja tanpa APD dapat menimbulkan
keluhan kesehatan?
a. Jangka panjang.
b. Jangka pendek.
c. Tidak tahu
7. Polusi yang ditimbulkan dapat menyebabkan gangguan atau keluhan
kesehatan?
a. Ya.
b. Tidak.
LAMPIRAN
KUESIONER KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Post Test

Nama :

Bagian Kerja :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
pilihan jawaban yang benar.

1. Menurut anda, apakah alat pelindung diri (APD) ?


a. Alat sebagai pelindung diri dari kemungkinan timbulnya kecelakaan
maupun penyakit akibat kerja
b. Alat melindungi diri dari semua bahaya kecelakaan.
c. Tidak tahu.
2. Menurut anda, apakah manfaat APD itu ?
a. Mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
b. Mematuhi peraturan agar terhindar dari teguran atasan.
c. Tidak tahu.
3. Menurut anda APD wajib digunakan ?
a. Ya.
b. Tidak.
4. Menurut anda masker jenis apa yang sebaiknya digunakan dalam bekerja ?
a. Pelindung mulut dan hidung yang di dalamnya terdapat filter.
b. Sapu tangan sebagai penutup hidung.
5. Menurut anda bagaimana pemilihan jenis APD yang tepat dalam melakukan
pekerjaan ?
a. APD harus dalam keadaan baik (tidak rusak) dan harus sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilakukan.
b. APD yang dalam keadaan baik.
c. Tidak tahu.

52
6. Dalam jangkau waktu berapa lama bekerja tanpa APD dapat menimbulkan
keluhan kesehatan?
a. Jangka panjang.
b. Jangka pendek.
c. Tidak tahu
7. Polusi yang ditimbulkan dapat menyebabkan gangguan atau keluhan
kesehatan?
a. Ya.
b. Tidak.
Dokumentasi Gambar

53
54

Anda mungkin juga menyukai