Kelompok 3:
TAHUN 2021/2022
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
I. Pengkajian Komunitas...............................................................................................
II. Analisa Data...............................................................................................................
III. Diagnosa Keperawatan Komunitas............................................................................
IV. Rencana Keperawatan Komunitas.............................................................................
V. Plan Of Action...........................................................................................................
BAB IV EVALUASI............................................................................................................
BAB V PENUTUP................................................................................................................
A. Simpulan....................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Kerja adalah suatu layanan peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan (fisik, mental dan sosial) dan ekonomi yang setinggi-tingginya bagi pekerja
di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan pekerja dan resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan ,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang serasi
antara pekerja dengan manusia pekerja (WHO/ILO,1995). Dalam rangka mewujudkan
dan melindungi masyarakat pekerja Indonesia, pembangunan di bidang kesehatan
telah menjabarkan melalui visi Indonesia sehat 2015 dengan misinya menitik beratkan
pada pemeliharaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau serta memlihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu ,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Berdasarkan data pengkajian awal yang dilakukan pada tanggal 11 Oktober
2021 terdapat kegiatan industry mebel di desa Srobyong. Dari hasil wawancara
dengan pemilik dan observasi langsung ke tempat usaha didapatkan data sebagai
berikut , sebagian pekerja tidak memakai alat perlindung diri saat bekerja terutama
masker yang sekarang menjadi hal yang wajib dipakai saat kita bertemu dengan orang
lain ataupun di tempat kerja. Saat dikaji tentang pengetahuan bahaya yang dapat
diakibatkan oleh pekerjaan yang mereka lakukan yaitu pengetahuannya cukup. Hasil
pengkajian terhadap riwayat kecelakaan kerja yang pernah dialami pekerja selama ini
ada beberapa seperti terkena gergaji, kesetrum dan batuk bahkan ada yang terpapar
Covid-19.
Oleh karena itu diperlukan Keperawatan Kesehatan Komunitas sebagai salah
satu bentuk upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan kecelakaan kerja. Dengan
demikian diharapkan praktik keperawatan kesehatan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa ners STIKES Cendekia Utama Kudus dapat menerapkan ilmu dan
ketrampilan yang didapat dalam melakukan perencanaan kegiatan dan implementasi
sebagai upaya mengurangi dampak kesehatan dan kecelakaan kerja di UD Berkah Jati
Furniture.
3
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan program praktik keperawatan komunitas, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan kesehatan komunitas
terutama pada masyarakat pkerja home industri sehingga akan meningkatkan
produktivitas kerja masyarakat pekerja dan kondidi kerja yang aman dan sehat
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
b. Untuk mengetahui bahaya potensial dan akibat pada pekerja mebel
c. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja
d. Untuk mengetahui macam-macam APD (alat perlindungan diri)
e. Untuk mengetahui upaya pencegahan kecelakaan kerja
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diambil rumusan
masalah “bagaimana asuhan keperawatan komunitas yang terdapat pada industry
mebel “UD Berkah Jati Furniture” di Desa Srobyong Kecamatan Mlonggo Kabupaten
Jepara”
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
3. Peninjauan Tempat Kerja
Peninjauan untuk menentukan bahaya akibat kerja dan masalah yang
dihadapi di tempat kerja baik bahaya fisik, kimia, biologis maupun
fisiologis.
1) Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau
kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,
sehingga dapat dideteksi oleh manusia serta dapat memberikan efek pada
manusia, binatang dan mineral karena kontaminan alami dan buatan ke dalam
atmosfer (Aditama, 1992). Klasifikasi bahan pencemaran udara dapat dibagi
menjadi dua bagian (Kusnoputranto, 2002) :
a. Pencemar primer, adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung
ke udara yang menyebabkan konsentrasinya meningkat dan
membahayakan. Bahan kimia dapat berupa komponen udara alamiah,
seperti karbondioksida, yang meningkat diatas konsentrasi normal atau
sesuatu yang tidak biasanya terdapat di udara, seperti senyawa timbal.
a) Karbondioksida, yaitu CO
2, Sulfur oksida, yaitu SO2, Nitrogen oksida
6
f) Zat radioaktif tritium, radon, enzim dan pembangki tenaga.
2) Pencemaran Udara oleh Partikulat (Debu)
7
Dampak kesehatan utama dari pemajanan debu adalah penyakit asma
dan penyakit saluran pernapasan lainnya, batuk dan naiknya mortalitas
tergantung kepada konsentrasi dari sifat fisik partikel debu itu sendiri. Polutan
debu masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem pernapasan,
oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada
sistem saluran pernapasan. Faktor yang paling berpengaruh adalah ukuran
partikel, karena ukuran ini menentukan seberapa jauh penerasi ke dalam
sistem pernapasan.
Mekanisme yang mungkin dapat menerangkan mengapa debu dapat
menyebabkan penyakit saluran pernapasan adalah dengan makin banyaknya
pemajanan debu maka cilia akan terus menerus mengeluarkan debu tersebut
sehingga lama kelamaan cilia teriritasi dan tidak peka lagi, sehingga debu
akan lebih mudah masuk. Selain itu yang terpenting orang tersebut akan
rentan terhadap infeksi saluran pernapasan lainnya. Kasus penyakit yang
banyak dilaporkan dan berhubungan dengan debu adalah bronchitis kronis dan
emphysema.
3) Partikulat Melayang
Partikel debu yang dapat masuk ke dalam pernapasan manusia adalah yang
berukuran 0,1µg sampai 1,0 µg dan berada di udara sebagai suspenden particulate
matter (partikulat melayang dengan ukuran ≤10 µg juga di kenal dengan PM 10 ).
Ukuran partikel debu yang lebih besar dari 10 μg akan lebih cepat mengendap ke
permukaan, sehingga kesempatan terjadinya pemajanan pada manusia menjadi
kecil dan jika terjadi pemajanan partikulat akan tertahan oleh saluran pernapasan
bagian atas (Kusnoputranto, 2000). Debu yang dapat dihirup manusia disebut
debu inhable dengan diameter 10 μg dan berbahaya bagi saluran pernapasan
karena mempunyai kemampuan merusak paru-paru.
Sebagian debu yang masuk ke saluran pernapasan berukuran 5 μg akan
sampai ke alveoli. Di dalam alveoli ini sebenarnya terjadi pertukaran O2 dengan
(WHO, 2000).
8
Menurut Yenny (2003) yang mengutip pendapat Koren
(1995) dalam artikelnya tentang PM 10 menyebutkan bahwa
9
merugikan kesehatan, terutama jika konsentrasinya cukup besar
untuk menimbulkan penyakit (Purnomo, 2007).
penglihatan,kerusakan mata
10
Radiasi Kanker,kemandulan
Sinar ultra violet Konjungtivitis
Sinar infra merah Katarak lensa mata
Kimia Debu organik:silicon, Pneumokoniasis:
Asbes
Silikosis
Asbestos
Talkosis
Antrakosis
Siderosis
Bisinosis
Timah hitam Keracunan timah
Air raksa Penyakit minimata
Pestisida Keracunan pestisida
mesin,sikap tubuh,kelelahan
Mental Hubungan kerja tidak Stress
psikologis baik,jenis pekerjaan yang
monoton,upah kerja terlalu
rendah.
11
pengamplasan sebagai. Debu kayu ini dapat menyebabkan iritasi
dan alergi terhadap saluran pernafasan dan kulit. Kebisingan
menyebabkan gangguan aktivitas, konsentrasi dan pendengaran
baik sementara atau tetap
12
Kadar PM10berasosiasi dengan insidens gejala penyakit
13
yang turut diobservasikan dalam penanganan infeksi akut saluran
pernapasan.
7. Penyakit-Penyakit yang Bukan Disebabkan oleh Pekerjaan
Penyakit-penyakit umum yang terjadi pada pekerja dan tidak
berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan. Penyakit ini dapat
menyerang berbagai sistim tubuh misalnya penyakit saluran
pernafasan diantaranya TBC, bronkopneumonia, penyakit
kardiovaskuler, misalnya miokarditis, miokard infark dan penyakit
endokrin misalnya DM, struma dan banyak penyakit lainnya.
8. Upaya-Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
1) Substitusi
14
Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa, kaca mata,
masker, helm, sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus
yang didesain untuk pekerjaan tertentu.
6) Pemeriksaan sebelum kerja
15
b. Ventilasi udara yang cukup
c. Penataan dan di desain tempat kerja yang baik
d. Pengaturan suhu udara ruangan memenuhi standart
e. Kamar mandi dan tempat pembuangan tinja yang
memenuhi syarat
f. Sumber air bersih yang memenuhi syarat
g. Pembuangan air limbah atau mempunyai alat untuk
memproses limbah yang dibuang.
h. Tempat pembuangan sampah khusus untuk bahan-bahan
yang berbahaya.
i. Kantin pekerja yang memenuhi syarat
j. Menyediakan tempat istirahat khusus dan tempat ibadah.
k. Menyediakan tempat ganti pakaian.
l. Memiliki tempat isolasi untuk bahan-bahan yang berbahaya
atau mesin- mesin yang hiruk pikuk.
B. Materi Alat Pelindung Diri
1. Definisi APD
16
2. Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Industri Kayu
17
a. Masker penyaring debu, Masker ini berguna untuk
melindungi pernafasan dari asap pembakaran,abu hasil
pembakaran dan debu.
b. Masker berhidung, Masker ini dapat menyaring debu
atau benda sampai ukuran 0,5 mikron.
Masker bertabung, Masker ini punya filter yang lebih baik daripada
masker barhidung. Masker ini tepat digunakan untuk melindungi
pernafasan dari gas tertentu.
2) Respirator
a. Respirator sekali pakai, dari bahan filter cocok bagi
debu pernapasan. Bagian muka alat bertekanan
negative karena paru menjadi penggeraknya.
18
sampai ke muka.
19
BAB III
I. PENGKAJIAN
A. Data Inti
1. Sejarah
UD Berkah Jati Furniture yang terletak di Desa Srobyong
Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara berdiri sejak tahun 1999 . UD ini
didirikan oleh Bapak Sahendri yang sampai sekarang masih menekuni
usaha ini hingga akhirnya usaha ini berkembang seperti sekarang ini dan
mampu memperkerjakan 10 karyawan. Pendapatan atau upah yang
diberikan pada setiap karyawan berbeda beda ada yang mendapat gaji
secara borongan , harian yang ditentukan dari hasil kerjanya. Pekerjaan
ini juga menimbulkan berbagai resiko seperti terkena gergaji dan benda
tajam, dapat mengganggu pernapasan karena terdapat banyak debu atau
serpihan saat melakukan pekerjaan. Untuk itu saat karyawan terkena
kecelakaan kerja pemilik mengatakan akan bertanggung jawab atas
pengobatan karyawan. Jam operasional kerja dari jam 07.00-16.00 WIB ,
namun jika pesanan melebihi batas banyak pekerja yang lembur.
Proses awal pengolahan bahan baku yaitu bermula dari
pemotongan kayu sesuai ukuran, selanjutnya kayu diserut sesuai bentuk
yang diinginkan dan diamplas . Setelah itu dirakit menggunakan baut,
dan yang terkahir adalah proses finishing.
2. Batas Wilayah
Batas Utara : Desa Karanggondang
20
Batas Selatan : Desa Jambu
Batas Timur : Desa Sekuro
Batas Barat : Desa Jambu Barat
3. Data Demografi
a. Jenis Kelamin
Jumlah data pekerja UD Berkah Jati Furniture berdasarkan jenis
kelamin :
NO Kategori Jumlah
1 Laki-laki 8
2 Perempuan 2
Jumlah 10
21
Jenis Kelamin
20%
Laki Laki
Perempuan
80%
b. Usia
Jumlah data pekerja UD Berkah Jati Furniture berdasarkan usia :
NO Usia Jumlah
1 50-60 th 5
2 40-50 th 3
3 30-40 th 2
22
Usia
20%
50-60th
40-50 th
30-40 th
50%
30%
4. Riwayat Kesehatan
Beberapa gangguan kesehatan atau kecelakaan kerja yang pernah
dialami oleh karyawan selama 3 tahun terakhir
Tahun 2019 : Tangan terkena gergaji
Tahun 2020 : Karyawan mengalami sesak napas dan matanya terkena
serpihan kayu, tangannya terkena tatah
Tahun 2021 : Ada yang terkena Covid-19 karena tertular oleh sesame
pekerja saat bekerja, kesetrum listrik
5. Suku Budaya
Pemilik dan karyawan di UD Berkah Jati Furniture semuanya
bersuku Jawa. Masih kental dengan tradisi dan kebudayaan Jawa seperti
membangun rumah dengan menempelkan padi pada bagian atap rumah
dan masih ada yang berobat ditukang tukang pijit yang dianggap
mempunyai ilmu untuk menyembuhkan penyakit.
6. Agama
Mayoritas agama yang dianut oleh pemilik UD dan para pekerjanya
adalah agama islam. Tempat ibadah di dekat UD Berkah Jati Furniture
terdiri dari 1 masjid, 7 mushola dan 1 gereja
23
Kondisi dan Ruangan tempat bekerja
Tempat industri mebel di desa Srobyong , tempatnya cukup luas ,
tidak memiliki jendela tetapi berada di ruangan yang cukup terbuka.
Terdapat sisa-sisa serbuk kayu ,dimana sisa-sisa serbuk kayu tersebut
diangkut oleh pengepul yang membutuhkan untuk dipergunakan
nantinya.
Perumahan
a. Luas pabrik dan jenis pabrik
Luas industri mebel ini berkisaran luas tanah 1500m2 dan luas
bangunan 1300m2 dan jenis industri mebel tersebut merupakan milik
pribadi.
b. Ventilasi
Ventilasi udara yang terdapat pada industri mebel ini memiliki
bangunan atap yang terdapat celah antara dinding dengan atap
sehingga ventilasi udara cukup baik.
c. Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan pada industri mebel ini cukup baik
yang dihasilkan dari cahaya lampu dan cahaya matahari yang masuk
melalui celah-celah bangunan, sehingga cukup untuk menerangi
pekerja saat beraktifitas.
d. Jenis lantai
Jenis lantai pada industri mebel ini masih tanah.
e. Kebersihan dalam dan luar pabrik
Kebersihan yang ada di industri mebel ini cukup bersih karena sisa
dari serbuk kayu diambil oleh pengepul.
f. Vector
Vector yang terdapat pada industry mebel ini salah satunya adalah
penyakit menular
24
Pekarangan
a. Kebersihan
Kebersihan yang ada di industri mebel ini cukup bersih karena sisa
dari serbuk kayu diambil oleh pengepul.
b. Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan pada industri mebel ini cukup baik yang
dihasilkan dari cahaya lampu dan cahaya matahari yang masuk
melalui celah-celah bangunan, sehingga cukup untuk menerangi
pekerja saat beraktifitas.
c. Kelembaban
Perkarangan di industri mebel ini kondisinya tidak lembab melainkan
kering.
d. Genangan air
Genangan air yang ada di perkarangan industri mebel ini tidak
terdapat genangan di dalam tempat industri, hanya saja saat musim
hujan genangan air terdapat di luar pekarangan industri.
e. Pemanfaatan perkarangan
Pekarangan yang berada disekitar industri mebel dimanfaatkan untuk
meletakkan bahan baku industri dan hasil industri.
Sumber air
25
Mutu air yang digunakan pada tempat industri ini bersih dan tidak
asin.
d. Jarak sumber air dengan penampungan limbah atau kotoran
Di tempat industri mebel ini jarak antara sumber air dengan tempat
penampungan limbah cukup jauh.
e. Kondisi bak mandi atau penampungan air
Kondisi bak mandi pada tempat industri ini yaitu terbuka.
f. Waktu membersihkannya
Bak mandi pada tempat industri ini dibersihkan secara berkala
sehingga tidak keruh dalam bak mandinya.
26
2. Pelayanan kesehatan atau social
Pelayanan kesehatan yang ada di Desa adalah Posyandu, praktik bidan,
praktik dokter dan Puskesmas. Posyandu dilaksanakan rutin setiap bulan
di setiap RT, praktik dokter biasanya senin-sabtu dengan layanan
27
BPJS,sedangkan di Puskesmas buka setiap hari dan dapat melayani
BPJS.
Keadaan pelayanan kesehatan/ sosial yang saat ini cukup memadai, jika
ada kasus-kasus berat seperti kecelakaan kerja yang mengancam nyawa
dapat dilarikan ke RSUD Jepara yang berjarak kurang lebih 12 km dari
Desa Srobyong.
3. Pelayanan ekonomi
a. Sarana perekonomian yang ada
b. Manfaat yang dirasakan oleh pekerja
Dapat membantu perekonomian para pekerja industri mebel.
c. Penghasilan rata-rata pekerja perbulan
Rata-rata penghasilan yang di dapatkan pekerja dalam setiap bulan
berfariasi karena berbeda-beda untuk gajinya.
d. Keadaan pekerja (Prasejahtera/sejahtera)
Keadaan pekerja di industri mebel ini yaitu sejahtera karena setiap
hari diberikan makanan ringan dan minuman, untuk makan siang
biasanya pekerja pulang kerumah masing-masing untuk makan siang.
e. Etos kerja pekerja
28
Para pekerja selalu mempertahankan mutu kualitas produk yang
bagus sehingga prosuk yang dihasilkan sangat memuaskan untuk
konsumen.
4. Keamanan dan transportasi
a. Sistem keamanan yang ada
Keamanan pada tempat industri mebel ini tidak pernah dijumpai
kejahatan dan barang-barang yang berada di tempat industri mebel
tidak ada yang hilang.
5. Komunikasi
Dalam berkomunikasi biasanya para pekerja menggunakan bahasa jawa.
6. Pendidikan
Jenjang pendidikan para pekerja yang bekerja di UD Berkah Jati
Furniture yaitu lulusan SD, SMP maupun SMA karena dalam pekerjaan
ini yang dibutuhkan adalah kegigihan dan ketrampilan.
7. Rekreasi
29
Sarana rekreasi terdekat dari tempat industri mebel yaitu pantai.
DO :
1. Pekerja belum mengenakan
APD (masker)
2. Tidak terdapat P3K dan APAR
ditempat kerja
30
No Diagnosa
Keperawat TUJUAN RENCANA KEGIATAN
an
STRATEGI INTERVENSI
Komunitas
V. PLAN OF ACTION
31
Domain 1 Terbentukny Pekerja 19 UD Kelompok
1. Memberikan
(kelas 2) a dan industri Oktober Berkah
pendidikan
kode : terjadinya mebel “ UD 2021 Jati
kesehatan
00188 peningkat Berkah Jati Furniture
tentang
Perilaku pengetahuan Furniture” di
keselamatan
kesehatan tentang Desa Rt 4/1
dan kesehatan
cenderung penggunaan Kec
kerja pada
beresiko APD untuk Mlonggo
industri mebel
cidera keselamatan Kab Jepara
2. Memberika
berhubung dan
n
an dengan kesehatan
pendidikan
kurangnya dalam
kesehatan
pemahama bekerja
terkait
n tentang
dengan
pencegaha
penggunaa
n penyakit
n APD
dengan
(terutama
mengguna
masker)
kan APD
3. Mendemost
rasikan
penggunaa
n masker
PRE PLANNING
A. Latar Belakang
32
perlindungan pekerja dan resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan ,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
serasi antara pekerja dengan manusia pekerja (WHO/ILO,1995). Dalam
rangka mewujudkan dan melindungi masyarakat pekerja Indonesia,
pembangunan di bidang kesehatan telah menjabarkan melalui visi
Indonesia sehat 2015 dengan misinya menitik beratkan pada pemeliharaan
dan peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau serta memlihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
individu , keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
B. Tujuan
33
3. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan program praktik keperawatan komunitas,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan
kesehatan komunitas terutama pada masyarakat pkerja home industri
sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja masyarakat pekerja
dan kondidi kerja yang aman dan sehat
4. Tujuan Instruksional Khusus
f. Untuk mengetahui pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
g. Untuk mengetahui bahaya potensial dan akibat pada pekerja mebel
h. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja
i. Untuk mengetahui macam-macam APD (alat perlindungan diri)
j. Untuk mengetahui upaya pencegahan kecelakaan kerja
C. Metode Pelaksanaan
Ceramah ,diskusi dan demostrasi penggunaan masker
E. Strategi Pelaksanaan
34
tujuan umum dan
tujuan khusus
2 Inti Inti : 15 1. Menyimak
1. Menjelaskan menit 2. Memperhatikan
pengertian
keehatan kerja
dan keselamatan
kerja
2. Menjelaskan
bahaya potensial
dan akibat pada
pekerja
3. Menjelaskan
akibat kecelakaan
kerja.
4. Menjelaskan
pencegahan
kecelakaan kerja
3 Penutup Penutup : 10 1. Mendengar dan
1. Mengevaluasi menit menjawab
dan mengadakan pertanyaan
tanya jawab 2. Mendengarkan
2. Mengucapkan dan membalas
terimakasih salam
3. Mengucapkan
salam
G. Setting tempat
35
Keterangan :
: Narasumber
: Moderator
: Fasilitator
: Audient
36
Sasaran : Pekerja Mebel
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian kesehatan kerja dan keselamayan kerja
2. Bahaya potensial dan akibat pada pekerja
3. Penyebab kecelakaan kerja
4. Alat pelindung diri (APD) untuk pekerja mebel
5. Pencegahan kecelakaan kerja
D. METODE
Presentasi, diskusi dan demostrasi
E.MEDIA
Leafleat
F. PROSES PELAKSANAAN
37
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta
. Penyuluhan
1. Pembukaa Pendahuluan :
n 5. Memberikan
( 5 menit ) salam
6. Memperkenalka Memperhatikan dan
n diri mendengarkan
7. Menjelaskan
topik yang akan
disampaikan
8. Menjelaskan
secara singkat
tujuan umum
dan tujuan
khusus
2. Inti Inti :
(15 menit ) 5. Menjelaskan 3. Menyimak
pengertian 4. Memperhatikan
keehatan kerja
dan keselamatan
kerja
6. Menjelaskan
bahaya potensial
dan akibat pada
pekerja
7. Menjelaskan
akibat
kecelakaan kerja
8. Menjelaskan
pencegahan
38
kecelakaan kerja
3. Penutup Penutup :
(10 menit ) 4. Mengevaluasi 5) Mendengar
dan mengadakan dan menjawab
tanya jawab pertanyaan
5. Mengucapkan 6) Mendengarka
terimakasih n dan
6. Mengucapkan membalas
salam salam
G.EVALUASI
1. Dapat menjelaskan pengertian kesehatan kerja dan keselamatan kerja
2. Dapat menjelaskan bahaya potensial dan akibat pada pekerja
3. Dapat menjelaskan akibat kecelakaan kerja
4. Dapat menjelaskan cara mencegah kecelakaan
H.REFERENSI
a. http://scribd.com/document/389315789/SAP-K3-MEBEL-docx
b. http://www.smallcrab.com/kesehatan/800-potensi-bahaya-pada-perajin-
meubel-kayu
I. MATERI
1. Pengertian
Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan
kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan
kerja,keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang keamanan
tenaga kerja, juga menimbulkan kerugian kerugian secara tidak
langsung yaitu kerusakan pada lingkungan kerja. Kesehatan kerja
39
adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kesokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi tingginya, baik fisik atau
mental, maupun social, dengan usaha usaha preventif dan kuratif
terhadap penyakit penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit penyakit umum.
2. Penyebab kecelakaan kerja
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :
a. Kondisi berbahaya (unfase condition) yaitu yang tidak aman dari :
a) Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain.
b) Lingkungan kerja.
c) Proses keja.
d) Sifat pekerjaan.
e) Cara kerja.
b. Perbuatan berbahaya (unfase act) yaitu perbuatan berbahaya dari
manusia yang dapat terjadi antara lain karena :
a) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana.
b) Cacat tubuh yang tidak nampak (bodily defect).
c) Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d) Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.
40
2) Bising
Kegiatan penggerajian, pemotongan, perlubangan, dan
penyambungan umumnya akan menimbulkan kebisingan yang
dapat menyebabkan gangguan aktivitas, konsentrasi dan
pendengaran, gangguan pendengaran yang timbul pada
awalnya masih bersifat sementara, tetapi pada pemajanan
tingkat kebisingan tertentu, misalnya lebih dari 85 db (A) dan
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan
pendengaran yang menetap, sehingga menyebabkan tuli yang
tidak diobati dari pekerja yang bersangkutan.
3) Posisi kerja yang tidak benar / tidak ergonomis.
Seperti jongkok, membungkuk akan menimbulkan nyeri
otot dan punggung.
b. Penyiapan bahan baku/ penyiapan komponen
1) Debu dan partikel kecil kayu banyak terjadi pada kegiatan ini
yaitu pada proses pemotongan kayu sebagai persiapan
komponen mebel, juga pada proses pembentukan kayu. Debu
kayu ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pernafasan, serta dapat menyebabkan iritasi dan alergi terhadap
saluran pernafasan dan kulit.
2) Kebisingan yang ditimbulkan pada proses ini dapat
menyebabkan gangguan aktivitas, konsentrasi dan
pendengaran, baik sementara maupun tetap. Akibat cara kerja
yang kurang konsentrasi dapat menimbulkan kecelakaan atau
bahaya seperti tertusuk paku, sekrup dan benda lainnya.
3) Sikap dan posisi kerja yang tidak benar atau tidak ergonomis
seperti jongkok, membungkuk akan menimbulkan nyeri otot
dan punggung serta gangguan fungsi dan bentuk otot.
4) Cara kerja yang kurang hati-hati dapat menimbulkan luka
terpukul, tersayat atau tertusuk.
c. Penyerutan dan pengamplasan
41
1) Debu yang terjadi akibat proses penyerutan dan pengamplasan
dapat masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan serta
dapat menyebabkan alergi pada kulit. Dampak negative
terhadap kesehatan dapat berupa :
a) Iritasi dan alergi pada saluran pernafasan.
b) Alergi terhadap kulit.
2) Cara kerja yang kurang hati-hati akan menimbulkan luka
tersayat, tertusuk, dan terpukul.
d. Perakitan
1) Suara bising berupa ketukan dan suara nyaring lainnya dapat
menggangu konsentrasi, aktivitas dan gangguan pendengaran.
Akibat cara kerja yang kurang konsentrasi dapat menimbulkan
kecelakaan atau bahaya seperti tertusuk paku, sekrup, dan
lain-lain.
2) Posisi kerja yang tidak benar atau tidak ergonomis seperti
jongkok, membungkuk akan menimbulkan nyeri otot dan
punggung.
e. Pemutihan/ pengecatan
1) Uap cat atau zat kimia seperti H 2 O 2, thinner, sanding sealer,
melamic clear, woodstain serta jenis cat lainnya yang dapat
mengakibatkan :
a) Peradangan pada saluran pernafasan dengan gejala batuk,
pilek, sesak nafas dan demam.
b) Iritasi pada mata dengan gejala mata pedih, kemerahan
dan berair.
2) Posisi kerja yang tidak benar atau tidak ergonomis seperti
jongkok, membungkuk akan menimbulkan nyeri otot dan
punggung.
4. Alat pelindung diri (APD)
1) Kacamata (google).
2) Pelindung telinga, ear plug atau ear muff.
42
3) Masker.
4) Sarung tangan.
5) Baju pelindung.
6) Sepatu.
7) Helm.
5. Upaya pencegahan kecelakaan kerja
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan resiko
gangguan kesehatan pekerja mebel antara lain :
1) Kebisingan
a. Mengurangi kebisingan pada sumbernya dengan cara :
a) Memberi sekat dari bahan kain, gabus atau karet pada
landasan mesin.
b) Penanaman pohon di sekitar tempat kerja.
c) Penempaan dilakukan pada ruangan tersendiri atau ruang
kedap suara.
b. Menggunakan sumbat telinga seperti (ear plugs) atau tutup
telingan (ear muffs) pada waktu bekerja di tempat bising,
karena alat tersebut mampu mengurangi intensitas bising
sampai sekitar 25-40 db (A).
2) Debu kayu dan zat-zat kimia
a. Posisi kerja menghadap searah dengan arah angin.
b. Menggunakan masker penutup mulut dan hidung.
c. Tidak merokok sewaktu kerja.
d. Tata udara yang baik di tempat kerja.
e. Pengaturan waktu kerja agar pekerja tidak terlalu terpapar oleh
uap logam atau zat-zat kimia.
f. Bila timbul gejala gangguan saluran pernafasan segera
periksakan ke sarana kesehatan terdekat.
3) Sikap kerja yang tidak benar (tidak ergonomis)
a. Menyesuaikan alat kerja dengan postur tubuh pekerja yang
sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaan masing-masing,
43
sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan posisi duduk atau
berdiri, misalnya :
a) Duduk dikursi dan menggunakan meja yang sesuai yaitu
tingginya untuk tempat peralatan kerja.
b) Berdiri tegak, dengan peralatan kerja diatas meja yang
sesuai fungsinya.
c) Pekerja tidak membungkung, jongkok atau duduk dilantai
dan memaksakan posisi tubuh pada keadaan alami.
d) Usahakan istirahat untuk mengganti posisi kerja secara
berkala.
b. Melakukan latihan pada otot yang mengalami gangguan.
c. Rujuk ke puskesmas atau sarana kesehatan terdekat.
44
BAB IV
EVALUASI
(ADA/TIDAK)
1 Struktur
45
sudah
mendapat ijin
dari pemilik
UD Berkah
Jati Furniture
c. Dana
implementasi
ini berasal dari
dana
kelompok,
karena
program ini
diselenggrakan
oleh
mahasiswa
ners sebagai
tugas
kelompok
komunitas.
2 Proses
46
kegiatan ini
terbukti
peserta dapat
sharing
tentang
kegiatannya
saat bekerja.
c. Jumlah peserta
yang hadir 5
orang
3 Hasil
47
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Praktik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa
Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Cendekia Utama Kudus,
merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan konsep-konsep
perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses
keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah. Berdasarkan
pelaksaaan praktik mahasiswa di UD Berkah Jati Furniture maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pekerja di UD Berkah Jati Furniture meresponi kegiatan
penyuluhan dengan cukup antusias, terjadi komunikasi yang baik .
2. Pekerja UD Berkah Jati Furniture dapat menerapkan penggunaan
APD dalam bekerja setelah mendapat penyuluhan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Pemilik Industri mebel sudah menyediakan APD seperti masker dan
sarung tangan
B. Saran
Adapun saran-saran yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak :
1. Untuk pekerja
Diharapkan dapat memakai APD terutama masker secara saat
bekerja untuk mengantisipasi timbulnya penyakit pernapasan dan
kecelakaan kerja.
2. Untuk UD Berkah Jati Furniture
48
Diharapkan pemilik Industri mebel dapat menyediakan APD
lengkap,APAR dan Kotak PPPK untuk antisipasi awal dalam
kecelakaan kerja
DAFTAR PUSTAKA
http://scribd.com/document/389315789/SAP-K3-MEBEL-docx
http://www.smallcrab.com/kesehatan/800-potensi-bahaya-pada-perajin-meubel-
kayu
http://id.scribd.com
Effendy, Nasrul. 2009. Dasar-dasar keperawatan masyarakat. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2006. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
49
LAMPIRAN
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
50
12 12
13 13
14 14
15 15
LAMPIRAN
Pre Test
Nama :
Bagian Kerja :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
pilihan jawaban yang benar.
51
6. Dalam jangkau waktu berapa lama bekerja tanpa APD dapat menimbulkan
keluhan kesehatan?
a. Jangka panjang.
b. Jangka pendek.
c. Tidak tahu
7. Polusi yang ditimbulkan dapat menyebabkan gangguan atau keluhan
kesehatan?
a. Ya.
b. Tidak.
LAMPIRAN
KUESIONER KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Post Test
Nama :
Bagian Kerja :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
pilihan jawaban yang benar.
52
6. Dalam jangkau waktu berapa lama bekerja tanpa APD dapat menimbulkan
keluhan kesehatan?
a. Jangka panjang.
b. Jangka pendek.
c. Tidak tahu
7. Polusi yang ditimbulkan dapat menyebabkan gangguan atau keluhan
kesehatan?
a. Ya.
b. Tidak.
Dokumentasi Gambar
53
54