Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ANALISIS USAHA

“ Es Dawet Lalu Lintas“


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman S.pd., S.H., MM
RINGKASAN
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena
tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan
mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis. Pelaku usaha merupakan
individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam
mengejar tujuan.
Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai. Semakin
bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga akan dihadapi.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga akan
dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak
takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu.
Es dawet lalu lintas adalah terobosan baru dalam usaha es dawet. Jika biasanya kita
jumpai es dawet hanya berwarna hijau saja tetapi dengan adanya es dawet lalu lintas akan ada
varian warna dari es dawet ini. Warna yang berbeda akan membuat sensasi tersendiri bagi
pembeli. Dan perubahan warna pada dawet tidak akan mengurangi rasa yang ada pada dawet
tersebut.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena
tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan
mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi
tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Jiwa tersebut harus dimiliki dan
dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu
dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang
baik
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan
besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-
keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan tinggi dihindari karena sumber kepuasan
tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat
dicapai. Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga
akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha
tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian pengusaha
merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap
pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Hal itu
yang mendasari analisis yang dilakukan terhadap usaha Es Dawet Lalu Lintas ini.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori dalam berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha?
2. Bagaimana jiwa atau jatidiri seseorang dalam berwirausaha?
3. Bagaimana menghadapi risiko dalam berwirausaha?
4. Bagaimana analisis teori kewirausahaan dengan rencana proposal Es Dawet Lalu Lintas?
5. Bagaimana strategi Es Dawet Lalu Lintas dalam menghadapi risiko usaha?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Memahami dan mengetahui teori dalam berwirausaha yang tepat bagi pelaku usaha
2. Memahami dan mengetahui jiwa atau jatidiri seseorang dalam berwirausaha
3. Memahami dan mengetahui menghadapi risiko dalam berwirausaha
4. Memahami dan mengetahui analisis teori kewirausahaan dengan rencana proposal Es Dawet
Lalu Lintas
5. Mengetahui bagaimana strategi Es Dawet Lalu Lintas dalam menghadapi risiko usaha
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. WIRAUSAHAWAN
2.1.1. Pendahuluan
Pengertian Wirausahawan ( enterpreneur ) diperoleh dari berbagai buku maupun
kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa
Perancis yaitu entrepreneur yang berarti mengambil pekerjaan ( to undertake ). Konsep
mengenai entrepreneur adalah sebagai beikut:
The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and asume the risk of a
bussines.
Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak
membuat organisasi, mengelola, dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough ( 2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut:
An entrepreneur is one who creates a new bussines in the face of risk and uncertainty
for the purpose of achieving profit and growth by identifiying significant oppurtunities and
assembling the necerssary resource to capitalize on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan sesorang yang
menghadapi risiko dimasa yang mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap
usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan
seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya
akan meningkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai 4 karateristik yaitu:
1. Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2. Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut di masa-masa mendatang.
3. Bisnis yang sedang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan,
4. Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena
tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan
mengandung risiko pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
2.1.2. Risiko dan Karateristik
Landau ( 1982) mengusulkan dari risiko yang dibawa ( risk bearing ) dengan
karateristik inovasi membuat sebuah dasar klasifiksi entrepreneur. Hubungan tersebut sebagai
berikut :
Gambler Entrepreneur

Consolidator Dreamer

Gambler merupakan entrepreneur juga, tetapi selalu mempunyai karateristik


inovasi yang rendah dan risiko yang besar. Dreamer ( pemimpi ) adalah entrepreneur yang
mempunyai inovasi tinggi, tetapi hanya menerima risiko yang rendah. Consolidator adalah
entrepreneur yang hanya bisa menerima risiko rendah dan karateristik inovasi rendah.
Entrepreneur adalah seorang yang mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang
dihadapi atau dibawahnya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts ( 2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur yaitu
:
1. Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
2. Entrepreneur dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
3. Entrepreneur selalu menjadi penemu / pencipta sesuatu.
4. Entrepreneur adalah akademis dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyrakat.
5. Entrepreneur harus memenuhi the profile
6. Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
7. Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan
8. Ketidaktahuan merupakan kebahagian bagi entrepreneur
9. Entrepreneur menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan
cukup tinggi.
10. Entrepreneur adalah sangat pengambil risiko.
2.1.3 Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi tekanan enterpreneur harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para enterpreneur seperti melakukan
meditasi, melemaskan otot dengan olahraga, mencari hiburan, dan sebagainya. Terdapat lima
persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu:
1. Menciptakan networking : kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan hubungan
baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang dihadapi.
2. Keluar dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan
enterpreneur melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh
dapat menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi dengan pekerja : enterpreneur mau membuka pintu dan berdiskusi dengan
karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu enterpreneur dalam menghadapi
persoalan.
4. Menciptakan kepuasan di luar perusahaan : enterpreneur dapat melakukan kegiatan diluar
perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi
persoalan.
5. Pendelegasian : enterpreneur harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak
dikerjakan sendiri seluruhnya.

2.2. JIWA WIRAUSAHA


2.2.1. Pendahuluan
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi
tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri Watak
Percaya diri. Yakin, tidak tergantung, individualis, optimis
Berorientasi pada tugas dan hasil. Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah,
kerja keras, dorongan kuat, energik, dan inisiatif
Pengambil risiko. Mampu mengambil resiko. suka tantangan
Kepemimpinan. Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi
saran dan kritik.
Keorisinilan Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber,
serba bisa, tahu banyak.
Berotientasi ke masa depan. Pandangan kedepan, perseptif.

Jiwa tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang
baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar
kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu
dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima
tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil resiko dan menjadi pemimpin.
Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari
yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang
menarik diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai
kelompok pelaku usaha, para wirausaha sengat berbeda dari bukan wirausaha.

2.2.2. Ideologi Wirausaha


Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas
pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan diri sendiri dan buka dari diri
oranglain. Resiko kegagaln selalu ada, pelaku usaha mengambil resiko dengan jalan menerima
tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman.
Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau
membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal kata lelah.
Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri
sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemhan, jujur dan agresif dalam mengejar
tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya
sifat muda yang paling baik. lakukan hal yang penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi
bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima
lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempuna untuk
satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan
pertumbuhan pribadi.
2.2.3 Jati diri Wirausaha
Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau yang
berbeda-beda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab berlainan,
dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha cukup luas
dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling
meniru antara satu dengan yang lain, yang tua dan identifikasi mendekati model peranan akan
menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam
melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri
sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan
kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai
wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yang
dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masalalu membantu memahami lebih baik situasi
yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar
kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri
sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara
terus menerus.
2.2.4 Bisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi
strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko,
mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadan
konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berartibahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri
sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang di
inginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat
menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk berlajar dan berkembang dalam
karier. Pelaku usahan akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan
mempunyai ikatan pada tujuan tetentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi
pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberikan petunjuk tentang kemampuan pelaku
usaha.

2.2.5. Sikap Karir


Pelaku bisnis mempunyai kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah
karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap
kewirausahaan pada karir.
1. Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan
memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan
dan bakat diri sendiri.
2. Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil
dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk
mengembangkan karir diri sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian
pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan sifat positif melalui kegiatan
sehari-hari.
3. Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan
tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tersebut.
4. Tingkatkan kemampuan diri secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa lampau,
pandang kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
5. Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan
dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
6. Berorientasi pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru
yang mengantar pada sukses masa depan.
7. Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan
kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima
kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
8. Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan
sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga.
Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai
banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
9. Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu
keadaan
10. Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya
mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
11. Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan
hasil yang dicapai.
12. Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga.
Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri, pastikan
berpenampilan yang menarik.
13. Mengampil kepuasan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan
diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar mengambil
keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
14. Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa
lalu. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.
2.2.6. Sikap Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah
mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
1. Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam
pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena
sikap ini menentukan keberhasilan.
2. Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari
untuk memikirkan suatu kemungkinan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
3. Sebagai manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan
Imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berfikir yang besar-besar. Pelaku usaha yang
dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis
maupun masyarakat.
2.2.7. Perilaku Positif

Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap,


perilaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan
untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif
mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari
hikmah dari pengalaman.

Sikap positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut
berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
1. Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
2. Pilih sasaran positif dalam bekerja.
3. Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-
ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
4. Jauhi pikiran dan ide negatif.
5. Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
6. Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan
pribadi, kehidupan kerja maupun kehidupan masyarakat.
7. Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada
mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
8. Lingkungan mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri
wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan
memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
9. Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri
dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
10. Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu.
Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan. Usahakan konflik
mental diselesaikan secepat mungkin.
2.2.8. Kebiasaan dan Sikap

Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang
paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun
dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih
produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat
membentuk kebiaan selama satu bulam setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan
waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan
bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya,
merencanakan kegiatan penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.

Setelah satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh,


kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam
prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas
tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam
hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan
lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.
2.3. RISIKO USAHA
2.3.1. Pendahuluan
Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan
besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-
keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan tinggi dihindari karena sumber kepuasan
tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat
dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga
akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha
tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian pengusaha
merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap
pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha.
Wirausaha bekerja di bawah tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa
kemungkinan gagal selalu ada.
2.3.2. Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua
alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara
objektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin
besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko
pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian, dengan
menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternatif yang
“mengandung risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari:
1. Kemampuan daya tarik setiap alternatif
2. Kesedian menerima kerugian
3. Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan
4. Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko,
beberapa kaitan itu antara lain:
1. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas.
2. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan
pada kemampuan diri sendiri, semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk
mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untuk mencoba
apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
3. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian
membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
2.3.3. Keputusan Risiko
Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam
merealisasikan potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko
dalam hubungnan pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu mempeoleh
pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan
mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-
peristiwa masa lalu, perhatian untuk msa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang.
Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudakan bakat
dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan profesional datang dari hidup di masa sekarang dan
mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan
keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan
pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa
belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung
risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena
dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang di capai sekarang. Pengambilan risiko
merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan
kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada
orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan
dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung
risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha
atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh
karena tidak menanggung risiko atas perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam
kehidupan diri sendiri, maka ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika
tidak maka situasi akan semakin buruk, dan pemasalahan semakin sukar dipecahkan.
Risiko timbul saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakan
yang dilakukan, dan atas keputusan-keputusan iyulah maka bertanggungjawab mengatasi
dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan
pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup, jangan
mengaambil risiko yang lebih besar dari yang dapat di tanggung, hal ini merupakan peringatan
karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat
menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang
terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat
membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi dan menilai
tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan
hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat,
kemampuan, dan pengalaman diri sendiri.
2.3.4. Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif,
menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang
baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide paling
produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko
tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran,
berikut dapat membantu mengatasi:
1. Utarakan ide kepada istri atau teman, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis.
Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu
perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi
perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
2. Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkkan ide
kepada perusahaan sewaktu megalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan stabil, sebelum
ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih
waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
3. Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu,
dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
2.3.5. Tipe Pengambil Risiko

Pengambilan keputusan atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain,
pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis
dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang
terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit risiko. Sebagian besar pekerja
masuk ke dalam pengambil risiko tipe ini, karena perilaku dapat diramalkan dan membawa
kestabilan organisasi.
Tingkat manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan
risiko. Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan
membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat dianggap sebagai
pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang
berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-
ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko
dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
2.3.6. Delegasikan Wewenang

Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-
kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu
mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan
bersedia memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan
tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain mengandung risiko
tertentu. Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif berarti pemimpin harus menanggung
akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus
mempunyai staf yang berorientasikna tindakan dan mampu menerima wewenang serta
tanggungjawab.
Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan
kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggungjawab. Pelaku usaha membutuhkan
pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor
kegiatan secara langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk
mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab
kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada
orang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka
panjang atau pengembangan produk-produk baru.

2.3.7. Melaksanakan Perubahan

Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu
risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat
risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan
mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun
mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak
penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana
pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang karena apabila
rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan
berubah.
Suatu rencana sudah dicanangkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana
dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak
banyak, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan dilaksanakan,
mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan
dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan
memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan
dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
1. Keyakinan diri,
2. Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan,
3. Kemampuan menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan kemungkinan,
4. Menghadapi situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena
itu perlu menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua
kemampuan dan bakat untuk mencapau tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin
besar risiko yang akan dihadapi.
2.3.8. Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko,
menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara
sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan
dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahui dengan cermat dan
makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan
pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum
memutuskan untuk mengambil risiko.

2.3.9. Pengambilan Risiko

Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan


suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko:
1. Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko, yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih
sebuah alternative. Missal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi
tambahan permintaan. Pilihannya adalah sebagai berikut:
a. Tetap pada tingkat permintaan sekarang,
b. Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan,
c. Menyewa peralatan untuk memenuhi permintaan,
d. Mensubkontrakkan kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila mempunyai arus kas yang baik, cadangan kas kuatm atau kemudahan kredit baik,
dan jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka disini
terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu satu dari alternatif-alternatif, meskipun
alternatif pertama merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan
peluang peningkatan laba.
Keadaan lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalkan saja produk atau
jasa bisa menjadi using karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak
perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik jenuh.
Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada
kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat risiko, dan
berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
2. Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran
perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara perlahan,
mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku usaha berani
memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan.
Apabila saat azas, proses pengambilan keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif
secara rinci.
3. Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten
dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survey berbagai
alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah
dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau
memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”, sosial dan fisik. Misal: apakah
kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlu menentukan biaya keuangan dan biaya-
biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
4. Kumpulkan Alternatif
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap
kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap
permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing
ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan. Berbagai akibat sebaiknya ditelusuri dengan
kesimpulan-kesimpulan logis sebagai berikut:
a. Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong
kenaikan permintaan di pasar baru.
b. Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang
sekarang?
c. Dapatkah peralatan mesin dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lain?
d. Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikkan harga-harga jika
permintaan bertambah?
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar,
ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan berbagai
ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa
keuangan atau produsen peralatan.
5. Minimkan Risiko
Menentukan langkah yang berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat
mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan,
b. Kreativitas dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan),
c. Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan,
d. Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
6. Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, susunan sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana
membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan
terjadi, dan proses umpan balik, sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan
dengan segera.

BAB III
ANALISIS USAHA ES DAWET LALU LINTAS
3.1. WIRAUSAHAWAN
3.1.1. Risiko dan Karateristik
Entrepreneur adalah seorang yang mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko
yang dihadapi atau dibawahnya juga tinggi. Risiko dan karateristik menurut Kuratko dan
Hodgetts ( 2001 ) menyebutkan ada 10 karateristik dari entrepreneur. Risiko dan Karateristik
yang ada di usaha Es Dawet adalah berani membuat produk yang berbeda dengan usaha yang
sejenis. Dengan adaanya inovasi tersebut Es Dawet Lalu Lintas ini berbeda dengan produk
yang lain. dengan menciptakan produk dari jenis yang sama tetapi dengan ciri khas produk
yang berbeda dari yang lain. Termasuk dari salah satu karateristik dari enterpereneur. Tetapi
dibalik itu semua juga terdapat risiko yang dihadapi oleh si pengusaha itu sendiri berupa
tekanan setiap inovasi yang dikerjakan.
3.1.2 Mengatasi Tekanan
Seorang pengusaha pasti mengalami sebuah tekanan termasuk juga yang dialami oleh
pemilik Es Dawet Lalu Lintas. Cara mengatasi tekanan yang dilakukan oleh pemilik adalah
tidak berkerja setiap hari terdapat hari libur bagi pemilik dan juga karyawan. Libur dilakukan
setiap satu minggu sekali. Jika biasanya libur dilakukan pada hari minggu tetapi usaha Es
Dawet libur diadakan pada hari jum’at. Hal ini dilakukan agar pemilik dan pegawai tidak
mengalami stress atau tekanan terhadap pekerjaan. Dan juga untuk bisa beristirahat jika badan
kita lelah berkerja selama seharian dengan waktu 5 hari berkerja.
3.2. JIWA WIRAUSAHA
3.2.1. Jati Diri Wirausaha
Jiwa wirausaha yang dimiliki oleh pemilik usaha Es Dawet Lalu Lintas sudah terlihat
dengan membuka usaha yang sebenarnya banyak penjualnya tetapi pemilik menggunakan
inovasinya untuk membuat usaha yang berbeda. Dan jiwa wirausaha dikembangkannya dengan
menerima ilmu dari kerabatnya yang juga pernah berjualan Es dawet ini.
3.2.2. Sikap Karir
Sikap karir yang dimiliki oleh pemilik usaha Es dawet ini adalah mencontoh penjual Es
dawet yang sudah sukses tetapi produk yang kita ciptakan sama tetapi dengan terobosan produk
yang berbeda. Dengan memperlajari usaha tersebut dari kerabat dekat yang juga pernah
berjualan usaha yang sejenis dan dengan pengetahuan tersebut dapat mengembangkan produk
yang berbeda dari yang lain.
3.3.3. Sikap Mental
Seorang pengusaha harus memiliki pandangan hidup yang sehat. Begitu juga denga
pemilik usaha Es dawet ini. Yaitu dengan mengadakan libur bekerja dan menciptakan suasana
kerja yang santai tetapi tetap pada porsinya masing-masing. Dengan begitu mental pemilik
tidak akan stress ataupun jenuh dengan pekerjaan yang terus menerus. Dan hal ini akan
berakibat pada pandangan hidup yang sehat bagi pemilik usaha.
3.2.4. Perilaku Positif

Sikap positif memudahkan seorang pengusaha untuk memfokus pada kegiatan,


kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif.
Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman. Begitu
juga dengan usaha Es Dawet Lalu lintas ini. Pemilik usaha memusatkan perhatiannya atau
idenya denga membuat sebuah produk yang berbeda dengan produk yang sejenis. Pemilik
membaca peluang yang ada bahwa usaha tersebut sangat berpeluang berhasil jika bisa
dikembangkan dengan baik. Pemilik percaya bahwa usaha yang dirintisnya akan berhasil dan
dapat berkembang dengan baik. Lingkungan yang ada disekitar pemilik juga sangat
mendukung dan memberikan semangat kepada pemilik dalam membangun sebuah usaha.

3.3. RISIKO USAHA


3.3.1. Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko yang ada di Usaha Es Dawet Lalu Lintas ini adalah karena biasanya
es dawet ini identik dengan dengan warna hijau saja. Tetapi dengan melakukan inovasi berupa
warna tambahan yang ada di Es Dawet ini membuat inovasi yang dilakukan berisiko karena
bisa saja masyarakat tidak terbiasa dengan warna dawet yang dijual oleh pemilik usaha Es
Dawet Lalu Lintas. Warna tambahan yang ada di Es Dawet ini adalah merah kuning hijau.
Selain itu dengan berjualan di pinggir jalan yang tidak identik dengan cara berjualan Es Dawet
yang biasanya banyak dijumpai dipasar-pasar tradisional. Dengan berjualan di pinggir jalan ini
beresiko kurangnya pembeli.

3.3.2. Keputusan Risiko


Keputusan berisiko yang ada diusaha Es Dawet Lalu Lintas ini adalah dengan
memutuskan membuka usaha yang biasanya bukan pada tempatnya. Karena biasanya produk
ini hanya bisa ditemui dipasar-pasar tradisional tetapi keputusan yang dibuah oleh pemilik
memutuskan untuk membuka usaha ini dipinggir jalan yang tidak dekat dengan pasar
tradisional. Membuka usaha ini dipinggir jalan adalah keputusan yang berisiko karena
ditakutkan akan kurangnya pembeli. Selain itu juga produk yang ditawarkan juga berbeda
dengan produk yangs sejenis. Karena terkadang sesuatu yang berbeda dari biasanya akan
kurang bisa dinikmati oleh masyarakat. Karena biasanya masyarakat tidak terbiasa dengan
produk baru yang berbeda dengan produk yang sejenis.
3.3.3. Kembangkan Ide
Pemilik usaha Es Dawet ini mengembangkan ide yang dengan membuat sebuah inovasi
produk yang berbeda dengan produk yang sejenis yaitu dengan membuat warna dawet dengan
3 warna yaitu warna merah kunin hijau. Mengembangkan ide ini dengan tujuan membuat
inovasi produk agar menjadi pembeda produk ini dengan produk sejenis bisa juga sebagai
kelebihan dengan usaha yang berlainan jenis dengan produk ini. Dan inovasi ini sangat
membantu dalam mengembangkan usaha dan salah satu strategi agar produk Es Dawet Lalu
Lintas ini berkembang dengan baik dan dapat bersaing dengan produk yang lain.
3.3.4. Delegasi Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-
kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu
mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan
bersedia memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan
tertentu. Hal itu juga dilakukan oleh pemilik usaha Es Dawet Lalu Lintas saat pemilik tidak
bisa datang ikut membantu bekerja tugas itu akan diserahkan kepada salah satu pegawai. Selain
tidak bisa datang ke tempat kerja saat ada pesanan untuk acara syukuran ataupun nikahan saat
pemilik tidak bisa datang hal itu bisa diserahkan kepada pagawainya. Tentu dengan begitu
pemilik usaha harus bisa mempercayai para pegawainya dan pegawainya harus bisa
melaksanakan tanggung jawab yang diberikan oleh pemilik.
3.3.5. Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu
risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat
risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan
mencari pemecahan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang karena apabila rencana utama
tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah. Pemilik
usaha juga akan melakukan perubahan jika usaha yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan
apa yang sudah ditargetkan. Dan hal itu sudah seharusnya bisa diantisipasi oleh pemilik usaha
Es Dawet Lalu Lintas ini.
3.3.6. Pengambilan Risiko
Perilaku pengambilan risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang
penting bagi manajemen tingkat puncak. Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan
penih perhitungan, merupakan suatu ketrampilan yang dapat ditingkatkan. Risiko yang
dimaksud adalah pemilihan alternatif. Saat mengambil risiko pemilik usaha juga memikirkan
taksiran risiko yang akan dihadapi seperti membuat inovasi produk apakah pembelian pewarna
makanan alami akan membuat peningkatan biaya produksi dari usaha yang normal.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Analisi usaha yang dilakuka bertujuan untuk memberikan arti bahwa usahawan
merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola, dan menentukan resiko
sebuah bisnis. Wirausahawan merupakan sesorang yang menghadapi risiko dimasa yang
mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya
yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yanga
akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha
tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagian pengusaha
merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap
pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha.

DAFTAR PUSTAKA
Sukirman. 2014. Kewirausahaan. Edisi 7. Galaksi Nusindo : Semarang.

Anda mungkin juga menyukai