Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 10 Nomor 1, Januari 2019

p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

PENTING

Article template adalah tempat untuk menulis artikel yang sekaligus menjadi pedoman bagi
penulis.Semua isi dan format tulisan di dalam article template harus diikuti oleh penulis.Semua format
tulisan yang tampak di dalam template harus dianggap sebagai pedoman, meskipun kadang-kadang
tidak diserta penjelasan secara eksplisit. Sebagai contoh, jika sebuah paragraf ditulis dalam indentasi 1
cm, menggunakan huruf Time New Roman 10 reguler, dengan spasi 1 tanpa jarak tambahan dengan
paragraf sebelumnya atau sesudahnya; maka hal tersebut harus dianggap sebagai pedoman. Penulis
tidak dibenarkan menulis dengan isi dan format yang berbeda.

Agar lebih jelas, bacalah terlebih dahulu petunjuk lanjutan berikut ini dengan cermat, sebelum memulai
menulis artikel !

1. Tulis artikel Anda di dalam template ini, bukan membuat file tersendiri !

2. Baca dengan cermat semua petunjuk dan contoh yang ada, lalu terapkan !
Sebagai contoh, jika judul di dalam template ditulis dengan format Capitalize Each Word, Time New
Roman 10, cetakan tebal dan posisi di tengah, maka Anda harus mengikuti aturan tersebut.
Perhatikan dan patuhi pula ketentuan dan contoh penulisan penulis, afiliasi, abstrak, pendahuluan,
metode, hasil, pembahasan dan daftar pustaka.

3. Berhati-hatilah dalam menulis nama-nama pengarang, karena Anda sendiri yang mengetahui
kebenarannya !
Tidak diizinkan menulis singkatan kata, misalnya Nugroho menjadi “N”.

4. Jangan melanggar ketentuan penulisan tabel dan gambar !


Perhatikan dengan cermat aturan penulisan judul tabel dan gambar, format kalimat, hindari huruf
cetak tebal. Untuk judul gambar, dilarang mengubah kata “gambar” menjadi kata yang lain seperti:
diagram, bagan, alur, skema, grafik dan sebagainya.

5. Sitasi dan daftar pustaka harap ditulis menggunakan gaya Vancouver !


Sitasi di dalam paragraf harus ditulis menggunakan angka secara berurutan mulai dari nomor 1,
ditulis di dalam kurung, dan dalam posisi superscript.
Contoh:
xxxx xxxxxx xxxxxxxxxx x.(1)
Anda harus betul-betul memahami penulisan daftar pustaka menggunakan gaya Vancouver.
Perhatikan perbedaan penulisan dari jenis-jenis sumber yang berbeda, seperti: jurnal, buku,
prosiding, halam website, buku, majalah dan sebagainya. Jika menggunakan citation software,
misalnya Mendeley, maka risiko-risiko kesalahan bisa dihindari.
Hati-hati dalam penulisan daftar pustaka secara manual, karena sering terjadi kesalahan pemakaian
tanda . (titik), : (titik dua), ; (titik koma), spasi dan kurung.

1 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 10 Nomor 1, Januari 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

DOI: http://dx.doi.org/10.33846/sf11101
Tinjauan Aspek Hukum Pelepasan Informasi Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Terhadap Visum Et
Repertum Di Rumah Sakit Mitra Plumbon Cirebo

Nela Noviyanti
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha; nelanoviyanti24@gmail.com (koresponden)
Irda Sari
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha; irdasari13@@gmail.com

ABSTRACT

Information according to the Law of the Republic of Indonesia Number 14 of 2008 is information, statements,
ideas, and signs that contain values, meanings, and messages, both data, facts and explanations that can be
seen, heard, and read which are presented in various packages and format in accordance with the development
of information and communication technology electronically or non-electronically. (1) Visum et repertum is a
statement made by a forensic doctor at the written request of an investigator based on an oath about what was
seen and found in the object being examined based on the best possible knowledge for court interests. The type
of research used is descriptive using qualitative methods. The research was conducted from April to May 2021
at Mitra Plumbon Hospital, Cirebon. The population in this study were 2 people, visum et revertum officers and
the head of the medical record. Sampling technique using total sampling technique. Methods of collecting data
using interviews and observation. The number of requests for visa applications from January to April is an
average of 2 units per month, the making of the visa is in accordance with the rules referring to the standard
operating procedure for the living visa number P.IRM.009, the visa request submitted by the police is not
recorded in the request book but is recorded in the the customer service officer as an incoming letter, the visa
retrieval is handed back to the police.
Keywords: Visum et repertum, Medical Records

ABSTRAK

Informasi menurut Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2008 adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan
tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat
dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik. (1) Visum et repertum adalah
keterangan yang dibuat oleh dokter forensik atas permintaan tertulis dari penyidik berdasarkan sumpah tentang
apa yang dilihat dan ditemukan pada benda yang diperiksa berdasarkan pengetahuan yang sebaik baiknya untuk
kepentingan pengadilan. Jenis Penelitian yang digunakan yaitu deskriptif menggunakan metode kualitatif
penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2021 di rumah sakit Mitra Plumbon Cirebon .
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 2 orang yaitu petugas visum et revertum dan kepala rekam medis.
Teknik Pengambilan Sampel menggunakan teknik total sampling. Metode Pengumpulan data menggunakan
Wawancara dan observasi. Jumlah permintaan pembuatan visum dari januari sampai dengan april rata-rata
perbulan sebanyak 2 buah, pembuatan visum sudah sesuai dengan kaidah mengacu kepada standar prosedur
operasional visum hidup nomor P.IRM.009, permintaan visum diajukan oleh kepolisian tidak dicatat di
permintaan buku tetapi dicatat di bagian customer service ofificer sebagai surat masuk, pengambilan visum
diserahkan kembali ke pihak kepolisian.
Kata kunci: Visum et repertum, Rekam Medis.
.

PENDAHULUAN

Latar Belakang (Opsional)

Informasi menurut Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2008 adalah keterangan, pernyataan, gagasan,
dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat
dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik. (1)
Rekam medis merupakan salah satu sumber informasi kesehatan pasien yang termasuk dalam rahasia
kedokteran, seperti dijelaskan dalam Permenkes RI Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran bahwa

2 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 10 Nomor 1, Januari 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

rahasia kedokteran ini mencakup data tentang identitas pasien, data kesehatan pasien meliputi hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis, pengobatan dan atau tindakan kedokteran,
serta hal lain yang berkenaan dengan pasien.(2)
Secara umum informasi rekam medis bersifat rahasia, hal ini dikarenakan terdapat hubungan yang
khusus antara pasien dan dokter yang wajib dilindungi dari adanya pembocoran sesuai kode etik kedokteran dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Depkes RI, 2006).(3)
1. Kategori Informasi Rekam Medis
Pada dasarnya terdapat dua kategori informasi yang bersumber dari rekam medis (Depkes RI, 2006):(3)
1) Informasi Yang Mengandung Nilai Kerahasiaan
Yaitu laporan atau catatan yang terdapat dalam berkas rekam medis sebagai hasil pemeriksaan,
pengobatan, observasi atau wawancara dengan pasien. Informasi ini tidak boleh disebar luaskan
kepada pihak-pihak yang tidak berwenang karena menyangkut informasi individu si pasien.
Pemberitahuan/informasi mengenai kondisi kesehatan/ penyakit yang diderita pasien serta risiko
atau kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi terhadap diri pasien menjadi tanggung jawab
dokter yang merawat pasien tersebut.
2) Informasi Yang Tidak Mengandung Nilai Kerahasiaan
Jenis informasi yang dimaksud adalah perihal identitas (nama, alamat, dan lain-lain) serta informasi
lain yang tidak mengandung nilai medis. Tetapi perlu diperhatikan bahwa diagnosa akhir pasien
mengandung nilai medis maka lembaran tersebut tidak boleh disebarluaskan kepada pihak yang
tidak berwenang. Walau demikian, perlu diingatkan kepada para petugas medis maupun non medis
di rumah sakit, harus berhati-hati karena ada kalanya identitas pasienpun dianggap perlu
disembunyikan dari pemberitaan, misalnya apabila pasien tersebut adalah seorang tanggungan
polisi (buronan). Hal ini dilakukan demi ketenangan si pasien dan demi tertibnya keamanan di
rumah sakit dari pihak-pihak yang tidak berwenang.
2. Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Kerahasiaan Informasi Rekam Medis
Sebagaimana dijelaskan dalam Permenkes RI Nomor 36 Tahun 2012 bahwasanya semua pihak yang
terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan data dan informasi tentang pasien wajib
menyimpan rahasia kedokteran.(4) Pihak yang dimaksud meliputi:
1) Dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses terhadap data dan informasi
kesehatan pasien;
2) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
3) Tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
4) Tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien di fasilitas
pelayanan kesehatan;
5) Badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan; dan
6) Mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan/atau manajemen
informasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien telah meninggal dunia.
3. Keterbukaan Informasi Rekam Medis Pasien
Rekam medis adalah dokumen rahasia, dan akses untuk itu umumnya harus dibatasi untuk pasien atau
perwakilannya yang sah, dokter yang hadir, dan anggota staf lain yang memiliki kepentingan sah dalam
catatan yang berkaitan dengan perawatan pasien.
a. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Oleh Petugas Rekam Medis Pada Proses Pembukaan Informasi
Rekam Medis Pasien
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petugas rekam medis pada proses pembukaan
informasi rekam medis pasien (Depkes RI, 2006):(3)
1) Memastikan secara pasti informasi yang kiranya dapat memenuhi kebutuhan sipenanya, dan
hanya informasi tersebut yang diberikan.
2) Bila ada pertanyaan tentang kebenaran syah atau tidaknya tanda tangan pada surat kuasa
pasien di surat izin, lakukan pengecekan dan pencocokan dengan tanda tangan lain pada saat
pasien dirawat dan surat izin lainnya yang ada dalam bekas rekam medis.
3) Bila tidak ada tanda tangan sebagai pembanding dan ada keraguan tentang syah tidaknya tanda
tangan itu, maka orang itu harus mengesyahkan tanda tangannya dinotaris terlebih dahulu.
Demikian pula jika terjadi perubahan bila terjadi perubahan dari masa gadis kemasa nikah
(nona menjadi nyonya).
4) Resume akhir pasien dapat digunakan sebagai penjelas informasi yang diinginkan, kecuali
apabila telah ditentukan lebih daripada itu (missal seluruh berkas).
b. Regulasi Terkait Keterbukaan Informasi Pasien
Pembukaan dokumen rekam medis tertuang dalam beberapa regulasi, regulasi tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut:

3 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 10 Nomor 1, Januari 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi


Publik Terdapat informasi yang wajib disediakan dan diumumkan serta informasi yang
dikecualikan. Suatu informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban
umum merupakan suatu informasi yang wajib diumumkan serta merta, disampaikan dengan
cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami.
Sementara itu, riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis
seseorang merupakan bagian informasi yang dikecualikan kepada publik karena apabila
dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi. (1)
Akan tetapi, hal tersebut bisa juga termasuk informasi yang tidak dikecualikan apabila pihak
yang rahasianya diungkap memberikan persetujuan tertulis dan/atau pengungkapan berkaitan
dengan posisi seseorang dalam jabatan-jabatan publik.
2) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam
Medis Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan
riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:(5)
(a) Untuk kepentingan kesehatann pasien;
(b) Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas
perintah pengadilan;
(c) Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;
(d) Permintaan institusi berdasarkan ketentuan perundang-undangan;
(e) Kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan
identitas pasien.
Adapun dalam prosesnya permintaan pembukaan dokumen rekam medis untuk kepentingan
diatas bisa dilakukan secara tertulis kepada pimpinan pelayanan kesehatan.
3) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia
Kedokteran.(4)
Rekam medis merupakan bagian dari rahasia kedokteran, rahasia kedokteran mencakup
identitas pasien, kesehatan pasien yang meliputi hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis, pengobatan dan atau tindakan kedokteran dan
hal lainnya yang berkenaan dengan pasien.
Rahasia kedokteran bisa dibuka untuk beberapa hal sebagai berikut:
a) Kepentingan Kesehatan Pasien
Pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan pasien yang dimaksud adalah:
(1) Kepentingan pemeliharaan kesehatan, pengobatan, penyembuhan, dan perawatan
pasien yang dilakukan berdasarkan persetujuan pasien, dan jika pasien tidak cakap
untuk memberikan persetujuan, maka persetujuan dapat diberikan oleh keluarga
terdekat atau pengampunya.
(2) Keperluan administrasi, pembayaran asuransi atau jaminan pembiayaan kesehatan
berdasarkan persetujuan pasien baik secara tertulis ataupun sistem informasi
elektronik yang diberikan pada saat pendaftaran pasien di fasilitas pelayanan
kesehatan.
b) Memenuhi Permintaan Aparatur Penegak Hukum
Pembukaan rahasia kedokteran untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dilakukan dalam rangka penegakan hukum penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan
sidang pengadilan melalui pemberian data dan informasi berupa visum et repertum,
keterangan ahli, keterangan saksi, dan/atau ringkasan medis. Permohonan pembukaan
harus dilakukan secara tertulis dari pihak yang berwenang dan jika dilakukan atas dasar
perintah pengadilan atau dalam sidang pengadilan, maka isi keseluruhan rekam medis
dapat diberikan.
c) Permintaan Pasien Sendiri
Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar permintaan pasien sendiri dapat dilakukan
dengan pemberian data dan informasi kepada pasien baik secara lisan maupun tertulis.
Keluarga terdekat pasien dapat memperoleh data dan informasi kesehatan pasien, kecuali
dinyatakan sebaliknya oleh pasien. Adapun Pernyataan pasien itu sendiri diberikan pada
saat penerimaan pasien di tempat pelayanan kesehatan.
d) Berdasarkan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
biasanya dilakukan tanpa persetujuan pasien dalam rangka kepentingan penegakan etik
atau disiplin dan kepentingan umum.

4 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 10 Nomor 1, Januari 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin
diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis Kehormatan Etik Profesi atau Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan umum dilakukan tanpa
membuka identitas pasien. Adapun Kepentingan umum yang dimaksud meliputi:
(1) Audit medis;
(2) Ancaman kejadian luar biasa/wabah penyakit menular;
(3) Penelitian kesehatan untuk kepentingan negara;
(4) Pendidikan atau penggunaan informasi yang akan berguna di masa yang akan datang;
(5) Ancaman keselamatan orang lain secara individual atau masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Tinjauan Aspek Hukum
Pelepasan Informasi Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Terhadap Visum Et Repertum Di Rumah Sakit Mitra
Plumbon Cirebon “
.

Tujuan Penelitian (Opsional)

Penambahan sub-bab seperti ini bersifat opsional, sebaiknya ditambahkan jika isi dari latar belakang
relatif banyak.Anda boleh menambahkan nama sub-bab sesuai dengan kebutuhan.
Penulisan sitasi harus mengikuti gaya Vancouver dalam posisi superscript seperti ini.(1)Penulisan sitasi
harus mengikuti gaya Vancouver dalam posisi superscript seperti ini.(2)Penulisan sitasi harus mengikuti gaya
Vancouver dalam posisi superscript seperti ini.(2)
Salin artikel Anda ke dalam template ini bagian demi bagian atau paragraf demi paragraf supaya template
ini tidak rusak dan masih dikenali petunjuk-petunjuk di dalamnya.

METODE

Untuk artikel penelitian, metode harus memuat jenis dan/atau rancangan penelitian, waktu dan lokasi
studi, populasi dan sampel, variabel, cara pengumpulan data untuk masing-masing variabel, metode analisis
data, serta kelaikan etik. Anda juga diizinkan untuk memecah bagian ini menjadi beberapa sub-bab jika
dibutuhkan.
Untuk jenis artikel yang lain (literature review, book review, komentar, opini, berita ilmiah, dan letter to
editor) harap disesuaikan dengan karakteristik artikel masing-masing.
Penulisan sitasi harus mengikuti gaya Vancouver dalam posisi superscript seperti ini.(1)Penulisan sitasi
harus mengikuti gaya Vancouver dalam posisi superscript seperti ini.(2)Penulisan sitasi harus mengikuti gaya
Vancouver dalam posisi superscript seperti ini.(2)
Salin artikel Anda ke dalam template ini bagian demi bagian atau paragraf demi paragraf supaya template
ini tidak rusak dan masih dikenali petunjuk-petunjuk di dalamnya.

HASIL

Bagian hasil boleh dibagi menjadi beberapa sub-bagian.Untuk artikel penelitian, hasil harus disajikan
secara jelas dan ringkas. Usahakan memilih cara penyajian data yang efektif, misalnya berupa tabel dan gambar.
Persyaratan penulisan tabel adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Judul tabel diawali dengan huruf kapital, dalam posisi di tengah di atas tabel, menggunakan format
sentence case

Indikator Kode Aspek Harapan Persepsi Gap


Gunakan jenis tabel tertutup
P1 4,590909 2,772727 -1,818182
seperti ini
Reliability
Isi sel tabel diawali dengan
P2 4,636364 2,909091 -1,727273
huruf kapital seperti ini
Jangan menggunakan huruf
Perhatian dengan cetakan tebal dalam
judul dan isi tabel

5 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 10 Nomor 1, Januari 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

Dalam melakukan interpretasi isi tabel atau diagram, jangan terjebak untuk membaca ulang isi tabel atau
diagram tersebut, tetapi fokuskan kepada kesimpulan yang bisa ditarik, misalnya kecenderungan, mayoritas,
pola, arah, dan sebagainya.
Jika Anda memilih menyajikan hasil menggunakan gambar (foto, diagram, bagan, gambar grafis, dll.),
ikuti pedoman seperti contoh berikut:

Gambar 1.Judul gambar diawali dengan huruf kapital, dalam posisi di tengah di bawah gambar, menggunakan
format sentence case

PEMBAHASAN

Pembahasan harus ditulis secara terintegrasi, tidak dipecah-pecah menjadi beberapa bagian. Dilarang
menulis angka-angka hasil analisis data pada bagian ini, jadi tulislah “interpretasinya saja” seperti: A
berhubungan dengan B…….., ada pengaruh A terhadap B ………………, A terbukti efektif untuk ….., ada
perbedaan antara A, B dan C …….., determinan-determinan utama dari A adalah ……….., dan sebagainya.
Penulisan sitasi harus mengikuti gaya Vancouver dalam posisi superscript seperti ini.(1)Penulisan sitasi
harus mengikuti gaya Vancouver dalam posisi superscript seperti ini.(2)Penulisan sitasi harus mengikuti gaya
Vancouver dalam posisi superscript seperti ini.(2)

KESIMPULAN

Tulislah kesimpulan secara komprehensif, integratif, tanpa penomoran dan kualitatif (hindari menulis
angka-angka hasil analisis data).Anda juga diizinkan menambahkan saran atau rekomendasi jika dipandang
perlu.
Setelah kesimpulan tuliskan daftar pustaka menggunakan gaya Vancouver. Ingat ! Tuliskan gaya
Vancouver yang benar, bukan sekadar menulis dengan penomoran. Untuk menghindari kesalahan, sangat
dianjurkan Anda menggunakan reference software seperti Mendeley, Zotero, EndNote, dan sebagainya.
Kelancaran proses publikasi artikel Anda, sangat tergantung kepada kecermatan Anda dalam mengikuti
aturan yang telah ditunjukkan dalam template ini. Terimakasih atas perhatian Anda.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nugroho HSW, Sillehu S. Title of Article in Magazine. Publication Name. 2018;21–18.


2. Nugroho HSW, Sillehu S, Suparji. Title of Book Section. In: Editor N, editor. Book Title. 1st ed. City Name:
Publisher Name; 2018. p. 300–33.
3. Nugroho HSW, Sillehu S. Judul Artikel Prosiding. In: Name E, editor. JTitle of Proceeding. City Name:
Publisher Name; 2018. p. 23–9.
4. Nugroho HSW. Title of article in Website [Internet]. Publication Name. 2018 [cited 2018 Mar 15]. p. 21–17.
Available from: http://alamaturl
5. Nugroho HSW, Sillehu S, Mardiana N. Title of Working Paper. City Name; 2018. Report No.: 1.
6. Institution name. Book from Institution. 1st ed. Name E, editor. City Name: The name of publisher; 2018.
20-29 p.
7. Nugroho HSW, Sillehu S, Suparji. Title of dissertation. University name; 2018.
8. Nugroho HSW, Baba A. Book Title. 1st ed. Editor N, editor. City Name: Publisher Name; 2018. 1-101 p.
9. Hudiananto C. Title of Article. J Name. 2000;1(1):21.

6 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF

Anda mungkin juga menyukai