Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PENDEKATAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran


Dosen Pengampu: Ibu Darmawati, S.pd .,M .Pd

Disusun Oleh :
Nama : Verenita Rahayu Tulus
NIM : G8821007

UNIVERSITAS POHUWATO
FAKULAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Belajar dan Pembelajaran
tentang Pendekatan belajar dan pembelajaran.Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan
maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan bagi kami dalam membuat makalah
selanjutnya, akan kami terima dengan senang hati. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah
ini kami telah mencurahkan kemampuan, namun kami sangat menyadari bahwa
hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data
dan referensi maupun kemampuan kami. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini dapat memenuhi syarat proses kegiatan belajar kami dalam mata
kuliah Belajar dan Pembelajaran dan apabila terdapat kejanggalan-kejanggalan
dalam penyusunan makalah ini. kami mohon maaf dan sekali lagi kami
mengucapkan terimakasih.

Terima kasih

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
A. Gaya Belajar Guru...........................................................................................2
B. Gaya Belajar Siswa..........................................................................................3
BAB III PENUTUP............................................................................................9
1. Kesimpulan......................................................................................................10
2. Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengajar merupakan sebuah proses interaksi yang dilakukan oleh pendidik
kepada peserta didik untuk menyampaikan tujuan dari pembelajaran. Yang
mana biasanya tujuan tersebut adalah dari hal yang baik menjadi lebih baik
lagi. Sehingga dalam proses belajar mengajar harus ada sebuah strategi yang
tepat yang disiapkan oleh seorang guru agar tujuan dari pembelajaran
tersebut dapat tercapai. Agar dalam proses pembelajaran juga berjalan
efektif dan kondusif. Tanpa adanya sebuah strategi dan metode yang baik
maka kemungkinan tercapainya tujuan dari pembelajaran itu tidak akan
berjalan sebagaimana mestinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari gaya mengajar?
2. Apa saja macam dari gaya belajar siswa?
3. Apa saja macam-macam dari kecerdasan majemuk?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisannya adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari gaya mengajar.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dari gaya belajar siswa.
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dari Kecerdasan Majemuk

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gaya Mengajar Guru


Guru dalam memutuskan pendekatan pengajaran yang dilakukan tergantung
pada konteks pengajaran mereka hadapi dilapangan, yang mencakup sikap
murid dan keadaan yang berkaitan pada waktu tertentu, atau musim, tujuan
pelajaran atau pengalaman kelas sebelumnya. Konteks tertentu mungkin
juga menuntut pendekatan pedagogik tertentu.
Menurut (Rusli dan Lutan, 1998) gaya mengajar adalah bentuk penampilan
guru saat proses belajar mengajar baik yang bersifat kurikuler maupun
psikologis. Gaya mengajar yang bersifat kurikuler adalah guru mengajar
yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran tertentu.
Sedangkan gaya mengajar yang bersifat psikologis adalah guru mengajar
yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas, dan evaluasi
hasil belajar mengajar. Sedangkan menurut (Ariani, 2016:2) gaya mengajar
dapat dikatakan suatu perilaku yang ditunjukan oleh guru dalam suatu
proses pembelajaran. Kemudian Muhammad Ali dalam (Ariani, 2016:2)
berpendapat bahwa gaya mengajar yang dimiliki oleh seorang guru
mencerminkan pada cara melaksanakan pengajaran, sesuai dengan
pandangannya sendiri.

Sejalan dengan pendapat (Astutie, 2016:2) bahwa variasi mengajar akan membuat guru
mampu membaca situasi dimana guru tersebut harus mengganti metode pembelajaran,
menekankan sesuatu kepada siswa, sehingga dengan adanya variasi gaya mengajar,
belajar menjadi menyenangkan dan memotivasi belajar siswa sehingga tujuan
pembelajaran akan mudah tersampaikan.
Adapun Mulyasa (2008) menjelaskan bahwa keterampilan mengajar merupakan potensi
professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru
secara utuh dan menyeluruh. Lebih lanjut dikatakan oleh Turney (dalam Mulyasa, 2008),
bahwa ada tujuh keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelajaran yaitu:
1. Menggunakan keterampilan bertanya,
2. Memberi penguatan,
3. Mengadakan variasi,
4. Menjelaskan pelajaran,
5. Membuka dan menutup pelajaran,
6. Membimbing diskusi kelompok, dan
7. Mengelola kelas.
Sedangkan prinsip mengajar yang dikemukakan oleh (Sudjana, 2013:160) adalah sebagai
berikut:

2
1. Motivasi
Kegiatan belajar siswa dapat terjadi apabila siswa ada perhatian dan dorongan terhadap
stimulus belajar
2. Kooperasi dan Kompetisi
Kerjasama siswa dalam kegiatan belajar sangat penting dilaksanakan, bukan hanya
sekedar memperoleh hasil yang optimal tetapi juga merupakan usaha memupuk sikap
gotong royong, toleransi, kepekaan sosial, sikap, demokratis, saling menghargai, dan
memupuk keterampilan mengadakan interaksi sosial.
3. Korelasi dan Integrasi
Ingatan manusia termasuk para siswa sangat terbatas. Apa yang sudah dipelajari siswa
kadang-kadang tidak tahan lama dalam ingatannya. Salah satu usaha agar bahan yang
sudah dipelajari atau sedang dipelajari cukup lama diingat siswa bisa dilakukan dengan
prinsip korelasi dan integrasi.
4. Aplikasi dan transformasi
Aplikasi dan transformasi atau pemakaian dan pemindahan merupakan hal penting
dalam perbuatan belajar.

B. Gaya Belajar Siswa


Menurut (Gunawan dan Adi, 2005 ) mengemukakan bahwa gaya belajar
adalah cara yang lebih kita suka dalam melakukan kegiatan berpikir,
memproses dan mengerti suatu informasi. Lebih lanjut, dalam bukunya
Genius Learning Strategy Gunawan mengemukakan bahwa garis besar, ada
tujuh pendekatan yang umum dikenal dengan kerangka referensi yang
berbeda, dan dikembangkan juga oleh ahli yang berbeda dengan variasi
masing-masing. Ketujuh cara belajar itu adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan berdasarkan pada pemrosesan informasi, dalam pendekatan
ini menentukan cara yang berbeda dalam memandang dan memroses
informasi baru.
2. Pendekatan berdasarkan pada kepribadian yang menentukan tipe karakter
yang berbeda.
3. Pendekatan berdasarkan pada modalitas sensori yang menentukan tingkat
ketergantungan terhadap indera tertentu.
4. Pendekatan berdasarkan pada lingkungan yang menentukan respon yang
berbeda terhadap kondisi fisik, psokologis, social, dan instruksional
5. Pendekatan berdasarkan interaksi social yang menentukan cara yang
berbeda dalam berhubungan dengan orang lain.
6. Pendekatan berdasarkan kecerdasan yang menentukan bakat yang
berbeda.
7. Pendekatan berdasarkan pada wilayah otak yang menentukan dominasi
relative dari berbagai bagian otak, misalnya otak kiri dan otak kanan.

3
Model pembelajaran induktif yang didalamnya memuat pendekatan induktif mempunyai tiga
tahapan pembelajaran menurut (suherman, 2001) tahapan-tahapan tersebut adalah:
1. Tahap Pembentukan Konsep, meliputi: menyebutkan dan membuat daftar data yang relevan
dengan masalah, mengelompokkan dan memberi nama;
2. Tahap Interpretasi Data, meliputi; mengidentifikasi hubungan antar variabel, menjelaskan
hubungan antar variabel dan menyimpulkan;
3. Tahap Aplikasi Prinsip, meliputi: membuat prediksi atau hipotesis, menjelaskan prediksi atau
hipotesis, dan menguji prediksi atau hipotesis.
Sejauh mana murid dapat mempertahankan apa yang mereka pelajari bergantung pada
pendekatan yang dilakukan pada pembelajaran mereka. Persentase pembelajaran yang
dipertahankan melalui berbagai pendekatan adalah sebagai berikut:

Teori Pembelajaran: Retensi


5% dari kuliah, dari membaca 10%, 15% seni visual, 30% demonstrasi, 50% kelompok kecil
bekerja, pekerjaan eksperimental 75%, tutor Sebaya 90%.

Teori Vygotsky, mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-
budaya dan sejarahnya.

Dan menurut (Susanto, 2006) secara ilmiah diketahui bahwa dalam hal penyerapan informasi,
manusia dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Manusia visual, dimana ia akan secara optimal menyerap informasi yang dibacanya/dilihatnya.
2. Manusia auditori, dimana informasi yang masuk melalui apa yang didengarnya akan diserap
secara optimal.
3. Manusia kinestetik, dimana ia akan sangat senang dan cepat mengerti bila informasi yang
harus diserapnya terlebih dahulu “dicontohkan” atau ia membayangkan orang lain melakukan hal
yang akan dipelajarinya.
Adapun beberapa ciri orang dengan tipe belajar visual, yaitu:
1) Rapi, teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan
2) Berbicara dengan cepat
3) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
4) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
5) Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
6) Mengingat dengan asosiasi visual
7) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering meminta
orang lain untuk mengulangi ucapannya.
8) Lebih suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang cepat
9) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam rapat pembelajaran aktif.
Gaya belajar memengaruhi bagaimana guru dan murid mendekati kurikulum di sekolah.
C. Kecerdasan Majemuk
Secara tradisional sekolah telah menekankan perkembangan kecerdasan logis dan kecerdasan
linguistik. Kecerdasan Majemuk adalah teori psikologis dan pendidikan yang dikembangkan
oleh psikolog Howard Gardner yang menunjukkan bahwa serangkaian jenis kecerdasan yang
berbeda ada pada manusia.
pada tahun 1983 dalam karya Gardner, Frames of Mind: Teori Multiple Intelligences. Dalam
karya ini dia mendefinisikan tujuh kecerdasan pertama. Dia menambahkan dua yang terakhir
dalam Intelligence Reframed (1999). Sembilan kecerdasan yang diidentifikasi oleh daerah
Gardner berikut:
1. Kecerdasan Linguistik
Memungkinkan individu untuk berkomunikasi dan memahami dunia melalui bahasa. Orang
dengan kecerdasan linguistik yang tinggi menggunakan kata-kata untuk memahami dan
menafsirkan dunia di sekitar mereka, dan gunakan kata-kata dengan mudah untuk
berkomunikasi.

Menurut Howard dalam (Musfiroh) Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada
bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Orang atau anak yang memiliki kecerdasan ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
a. Berkomunikasi lisan & tulis.
b. Mengarang cerita.
c. Diskusi & mengikuti debat suatu masalah.
d. Belajar bahasa asing.
e. Bermain “game” bahasa.
f. Membaca dengan pemahaman tinggi.
g. Mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat.
h. Tidak mudah salah tulis atau salah eja.
i. Pandai membuat lelucon.
j. Pandai membuat puisi.
k. tepat dalam tata bahasa.
l. kaya kosa kata.
m. menulis secara jelas.
2. Logical-Mathematical Intelligence
Menurut Howard dalam (Musfiroh) Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola
logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik serta
mampu mengolah alur pemikiran yang panjang. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini
cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
a. Menghitung, menganalisis hitungan.
b. Menemukan fungsi-fungsi dan hubungan.
c. Memperkirakan.
d. Memprediksi.
e. Bereksperimen.
f. Mencari jalan keluar yang logis

10. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato


11. Lebih menyukai seni daripada musik
12. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat ya atau tidak
13. Mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih katakata yang tepat
14. Biasanya tidak terganggu dengan keributan
b. Auditori
Tipe auditori belajar melalui apa yang mereka dengar. Modalitas ini mengakses segala jenis
bunyi dan kata. Musik, irama, dialog internal dan suara menonjol pada tipe auditori. Seseorang
yang sangat auditori memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Suka berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
2) Perhatiannya mudah terpecah dan mudah terganggu oleh keributan
3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
5) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, perubahan dan warna suara
6) Merasa kesulitan untuk menulis dan lebih suka mengucapkan secara lisan
Pemelajar visual lebih suka melihat informasi, pendengar pendengaran suka mendengar
informasi dan pelajar kinaestetik belajar paling baik saat terlibat secara fisik (menyentuh,
melakukan, merasakan) dengan pembelajaran mereka.Menemukan adanya pola.
b. Induksi dan deduksi.
c. Mengorganisasikan/membuat garis besar.
d. Membuat langkah-langkah.
e. Bermain permainan yang perlu strategi.
f. Berpikir abstrak dan menggunakan simbol abstrak.
g. Menggunakan algoritme
2. Kecerdasan Spasial
Memungkinkan orang untuk melihat informasi visual atau spasial, untuk mengubah informasi
ini, dan untuk membuat gambar visual dari memori

Menurut Howard dalam (Musfiroh) Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi
dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasi persepsi awal. Seseorang yang memiliki
kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
a. Arsitektur, bangunan.
b. Dekorasi.
c. Apresiasi seni, desain, denah.
d. Membuat dan membaca chart, peta.
e. Koordinasi warna.
f. Membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya.
g. Menciptakan dan interpretasi grafik.
h. Desain interior.
i. Dapat membayangkan secara detil benda-benda.
j. Pandai navigasi, arah.
4. Kecerdasan Jasmani/Kinestetik
Memungkinkan orang menggunakan semua atau sebagian tubuh untuk menciptakan produk,
memecahkan masalah atau
mengekspresikan diri mereka. Atlet, ahli bedah, penari, koreografer dan perajin semuanya
menggunakan kecerdasan jasmani/kinestetik.
Menurut Howard dalam (Musfiroh) Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol
gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung
menyukai dan efektif dalam hal:
a. Mengekspresikan dalam mimik atau gaya.
b. Atletik.
c. Menari dan menata tari.
d. Kuat dan terampil dalam motorik halus.
e. Koordinasi tangan dan mata.
f. Motorik kasar dan daya tahan.
g. Mudah belajar dengan melakukan.
h. Mudah memanipulasikan benda-benda (dengan tangannya).
i. Membuat gerak-gerik yang anggun.
j. Pandai menggunakan bahasa tubuh
5. Kecerdasan Musik
Memungkinkan orang untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memahami makna yang
dibuat dari suara.

Menurut Howard dalam (Musfiroh) Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan
dan mengapresiasi irama pola titinada, dan warna nada; apresiasi bentuk-bentuk ekspresi
musikal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
a. Menyusun/mengarang melodi dan lirik.
b. Bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul.
c. Mudah mengenal ritme
d. Belajar dan mengingat dengan irama, lirik.
e. Menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik.
f. Memainkan instrumen musik.
g. Mengenali bunyi instrumen.
h. Mampu membaca musik (not balok, dll).
i. Mengetukkan tangan, kaki.
j. Memahami struktur musik.
k. Interpersonal Intelligence.
Menurut Howard dalam (Musfiroh) Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan
merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain. Seseorang
yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
a. Mengasuh dan mendidik orang lain.
b. Berkomunikasi.
c. Berinteraksi.
d. Beremphati dan bersimpati.
e. Memimpin dan mengorganisasikan kelompok.
f. Berteman.
g. Menyelesaikan dan menjadi mediator konflik.
h. Menghormati pendapat dan hak orang lain.
i. Melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang.
j. Sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain
k. Kerjasama dalam tim.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Memungkinkan individu untuk mengenali dan membuat perbedaan tentang perasaan dan niat
orang lain.
Kecerdasan Intrapersonal membantu individu membedakan antara perasaan mereka sendiri,
untuk membangun model mental yang akurat dari diri mereka sendiri dan untuk menarik model-
model ini untuk membuat keputusan tentang kehidupan mereka.

Menurut Howard dalam (Musfiroh) Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami
perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi; pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan diri. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam
hal:
a. Berfantasi, “bermimpi”.
b. Menjelaskan tata nilai dan kepercayaan.
c. Mengontrol perasaan.
d. Mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda.
e. Menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung.
f. Introspeksi.
g. Mengetahui dan mengelola minat dan perasaan.
h. Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri.
i. Memotivai diri.
j. Mematok tujuan diri yang realistis.
k. Memahami konflik dan motivasi diri.
8. Kecerdasan Naturalis
Memungkinkan seseorang untuk dapat membedakan antara, mengklasifikasikan, peka terhadap
dan menggunakan fitur lingkungan. Kecerdasan naturalis mungkin tersedia bagi kita dalam cara
kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan peran yang dimainkan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Petani, tukang kebun, ahli botani,
ahli geologi, ahli angin dan arkeolog semuanya menunjukkan kecerdasan ini.
Menurut Howard dalam (Musfiroh) Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan
anggota-anggota suatu spesies; mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan
antara beberapa spesies, baik secara formal maupun informal. Seseorang yang cerdas dalam jenis
ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal:
a. Menganalisis persamaan dan perbedaan.
b. Menyukai tumbuhan dan hewan.
c. Mengklasifikasi flora dan fauna.
d. Mengoleksi flora dan fauna.
e. Menemukan pola dalam alam.
f. Mengidentifikasi pola dalam alam.
g. Melihat sesuatu dalam alam secara detil.
h. Meramal cuaca.
i. Menjaga lingkungan.
j. Mengenali berbagai spesies.
k. Memahami ketergantungan lingkungan.
l. Melatih dan menjinakkan hewan.
9. Kecerdasan Eksistensial adalah kemampuan untuk meningkatkan dan merefleksikan
pertanyaan filosofis tentang kehidupan daripada realitas tertinggi.
Kecerdasan lain telah disarankan atau dieksplorasi oleh Gardner dan rekan-rekannya. Ini
termasuk kecerdasan spiritual dan moral.

menjadi bagian darinya. Inspirasi ini membangkitkan gairah untuk bertindak secara efektif.
Kemudian, Mujib & Mudzakir (2001) mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual lebih
merupakan konsep yang berhubungan bagaimana seseorang cerdas dalam mengelola dan
mendayagunakan makna-makna, nilai-nilai, dan kualitas-kualitas kehidupan spiritualnya,
kehidupan spiritual disini meliputi hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning) yang
memotivasi kehidupan manusia untuk senantiasa mencari makna hidup (the meaning of life) dan
mendambakan hidup bermakna (the meaningful life).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat penulis simpulkan bahwasanya:
Gaya mengajar yang dilakukan guru adalah suatu tindakan atau cara
mengajar yang dilakukan guru yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
Masing-masing guru dalam mengajar memiliki gaya tersendiri. Karena
kemampuan siswa dalam menangkap materipun berbeda-beda. Ada yang
cepat dengan melihat saja, ada pula yang lebih cepat tanggap saat
mendengarkan serta ada yang lebih cepat menerima materi saat siswa
bergerak. Agar tujuan pembelajaran tersampaikan maka guru harus
mengkolaborasikan macam-macam metode yang digunakan saat proses
pembelajaran berlangsung.
Karena kecerdasan manusia itu terdiri dari berbagai macam kederdasan,
misalnya adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan musikal, kecerdasan
interpersonal dan kecerdasan spiritual dan lain sebagainya seperti apa yang
sudah dijelaskan diatas.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna moleh sebab itu, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

12
Daftar Pustaka

Aziz, Rahmat & Mangestuti, Retno. 2006. Tiga Jenis Kecerdasan dan Agresivitas
MahasiswaUniversitas Islam Negeri Malang. Psikologika. Nomor 21 tahun XI Jan 2006, hal 677.

A.S.C. Pengaruh Gaya Mengajar Guru Dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Sma Negeri 18 Surabaya Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Surabaya, Kampus Ketintang Surabaya.

Ali, Muhammad. 2004. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

https://likmakalah.wordpress.com/2018/03/08/makalah-pendekatan-belajar-dan-
mengajar-dalam-kurikulum-revisi/

13

Anda mungkin juga menyukai