Anda di halaman 1dari 25

MATA KULIAH : KEWIRAUSAHAAN

PENGELOLAAN
KEUANGAN USAHA
Aspek Pengelolaan Keuangan

1) Aspek Sumber Dana

2) Aspek Rencana dan Penggunaan Dana

3) Aspek Pengawasan dan Pengendalian Keuangan


Penggunaan Dana
Aktiva lancar
Sumber Dana - Kas
- Equity capital - Surat berharga
Jangka Pendek
(modal sendiri yang - Piutang
diinvestasi) - Persediaan
- Debt capital (pinjaman)
- Venture capital Aktiva tetap
(perusahaan lain yg ingin Jangka Panjang - Tanah
investasi) - Gedung
- Pabrik
- Peralatan
BIAYA
Pengertian Biaya
1) Pengorbanan sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang dalam usahanya untuk
02
mendapatkan sesuatu agar mencapai tujuan
tertentu, baik yang sudah terjadi dan belum
03
terjadi/rencana.

2) Pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan


uang untuk memperolah aktiva
Klasifikasi Biaya

1) Berdasarkan pengelompokan biaya


2) Berdasarkan perilaku biaya
3) Berdasarkan pengambilan keputusan
4) Berdasarkan sesuatu yang dibiayai
5) Berdasarkan opportunity cost
1) Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pengelompokan Biaya
a) Berdasarkan Pengelompokan Biaya Pabrik/Manufaktur

Bahan Baku Biaya Overhead Pabrik


1 Contoh : a) Bahan tidak langsung
Biaya pembelian kain kaos di Contoh : pembelian benang
perusahaan konveksi
3 b) Tenaga kerja tidak langsung
Tenaga Kerja Langsung Contoh : Biaya membayar
2 Contoh : pengawas produksi
Biaya pembayaran pegawai yang
langsung membuat kaos c) Biaya tidak langsung lainnya
Contoh : Biaya listrik dan telepon
b) Berdasarkan Pengelompokan Biaya Komersial
Bahan Pemasaran
1 Contoh :
Biaya pemasangan iklan
Biaya pengiriman barang
Biaya pembuatan sampel 2 Biaya administrasi
produk Contoh :
Biaya gaji top manajer
Gaji pegawai bagian keuangan,
akuntasi, dan personalia
2) Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya
1) Biaya Variabel
Contoh : Biaya bahan baku 3) Biaya Semi Variabel
Biaya tenaga kerja langsung Contoh :
Biaya telepon dan listrik
2) Biaya Tetap
4) Biaya Bertingkat
Contoh : Biaya pembelian mesin Contoh :
Add Contents Title
Biaya pembelian mesin pertama,
kemudian jika produksi terlalu banyak
dan over kapasitas, maka perusahaan
membeli mesin kedua
3) Klasifikasi Biaya Berdasarkan Sesuatu yang Dibiayai

a) Biaya langsung (direct cost)


- Biaya yang manfaatnya langsung dapat
diidentifikasikan pada produk yang dibuat.
- Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung

b) Biaya tidak langsung (indirect cost)


- Biaya yang manfaatnya tidak dapat
diidentifikasikan kepada produk yang dibuat.
- Biaya produksi tidak langsung adalah biaya
overhead pabrik.
3) Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pengambilan Keputusan
1) Biaya Relevan
- Biaya yang harus direncanakan terlebih dahulu karena biaya ini akan
mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan masa mendatang
- Contoh :
Perusahaan membeli ruko dan memiliki 2 alternatif untuk digunakan sendiri atau
disewakan. Perlu dilakukan perhitungan agar dapat memilih 1 alternatif yang
menguntungkan perusahaan.

2) Biaya Tidak Relevan


- Biaya yang tidak berbeda diantara alternatif tindakan yang sudah ada
- Biaya ini tidak mempengaruhi pengambilan keputusan dan jumlah biayanya
akan tetap sama diantara 2 alternatif tersebut.
5. Opportunity Cost
- Manfaat yang diperoleh jika salah satu alternatif dipilih
dari beberapa alternatif yang ada.
- Pendapatan yang diperoleh karena telah memilih salah
satu alternatif dari beberapa alternatif yang tersedia.
- Contoh :
Nia bekerja dengan gaji Rp1.000.000/bulan
Nia akan melanjutkan kuliah, maka dia akan kehilangan
gaji/bulan.
Kesempatan Nia untuk mendapatkan gaji tiap bulan hilang
karena memilih lanjut kuliah disebut opportunity cost
Menghitung Laba Usaha
Manfaat Laba Usaha
1) Laba menunjukkan keefektifan penggunaan
sumber daya
2) Laba dapat merangsang pemilik modal
menambah modal lebih besar lagi
02
3) Dengan laba yang diperoleh, pengelola dapat
melakukan penyempurnaan mutu, pengembangan
teknologi,
03 dan peningkatan pelayanan kepada
konsumen.
4) Laba dapat memperluas usaha, meningkatkan
produksi sehingga konsumen memperoleh
jaminan mutu, jumlah, dan harga memuaskan
Rencana Laba
- Merupakan selisih antara perkiraan hasil
penjualan dengan seluruh biaya yang
dikeluarkan
- Biasanya, laba sekitar 20-30% sudah
dinilai cukup layak
- Laba dapat direncanakan dengan besar
laba yang diinginkan atau dalam jangka
waktu untuk mendapatkan kembali
investasi yang ditanam (ROI)
KOMPONEN RENCANA LABA
1) Return of Investment (ROI) / jangka waktu
pengembalian investasi oleh laba

2) Perkiraan Harga Jual


- Sebelum memperkiran harga jual, sebaiknya dicari
dahulu informasi harga pesaing untuk jenis produk
yang sama

3) Perkiraan Biaya
Return of Investment (ROI) / jangka waktu
pengembalian investasi oleh laba

ROI = Laba bersih x 100%


Total investasi
Contoh :
ROI = 16% 1 / 16% = 6 ¼ tahun

Artinya, jika diinginkan investasi dapat kembali 6 ¼ thn,


maka laba yang direncanakan adalah 16%.
MENETAPKAN HARGA JUAL
- Harga jual = Biaya + Laba yang diinginkan
- Beberapa pengertian harga jual, diantaranya harga
loko, harga franko, dan harga jual agen.
- Harga loko adalah harga jual di lokasi pabrik tanpa
memperhatikan biaya distribusi.
- Harga franko adalah harga jual di lokasi pembeli
(harga loko + distribusi)
- Harga agen = harga jual di pasaran – besarnya komisi
- Seluruh biaya untuk mendatangkan barang dagangan
sampai ke toko (termasuk harga pembelian) disebut
Harga Pokok Penjualan (HPP).
ALTERNATIF STRATEGI
PENETAPAN HARGA JUAL

1) Menjual rugi sekarang untuk memperoleh laba


kemudian hari
2) Menjual harga impas untuk promosi
3) Menjual dengan harga tinggi agar modal cepat
kembali
4) Menjual dengan harga tinggi untuk meraih konsumen
berpenghasilan tinggi, kemudian lambat laun harga
diturunkan untuk menarik konsumen berpenghasilan
rendah
Metode Penetapan HPP

1) Metode Full Costing


Memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam HPP,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead parbik (variabel dan tetap).
Jumlah produksi / bulan xxx (A)
Biaya bahan baku / bulan xxx (B)
Biaya tenaga kerja / bulan xxx (C)
BOP variabel xxx (D)
BOP tetap xxx (E)
Total HPP (B+C+D+E) xxx (F)
HPP per kilogram (F/A) xxx (G)
2) Metode Variable Costing

Memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke


dalam HPP, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Jumlah produksi / bulan xxx (A)


Biaya bahan baku / bulan xxx (B)
Biaya tenaga kerja / bulan xxx (C)
BOP variabel xxx (D)
Total HPP (B+C+D) xxx (E)
HPP per kilogram (E/A) xxx (F)
MENGHITUNG TITIK IMPAS
- Agar seluruh biaya dapat tertutup oleh hasil
penjualan, maka harus mencapai seluruh jumlah
tertentu hasil penjualan.

- Berapa jumlah produksi/penjualan yang harus


dicapai agar setidaknya tidak rugi walaupun
tidak untung ? Titik ini disebut TITIK IMPAS /
BREAK EVENT POINT (BEP)
Unit yang dijual = Biaya tetap + Rencana Laba
Harga jual per unit – Biaya variabel per unit

BEP (unit) = Total Biaya Tetap


Harga jual per unit produk – Biaya variabel per unit

BEP (Rupiah) = Total Biaya Tetap


1 – Biaya variabel per unit
Harga jual per unit
Bagaimana agar BEP serendah mungkin ?
1) Mempebesar daya kontribusi per unit, yaitu dengan
mengurangi atau menekan biaya variabel
2) Memperkecil beban iuran yang harus ditanggung,
yaitu dengan menurunkan biaya tetap

Contoh :
- Berusaha memperoleh potongan harga saat pembelian
material
- Menemukan bahan pengganti yang lebih murah tanpa
menurunkan mutu produk
- Mengendalikan biaya lembur
SUMBER PUSTAKA
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi ke-5. STIM YKPN.


Yogyakarta.

Sujarweni, W. 2015. Akuntasi Biaya (Teori dan Penerapannya).



Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Singgih, W., Murdinah, dan Y. N. Fawzya. 2005. Pedoman


Mengelola Perusahaan Kecil. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai