Anda di halaman 1dari 3

1.

KOMPLIKASI HIPERMESIS GRAVIDARUM


Hipermesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang berat dalam kehamilan dan
sukar dikendalikan. Risiko utama bagi wanita untuk mengidap hiperemesis gravidarum
adalah dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Wanita hamil yang mengidap
gangguan ini dalam waktu yang lama memiliki risiko lebih besar untuk persalinan
premature dan preeklamsia. Komplikasi hiperemesis gravidarum yang lebih jarang tetapi
parah adalah :
a. Kerongkongan pecah karena muntah
b. Paru-paru yang kolaps
c. Penyakit pada hati
d. Kebutaan
e. Pembengkakan otak akibat kekurangan gizi
f. Gagal ginjal
g. Kejang
h. Koma hingga kematian
2. KOMPLIKASI PREEKLAMPSIA
Preeclampsia merupakan kondisi kehamilan yang serius. Keracunan kehamilan ini dapat
mengancam keselamatan ibu dan janin.
a. Solusi plasenta (plasenta lepas dari dinding rahim)
b. Komplikasi bayi yang lahir terlalu dini karena untuk mengatasi preeklampsia
c. Masakah perdarahan
d. Masalah organ
Berikut berbagai masalah organ yang muncul akibat komplikasi preeclampsia :
- Edema paru
- Gagal ginjal
- Gagal hati
- Gangguan pembekuan darah
3. KOMPLIKASI EKLAMPSIA
Diagnosis dan penanganan yang terlambat dari eklampsia dapat menimbulkan komplikasi
serius dan mengancam nyawa ibu dan janin, termasuk salah satunya kematian ibu dan
janin. Beberapa komplikasi dari eklampsia yang dapat terjadi setelah melahirkan :
a. Kerusakan otak bagian oksipital akibat kejang yang dapat menyebabkan kebutaan
b. Perdarahan intracranial akibat kejang berulang
c. Gagal ginjal akut
d. Sindrom HELLP
e. Disseminated intravascular coagulation (DIC), kondisi dimana terjadi penggumpalan
darah didalam seluruh pembuluh darah bersamaan dengan pendarahan.

Sumber ;
1. Https ://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/preeclampsia-komplikasi-serisu-yang-
terjadi-pada-proses-kehamilan
2. https://www.halodoc.com/kesehatan/eklampsia
3. J Indon Med Assoc, Komplikasi Hiperemesis Gravidarum, Volume 61, 2011.

1. TERAPI HIPERMESIS GRAVIDARUM

a. pemberian aroma terapi lavender dalam menurunkan mual dan muntah

hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan secara bermana terhadap penurunan
mual muntah pada pasien yang dirawat dengan hipermesis gravidarum (pratiwi, ratih.
2019)

b. pengobatan terdiri dari cairan dan antihistamin


kondisi ini dapat memerlukan rawat inap dan pengobatan dengan cairan IV dan obat
antimual
2. TERAPI PREEKLAMPSIA dan EKLAMPSIA
a. Terapi dzikir dan Murottal
Terapi relaksasi dzikir mampu mengurangi kecemasan pada responden. Rterapi ini
memiliki keefektifan yang lebih baik dalam mengurangi kecemasan dengan melihat
pvalue dan mean yang berbeda sehinggu membuat pasien lebih rileks
b. Magnesium Sulfat
direkomendasikan sebagai terapi lini pertama preeclampsia atau eklampsia dan
direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklapsia pada pasien preeclampsia berat
(I/A)
Jika mengalai preeclampsia yang tidak terlalu parah dan bayi di dalam kandungan belum
berkembang sempurna, ada beberapa beberapa langkah yang harus dilakukan
a. beristirahat
istirahat dengan berbaring menghadap ke kiri, agar bayi dala kandungan tidak
memberikan tekanan pada pembuluh darah besar
b. mengurangi konsumsi garam
c. banyak mengonsumsi protein
d. minum air putih setidaknya 8 gelas per hari
e. pengobatan terdiri dari prosedur
preeclampsia sering dapat dikelola dengan obat-obatan oran atau IV sapai bayi cukup
matang untuk lahir. Kondisi ini sering membutuhkan pertimbangan risiko lahir premature
dibandingkan dengan risiko gejala preeklapsia berkelanjutan

Sumber :
1. Rusmini R, 2018. Terapi Dzikir Murottal untuk Mengurangi Kecemasan pada
Preeklampsia-LINK,2018-ejournal.poltekkes-smg.ac.id
2. https://www.sehatq.com/penyakit/preeklampsia

Anda mungkin juga menyukai