Anda di halaman 1dari 2

SOP FRAKTURE TERTUTUP

STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR FRAKTURE TERTUTUP

Fraktur tertutup adalah terputusnya kontunitas tulang rawan,


PENGERTIAN sendi tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun
parsia.
TUJUAN Sebagai pedoman bagi tenaga medis dalam memberikan
pelayanan/pengobatan pada fraktur tertutup
ALAT DAN 1. Tensi
BAHAN 2. Stetoskop
3. Thermometer
4. Meteran
5. Mitela
6. Perban
7. Spalk
PROSEDUR 1. Petugas melakukan identifikasi dan stabilisasi kondisi
pasien
2. Petugas melakukan anamnesis mengenai mekanisme dan
kronologis penyebab fracture
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik berupa deformitas,
perpendekan, luka dapat dengan bone expose, nyeri
tekan krepitasi atau gerakan abnormal, gerakan sendi
disekitar terbatas, pemeriksaan vascular.
4. Petugas membrikan tatalaksana berupa:
a. Melakukan resuitasi dengan pemasangan infuse
sesuai SOP bila ada syok hipovolemik, dan perbaiki
jalan nafas dan pernafasan bila ada gangguan nafas
b. Lakukan stabilisasi fraktur dengan bidai sesuai SOP,
waspadai adanya compartemen syndrome seperti
edema, kulit yang mengkilat dan adanya nyeri tekan
c. Jika keadaan umum pasien sudah stabil, rujuk pasien
sesuai SOP ke rumah sakit untuk tindakan
selanjutnya
5. Memberikan rujukan sesuai SOP, dan melakukan
informed consent dengan keluarga pasien.
TAHAP 1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah
TERMINASI dilakukan tindakan
2. Melakukan kontrak waktu selanjutnya
3. Berikan reinfoinforcement sesuai kemampuan pasien
4. Berpamitan dengan pasien
TAHAP Catat pada catatan perawatan tentang hasil observasi frktur,
DOKUMENTASI balutan, dan respon klien.

Anda mungkin juga menyukai