Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Identifikasi, Tanaman Aren

2.1.1. Identifikasi

Apa yang dimaksud dengan identifikasi (identification)? Secara umum,

pengertian identifikasi adalah suatu tindakan atau proses meneliti, mencari,

menemukan, mencatat informasi dan data mengenai sesuatu, fakta, atau

seseorang.

Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan,

dan untuk ini dapat terlepas dari nama latin. Identifikasi tumbuhan adalah

menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi.

Pendapat lain menyebutkan arti identifikasi adalah suatu bentuk interaksi

sosial di dalam masyarakat dimana seseorang memiliki kecenderungan atau

keinginan untuk menjadi seperti orang lain yang dikagumi atau idola.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi identifikasi

dapat dijelaskan dalam tiga pengertian, yaitu:

1. Tanda pengenal; bukti diri

2. Penetapan atau penentuan identitas seseorang, benda, dan sebagainya.

3. Proses psikologi yang terjadi dalam diri seseorang dimana orang tersebut

secara tidak sadar membayangkan dirinya seperti orang lain yang dikaguminya,

dan meniru tingkah laku orang yang dikagumi terebut.

Sehingga pengertian mengidentifikasi adalah suatu proses menentukan

atau menetapkan identitas, baik itu individu, benda, fakta, dan lain sebagainya.

6
Dari penjelasan definisinya, maka kata “identifikasi” akan memiliki beberapa arti

yang berbeda, tergantung pada penggunaan kata tersebut.

2.1.2. Bentuk-Bentuk Identifikasi

Dalam ilmu sosial dan budaya, identifikasi merupakan suatu proses dalam

diri seseorang dengan meniru perilaku orang lain yang dikagumi sehingga orang

tersebut menjiwai, serta memiliki kepribadian dan karakter yang mirip dengan

orang yang dikagumi.

Adapun beberapa bentuk identifikasi adalah sebagai berikut:

a. Class Identification

Identifikasi kelas (Class Identification) adalah bentuk identifikasi yang terjadi

pada kelas sosial tertentu. Sebagai contoh; seorang murid atau mahasiswa

meniru tingkah laku guru atau dosen yang dikaguminya.

b. Defensive Identification

Identifikasi defensif (Defensive Identification) adalah bentuk identifkasi yang

terjadi karena adanya rasa takut di dalam diri seseorang terhadap suatu hal.

Sebagai contoh; anak penakut mengidentifikasi dirinya menjadi seorang

petarung untuk menghadapi rasa takut terhadap orang lain.

c. Development Identification

Identifikasi perkembangan (Development Identification) adalah bentuk

identifikasi positif dimana seseorang yang dulunya tergantung pada pihak lain

menjadi lebih mandiri. Sebagai contoh; seorang anak yang dulunya

tergantung pada orang tua mengalami perkembangan diri dan hidup lebih

mandiri.

7
d. Ethnic Identification

Identifikasi etnik (Ethnic Identification) adalah bentuk identifikasi yang

terjadi pada kelompok etnis tertentu. Sebagai contoh; masyarakat keturunan

Tionghoa di Surabaya saling berkomunikasi dengan bahasa Jawa sehingga

dapat berbaur dengan etnis Jawa asli.

e. Proses Identifikasi

Dalam ilmu sosial, proses identifikasi dapat juga dimaknai sebagai proses

meniru seseorang yang dikagumi. Identifikasi dapat terjadi karena adanya sugesti

dan motivasi di dalam diri seseorang.

Proses identifikasi dimulai dengan imitasi dan berlanjut pada proses

identifikasi, dimana seseorang menempatkan dirinya pada posisi yang sama

dengan seseorang yang dikaguminya. Proses identifikasi bisa berdampak positif

maupun negatif terhadap seseorang, tergantung pada orang yang diidolakan.

2.2. Pengertian Tanaman Aren

Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang

terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna.

Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk,

kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya);

kawung, taren (Sd.); akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi);

moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain.( menurut Wikipedia)

Bangsa Belanda mengenalnya sebagai arenpalm atau zuikerpalm dan bangsa

Jerman menyebutnya zuckerpalme. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau

Gomuti palm.

8
Aren adalah tumbuhan yang dilindungi oleh undang-undang. Palma yang

besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m. Berdiameter hingga 65 cm, batang

pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam

yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari

pelepah daun yang menyelubungi batang.

Daunnya majemuk menyirip, seperti daun kelapa, panjang hingga 5 m

dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita bergelombang, hingga

7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan oleh karena lapisan

lilin di sisi bawahnya.

Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam

tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m.

Buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan

berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10

tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah

berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung

karena getahnya sangat gatal.

Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.) merupakan tanaman dari suku

Palmae yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sentra produksi utama

Terdapat di 14 provinsi, yaitu: Papua, Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kalimantan Selatan dan Nangroe Aceh

Darussalam dengan total luas di 14 provinsi sekitar 70.000 Ha (Dinas Kehutanan

Jawa Tengah, 2010).

9
Tanaman aren adalah salah satu jenis tumbuhan palma yang memproduksi

buah, nira dan pati atau tepung di dalam batang. Hasil produksi aren ini semuanya

dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi.

Tanaman aren tidak mengenal musim dan berumur panjang sehingga dapat

dimanfaatkan setiap saat. Kelebihan tanaman ini adalah semua bagian tanamannya

dapat dimanfaatkan dan tidak akan terbuamg percuma. Namun Pemanfaatan

potensi selama ini hanya menghasilkan nilai ekonomis yang cukup kecil dan di

anggap kurang produktif. Bagian Dari tanaman enau yang biasanya cukup

menjadi perhatian dan bernilai ekonomis adalah ijuk untuk tali, sapu, atap dan

sebagai salah satu campuran dalam pembuatan genteng beton; buah enau yang

muda diolah menjadi kolang-kaling dan nira diolah menjadi gula merah, cuka dan

tuak.

Aren (Arenga pinnata) termasuk suku Arecaceae (pinang-pinangan),

merupakan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Tanaman aren bisa

dijumpai mulai dari pantai barat India, sampai ke sebelah selatan Cina dan

kepulauan Guam. Habitat aren juga banyak terdapat di Filipina, Malaysia, Dataran

Assam di India, Laos, Kamboja, Vietnam, Birma (Myanmar), Srilanka, dan

Thailand (Lutony, 1993). Di Indonesia, tanaman aren banyak terdapat dan tersebar

di seluruh wilayah nusantara, khususnya di daerah-daerah perbukitan yang

lembab.

Daun tanaman aren pada tanaman bibit (sampai umur 3 tahun), bentuk

daunnya belum menyirip (berbentuk kipas). Sedangkan daun tanaman aren yang

sudah dewasa dan tua bersirip ganjil

10
Perakaran pohon aren menyebar dan cukup dalam, sehingga tanaman ini

dapat diandalkan sebagai vegetasi pencegah erosi, terutama untuk daerah yang

tanahnya mempunyai kemiringan lebih dari 20 %.

` Buah aren terbentuk setelah terjadi penyerbukan dengan perantaraan

angina atau serangga. Buah aren berbentuk bulat, berdiameter 4-5 cm, di

dalamnya berisi biji 3 buah. Bagian dari buah aren terdiri dari:

a. Kulit luar, halus berwarna hijau pada waktu masih muda, dan menjadi kuning

setelah tua (masak).

b. Daging buah, berwarna putih kekuning-kuningan.

c. Kulit biji, berwarna kuning dan tipis pada waktu masih muda, dan berwarna

hitan yang keras setelah buah masak. Endosperm, berbentuk lonjong agak pipih

berwarna putih agak bening dan lunak pada waktu buah masih muda; dan

berwarna putih, padat atau agak keras pada waktu buah sudah masak.

d. Daging buah aren yang masih muda mengandung lendir yang sangat gatal jika

mengenai kulit, karena lendir ini mengandung asam oksalat (H2C2O4).

Tiap untaian buah panjangnya mencapai 1,5-1,8 m, dan tiap tongkol

(tandan buah) terdapat 40-50 untaian buah. Tiap tandan terdapat banyak buah,

beratnya mencapai 1-2,5 kuintal. Buah yang setengah masak dapat dibuat kolang

kaling. Pada satu pohon aren sering didapati 2-5 tandan buah yang tumbuhnya

agak serempak.

Tanaman aren sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang

khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat (berlempung), berkapur,

berpasir. Tetapi tanaman ini tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlallu

tinggi (pH tanah terlalu asam).

11
Semua bagian pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari bagian-

bagian fisik pohon maupun dari hasil-hasil produksinya. Hampir semua bagian

fisik pohon ini dapat dimanfaatkan, misalnya : akar (untuk obat tradisional dan

peralatan), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun muda

atau janur (untuk pembungkus atau pengganti kertas rokok yang disebut dengan

kawung).

Hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan, misalnya : buah aren muda

(untuk pembuat kolang-kaling sebagi bahan pelengkap minuman atau makanan),

air nira (untuk bahan pembuatan gula merah atau cuka), pati atau tepung dalam

batang (untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan atau minuman).

Pada prinsipnya, pengembangan tanaman aren di negara kita itu sangat

prospektif. Disamping dapat memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri atas

produk-produk yang berasal dari tanaman aren, dapat juga meningkatkan

pendapatan petani dari usahatani tanaman aren, dan dapat pula untuk melestarikan

sumberdaya alam serta lingkungan hidup. Di Indonesia tanaman aren dapat

tumbuh baik dan mampu berproduksi pada daerah-daerah yang tanahnya subur

pada ketinggian 500-800 m di atas permukaan laut. Pada daerah-daerah yang

mempunyai ketinggian kurang dari 500 m dan lebih dari 800 m, tanaman aren

tetap dapat tumbuh namun produksi buahnya kurang memuaskan.

Di samping itu, banyaknya curah hujan juga sangat berpengaruh pada

tumbuhnya tanaman ini. Tanaman aren menghendaki curah hujan yang merata

sepanjang tahun , yaitu minimum sebanyak 1200 mm setahun. Faktor lingkungan

tumbuhnya juga berpengaruh. Daerah-daerah perbukitan yang lembab, dimana di

sekelilingnya banyak tumbuh berbagai tanaman keras, tanaman aren dapat tumbuh

12
dengan subur. Dengan demikian tanaman ini tidak membutuhkan sinar matahari

yang terik sepanjang hari.

Nira dihasilkan pohon aren. Nira dihasilkan dari penyadapan tandan bunga

jantan. Untaian-untaian bunga jantan lebih pendek dari untaian-untaian bunga

betina. Jika untaian bunga jantan panjangnya hanya sekitar 50 cm saja, maka

untaian bunga betina panjangnya dapat mencapai 175 cm.

Persiapan penyadapan merupakan kegiatan yang sangat penting agar dapat

memperoleh nira yang cukup banyak dan lama penyadapannya dapat lebih lama.

Kegiatan ini terdiri dari pembersihan tandan bunga dan memukul-mukul tandan.

Pekerjaan ini memang harus dilakukan dengan sabar agar dapat diperoleh hasil

yang memuaskan. Pembersihan tandan dilakukan jika bunga jantan belum pecah

kulitnya, yaitu dengan membersihkan ijuk yang ada di sekitar tandan dan

sekaligus membuang (menghilangkan) dua pelepah daun yang berada di atas dan

di bawah tandan bunga. Pembersihan ini dilakukan agar lebih mudah melakukan

penyadapan.

Setelah di sekeliling tandan bersi, kemudian tandan diayun-ayunkan dan di

pukul-pukul agar dapat memperlancar keluarnya nira melalui pembuluh kapiler

(pembuluh phloem). Pemukulan dilakukan dengan kayu secara ringan (tidak

terlalu keras). Dan tandan jangan sampai terluka. Pengayunan dan pemukulan

tersebut dilakukan berulang-ulang selama tiga minggu dengan selang waktu dua

hari. Untuk melihat apakah bunga jantan yang sudah di ayun dan dipukul itu

sudah atau belum menghasilkan nira, maka tandan ditoreh (dilukai).jika torehan

belum mengeluarkan cairan, maka tongkol perlu diayun-ayunkan dan dipukul-

pukul lagi. Jika torehan sudah mengeluarkan cairan, maka sudah siap disadap

13
niranya. Kemudian potonglah tandan bunga tepat pada torehan tersebut dengan

sabit atau parang yang tajam. Setelah tandan di potong, kemudian taruhlah sebuah

bumbung bambu yang khusus dibuat untuk menampung nira di bawah tandan

yang dipotong, atau ujung tandan yang sudah di potong masuk sedikit dalam

mulut bumbung. Agar kedudukan bumbung tersebut kuat, maka bumbung harus

diikat dengan batang pohon aren atau pangkal tandan.

Penyadapan nira dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam). Penyadapan pada

sore hari, nira yang tertampung diambil pada pagi hari, dan penyadapan pagi hari

niranya diambil pada sore hari. Setiap mengganti bumbung, tandan tempat

keluarnya nira harus diiris tipis agar saluran atau pembuluh kapiler terbuka,

sehingga nira dapt keluar secara lancar. Setiap tandan bunga jantan dapat disadap

selama 3-4 bulan, yaitu sampai tandannya habis atau mengering.

2.3. Karakter Tanaman Aren

Ada dua jenis tanaman aren yaitu Aren Dalam dan Aren Genjah. Aren

Dalam memiliki tinggi batang 10 m atau lebih sedangkan aren Genja memiliki

tinggi batang tiga sampai empat meter. Pohon aren berbatang bulat warna hijau

kecoklatan, berdiri tegak dan tinggi, batang pohon aren muda belum terlihat

karena tertutup oleh pangkal pelepah daun ketika daun paling bawah sudah gugur

batangnya mulai dapat terlihat. Permukaan batang ditutupi oleh serat ijuk

berwarna hitam yang berasal dari dasar tangkai daun.

Pohon aren mempunyai tajuk yang rimbun. Daun aren terbentuk dalam

reset batang dengan anak daun menyirip berwarna hijau muda/tua. Daun aren

muda selalu berdiri tegak di pucuk batang, dan masih tergulung lunak seperti

kertas. Pelepah daun melebar di bagian pangkal dan menyempit ke arah pucuk.

14
Susunan anak daun pada pelepah seperti duri-duri sirip ikan, sehingga daun aren

disebut bersirip karena pada ujungnya tidak berpasangan lagi daun aren disebut

bersirip ganjil. Pada bagian pangkal pelepah daun diselimuti oleh ijuk yang

berwarna hitam kelam dan dibagian atasnya berkumpul suatu massa yang mirip

kapas yang berwarna cokelat, sangat halus dan mudah terbakar. Massa yang

menempel pada pangkal pelepah daun aren tersebut dikenal dengan nama beru

dalam bahasa Bugis.

Pada setiap pelepah atau bekas pelepah daun akan muncul mayang bunga.

Bunga betina berada pada mayang pertama hingga kelima atau enam, sedangkan

bunga jantan muncul secara bertahap hingga ke pangkal batang atau 2-3 m di atas

tanah. Mayang bunga jantan yang nantinya akan disadap untuk diambil niranya.

Tanaman aren akan mati sekitar lima tahun setelah berbunga pertama. Seluruh

bunga betina akan matang dalam 1-3 tahun

Buah aren terbentuk dari penyerbukan bunga jantan pada bunga betina.

Penyerbukan aren diduga dilakukan oleh serangga. Apabila proses penyerbukan

berjalan baik maka akan dihasilkan buah yang lebat. Buah aren tumbuh

bergelantungan pada tandan yang bercabang dengan panjang sekitar 90 cm. Untuk

pohon aren yang pertumbuhannya baik, bisa terdapat empat sampai lima tandan

buah. Buah aren termasuk buah buni, bentuknya bulat, ujung tertoreh, dan buah

masak warna kuning dalam satu mayang, buah matang tidak serempak. Setiap

buah memiliki 3 biji dengan kulit keras, apabila sudah matang, jumlah buah

berkisar antara 5-8 ribu per mayang.

15
2.4. Sejarah Tanaman Aren

2.4.1. Asal Usul Tanaman Aren

Dahulu tanaman aren dikenal dengan nama botani Arenga saccharifera.

Tetapi sekarang lebih banyak dipustakakan dengan nama Arenga pinnataMerr.

Tanaman aren bisa dijumpai dari pantai barat India sampai ke sebelah selatan

Cina dan juga kepulauan Guam. Habitat aren juga banyak terdapat di Philipina,

Malaysia, dataran Assam di India, Laos, Kamboja, Vietnam, Birma (Myanmar),

Srilanka dan Thailand (Lutony, 1993). Akan tetapi konon, tanaman yang termasuk

dalam keluarga Palma atau Aracaceae ini berasal dari Indonesia.

Tanaman Enau dalam bahasa Indonesia disebut tanaman aren, dan sugar

palm atau gomuti palm dalam bahasa Inggris. Di Sumatera, tumbuhan ini dikenal

dengan berbagai sebutan, di antaranya nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk

atau ijuk, dan bagot. Tumbuhan ini dapat tumbuh dengan baik dan mampu

mendatangkan hasil yang melimpah pada daerah-daerah yang tanahnya subur,

terutama pada daerah berketinggian antara 500-800 meter di atas permukaan laut,

misalnya di Tanah Karo Sumatera Utara.

Tumbuhan enau atau aren dapat menghasilkan banyak hal, yang

menjadikannya populer sebagai tanaman serba-guna, setelah tumbuhan kelapa.

Salah satunya adalah tuak (nira). Selain sebagai minuman sehari-hari, tuak

memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan sosial-budaya bagi

sebagian masyarakat Batak di Sumatera Utara, terutama yang tinggal di daerah

dataran tinggi.

Dalam tradisi orang Batak, tuak juga digunakan pada upacara-upacara

tertentu, seperti upacara manuan ompu-ompu dan manulangi. Pada upacara

16
manuan ompu-ompu, tuak digunakan untuk menyiram beberapa jenis tanaman

yang ditanam di atas tambak orang-orang yang sudah bercucu meninggal dunia.

Sementara dalam upacara manulangi, tuak merupakan salah satu jenis bahan sesaji

yang mutlak dipersembahkan kepada arwah seseorang yang telah meninggal dunia

oleh anak-cucunya.

2.4.2. Nama Daerah

Aren (Arenga pinnata Merr.) adalah salah satu species yang termasuk

dalam famili Aracaceae. Banyak nama daerah (Vernacular names) yang

diberikan untuk aren di Indonesia, hal ini karena tingkat penyebarannya sangat

luas. Nama-nama daerah tanaman aren di Indonesia (Lutony, 1993) antara lain:

bak juk (Aceh), paula (Karo), bagot (Toba), bargot (Mandailing), anau, biluluak

(Minangkabau), kawung, taren (Sunda), aren, lirang (Jawa, Madura), jaka, hano

(Bali), pola (Sumbawa), nao (Bima), kolotu (Sumba), moke (Flores), seho

(Manado), saguer (Minahasa), segeru (Maluku), ngkonau (Kaili). Di daerah Bugis

aren dikenal dengan nama indruk dan di Tanah Toraja disebut induk. Sedangkan

dalam bahasa asing (Lutony, 1993; Ramadani et al. 2008) dikenal dengan nama

arenpalm, sagarpalm, gomotipalm (Inggris), palmiera sucre, areng (Perancis),

suikerpalm (Belanda) dan zucerpalme (Jerman).

2.5. Pemanfaatan Tananaman Aren

Pohon aren merupakan jenis tumbuhan yang banyak hidup di bumi

Indonesia. Awalnya, pohon aren ini merupakan tumbuhan yang tergolong

tumbuhan hutan dan tidak dibudidayakan. Namun, karena fungsi dan manfaatnya

yang besar, pohon ini mulai dijadikan tanaman budidaya di Indonesia. Aren

merupakan tumbuhan multiguna, memiliki banyak manfaat bagi kehidupan

17
masyarakat. Pohon penghasil cairan manis ini juga memiliki fungsi dan peranan

penting secara ekologis, ekonomi, sosial dan budaya, khususnya dalam kehidupan

Urang Sunda.Pohon aren sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia,

khusunya petani pedesaan Tatar Sunda. Pohon ini dapat tumbuh dengan baik pada

ketinggian 500mdpl-800mdpl. Pohon ini tidak membutuhkan tanah yang terlalu

subur, dapat hidup di semua kondisi tanah (tanah liat, tanah berkapur dan tanah

berpasir). Curah hujan yang ideal untuk pohon aren sekitar 1200mm/tahun,

kedalaman air tanah 1-3 m, suhu rata-rata 25*C beriklim sedang sampai basah,

tetapi tidak tahan pada daerah yang kadar asamnya tinggi. Karena itu, umumnya

pohon aren bisa tumbuh di hampir setiap daerah di Indonesia.

2.5.1. Manfaat Tanaman Aren

Tanaman aren (Arenga pinnata) adalah pohon yang serba guna. Hampir

semua bagian tubuhnya dapat dimanfaatkan, mulai dari daun, buah, hingga batang

kayunya. Berikut manfaat tanaman aren:

a. Gula aren

Gula aren berasal dari nira yang merupakan hasil sadapan pohon aren. Nira

tersebut diolah menjadi gula yang padat dan berwarna cokelat cerah. Gula

aren biasanya dibentuk menjadi dua macam, yaitu berbentuk silinder dan

berbentuk batok runcing yang dibungkus dengan daun kelapa kering. Gula

aren sering dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam masakan ataupun

minuman tradisional.

b. Minuman

Nira aren dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga

jantan maupun bunga betina. Akan tetapi biasanya, tandan bunga jantan yang

18
dapat menghasilkan nira dengan kualitas baik dan jumlah yang banyak. Oleh

karena itu, biasanya penyadapan nira hanya dilakukan pada tandan bunga

jantan. Nira aren juga dapat di gunakan sebagai etanol dengan cara

fermentasi, etanol sebagai penganti minyak tanah ataupun bahan bakar

lainnya.

c. Pengembang roti

Tidak hanya dimanfaatkan sebagai gula aren, nira tadi ternyata bisa

digunakan juga sebagai bahan pengembang dalam pembuatan roti. Campuran

nira pada adonan roti bisa membuatnya mengembang dengan baik dan

sempurna.

d. Kolang-kaling

Buah aren juga di gunakan sebagai bahan pangan yaitu kolangkaling, siapa

yang belum pernah merasakan dan menjumpai buah yang satu ini, buah ini

kerap di gunakan untuk membuat es dawet ataupun manisan yang sangatlah

enak rasanya.

e. Sebagai atap rumah

Daun aren yang tua bisa di gunakan untuk membuat atap rumah sedangkan

yang muda bisa digunakan untuk penganti kertas untuk membuat rokok

manual. Lidi dari daun aren bisa digunakan juga untuk sapu lidi, kerajinan

tangan yang di buat dengan menggunakan lidi aren dan bisa mempunyai nilai

jual yang tinggi.

f. Pembuatan senar pancing

Pelepah pohon aren juga bisa dimanfaatkan untuk dijadikan senar pada alat

pancingan.

19
g. Ijuk

Ijuk pohon aren juga bermanfaat untuk membuat tali ijuk aren yang sangat

berguna bagi masyrakat perdesaan, untuk mengikat bamboo ataupun kayu

kekuatan tali aren sangat lah kuat sehingga banyak orang yang menggunakan

tali ijuk aren ini, di samping itu juga bisa untuk membuat sapu ijuk yang

mungkin bisa bernilai rupiah, pada kebanyakan orang yang melakukan

budidaya ikan bisa memanfaatkan ijuk dari pohon aren untuk sarang telur

ikan, ijuk juga bisa di gunakan untuk penyaringan air.

h. Tepung

Kayu atau batang aren bisa digunakan untuk membuat paapan untuk

kebutuhan bahan bangunan, disamping itu batang aren bisa di gunakan untuk

membuat pati aren atau sering di sebut tepung aren, tepung aren ini bisa di

gunakan untuk bahan makanan, komestik, bahan baku industry,pakan ternak.

Serat-serat yang tidak di gunakan bisa dibuat untuk pakan ternak, banyak gizi

yang bagus buat pertumbuhan hewan ternak dan juga buat membudidayakan

cacing . Tepung aren dapat dipergunakan sebagai bahan baku seperti mie,

soun, cendol, dan campuran bahan perekat kayu lapis.

2.5.2. Fungsi Ekologi, Sosial, Ekonomi dan Budaya

Tanaman aren merupakan salah satu tumbuhan penyeimbang ekosistem

dan ekologi pedesaan. Fungsi istimewa tanaman aren secara ekologis adalah

sebagai pengawet sumber daya alam terutama tanah. Akar serabut tanaman aren

sangat kokoh, dalam, dan tersebar sehingga memiliki fungsi penting bagi penahan

erosi tanah. Selain itu, akar aren juga memiliki kemampuan mengikat air,

sehingga pohon aren bisa ditanam di daerah yang relatif kering dan tidak perlu

20
perawatan intensif. Ini juga membantu kelestarian lingkungan hidup terutama

untuk penghijauan pada daerah lereng pegunungan dan sungai-sungai Sayangnya,

budidaya aren di pedesaan Tatar Sunda saat ini kurang maksimal. Penyebabnya

mungkin karena pada umumnya pohon-pohon aren yang tumbuh dan tersebar di

kebun, huma dan talun (ladang) lebih utama dikembangbiakkan secara alami oleh

careuh (musang). Semakin banyak musang yang mati karena diburu, maka

semakin menurun pula populasi pertumbuhan tanaman aren.

Bagi masyarakat Indonesia, termasuk Tatar Sunda, tumbuhan aren

memiliki keragaman fungsi sosial, ekonomi, dan budaya. Misalnya sebagai bahan

upacara adat, bahan obat-obatan, bahan bangunan dan perabotan rumah tangga,

sumber bahan pangan, serta pakan ternak. Di beberapa daerah di Tatar Sunda

yang masih memegang teguh tradisi leluhur, aren merupakan salah satu bahan

untuk upacara adat. Pelepah dan daun aren biasa digunakan untuk sawen pada

tanam padi, penutup bibit tanaman padi yang baru tumbuh di persemaian, serta

ngalaksa dan nyalin seusai panen padi. Selain itu, pelepah aren juga dijadikan

bahan permainan anak-anak lolorian (semacam perosotan) dan lain-lain.

Secara ekonomi, tanaman aren berfungsi sebagai sumber pendapatan bagi

sebagian masyarakat, misalnya bagi para pengolah nira dan gula aren. Nira aren

dapat dibuat minuman (lahang) dan gula aren (gula kawung). Saguer, atau nira

dari pohon aren juga dapat dibuat menjadi etanol (ethyl alcohol), yaitu bahan

bakar alternatif untuk menggantikan minyak tanah, gas elpiji, dan bensin. Di

kemudian hari mungkin nira bisa menjadi bahan bakar alternatif. Gula aren (palm

sugar) juga tak kalah manfaatnya. Untuk sagandu (satu buah) gula yang

kualitasnya bagus, bisa dijual Rp 1.500,00 – 3.000,00. apalagi jika pasokan gula

21
sedang menurun, harganya pasti cukup melambung. Satu bonjor (terdiri dari

beberapa buah gula yang disusun dan dibungkus dengan pelepah pisang yang

sudah kering) bisa mencapai harga hingga Rp 100.000-an. Penghasilan yang

lumayan berarti untuk masyarakat pedesaan. Di samping nira dan gula aren,

parutan batang aren yang berbentuk halus dan biasanya dicampur dengan dedak

gabah dan bekatul juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak itik dan bebek.

Tepung (aci) batang pohon aren yang sudah cukup tua dapat dibuat bahan

beragam makanan kue tradisional. Buah aren yang sudah cukup matang dapat

diolah menjadi cangkaleng (kolang-kaling) yang menjadi makanan khas di bulan

Ramadlan. Meskipun harganya tidak sebagus harga gula aren dan cenderung

musiman, produksi cangkaleng dan aci kawung lumayan menguntungkan. Bahkan

di beberapa daerah di Indonesia seperti Temanggung, aci dan gula menjadi salah

satu produk andalan bagi perekonomian masyarakat.

2.5.3. Khasiat pohon aren untuk perawatan kecantikan dan kesehatan

Kita mungkin sering terlupa dengan keberadaan berjuta tumbuhan tropis

sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk hajat hidup manusia. Salah satunya

ialah kemanfaatan pohon aren dalam menjaga kesehatan dan perawatan kulit. Nira

aren dapat dijadikan bahan obat-obatan tradisional, misalnya untuk haid yang

tidak teratur, sembelit, sariawan, radang paru-paru, disentri, kepala pusing, dan

untuk memulihkan keletihan. Gula aren (palm sugar) juga berkhasiat untuk

menghambat penyerapan kolesterol oleh tubuh karena memiliki kandungan kalori

dan serat yang tinggi, sehingga baik untuk pencernaan. Berdasarkan penelitian,

cuka dari tuak aren juga biasa dijadikan bahan ramuan biopestisida pembasmi

serangga hama di huma/ladang (Iskandar dan Iskandar: 2005)

22
Selain itu, akar muda pohon aren biasa digunakan untuk obat kencing batu

ginjal, dan akar tuanya untuk bahan obat sakit gigi. Akar aren ternyata juga

memiliki banyak manfaatnya bagi kesehatan manusia, sudah banyak akar aren ini

di gunakan untuk obat herbal. Adapun obat yang dibuat untuk menyembuhkan

penyakit seperti kencing batu, cara menggunakan dengan cara merebus segengam

akar aren dengan menggunakan 3 air, samapi menyusut menjadi 2 gelas airnya, di

minum secara rutin 2 kali sehari. Untuk mengobati memar atau bengkak, akar

aren ini juga di percaya bisa mengobati lika memar atau bengkak. Hal ini bisa

terjadi karena akar aren memiliki kandungan anti-inflamantory yang dapat

membantu tubuh dalam melawan rasa sakit dan membantu mempercepat

penyembuhan luka dan juga masih banyak lainnya.

Berkaca kepada tradisi perawatan masa lampau tidak ada salahnya, toch

banyak manfaat yang bisa didapat. Kondisi cuaca sering tak bersahabat dengan

kulit dan ketahanan tubuh kita merupakani salah satu faktor yang patut kita

antisipasi meskipun dengan cara dan bahan tradisional yang terlihat sederhana.

Tangkai daun atau pelepah aren yang dibakar (sarerang kawung) biasa

digunakan untuk bahan kosmetik tradisional, yaitu untuk menghaluskan kulit,

menghilangkan jerawat, mengobati penyakit cacar, dan luka bakar. Hasil

pembakaran pelepah aren berupa abu berwarna keputih-putihan itulah yang

dinamakan sarerang kawung. Biasa digunakan sebagai pupur (bedak). Para wanita

Sunda zaman dulu konon menggunakan sarerang kawung sebagai bedak sehari-

hari agar kulitnya tetap halus dan bercahaya. Untuk penyakit cacar atau jerawat,

bisa menggunakan sarerang kawung sebagai bedak setiap menjelang tidur atau

pagi hari

23
Pohon penghasil air manis ini ternyata multiguna, dari akar hingga

buahnya memberikan manfaat yang beragam bagi kehidupan manusia. Satu hal

yang patut diperhatikan ialah kelestariannya karena hingga saat ini masih sulit

dilakukan pembudidayaan, terutama di daerah pedesaan. Keberadaan dan

kelangsungan hidup para musanglah yang membuat pohon aren ini masih ada di

beberapa tempat. Semoga pembudidayaan yang sedang digalakkan menjadi cara

efektif untuk kelangsungan hidup pohon serbaguna ini.

24

Anda mungkin juga menyukai