Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK “PROBLEM BASED LEARNING”

1. Mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok sesuai pembagian dari Dosen Koordinator


2. Setiap kelompok melakukan analisis kasus berdasarkan tinjauan kebutuhan Oksigenasi,
Cairan dan Elektrolit, Nutrisi, Eliminasi, Aktivitas dan Istirahat, Aman dan Nyaman serta
kebutuhan lain yang mungkin muncul
3. Mahasiswa mengidentifikasi masalah pasien disetiap kebutuhan dan menganalisis sesuai
dengan kajian literatur meliputi beberapa aspek misalnya masalah apa yang muncul, kondisi
klinis yang terlihat pada pasien dan pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan, bagaimana
masalah tersebut bisa muncul, apakah dampak masalah tersebut dan bagaimana mengatasi
masalah tersebut secara umum (bisa dari berbagai sudut pandang profesi) (Silakan bisa
ditambahkan aspek yang lain sesuai Critical Thinking masing-masing kelompok)
Contoh : Pasien A mengalami masalah kebutuhan oksigenasi berupa sesak napas. Sesak
napas yang terjadi pada Pasien A ditandai dengan…..Sesak napas pada pasien ini dapat
terjadi karena…. (Literatur X). Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan tindakan….
Kelompok selanjutnya melakukan analisis proses keperawatan dimulai dari identifikasi data
subjektif dan objektif, diagnosis keperawatan apa yang muncul dan bagaimana rencana
intervensi berdasarkan SDKI,SLKI, SIKI atau NANDA,NOC dan NIC.
(Proses Keperawatan dibuat dalam bentuk tabel)
4. Kelompok dapat berkonsultasi dengan dosen pembimbing sebagai berikut :
Pembimbing Kelompok
1. Wahyu Hidayati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB
2. Ns. Yuni Dwi Hastuti, S.Kep., M.Kep
3. Chandra Bagus Ropyanto, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kep.MB
4. Ns.Niken Safitri DK, S.Kep.,M.Si.Med
5. Dr. Fitria Handayani, S.Kp.,M.Kep.Sp.KMB
6. Dr.Untung Sujianto, S.Kp.,M.Kes
ILUSTRASI KASUS UNTUK PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

KELOMPOK 1
Seorang pasien usia 42 tahun dirawat di ruang bedah urologi hari ke empat. Pasien mengeluh
mual dan tidak nafsu makan. Riwayat pasien sebelum dirawat adalah pasien mengalami sulit
buang air kecil, air kencing keluar sedikit, terasa tidak nyaman saat berkemih, kencing keruh.
Pasien menyampaikan kalua sudah mengalami demam sejak 2 minggu yang lalu, demam naik
turun. Pasien telah menjalani operasi pemasangan G stent dan pembuatan nephrostomy di kedua
ginjal sejak 2 hari yang lalu. Kondisi luka baik, tidak ada rembesan.Urin mengalir dari kedua
selang berwarna kuning keputihan, keruh, jumlah 300 ml dalam 6 jam. Hasil pengkajian: pasien
mengatakan saat ini merasa sangat kurus sejak sakit, nyeri di kedua luka nephrostomy skala 3
(skala 0-10). Pemeriksaan fisik: Edema: ekstremitas bawah grade 1+, TD 177/100 mmHg, Nadi:
88x/menit, frekuensi napas: 24x/menit, Suhu tubuh: 38.8 oC. Hasil laboratorium: Hemoglobin:
9,6 mg/dl, Kreatinin 36.87 mg/dl, Blood urine nitrogen 156,7 mg/dl, Uric acid: 10.3 mg/dl,
Albumin 3.1 g/dl Sodium: 140 mEq/L, Potassium: 6.86 mEq/L Chloride: 95.7 mEq/L. Calcium
8.6 mg/dl, Phosphorus 8.3 mg/dl. Analisa urin: hemoglobin +++ and Erythrocytes 30-40 x field.
CT (computerized tomography) of abdomen without contrast: Hydroureteronephrosis

KELOMPOK 2
Seorang laki laki usia 55 tahun dirawat diruang perawatan jantung dengan diagnosis medis
Congestive Heart Failure (CHF) NYHA III. Pasien saat ini mengeluh mudah lelah saat
beraktivitas ringan dan sesak napas terutama saat berbaring dan saat malam hari. Frekuensi
pernapasan 25 kali/menit dan terlihat penggunaan otot bantu pernapasan. Sesak napas ini
membuat pasien sulit untuk tidur nyenyak. Klien juga mengalami edema pada ekstremitas bawah
kanan dan kiri dengan derajat edema 2. Klien mulai menjalani pembatasan cairan dan natrium,
tetapi klien mengeluhkan haus dan masih sering meminta minum kepada keluarga. Klien
terkadang marah apabila tidak diperbolehkan minum. Klien memiliki riwayat tekanan darah
tinggi selama 10 tahun dan hanya berobat jika ada keluhan saja dan tidak melakukan pemantauan
tekanan darah secara rutin. Hasil pengukuran tekanan darah saat ini menunjukkan hasil 150/100
mmHg. Klien merupakan merupakan seorang pegawai perusahaan swasta dengan jam kerja yang
padat.
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan suara ronki dibasal paru kanan dan kiri serta konfigurasi
jantung melebar kearah laterocaudal. Hasil X-Ray menunjukkan kardiomegali dan edema
pulmonal. Pemeriksaan ekokardiografi menunjukkan Ejection Fraction (EF) 45% dengan
hipertrofi ventrikel kiri. Pemeriksaan JVP menunjukkan hasil 5+3 cmH2O. Klien juga
mengatakan belum BAB selama 4 hari dan perut terasa sebah. Saat ini klien mendapatkan terapi
oksigen dengan masker sederhana 5 L/menit, cairan intavena RL 10 tetes per menit, injeksi
furosemide 20 mg/12 jam dan bisoprolol 10 mg/24 jam dan diet lunak rendah garam.

KELOMPOK 3
Seorang laki-laki berusia 51 tahun dirawat diruang perawatan bedah dengan diagnosa medis Ca
Colon. Pasien telah dilakukan tindakan kolostomi pembuatan stoma 3 bulan yang lalu. Pasien
saat ini mengatakan bahwa ia sering merasakan nyeri di perut dan mengeluhkan BAB darah ddan
lendir yang keluar dari anus padahal sudah terpasang stoma dan pasien sudah dilakukan
laparatomi untuk pengangkatan tumor. Pasien mengatakan nyeri timbul sewaktu-waktu, nyeri
berkurang dengan posisi berbaring, nyeri seperti diremas-remas, nyeri pada bagian perut sekitar
area stoma dan skala nyeri 3 dari skala 1-10, nyeri muncul secara tiba-tiba dan tidak menentu.
Pemeriksaan fisik didapatkan pada bagian abdomen, perut tampak cembung, membesar, terdapat
luka bekas pembedahan laparotomi dan lubang stoma di perut sebelah kiri. Suara bising usus 6
kali per menit, timpani, perut teraba keras, terdapat nyeri tekan di sekitar area colostomy.
Pemeriksaan tanda-tanda vital : TD=120/90 mmHg, nadi=88 x/menit, RR=22 x/menit,
suhu=36,8◦C. Pasien mengatakan BAB darah bercampur lendir lebih dari 10 kali dalam sehari
(sedikit demi sedikit) dengaan warna merah melalui anus sedangkan BAB cair berampas warna
kuning keluar dari lubang stoma. Waktu tidur klien hanya 3 jam dalam sehari karena klien sering
terbangun untuk ke kamar mandi karena diare lendir darah (tiap jam sekali) sehingga tidur tidak
puas. Kebutuhan belajar pasien tinggi karena klien tidak mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya. Klien ingin tahu apa yang sebenarnya dialami dan apa penyebabnya.
Pemeriksaan laboratorim didapatkan nilai Hb 9,9 gr/dL, Ht 29,5%, eritrosit 3,6 x10 6 /uL, leukosit
12,1 x103 /uL, trombosit 483x103 /uL, CEA 15,28 ng/mL. Kemudian diberi terapi transfusi PRC
1 kolf kemudian hasil lab menunjukkan Hb 11,4 gr/dL, Ht 33,8%, eritrosit 3,96 x106 /uL, leukosit
12,3 x103 /uL, trombosit 421x103 /uL, CEA 16,32 ng/mL.
KELOMPOK 4
Seorang laki-laki berusia 39 tahun dirawat di rumah sakit sejak 20 hari yang lalu karena
combustio grade II – III 90% e.c. api. Hasil anamnesa diperoleh bahwa pasien mengalami luka
bakar akibat sambaran api dari kebocoran bensin kendaraan di tepatnya bekerja. Pasien berusaha
menyelamatkan diri namun api sudah melahap seluruh bagian tubuh pasien.
Hasil pemeriksaan fisik saat ini menunjukkan bahwa keadaan umum tampak sakit berat,
kesadaran komposmentis, tekanan darah 110/ 70 mmHg, nadi 82 kali per menit, pernafasan 32
kali per menit, dan suhu 37C. Pada status lokalis pasien didapatkan di regio kranial tampak luka
bakar grade II 8 %, dan palpasi didapatkan nyeri tekan, di regio toraks-abdomen terlihat tampak
luka bakar grade II-III kurang lebih 33%, kemerahan dan pada penekanan terdapat nyeri tekan.
Pada regio ekstremitas superior terlihat luka bakar grade II-III 16% dan pada penekanan
didapatkan nyeri tekan. Pada regio ekstremitas inferior terlihat luka bakar grade II 33%,
kemerahan, dan terasa nyeri.
Hingga saat ini, pasien hanya terlihat terlentang di tempat tidur karena luka dibiarkan terbuka
dengan alasan agar cepat kering. Pasien sangat minimal dalam bergerak karena merasa nyeri dan
berdarah di area yang terbakar sehingga tampak seperti robot.
Untuk makan, pasien harus dibantu disuapi oleh keluarga dengan jumlah asupan yang sedikit dan
jenis makanan lunak.

KELOMPOK 5
Tn. A, seorang laki-laki usia 50 tahun masuk RS karena merasa lemas dan bagian tubuh bagian
kiri sulit digerakkan. Istri klien mengatakan saat bangun tidur tiba-tiba klien mengeluh pusing
dan sulit menggerakkan tangan dan kaki kiri. Mulut klien juga mengalami merot serta berbicara
pelo. Klien memiliki riwayat hipertensi serta DM sejak 5 tahun yang lalu dan jarang
memeriksaan diri jika tidak mengalami keluhan. Klien mengatakan di keluarga klien ayah klien
juga menderita DM.
Saat pengkajian klien kesadaran E4M6V5, terlihat lemas, bagian badan sebelah kiri sulit
digerakkan dengan kekuatan otot ekstremitas atas 4433/5544, ekstremitas bawah 4433/5544.
Klien terlihat memegang kepalanya dan mengeluarkan suara yang kurang jelas. Keluarga dan
petugas kesehatan kadang sulit mengerti perkataan klien. Klien belum pernah mengalami gejala
seperti ini sebelumya. Tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi napas
24 x/menit, suhu tubuh 37̊ C dan GDS 245 mg/dl. Saat pengkajian fisik ditemukan kesulitan
menelan dan diputuskan untuk dilakukan pemasangan NGT. Klien juga terpasang nasal kanul 3
L/menit dan kateter menetap. Hasil CT Scan tampak lesi hipodens diarea frontal. Bartel Index
menunjukkan ketergantungan total. Keluarga klien mengatakan klien sulit tidur di malam hari
dan tidur sebentar dipagi hari. Klien terlihat lesu dan tidak berenergi. Klien terpasang infus RL
20 tpm, dan mendapatkan terapi medikasi Novorapid 10 unit/ 8 jam, aspillet 100mg/24 jam,
amlodipine 5mg/24 jam, citicolin 500mg/12 jam dan ceftriaxone 500mg/12 jam

KELOMPOK 6
Seorang pasien A, usia 26 tahun mempunya riwayat hubungan sex bebas semenjak 3 tahun yang
lalu, pasien mengatakan badan letih, nafsu makannya kurang, makan pasien selama dirumah
sakit hanya 2 sendok makan, muntah ( - ) , mual (+ ) pasien mengatakan tenggorokannya sakit
saat menelan. Pasien mengatakan tidur sering terbangun pada malam hari. Pasien kadang
merasakan pusing, pasien mengatakan badan nya terasa lemas, nyeri pada perut nyeri tekan ( + )
skala nyeri 5-6, pasien merasakan nyeri pada persendian saat istirahat dan aktivitas. Pasien
mengatakan batuk berdahak, pasien mengatakan dada sakit jika batuk, nafas sesak,pendengaran
pasien mulai terganggu pada telingga bagian kanan, pasien mengatakan dia tidak mampu untuk
beraktivitas dari berbaring ke posisi duduk sangat lemah, pasien mengalami penurunan berat
badan seberat 8 Kg, pasien tampak pucat. BAB ( - ) sejak 1 hari, saat pengkajian selama dirawat
dirumah sakit pasien tampak tidak menghabiskan porsi makan nya, hanya 2 sendok makan,
pasien tampak lemah dan letih, pasien tampak susah untuk beraktifitas secara mandiri, pasien
tampak kurus, pasien tampak meringis menahan sakit, pasien tampak pucat, mulut pasien tampak
ada sariawan dan kering, pasien tampak terbaring. Hasil pemeriksaan fisik : Kesadaran :
Composmentis (CM) GCS :13 ( E4 M5V4). BB sehat : 51 kg BB sakit : 43 kg TB : 160 cm
Tanda-tanda vital : Tekanan Darah: 92/57 mmHg Nadi : 104x/mnt, Temperatur : 36,9 C
Pernafasan : 22 x/mnt.

Anda mungkin juga menyukai