Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR KEBUTUHAN RASA NYAMAN(NYERI)

Disusun Oleh:

Nama : Ida Fatmasari


Nim : 2001017

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP KEBUTUHAN RASA NYAMAN [NYERI]

I. KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN[NYERI]


A. Pengertian
Potter&Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman
adalah suatu tindakan telah terpenuhi nya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketenteraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari hari). Ketidaknyamanan adalah ketika individu
mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam beberapa berespon
terhadap suatu rangsangan.
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis.
Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas
dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang berkerja
untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008).
Perubahan kenyamanan adalah dimana individu mengalami sensasi
yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang
berbahaya (carpenito,2006).
Kenyamanan sebagai salah satu keadaan telah terpenuhi Kebutuhan
Dasar Manusia, kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman,
kelegaan, dan transenden. Kenyamanan mesti dipandang secara holistik
yang mencakup empat aspek yaitu ;
 Fisik,berhubungan dengan sensasi
 Sosial, berhungan dengan interpersonal, keluarga dan sosial
 Psikopiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalm diri
sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas dan makna hidup.
 Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah
lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan dan
bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa
nyamanbebas dari nyeri dan vertigo berat,vomitus. Hal ini disebabkan
karena kondisi nyeri dan vertigo berat,vomitus merupakan kondisi yang
mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukkan dengan
timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
B. Fungsi Fisiologis
Pada saat implus ketidak nyamanan naik kemedula spinalis menuju
kebatang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi
sebagai bagian dari respon stress. Stimulsi pada cabang simpatis pada
sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis
Faktor yang mempengaruhi fungsi fisiologis yaitu emosi, status,
mobilisasi, gangguan persepsi sensory, keadaan imunitas, tingkat
kesadaran dan gangguan tingkat pengetahuan.
C. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman
Macam macam gangguan yang mungkin teejadi pada rasa aman
dan nyaman yaitu
 Jatuh : jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh
kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami
pasien lansia.
 Oksigen : kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap
oksigen akan mempengaruhi keselamatan pasien.
 Pencegahan : Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang
penting. Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi
kenyamanan pasien rawat inap
Manifestasi klinis/tanda dan gejala
a. Vakolasi : mengasuh,menangis,sesak nafas dan mendengar
b. Ekspresi wajah :meringis,mengeletuk gigi,mengernyit
c. dahi,menutup mata mulut dengan rapat,menggigit bibir
d. Gerakan tubuh : gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan
gerakan jari dan tangan, gerakan ritmik atau gerakan menggosok,
gerakan melindungi bagian tubuh
e. Interaksi sosial : menghindari percakapan, focus hanya pada aktivitas
untuk menghasilkan nyeri, menghindar kontak sosial, penurunan
rentang perhatian.
D. Penatalaksanaan
1.Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketengangan
dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri.
Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat
mengurangi rasa nyerinya.
2. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan
darah. Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui
pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi
persepsi nyeri adalah suara cara sederhana untuk meningkatkan rasa
nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
3. Teknik Distraksi
Teknik Distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap
nyeri ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu distraksi
visual (melihat pertandingan,menonton televisi, dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemy air), distraksi pernafasan (bernafas
ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
4. Terapi dengan pemberian analgesik
Pemberian obat analgesik sangat membantu dalam manajemen
nyeri seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen)
yang bekerja pada saraf Perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamasi dan analgesic opioiy (morfin, kodein) yang dapat meningkatkan
mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
5. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktor atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya
penyakit baru seperti decubitus
II.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas : Nama klien, Umur klien, Jenis kelamin klien, Pekerjaan
klien, Pendidikan klien, Alamat klien, Tanggal masuk RS,
Diagnosa medis.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Yang biasa muncul pada klien dengan gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit antara lain : nyeri abdomen,
kram, bising usus hiperaktif atau hipoaktif, anoreksia, distensi
abdomen, perasaan rektal penuh, feses keras dan berbentuk,
keletihan, sakit kepala, tidak dapat makan, mual, muntah,
konstipasi, dan diare.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Dijelaskan/menjelaskan kronologi berjalannya penyakit
pasien :
1) Waktu terjadinya sakit : berapa lama sudah terjadinya
sakit.
2) Proses terjadinya sakit : kapan mulainya terjadinya sakit
dan bagaimana sakit mulai terjadi.
3) Upaya yang telah dilakukan : selama sakit sudah berobat
kemana dan obat-obatan yang pernah dikonsumsi.
4) Hasil pemeriksaan sementara/sekarang
Yang perlu dikaji dan ditanyakan : TTV, adanya
patofisiologi lain seperti saat dipalpasi adanya nyeri
abdomen, sakit kepala, dan kram? Apakah merasa mual,
muntah, dan anoreksia?
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pengobatan saat ini dan masa lalu, alergi terhadap obat
dan makanan, tempat tinggal/lingkungan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit
sama dengan klien? Adakah riwayat penyakit keturunan
dalam keluarga?
3. Pola Fungsi Kesehatan (Virginia Henderson)
a. Pola bernafas dengan normal
Bagaimana irama, kedalaman, frekuensi, keteraturan
bernafas, menggunakan alat bantu pernafasan atau tidak,
adakah retraksi intercosta, adakah sesak nafas, hal-hal yang
dapat mengurangi atau memperberat sesak nafas.
b. Pola nutrisi
Berapa kali makan dalam sehari, makanan kesukaan,
berat badan sebelum dan sesudah sakit, frekuensi dan
kuantitas minum sehari.
c. Pola eliminasi
Frekuensi dan kuantitas BAB sehari, adakah gangguan
dalam BAB, adakah nyeri saat BAB
d. Pola keseimbangan dan gerak
Bagaimana pola keseimbangan gerak dan aktivitas klien
(ADL : Acctivity Daily Living), skala ketergantungan ada
atau tidak, berapa kekuatan otot, ada gangguan berjalan atau
tidak.
e. Pola istirahat dan tidur
Jam berapa pasien mulai tidur, jumlah dan kualitas tidur
klien, apa kebiasaan menjelang klien tidur.
f. Pola mempertahankan temperatur tubuh
Apa kebiasaan klien dalam mempertahankan temperatur
tubuh?
g. Pola personal hygiene
Bagaimana pemenuhan kebutuhan personal hygiene klien
(mandi, gosok gigi, keramas, potong kuku), berapa hari
sekali/berapa minggu sekali, menggunakan bantuan atau tidak
saat melakukan personal hygiene.
h. Pola komunikasi
Bagaimana komunikasi klien dengan orang lain, jenis
komunikasi yang dilakukan, penggunaan bahasa dan
kejelasan.
i. Pola spiritual
Bagaimana klien dalam menjalankan ibadahnya, agama
atau kepercayaan yang dianut klien, bagaimana mekanisme
koping klien dalam menghadapi masalah kesehatan yang
berhubungan dengan kepercayaan yang dianut klien.
j. Pola berpakaian dan memilih pakaian
Bagaimana pola berpakaian klien (keserasian, waktu, dan
cara) jenis pakaian yang disukai atau tidak disukai klien.
k. Pola rasa aman dan nyaman
Adakah nyeri? Jika ada jelaskan hasil pengkajian nyeri .
l. Pola kebutuhan bekerja
Apa pekerjaan klien, apakah klien mampu melakukan
pekerjaannya, kapan waktu kerja (jam kerja).
m. Pola kebutuhan rekreasi
Apa hal-hal yang dilakukan klien untuk menghilangkan
kebodanan atau kejenuhan seperti nonton tv, mendengarkan
radio, jalan-jalan, dan lain-lain.
n. Pola kebutuhan belajar
Bagaimana persepsi klien terhadap kesehatannya atau
penyakitnya, sejauh mana pengetahuan kluen tentang
penyakitnya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
2) Penampilan umum
3) Tingkat kesadaran
a) Kualitatif (composmentis, apatis, somnolen, sopor,
koma, delirium)
b) Kuantitatif (GCS : Glascow Coma Scale)
E = Eye M = Motorik
V = Verbal
b. Pengukuran klinik
1) Tanda-tanda vital
a) Suhu
Kekurangan volume cairan : < 36-37 °C
Kelebihan volume cairan : > 35-36 °C
b) Tekanan darah
Kekurangan volume cairan : < 120/80
Kelebihan volume cairan : >120/80 atau tetap
c) Nadi
Kekurangan volume cairan : <60-100x/mnt
Kelebihan volume cairan : > 100 x/mnt
d) Pernafasan
Kekurangan volume cairan : >24 x/mnt
Kelebihan volume cairan : <16-24 x/mnt
Pengukuran pemasukan cairan : cairan oral (NGT dan
oral), cairan parental termasuk obat-obatan IV, makanan
yang cenderung mengandung air, irigasi kateter atau
NGT.
Pengukuran pengeluaran cairan : urine (volume,
kejernihan/kepekatan), feses (jumlah dan konsistensi),
muntah, tube drainase, IWL.
2) Berat badan
Kehilangan atau bertambahnya berat badan
menunjukkan adanya masalah keseimbangan asam basa
cairan :
a) Turun 2-5% : kekurangan volume cairan ringan
b) Turun 5-10% : kekurangan volume cairan sedang
c) Turun 10-15%: kekurangan volume cairan berat
d) Turun 15-20%: kematian
e) Naik 2% : kelebihan volume cairan ringan
f) Naik 5% : kelebihan volume cairan sedang
g) Naik 8% : kelebihan volume cairan berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada
waktu yang sama.
a. Kepala
Kekurangan volume cairan : ubun-ubun cekung
Kelebihan volume cairan : ubun-ubun menonjol, kepala besar
b. Mata
Kekurangan volume cairan: mata cekung, air mata berkurang
Kelebihan volume cairan : edema periorbital, pembengkakan,
diskus optikus (papiledema).
c. Telinga
Kekurangan volume cairan : bentuk simetris kanan dan kiri
Kelebihan volume cairan : bentuk simetris kanan dan kiri
d. Tenggorokan dan mulut
Kekurangan volume cairan : membran mukosa kering,
lengket, bibir kering, vena leher datar.
Kelebihan volume cairan : distensi vena jugularis.
e. Sistem kardiovaskuler
Kekurangan volume cairan : vena jugularis datar, denyut nadi
lemah dan kapiler menurun, tekanan darah rendah.
Kelebihan volume cairan : distensi vena jugularis, denyut nadi
kuat, edema pada jantung, dan hipertensi.
f. Sistem pernafasan
Kekurangan volume cairan : peningkatan frekuensi
pernafasan.
Kelebihan volume cairan : peningkatan frekuensi nafas,
di`spnea dan krekels (ronki basah).
g. Sistem gastrointestinal
Kekurangan volume cairan : abdomen cekung, muntah.
Kelebihan volume cairan : abdomen cembung atau ada edema.

Adapun keadaan feses meliputi :


KarakteristikFeses Normal dan Abnormal
Karakteristk Normal Abnormal Kemungkinan
penyebab
Warna Dewasa: -Pekat/putih -Adanya pigmen
kecoklatan empedu(obstruksie
mpedu),
pemeriksaan
diagnostic
menggunan
barium.

-itam -Pengonsumsi
Bayi:
/warnater anzatbesiataupe
kekuningan
(melena) rdarahansaluran
GI bagianatas
-terang -Perdarahan
Pucatmengam Saluran GI
ndung lemak bagianbawah,
hemoroid
-Malabsorpsi
lemak
Bau Baumenyengat Perubahan Darahdidalamfeses
pengaruholehti yang atauinfeksi
pemakanan berbahaya

Konsistensi Lunak, Cair, padat Diare,


berbentuk penurunanabsorpsi
konstipasi
Frekuensi Bervariasi; Bayi lebih  Hipomortilitasatau
bayi 4-6 x/hari Dari 6 kali hipermortilitas
(jika Sehari atau
mengkonsumsi kurang dari
ASI), orang 1-2 hari, orang
dewasa setiap dewasa lebih
hari atau 2-3 dari 3 kali
kali seminggu sehari atau
kurang dari
satu kali
seminggu
Jumlah 160 g per hari
(orang dewasa)
Bentuk Menyerupai Sempit, Obstruksi,
diameter rektuk berbentuk peristaltic yang
pensil cepat.
Unsure-unsur Makan tidak Darah, pus, Perdarahan
dicerna, materiasing, internal, infeksi,
bakterimati, lender, cacing materi-materi yang
lemak, tertelan, iritasi,
pigmenempedu inflamasi
, sel-sel yang
melapisimukos
ausus, air.

h. Sistem perkemihan
Kekurangan volume cairan : oliguria.
Kelebihan volume cairan : poliuria
i. Sistem integumen
Kekurangan volume cairan : turgor kulit buruk.
Kelebihan volume cairan : edema dan lembab.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik saluran gastrontestinal meliputi ehnik
visualissi lansung / tidak lansung dan pemeriksaan laboratorium
terhadap unsur-unsur yang tidak normal

A. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia SDKI (2017), di antaranya adalah :
1. Gangguan Rasa Nyaman(D.0074)
2. Defisit Nutrisi (D.0019)
B. Perencanaan / Intervensi Keperawatan
1. Gangguan Rasa Nyaman(D.0074)
a. Definisi
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi
fisik,psikospiritual,lingkungan dan sosial
b. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : mengeluh tidak nyaman
Objektif : Gelisah
c. Gejala dan tanda minor
Subjektif : Mengeluh sulit tidur,tidak mampu rileks,mengeluh
kedinginan/kepanasan,merasa gatal,mengeluh mual,mengeluh
lelah.
Objektif : menunjukkan gejala distres,tampak
merintih/menangis,pola eliminasi berubah,postur tubuh
berubah,iritabilitas
d. Luaran
1) Luaran utama : Status kenyamanan
2) Kriteria hasil :
a) Kesejahteraan fisik meningkat
b) Kesejahteraan psikologis meningkat
c) Kebebasan melakukan ibadah Rileks meningkat
d) Mual menurun
e) Merintih menurun
f) Keluhan kepanasan menurun
g) Suhu ruangan membaik
h) Kewaspadaan membaik
i) Pola hidup membaik pola tidur membaik
e. Intervensi keperawatan
1) Intervensi utama : Manajemen Nyeri(I.08238)
2) Tindakan :
Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
d) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
e) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
nyeri(mis.TENS,hipnosis,akupresur,terapi
musik,biofeedback,terapi pijat, aromaterapi,teknik
imajinasi terbimbing,kompres hangat/dingin,terapi
bermain)
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri(mis.suhu ruangan, pencahayaan,kebisingan)
c) Fasilitas istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
a) Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan teknik menggunakan analgesik secara tepat
e) Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

2. Defisit Nutrisi (D.0019)


a. Definisi : asupan nutrisi tidak cukup memenuhi kebutuhan
metabolisme
b. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif : berat badan menurun minimal 10%di bawah rentang
ideal
c. Gejala dan tanda minor
Subjektif : cepat kenyang setelah makan,kram nyeri abdomen,
nafsu makan menurun
Objektif : bising usus hiperaktif,otot pengunyah lemah,otot
menelan lemah,membran mukosa pucat,sariawan,serum
albumin turun,rambut rontok berlebihan,diare
d. Luaran
1) Luaran utama : Status nutrisi(L.030303)
2) Kriteria hasil :
a) Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
b) Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat
meningkat
c) Perasaan cepat kenyang menurun
d) Berat badan indeks massa tubuh(IMT) membaik
e) Frekuensi makan membaik
f) Nafsu makan membaik
e. Intervensi Keperawatan
1) Intervensi utama : Manajemen Nutrisi(I.03119)
2) Tindakan :
Observasi
a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi makanan yang disukai
c) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
d) Monitor asupan makanan
e) Monitor berat badan
f) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
a) Lakukan oral hgygiene sebelum makan,jika perlu
b) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
c) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
d) Berikan suplemen makan,jika perlu
Edukasi
a) Anjurkan posisi duduk,jika mampu
b) Anjarkan diet yang diprogamkan
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan(mis.pereda nyeri,antiemetik),jika perlu
b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,jika perlu
E. Evaluasi keperawatan
a. Evaluasi formatif
aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas peayanan
asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera
setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk
membantu menilai efektivitas intervensi tersebut
b. Evaluasi sumatif
perubahan status kesehatan pasien pada akhir asuhan keprawatan.
Tipe evaluasi ini dilaksankan pada akhir asuhan keperawatan
secara paripurna.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim(20016)Asuhan Keperawatan Pemenuhan Aman Nyaman Praktik


Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan
Kemenkes,(2016) Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.
Nurarif A. dan Kusuma,H(2016).Asuhan Keperawatan praktis,Jakarta:Mediaction
Potter&Ferry,(2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,proses dan
praktik Edisi 4,Jakarta :EGG
Wilkinson J.M & Agen N.R(2011), Buku Saku Diaognosis Keperawatan Edisi
9,Jakarta :EGC
Siti Rahayuingsih,S.(2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST
OPERASI FRAKTUR FEMUR DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA
AMAN DAN NYAMAN:NYERU (Doctoral dissertation, Universitas Kusuma
Husada Surakarta).
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai