Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN ONLINE SINGLE SUBMISSION SEBAGAI

BENTUK E-GOVERNMENT DALAM PELAYANAN PUBLIK

OLEH :
NAMA : I KADEK SUPRAPTA,S.IP
NIM : 05.02.012307.2104

PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS MAHENDRADATTA
DENPASAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang
Maha Esa karena atas asung kerta wara nugraha-Nya saya dapat menyelesaikan tugas kajian
dengan Judul “Kebijakan Online Single Submission Sebagai Bentuk E-Government dalam
Pelayanan Publik” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan kajian ini selain dapat menambah pengetahuan bagi
penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah E-Gov pada Program Studi Magister
Administrasi Publik Universitas Mahendradatta dan tidak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada dosen Bapak Dr.I Made Sudiarkajaya,S.IP.,MM atas bimbingannya serta
semua semua pihak yang telah membantu hingga kajian ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari kajian ini jauh dari kata sempurna namun penulis berharap
semoga kajian ini berguna bagi Pendidikan dan masyarakat luas.
Om Santih Santih Santih Om

Denpasar, 2022

Penulis,

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Permasalahan........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Permasalahan................................................................................................. 2
1.3 Landasan Teoritis.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 8
2.1 Penerapan Sistem OSS dalam Pelayanan Publik........................................................... 8
2.2 Kendala yang dihadapi dalam penerapan Sistem OSS.................................................. 13
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 15
3.2 Saran.............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

1.2 Rumusan Permasalahan


1. Bagaimanakah proses perencanaan pembangunan stadion ?
2. Apakah kendala yang dihadapi oleh daerah sehingga proyek stadion menjadi
mangkrak atau terbengkalai ?

1.3 Landasan Teoritis


1. Stadion
Stadium atau Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk
menyelenggarakan acara olahraga dan konser, di mana di dalamnya terdapat lapangan
atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton. Stadion tertua
yang kita kenal adalah sebuah stadion di Olympia, Peloponnesos, Yunani yang telah
menyelenggarakan Olimpiade Kuno sejak tahun 776 SM. Stadion umumnya
digunakan untuk merujuk kepada bangunan yang menyelenggarakan kegiatan luar
ruangan (outdoor), sementara bagi kegiatan dalam ruangan bangunannya disebut
gelanggang.
Stadion moderen seringkali mempunyai atap di tribun penonton, namun ada pula
stadion yang tak beratap sama sekali maupun yang malah menutupi keseluruhan
stadion (stadion berbentuk kubah, dome). Meskipun masih terdapat banyak stadion
yang dirancang agar penontonnya berdiri, demi alasan keselamatan ada stadion-
stadion yang kini telah memasang bangku bagi seluruh penontonnya.
2. Perencanaan Pembangunan
a. Definisi Perencanaan
Perencanaan berasal dari kata rencana,yang artinya rancangan atau rangka
sesuatu yang akan dikerjakan. Dari pengertian sederhana tersebut dapat diuraikan
beberapa komponen penting , yakni tujuan (apa yang ingin dicapai), kegiatan
(tindakan-tindakan untuk merealisasikan tujuan) dan waktu (kapan bilamana kegiatan
tersebut hendak dilakukan).
Perencanaan merupakan suatu proses yang kontinu yang meliputi dua asapek ,
yaitu formulasi perencanaan dan pelaksanaannya. Perencanaan dapat digunakan untuk

4
mengontrol dan mengevaluasi jalannya kegiatan, karena sifat rencana itu adalah
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

b. Definisi Pembangunan
Pembangunan adalah proses perubahan yang terus menerus untuk menuju
keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu. Pembangunan adalah
proses dinamisasi, demokratisasi, dan modernisasi. Proses dinamisasi dimaksud
bahwa pembangunan masyarakat adalah kegiatan edukatif untuk membangkitkan
praserta masyarakat. Program-Program pembangunan masyarakat akan berhasil
dengan baik apabila dapat melibatkan semua potensi yang ada di masyrakat untuk
mencapai kemajuan masyarakat itu sendiri. Proses modernisasi berarti bahwa
pembangunan masyarakat ialah upaya meningkatkan kualitas masyarakat dalam
semua aspek kehidupan dengan titik berat pada peningkatan aspek sosial dan
ekonomi.

c. Definisi Perencanaan Pembangunan


Perencanaan pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan sumber-
sumber pembangunan yang terbatas adanya untuk mencapai tujuan tujuan keadaan
sosial ekonomi yang lebih baik secara lebih efektif dan efisien
(Listyianingsih,2014:92). Widjojo Nitisastro (2014:92) memperincikan apa yang
tercakup dalam perencanaan pembangunan,yaitu:
1. Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkrit yang hendak
dicapai dalam jangka waktu tertentu. Atas dasar nilai yang dimiliki oleh
masyarakat yang bersangkutan.
2. Pilihan diantara cara-cara alternaif yang efisien dan rasional guna mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo (dalam Randy R. Whiratnolo, Riant Nugroho D,
2006 : 41), mengatakan bahwa unsur-unsur pokok dalam perencanaan pembangunan
sebagai berikut :
1. Kebijakan dasar atau strategi dasar perencanaan pembangunan yang sering pula
disebut tujuan, arah dan proritas pembangunan, pada unsur ini perlu ditetapkan
ujuan-tujuan rencana.
2. Adanya kerangka rencana yang menunjukkan hubungan variabelvariabel
pembangunan dan implikasinya.
5
3. Perkiraan sumber-sumber pembangunan terutama pembiayaan.
4. Adanya kebijaksanaan yang konsisiten dan serasi, seperti kebijakan fisikal,
moneter, anggaran, harga, sektoral dan pembangunan daerah.
5. Adanya program investasi yang dilakukan secara sektoral, seperti pertanian,
industry, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
6. Adanya administrasi pembangunan yang mendukung perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Perencanaan Pembangunan Stadion


Pembangunan stadion adalah pembangunan monumental yang menghabiskan dana
yang banyak dan waktu yang lama sehingga pembangunan stadion sering disebut sebagai
megaproyek multiyear.Oleh karena itu pemerintah Daerah tentunya telah merencanakan
pembangunan ini dengan matang dan dilihat dari berbagai aspek pembangunan.Secara
singkat tahapan pelaksanaan perencanaan stadion yang dilaksanakan pemerintah antara
lain :
6
1. Tahap Perencanaan
Sebagian besar proyek yang bergerak di bidang konstruksi diawali dari
rencana atau gagasan yang didasari kebutuhan. Beberapa gagasan biasanya akan
dituangkan oleh pemilik proyek yaitu pemerintah sebagai pihak yang terlibat.
Tahap ini merupakan penetapan garis-garis besar rencana proyek, mencakup :
rekruitmen konsultan (MK, pcrcncana) untuk menterjemahkan kebutuhan pemilik,
pembuatan Term OfReference (TOR), survey, studi kelayakan proyek, pemilihan
desain, pruglalll dan budget.

2. Tahap pra-feasibility studi


Pra studi kelayakan merupakan salah satu bagian dari kegiatan perencanaan
secara keseluruhan yang dimulai dari identifikasi masalah, perencanaan
umum, kelayakan, dan desain/perancangan teknis.
Pra studi kelayakan merupakan bagian dari tahapan evaluasi kelayakan,
dimana rekomendasi formulasi kebijakan berupa koridor/alternatif solusi yang
dihasilkan akan ditindaklanjuti dalam kegiatan studi kelayakan. Pra studi kelayakan
merupakan bagian dari tahapan evaluasi kelayakan proyek, untuk menindaklanjuti
proses implementasi kebijakan program perencanaan proyek, yang dapat
menghasilkan alternatif solusi kebijakan yang akan ditindaklanjuti dalam studi
kelayakan dan perancangan teknik yang lebih rinci. Periode analisis yang digunakan
dalam pra studi kelayakan adalah 10 tahun, atau sesuai dengan rencana tata ruang
dari wilayah studi
Aspek – aspek yang ditinjau dalam pra studi kelayakan, meliputi:
a. Aspek teknis; meliputi tinjauan teknis terhadap lalu lintas, topografi, geometri,
geologi dan geoteknik, perkerasan jalan, hidrologi dan drainase dan struktur
bangunan.
b. Aspek lingkungan dan keselamatan; merupakan tinjauan mengenai pengaruh
proyek terhadap lingkungan biologi, lingkungan fisikakimia, lingkungan sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat
c. Aspek ekonomi; Pada aspek ekonomi terdiri dari perhitungan yang berkaitan
dengan perkiraan pembiayaan proyek dan manfaat proyek itu sendiri, aspek
ekonomi terdiri dari: Biaya-biaya proyek dan manfaat proyek.

7
d. Aspek lain-lain; Selain aspek-aspek yang disampaikan terdahulu, perlu
dipertimbangkan aspek lain-lain yang belum tercakup didalamnya, yang
meliputi:
 Pertimbangan untuk menambah rute baru sebagai alternatif apabila rute yang
ada terkena musibah/kerusakan fatal;
 Politik;
 Hankam;
 Pengembangan wilayah;
 Keandalan sistem jaringan; dll.
Fungsi kegiatan pra studi kelayakan adalah mengindentifikasi alternatif solusi
untuk menilai tingkat kelayakan dengan membandingkan kinerja ekonomis suatu
alternatif terhadap alternatif yang lain. Apabila pra studi kelayakan digabung
dengan studi kelayakan, maka fungsi kegiatan ini tetap dilakukan dalam kegiatan
studi kelayakan.
3. Tahap feasibility studi atau studi kelayakan
Kegiatan Studi Kelayakan (Feasibility Study/FS) merupakan bagian akhir dari
tahapan evaluasi kelayakan proyek, untuk menindaklanjuti hasil proses seleksi
proyek dengan indikasi kelayakan yang tinggi, yang telah dihasilkan dalam pra studi
kelayakan.
Menurut Sutrisno (1982;75) Studi Keyakan (Feasibility study) adalah suatu
studi atau pengkajian apakah suatu usulan proyek/gagasan usaha apabila
dilaksanakan dapat berjalan dan berkembang sesuai dengan tujuannya atau tidak.
Objek atau subjeck maters studi kelayakan adalah usulan proyek/gagasan usaha.
Usulan proyek/gagasan usaha tersebut dikaji, diteliti, dan diselidiki dari berbagai
aspek tertentu apakah memenuhi persyaratan untuk dapat berkembang atau tidak.
Dalam studi kelayakan yang distudi (diteliti) misalnya aspek pemasaran, aspek
teknik, aspek proses termasuk input, output dan pemasaran, aspek komersial, aspek
yuridis, aspek social budaya, aspek paedagogis dan aspek ekonomi.
Sementara itu, Yacob Ibrahim (1998;1) mengemukakan bahwa Studi
Kelayakan (feasibility study) adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat
yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha /proyek dan
merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima
atau menolak dari suatu gagasan usaha /proyek yang direncanakan. Pengertian layak

8
dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan
dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun
dalam arti social benefit.
Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selalu
menggambarkan dalam arti financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian
yang dilakukan. Dari kedua pendapat tentang pengertian Studi Kelayakan diatas
dapatlah disimpulkan bahwa studi kelayakan adalah kegiatan menganalisa, mengkaji
dan menelilti berbagai aspek tertentu suatu gagasan usaha/proyek yang akan
dilaksanakan atau telah dilaksanakan, sehingga memberi gambaran layak (feasible-
go) atau tidak layak (no feasible-no go) suatu gagasan usaha/proyek apabila ditinjau
dari manfaat yang dihasilkan (benefit) dari proyek/gagasan usaha tersebut baik dari
susut financial benefit maupun social benefit (Iwan Mardi; 2003).
Studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai proyek yang
akan dikerjakan di masa mendatang. Penilaian disini tidak lain adalah untuk
memberikan rekomendasi apakah sebaiknya proyek yang bersangkutan layak
dikerjakan atau sebaiknya ditunda dulu. Mengingat di masa mendatang penuh dengan
ketidakpastian, maka studi yang dilakukan tentunya akan melibatkan berbagai aspek
dan membutuhkan pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk memutuskannya. Ini
menunjukkan bahwa dalam melakukan studi kelayakan akan melibatkan tim
gabungan dari berbagai ahli sesuai dengan bidangnya masing-masing seperti ekonom,
hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi, dan sebagainya.
Pada umumnya studi kelayakan harus mencakup:
 Analisis Kebutuhan
 Analisis Teknis
 Analisis Ekonomi
 Analisis Finansial
 Kajian Lingkungan dan Sosial
Perbedaaan pra studi kelayakan dengan studi kelayakan terdapat dalam perihal
pengumpulan data, dimana dalam pra studi kelayakan hanya dibutuhkan data
sekunder, sedangkan dalam studi kelayakan diperlukan data sekunder dan primer,
selain itu juga ketentuan teknis yang mengatur tingkat kedalaman aspek-aspek yang
ditinjau dan dianalisis juga berbeda, dalam pra studi kelayakan hanya memerlukan

9
survai pendahuluan (ground checking), sedangkan dalam studi kelayakan
memerlukan survai-survai dan analisis yang lebih detail di wilayah studi
4. Tahap Penjelasan
Tujuan dari tahap penjelasan adalah untuk memungkinkan Pemilik proyek
menjelaskanfungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga Konsultan Perencana
dapat secara tepatmenafsirkan keinginan Pemilik proyek dan membuat taksiran biaya
yang diperlukan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
 Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli.
 Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan
lapangan,merencanakan rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan mutu.
 Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan
implikasinya, serta rencana pelaksanaan
 Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu yang menggambarkan denah
dan batas-batas proyek

5. Tahap Perancangan
Tahap perancangan meliputi dua sub tahap yaitu tahap Pra-Desain (Preliminary
Design) dan tahap Pengembangan Desain (Development Design) / Detail Desain
(Detail Design).Tujuan dari tahap ini adalah :
 Untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak,
rancangan,metoda konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan
dari Pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat.
 Untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar
rencana dan spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen tender.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perancangan (design) ini


adalah :
 Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian akhir.
 Memeriksa masalah teknis.
 Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari Pemilik proyek.
 Mempersiapkan rancangan skema (pra-desain) termasuk taksiran
biayanya,rancangan terinci (detail desain), gambar kerja, spesifikasi, jadwal,

10
daftar volume,taksiran biaya akhir, dan program pelaksanaan pendahuluan
termasuk jadwal waktu

6. Tahap Pengadaan / Pelelangan


Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau
sejumlah kontraktor dan sub kontraktor yang melaksanakan konstruksi di lapangan

7. Tahap Pelaksanaan /konstruksi


Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan oleh Pemilik proyek dan sudah dirancang oleh Konsultan Perencana
dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan kualitas yang
telah disyaratkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan semua operasional di lapangan.Perencanaan
dan pengendalian proyek secara umum meliputi :
a. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan.
b. Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan.
c. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja.
d. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material.

Sedangkan koordinasi seluruh operasi di lapangan meliputi


a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk
bangunansementara maupun bangunan permanen, serta semua fasilitas dan
perlengkapanyang terpasang.
b. Mengkoordinasikan para Sub-Kontraktor.
c. Penyeliaan umum

8. Tahap Pemeliharaan dan Penggunaa


Tahap ini bertujuan menjamin kesesuaian bangunan yang telah selesai dengan
dokumen kontrak dan kinerja fasilitas sebagaimana mestinya. Selain itu, pada tahapan
ini juga dibuat suatu catatan mengenai kostruksi berikut petunjuk operasinya dan
melatih staf dalam menggunakan fasilititas yang trsedia.Kegiatan yang dilakukan
adalah:
a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berypa data-data selama pelaksaan
maupun gambar pelaksanaan (as built drawing).

11
b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang
terjadi
c. Mempersiapkan petunjuk operasional /pelaksanaan serta
pedoman pemeliharaannya.
d. Melatih staf untuk melaksanakan pemeliharaan.

2.2 Kendala yang Dihadapai Dalam Pembangunan Stadion


Walaupun dalam proses perencanaan pembangunan stadion sudah dilaksanakan dengan
baik dan teliti namun pada kenyataannya banyak proyek stadion di Indonesia yang
mangkrak atau terbengkalai dalam perawatannya di kemudian hari.Beberapa penyebab
anatra lain :
1. Komunikasi dengan masyarakat.
Hal yang paling sering terjadi adalah permasalahan komunikasi pembebasan lahan
milik warga masyarakat.Masalah yang paling sering terjadi adalah perbedaan harga
yang signifikan antara harga tanah pada saat dilaksanakan kajian kelayakan dan
harga tanah pada saat pembebasan lahan dikarenakan ada oknum makelar tanah yang
bermain.

2. Ketergantungan Pendanaan dari APBN atau APBD - P


Pembangunan stadion adalah megaproyek multiyear dengan dana yang berasal dari
berbagai sumber seperti APBD Kabupaten, APBD Provinsi, dan APBN.sehingga
Ketika dana yang direncanakan tidak sesuai dengan dana yang diterima tentunya
proyek pembangunan stadion tidak berjalan sesuai rencana sehingga penyelesaian
pembangunan stadion akan menjadi terhambat.

3. Waktu Pengerjaan Singkat


Waktu pengerjaan konstruksi biasanya dilaksanakan setelah ditandatanganinya
proyek dan agar bisa melaksanakan proyek Anggaran Belanja dan Pendapatan daerah
harus sudah ditetapkan terlebih dahulu. Penetapan APBD ini biasanya selalu
terlambat bahkan di beberapa daerah APBD ditetapkan setelah triwulan I (pertama)
berakhir. Hal ini akan berakibat kepada singkatnya waktu yang dimiliki oleh
kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sehingga agar kontrak proyek dapat
diselesaikan, kontraktor bekerja dengan secepat mungkin dan mungkin mengabaikan
spek pekerjaan yang dilaksanakan.

12
4. Resiko manajemen konstruksi /Kontraktor yang nakal
Pelaksanaan konstruksi stadion tentunya dikerjakan oleh kontraktor yang handal dan
sudah terbukti dalam pekerjaannya namun terkadang dalam pengerjaannya kontraktor
akan mencari subkontraktor untuk urusan – urusan tertentu.Dinilah sering terjadi
kecurangan oleh kontraktor sehingga terjadi pengerjaan konstruksi yang tidak sesuai
rencana dan spek yang ditentukan.

5. Bencana Alam
Merupakan suatu keadaan yang tidak bisa diduga yang tentunya menghambat
pengerjaan konstruksi stadion

6. Pendapatan Daerah tidak mencukupi untuk pemeliharaan


Setelah selesai dilaksanakan pembangunan, pemeliharaan stadion juga memerlukan
biaya yang cukup tinggi. Banyak daerah yang sudah merampungkan pembangunan
stadionnya malah tidak bisa melaksanakan perawatan stadion secara optimal karena
pendapatan daerah dan pendapatan dari stadion itu sendiri masih minim.Hal ini
mengakibatkan banyak stadion mengalami kerusakan yang terkesan dibiarkan
sehingga menimbulkan istilah pembangunan stadion yang terbengkalai.

7. Kebijakan yang berubah – ubah


Pembangunan stadion adalah pembangunan yang bersifat multiyear sehingga Ketika
arus politik berubah/terjadi perubahan kepemimpinan maka focus pembangunan juga
bisa dirubah sesuai dengan visi dan misi pemimpin yang baru.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

13
Proyek pembangunan stadion adalah proyek besar yang biasanya dilaksanakan
secara multiyear. Proses perencanaan pembangunannya tentu saja sudah dikaji secara
matang , komprehensif dan menyeluruh dari awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan
termasuk perawatan dan penggunaan stadion yang telah dibangun.
Namun pada kenyataannya sebuah proyek tidak dapat terlepas dari resiko yang
mengkibatkan proyek menjadi mangkrak ataupun terbengkalai.Kendala yang sering
muncul antara lain : komunikasi dengan masyarakat, pendanaan yang tidak teratur,
waktu pengerjaan yang singkat,resiko pada manajemen konstruksi, bencana alam
serta kebijakan yang berubah.
Jadi pada intinya penyebab proyek stadion menjadi mangkrak dan
terbengkalai adalah ketegasan dan kemandirian daerah dalam hal komunikasi dengan
masyarakat, pendanaan pembangunan dan perawatan stadion serta urgensi kebijakan
yang berpengaruh dalam pembangunan stadion.

B. Saran
Pembangunan stadion adalah pembangunan monumental yang juga dapat
mengindikasikan kemajuan suatu daerah. Namun urgensi pembangunan stadion perlu
ditelaah lebih lanjut terkait dengan kemampuan daerah dalam pendanaan
pembangunan serta kemampuan daerah dalam perawatannya di kemudian hari.
Selain itu perlu ketegasan pemerintah dalam hal komunikasi dengan
masyarakat serta kebijakan pembangunan stadion perlu dimasukkan dalam rencana
pembangunan jangka menengah dan jangka panjang daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Wulfram I. Ervianto, MANAJEMEN PROYEK KONSTRUSI, ANDY, 2005

14
JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN, Tinjauan Literatur Sistematis
Identifikasi Risiko dalam Pembangunan Proyek Stadion, Ulfa Soraya dkk.2021

SKRIPSI MANAJEMEN PERENCANAAN STADION MANDALA KRIDA SEBAGAI


SARANA PRASARANA OLAHRAGA PENDIDIKAN, PRESTASI, REKREASI, DAN
BISNIS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Fakhma Munir Fadhulullah,
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA,2017

Modul Perencanaan Konstruksi PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI BADAN


PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT BANDUNG,2018

15

Anda mungkin juga menyukai