ESSAY
PENCEGAHAN INFEKSI
PADA PELAYANAN KB (KELUARGA BERENCANA)
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan karunia-Nya sehingga essay yang berjudul “Pencegahan
Infeksi Pada Pelayanan KB (Keluarga Berencana)” dapat diselesaikan
dengan lancar.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Putu Dian Prima Kusuma
Dewi, S.ST., M.Kes. Selaku dosen mata kuliah EBP (Evidence-Based
Practice). Penulis menyadari essay ini masih jauh dari sempurna. Maka dari
itu penulis menerima saran dan kritik dari pembaca. Penulis ucapkan
terimakasih kepada semua narasumber yang sudah membantu dalam
pembuatan essay ini.
Akhir kata semoga essay ini bermanfaat dan menambah wawasan
bagi penulis dan juga pembaca.
Singaraja, 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengatar...................................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................................ ii
BAB I Hasil Kajian............................................................................................................1
ii
BAB I
HASIL KAJIAN
PENCEGAHAN INFEKSI
PADA PELAYANAN KB (KELUARGA BERENCANA)
1
B. Jenis-jenis KB
3. Senggama terputus
4. Metode barier
5. Kontrasepsi kombinasi
6. Kontrasepsi progestin
8. Kontrasepsi mantap
(YBPSP, 2006 )
Pada akhir tahun 1991, angka kelahiran total tercatat mencapai tiga persen.
Catatan terbaru melaporkan bahwa angka kelahiran total di Indonesia berhasil diturunkan
dari 2,6 anak per wanita pada 2012 menjadi 2,4 anak per wanita pada 2017. Penurunan
tren ini sejalan beriringan dengan semakin meningkatnya jumlah pemakaian alat
kontrasepsi (alat KB) dari 62% pada tahun 2012 menjadi 66 persen hingga 2017 silam.
2
1.3 Tujuan Pencegahan Infeksi Saat Pelayanan Kontrasepsi
A. Melindungi klien dan petugas pelayanan KB dari akibat tertularnya penyakit infeksi.
B. Mencegah infeksi silang dalam prosedur KB, terutama pada pelayanan kontrasepsi
AKDR, suntik, suusk, dan kontrasepsi mantp.
b) Cuci tangan adalah upaya yang paling penting untuk mencegah kontaminasi.
c) Gunakan sepasang sarung tangan sebelum menyentuh apapun yang basah, seperti :
kulit terkelupas, membran mukosa, darah atau duh tubuh lain, serta alat-alat yang
telah dipakai dan bahan-bahan lain yang terkontaminasi.
f) Lakukan upaya kerja sama yang aman, seperti: tidak memasang tutup jarum suntik,
memberikan alat-alat tajam dengan cara aman.
h) Pemrosesan terhadap instrumen, sarung tangan dan bahan lainnya yang telah dipakai
dengan cara dekontaminasi dalam larutan klorin 0,5 % dan cuci bersih, kemudian
3
i) disterilisasi atau didisinfeksi tingkat tinggi (DTT).
D. Mencuci Tangan
Mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa klien, cuci dengan sabun dan air bersih
yang mengalir salam 10-15 detik , lalu keringkan dengan handuk pribadi atau dianginkan.
Sebagai pengganti cuci tangan dengan air, gunakan larutan alkohol (100 ml alkohol 60-90
% + 2 ml gliserin ) untuk mencuci tangan.
E. Pemrosesan Alat
Dekontaminasi
Dekontaminasi
STERILISASI DTT
DINGINKAN
SIAP PAKAI
5
d) Bilas bersih hingga detergen hilang karena beberapa detergen dapat menghambat
kerja disinfektan kimiawi.
e) Keringkan instrumen.
Sterilisasi
a) Sterilisasi uap.
c) Sterilisasi kimia.
F. PEMBUANGAN LIMBAH
Mencuci tangan, sarung tangan, dan wadah yang telah digunakan untuk membuang
limbah yang dapat menginfeksi.
7