Anda di halaman 1dari 18

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA

SERIKAT PADA MASA PEMERINTAHAN DONALD TRUMP


DAN JOE BIDEN TERHADAP KONFLIK DI AFGANISTAN

Disusun oleh :

Dwi Prasetyo Rohmadona

20170311054058

PROGRAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

JURUSAN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan pemilihan judul


Alasan penulis memilih judul Perbandingan kebijakan luar negeri
Amerika Serikat pada masa pemerintahan Donald Trump dan Joe Biden
terhadap konflik di Afghanistan karena penulis tertarik terhadap isu
konflik dan perdebatan kebijakan yang dibuat oleh kedua presiden
Amerika Serikat serta isu tentang Taliban yang telah menguasai
Afghanistan akibat dari perbedaan kebijakan yang dibuat oleh masing –
masing presiden Amerika serikat yang berbeda.
1.2 Latar Belakang Masalah

Sebagai negara adidaya atau super power Amerika Serikata mampu


melakukan soft and hard diplomasi dengan seluruh negara di dunia tanpa
terkecuali Afghanistan. Sejak 11 september 2001 serangan teror di
Afghanistan menewasakan hampir 3000 jiwa setelah pesawat yang di bajak
oleh teroris menembak gedung (World Trade Center ) WTC di New York
dan Pentagon di Arlinton County, Virginia.
Semua peristiwa teror yang terjadi di Amerika Serikat terkordinir dengan
baik oleh pelaku teror, yaitu Osama Bin laden pemimpin teror Al-Qaidah ,
yang di nyatakan sebagai pihak bertanggung jawab untuk peristiwa 9/11.
Osama yang berada di Afghanistan memiliki kelompok teroris yang
mengamankan dirinya yaitu, Taliban sebagai kelompok radikal bersenjata
yang dinilai oleh Osama sebagai kelompok radikal terkuat untuk melindungi
Osama di Afghanistan yang menolak untuk meyerakan Osama bin Laden, 1
bulan setelah serangan 9/11 Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke
Afghanistan untuk meyerang Taliban dan Al-Qaidah.
Setelah serangan Amerika Serikat di Afghanistan terlaksanakan kelompok
Taliban jatuh dan mengalami kekalahan sehingga pengikutnya melarikan diri
ke Pakistan. Meskipun Kelompok pelindung Osama Bin Laden yaitu Taliban
telah pecah akan tetapi jaringan radikal tetap menebar pengaruh terorisme
untuk menambah pasukan Taliban di pelosok wilayah Afghanistan.
Pemerintahan Hamid Karzai mendukung Amerika Serikat untuk
mengambil alih pada 2004 membuat aliansi untuk menghancurkan Taliban
akan tetapi Taliban terus melancarkan serangan tanpa henti. Konflik
bersenjata yang terjadi di Afghanistan dalam melawan kelompok Taliban
menewaskan banyak korban jiwa baik pihak sipil ataupun militer.
Jauh sebelum Amerika Serikat menginvasi Afghanistan, Uni Soviet
menyerbu Afghanistan komunis pada akhir 1970 namun Uni Soviet
mendapatkan perlawanan balik dari kelompok bersenjata yang di dukung
Amerika Serikat , Pakistan, China, dan Arab Saudi pasukan Soviet akhirnya
ditarik pulang pada 1989.
Akan tetapi perang saudara di Afghanistan tetap berlanjut dan meyebarluas
dari pengaruh kelompok Taliban ( yang berarti “ pelajar” ) Sebagai
kelompok radikal bersenjata yang terorganisir. Awal kemunculan Taliban
berada di wilaya perbatasan Pakistan utara dan Afghanistan barat daya pada
awal 1990an. Taliban saat itu memiliki tujuan untuk memerangi korupsi dan
memulihkan keamanan terhadap masyarakat Afghanistan yang telah
menderita terhadap perang saudara.
Taliban dengan cepat meyebar luaskan pengaruh dan menerapkan serta
mendukung pelaksanaan hukum syariah. Taliban juga melarang keras untuk
menonton televisi, musik, dan bioskop sebagai hiburan bagi masyarakat
Afghanistan dan menolak anak perempuan 10 tahun ke atas untuk
menempuh pendidikan.
Di akhir konfilk yang paling berdarah di Afghanistan sejak 2001 , pasukan
internasional mengakhiri misi tempur di Afghanistan dan menyerakan
masalah konflik kepada tentara Afghanistan untuk terus memerangi Taliban.
Berpulangnya pasukan internasional justru menjadi momentum bagi Taliban
untuk menguasai kembali wilayah Afghanistan dan melancarkan serangan
bom dengan sasaran pemerintahan dan fasilitas perkantoran serta fasilitas
umum di Afghanistan.1
Berikut Tabel jumlah korban dan biaya perang di Afghanistan pada masa
pemerintahan Donald Trump hingga Joe Biden :

Tabel 1.2. Korban dan biaya perang di Afghanistan

Tahun Donald Trump Joe Biden

Korban Biaya Korban Biaya

2019 1422 Jiwa $ 44 miliar - -

2020 1304 Jiwa $ 49 miliar - -

2021 - - 1659 jiwa $ 2 Triliun

Sumber : Unama.unmissions.org. & BBC Indonesia2

Pada februari 2020 , Amerika Serikat dan Taliban menandatangani “


kesepakatan perdamaian” di Afghanistan untuk memulikan konflik yang terjadi
selama 20 tahun. Di dalam misi kesepakatan Amerika Serikat dan sekutu
( anggota NATO ) sepakat untuk menarik semua pasukan dengan syarat Taliban
tidak boleh membiarkan Al-Qaidah atau kelompok teroris lain beroperasi di
wilayah Taliban hasil dari kesepakatan ini adalah, Taliban dan pemerintahan
Afghanistan saling membebaskan tahanan militer.

Amerika serikat juga berjanji untuk mencabut sanksi terhadap Taliban dan
berkordinasi dengan PBBuntuk mencabut sanksi lain yang telah di lakukan
olehTaliban.

1
Afghanistan : perang selama 2 dekade, berikut fakta – faktanya dalam 10 pertanyaan, BBC News
| Indonesia, 2021, https://www.bbc.com/indonesia/dunia-57760566 , diakses pada tanggal 17
oktober 2021.
2
Frank Gardener, Dua puluh tahun AS di Afghanistan: Apakah hasilnya sepadan?, BBC NEWS |
INDONESIA, 2021, https://www.bbc.com/indonesia/dunia-56782726 , diakses pada tanggal 30
oktober 2021.
Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Donald Trump telah sepakat
dengan Taliban untuk menarik sisah pasukan Amerika Serikat. Taliban juga
mengatakan tidak akan membiarkan Al-Qaidah atau kelompok teroris lain
beroprasi di wilaya yang Taliban kuasai.

Perjanjian damai di Afghanistan hanya melibatkan Amerika Serikat dan


Taliban sebagai rencana bahwa Taliban akan bernegosiasi dengan pemerintahan
Afghanistan untuk menentukan maju mundurnya pemerintahan di Afghanistan di
masa depan.

Donald trump menyatakan bahwa yang menggambarkanya sebagai


“kesepakatan yang luar biasa ” untuk di sampaikan kepada penasehat keamanan
nasional, Jhon Bolton juga meyatakan secara umum cara itu memiliki “ peluang
untuk menjadi sangat bagus” ( kesepakatan Amerika Serikat dan Afghanistan).

Presiden Amerika Serikat Joe Biden (2021)

Presiden terpilih Joe Biden tidak setuju dengan Donald Trump terhadap
kebijakan yang telah di buat dengan Taliban Biden juga meyatakan “ tidak akan
mengirim generasi Amerika lain ke perang di Afghanistan tanpa harapan yang
masuk akal untuk mencapai hasil yang berbeda Biden juga menambakan “
prospek Taliban bukan menguasai segalanya dan menguasai seluruh negeri, itu
sangat tidak mungkin”. Terlepas dari apa yang terjadi di Afghanistan membuat
Joe Biden terjebak dengan keputusan yang di buat. Menurut pandangan pemimpin
Taliban Mohammad Abbas Stanikzai “tidak ada keraguan bagi Taliban yang telah
memenangkan kemenangan, tidak ada keraguan sama sekali”.

Melihat situasi yang terjadi antara Kepemimpinan Donald Trump kemudian


Joe Biden, telah mengahsilkan dilema keamanan yang begitu signifikan sehingga
membuat kelompok Taliban tetap merasa kuat dan akan melakukan tindakan
perlawanan terus menerus adanya kemungkina Taliban masuk ke wilayah
Amerika serikat tidak di ragukan lagi karena Taliban merasa sedang berada di
puncak hegemoni akibat kebijakan yang di buat oleh Joe Biden.3
3
Afghanistan: Apa isi 'kesepakatan luar biasa' Taliban dan Trump yang menjadi kunci kelompok
ini kuasai kembali Afghanistan?, BBC NEWS | INDONESIA, 2021,
Permasalahan yang terjadi antara Taliban dan Amerika Serikat
berlangsung selama 20 tahun dan dampak yang dihasilkan dari konflik
berkepenjangan ini sangat merugikan dari berbagai pihak baik dari Taliban
maupun Amerika Serikat sehingga para pemimpin konflik berusaha untuk
berunding agar konflik berkepanjangan dan memakan banyak korban jiwa ini
dapat di selesaikan secara damai tanpa ada yang di rugikan.

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa saja kebijakan yang dibuat oleh Donald Trump dan Joe
Biden terhadap Afghanistan dan Taliban ?
b. Bagaimana tanggapan pemerintah Afghanistan terhadap kebijakan
yang dibuat oleh Presiden Donald Trump dan Joe Biden ?
c. Apa dampak dari hasil kebijakan yang dibuat oleh Presiden
Donald Trump dan Joe Biden terhadap konflik di Afghanistan ?
1.4 Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Tujuan penulis adalah untuk meneliti apakah kebijakan yang
dibuat oleh Amerika Serikat telah tepat sasaran dalam konflik yang
terjadi di Afghanistan dan Taliban. Serta bagaimana tanggapan dari
Pemerintah Afghanistan terhadap kebijakan yang dibuat oleh
Amerika Serikat dan Apa dampak dari kebijakan yang dibuat oleh
amerika Serikat terhadap dilema keamanan yang timbul dari
Kelompok Taliban di Afghanistan.

b. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menilai bentuk
kebijakan yang dibuat oleh Presiden Donald Trump dan Joe Biden
dalam menaggapi konflik berkepanjang dengan Taliban di
Afghanistan serta sebagai bahan penulisan untuk melengkapi
pembuatan Skripsi.

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58269309 , diakses pada tanggal 17 oktober 2021.


1.5 Landasan Teori dan Konsep
A. Teori Perbandingan Komparatif
Studi perbandingan politik merupakan satu-satunya sub-disiplin
ilmu yang ada dalam studi ilmu politik yang memiliki dua label, yaitu
ilmu politik sebagai sebuah teori dan ilmu politik sebagai sebuah
metodologi. Studi ilmu politik sebagai art of comparing dapat
diuraikan dan dikaji dengan menghubungkan relasi yang ada antara
teori dan metodologi. Dalam hal ini, pendekatan komparatif
merupakan bagian yang sangat esensial hubungannya dalam teori dan
metodologi dalam ilmu politik. Penulis akan membahas dan
menjelaskan perbendingan politik sebagai sebuah subjek ini atau core
subject. Subjek inti ini akan pada dasarnya menjelaskan tentang
hubungan dan relasi yang ada antara politik dan masyarakat. Dalam
tulisan kali ini, penulis juga akan membahas dan menjelaskan
mengenai topik-topik penting dari pendekatan komperatif politik,
metode dan implikasi dalam desain penelitian yang ada dalam studi
perbandingan politik. Hubungan yang ada antara proporsi dan bukti
empiris dan menganggap hal-hal tersebut sebagai sebuah landasan
ilmu sosial yang menjelaskan hal-hal tersirat seperti kegunaan dari
positive theory development sebagai batu loncatan untuk memajukan
pengetahuan dan hubungan antara politik dan masyarakat.
Perbandingan teori komparatif politik pada dasarnya memiliki
empat tujuan utama dalam perkembangan ilmu politik. Pertama yakni
sebagai deskripsi kontekstual, tujuan yang pertama ini ditujukan
untuk memperoleh suatu gambaran ilustrasi fenomena-fenomena dan
peristiwa-peristiwa politik suatu atau kumpulan dari berbagai negara.
Kedua yakni klasifikasi, hal ini bertujuan untuk menjadi pijakan ilmu
politik dalam melakukan klasifikasi, kategorisasi, dan peistiwa dalam
suatu kelompok negara. Ketiga yakni pengujian hipotesis, hal ini
bertujuan untuk melakukan dan membangun generalisasi dalam studi
ilmu politik. Keempat yakni prediksi, dalam hal ini generalisasi yang
telah dibentuk dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi
kejadian politik apa yang terjadi di negara-negara yang ada sebelum
dibandingkan.
Menurut Sartori
Diperlukannya membandingkan suatu fenomena atau pengetahuan
untuk mengontrol unit-unit observasi dari variasi atau variabel yang
membuat hubungan teoritis.
Menurut Janoski dan Hick
menunjuk langsung pada analisis internal dan analisis eksternal dalam
ilmu sosial. Kedua cara ini memiliki dua fungsi dan kegunaan. Fungsi
yang pertama yakni untuk memilih desain penelitian yang sesuai.
Fungsi yang kedua yakni untuk mengevaluasi reliabilitas dan
validalitas dari sekumpulan data. Oleh karena itu, jika di lihat dari sisi
perspektif maka pendekatan komparatif merupakan pendekatan yang
memiliki peranan yang sangat penting dalam ilmu sosial dan politik,
tetapi untuk mendapat hasi yang baik tergantung pada definisi dari
subjek inti dan pertanyaan penelitian yang diajukan. Tipe
perbandingan dari teori pendekatan komparatif ini dapat digunakan
sebagai alat untuk melaksanakan analisis eksternal dari fenomena
atau peristiwa yang sama.4
Menurut Penulis, Teori perbandingan komparatif sangat tepat
digunakan untuk melihat fenomena yang terjadi dalam
menganalisa perbandingan keebijakan yang dibuat oleh Donald
Trump dan Joe Biden pada konflik di Afghanistan karena kedua
presiden menggunakan pendekatan politik yang berbeda dalam
menanggapi masalah konflik yang terjadi di Afghanistan
sehingga sangat tepat dalam pengambilan Teori ini.
4
Mochamad Arya Seta, Pendekatan komparaif: Teori dan Metode, Teori perbandingan politik,
2016, http://mochamad-arya-seta-fisip14.web.unair.ac.id/index.html , diakses pada tanggal 01
November 2021.
B. Teori Kebijakan Luar Negeri
Tiap negara memiliki perbedaan tujuan kebijakan luar negerinya.
Namun, negara mengeluarkan kebijakannya untuk memenuhi dan
mencapai kepentingan pribadi maupun kolektifnya. Pada umumnya
kebijakan luar negeri suatu negara dilakukan agar dapat
mempengaruhi terhadap negara lain, menjaga keamanan nasional,
memiliki prestise, serta benefit untuk negaranya. Mereka bertindak
berdasarkan sumber daya yang ada.
kebijakan luar negeri adalah segala tindakan suatu pemerintah
terhadap negara lain dalam politik internasional, dengan didasarkan
pada serangkaian asumsi dan tujuan tertentu,serta dimaksudkan untuk
menjamin keamanan nasional.
Kebijakan luar negeri mempunyai beberapa komponen didalamnya
antara lain pandangan, sikap dunia luar dan keputusan. Namun ada
komponen lain yang digunakan untuk menjalankan kebijakan luar
negeri tersebut.
Komponen itu bernama tindakan. Tindakan merupakan
pencerminan kapabilitas atau power sebuah negara. Tindakan dapat
dilakukan dengan adannya power. Dalam politik luar negeri,
kebijakan luar negeri adalah tindakan dalam bentuk komunikasi atau
isyarat untuk mengubah atau mendukung perilaku negara. Tujuannya
adalah untuk menghasilkan orientasi dalam mempertahankan tujuan
tertentu.
Menurut Joshua Goldstein
pengertian Kebijakan Luar Negeri adalah kebijakan luar negeri
adalah strategi-strategi yang diambil oleh pemerintah dalam
menentukan aksi mereka di dunia internasional.
Menurut K.J. Holsti
kebijakan luar negeri adalah tindakan atau gagasan yang dirancang
untuk memecahkan masalah atau membuat perubahan dalam suatu
lingkungan.5
Menurut penulis, Teori kebijakan luar negeri merupakan landasan
teori yang tepat digunakan untuk melihat situasi yang terjadi untuk
perbandingan kebijakan Donald Trump dan Joe Biden terhadap
konflik di Afghanistan sesuai dengan asumsi penulis bahwa suatu
kebijakan yang di hasilkan adalah akibat dari sebuah dorongan yang
keras dari suatu pencapaian yang hendak di capai oleh suatu negara
dalam ruang lingkup politik dan keamanan.

1.6 Hipotesis
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, Penulis berpendapat
bahwa Kebijakan yang dibuat oleh Donald Trump adalah salah satu
bentuk nasionalisme American First yang bertujuan untuk Hegemoni
Amerika Serikat di dunia internasional tentang politik dan keamanan
Amerika Serikat. Sebagai negara yang penuh dengan konflik,
Afghanistan telah menyetujui kesepakatan yang di buat dengan
Donald Trump dan dampak yang dihasilkan dari kebijakan tersebut
cukup baik di respon oleh kelompok radikal di Afghanistan.
Sedangkan kebijakan yang dibuat oleh Joe Biden
menggunakan pendekatan tradisioal dalam pengambilan keputusan
untuk kepentingan politik dan keamanan Amerika Serikat pada
konflik di Afghanistan sehingga Joe Biden harus menarik kembali
pasukan keamanan Amerika Serikat di Afghanistan yang dianggap
tidak perlu untuk kemajuan dan hegemoni Amerika Serikat.
Tanggapan yang dihasilkan dari keputusan kebijakan Joe Biden

5
Auditya Rachmaniyah et.al., ‘Kebijakan Luar Negeri’.,makalah dipresentasikan untuk memenuhi
mata kuliah : politik internasional.,UIN Syarif Hidayataullah.,Jakarta,5 April 2014.,Hal.3 – 4 .,
https://www.academia.edu/9749867/Definisi_Tujuan_dan_Model_Kebijakan_Luar_Negeri .,diak
ses pada tanggal 03 november 2021.
dinilai sangat baik untuk kepentingan ekonomi sedangkan untuk
politik dan keamanan mengalami kemerosotan yang cukup jauh dari
Donald Trump. Dampak yang di hasilkan dari kebijakan yang
dibuat oleh Joe Biden sangat mempengaruhi keamanan di
Afghanistan dan membuat kelompok radikal bergejolak kembali di
Afghanistan sebagai bentuk perlawanan melawan Afghanistan dan
Amerika Serikat.

1.7 Metode Penelitian

a. Jenis penelitian
Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kulitatif yaitu penelitian uang bertujuan untuk memberikan deskripsi,
penjelasan, juga validasi mengenai fenomena yang sedang di teliti.
Kemudian penulis juga menggunakan metode penelitian tindakan dimana
tujuan dari metode ini sebagai evaluasi pada sebuah kelayakan suatu
program atau kegiatan tertentu yang pada akhirnya bisa mendapatkan
perbaikan agar hasilnya lebih baik. Selain itu, penulis juga menggunakan
jenis penelitian kepustakaan untuk membahas teori – teori yang natinya
di kaji ulang.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah sekunder yang diambil
dari sumber terpercaya dari buku dan media informasi internet.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data, penulis menggunakan studi pustaka dimana
teknik tersebut diambil dari buku, artikel ilmiah, berita, maupun sumber
kredibel lainnya.
d. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian proposal ini hanya membahas
perbandingan kebijakan kepemimpinan kepala negara Amerika
Serikat yaitu Donald Trump dan Joe Biden dalam menanggapi
masalah keamanan pasukan dan biaya yang dikeluarkan oleh AS
untuk usaha penyelesaian konflik berkepanjangan di Afghanistan
dengan Taliban dalam rentang waktu 2019 – 2021 .
e. Teknik Analisis Data
Menururt Miles dan Hubermen aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan
tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis
meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta
Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/ verification).
6
Berikut 3 tahapan yaitu :
1. Reduksi data
Tahap reduksi data adalah tahap mereduksi atau menyederhanakan
data agar bisa sesuai dengan kebutuhan dan tentunya mudah untuk
didapatkan informasi. Data yang didapatkan dari hasil wawancara,
survei kepuasan pelanggan, pengamatan langsung di lapangan, dan
sebagainya tentu memiliki bentuk yang kompleks. Semua data yang
sudah didapatkan kemudian dikelompokan dari data yang sangat
penting, kurang penting, dan tidak penting. Data ini kemudian
menjadi lebih sederhana, sesuai dengan kebutuhan penelitian, dan
dianggap mampu mewakili semua data yang sudah didapatkan.
Sehingga lebih mudah untuk diproses ke tahap selanjutnya agar
menjadi informasi yang bulat, jelas, dan menjawab suatu
permasalahan. 
2. Penyajian data

6
Mey Hariyanti.,Analisis Data Kualitatif Miles dan Hubermen.,Kompasian.,2015.,
https://www.kompasiana.com/meykurniawan/556c450057937332048b456c/analisis-data-
kualitatif-miles-dan-hubermen .,Diakses pada tanggal 08 November 2021.
Setelah menyelesaikan tahap reduksi maka masuk ke tahap
penyajian data atau data display. Sesuai dengan namanya, pada tahap
ini peneliti bisa menyajikan data yang sudah direduksi atau
disederhanakan di tahap sebelumnya. Bentuk penyajian data
kemudian beragam bisa disajikan dalam bentuk grafik, chart,
pictogram, dan bentuk lain. Sehingga kumpulan data tersebut bisa
lebih mudah disampaikan kepada orang lain. Selain itu juga
mengandung informasi yang jelas dan pembaca bisa dengan mudah
mendapatkan informasi tersebut.
3. Penarikan kesimpulan
  Penarikan kesimpulan atau conclusion drawing. Sehingga data
yang sudah disusun dan dikelompokan kemudian disajikan dengan
suatu teknik atau pola bisa ditarik kesimpulan. Kesimpulan ini
menjadi informasi yang bisa disajikan dalam laporan penelitian dan
ditempatkan di bagian penutup. 7

7
Reyvan Maulid., Kenali Metode Analisis Data Kualitatif Bagi Peneliti Pemula.,DoLab.,2021.,
https://dqlab.id/kenali-metode-analisis-data-kualitatif-bagi-peneliti-pemula .,diakses pada
tanggal 6 november 2021.
1.8 Waktu Penelitian
Tabel 1.1
BULAN / TAHUN 2021

NO KEGIATAN
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER

I II III IV I II III I II III IV

1 Pengajuan
judul 
2 Penyusunan
outline
3 Pengajuan
outline 
4 Pengumpulan
data 

5 Penyusunan
proposal

1.9 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul


1.2 Latar Belakang Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
b. Manfaat
1.5 Landasan Teori dan Konsep
A. Teori Perbandingan Komparatif
B. Teori Kebijakan Luar Negeri
1.6 Hipotesa
1.7 Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
b. Sumber Data
c. Teknik Pengumpulan Data
d. Ruang Lingkup Penelitian
e. Teknik Analisis Data
1.8 Waktu Penelitian
Tabel 1.1

1.9 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1 Kebijakan luar negeri Amerika Serikat di kawasan timur tengah

2.2 Awal mula keterlibatan Amerika Serikat di Afghanistan

2.3 Persinggungan antara Amerika Serikat dengan kelompok-kelompok

militan di Afghanistan

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada masa pemerintahan Donald
Trump terhadap Afghanistan.

3.2 Kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada masa pemerintahan Joe Biden
terhadap Afghanistan.

3.3 Perbandian kebijakan luar negeri Donal Trump dan Joe Biden terhadap
konflik di Afghanistan.

--
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Berita Internet

Anon., ‘Afghanistan : Apa isi ‘kesepakatan luar biasa’ Taliban dan Trump yang
menjadi kunci kelompok ini kuasai kembali Afghanistan ?’, BBC News
Indonesia, https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58269309 , diakses pada
tanggal 17 oktober 2021.
Anon., ‘Afghanistan : Perang selama 2 dekade, berikut fakta – faktanya dalam 10
pertanyaan’, BBC News Indonesia, 2021,
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-57760566 , diakses pada tanggal 17
Oktober 2021.
Gardener Frank., ‘Dua puluh tahun AS di Afghanistan : Apakah hasilnya
sepadan ?’, BBC News Indonesia, 2021,
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-56782726 , diakses pada tanggal 30
Oktober 2021.
Hariyanti Mey., ‘Kenali metode analisis data kualitatif bagi peneliti pemula’,
Kompasiana, 2015,
https://www.kompasiana.com/meykurniawan/556c450057937332048b456c/a
nalisis-data-kualitatif-miles-dan-hubermen .,Diakses pada tanggal 08
November 2021.

Sumber Artikel
Maulud Reyvan., ‘Kenali metode analisis data kualitatif bagi peneliti pemula’,
Dolab, 2021, https://dqlab.id/kenali-metode-analisis-data-kualitatif-bagi-
peneliti-pemula ,diakses pada tanggal 6 november 2021.
Seta Arya Mochamad., ‘Pendekatan komparatif : Teori perbandingan politik’,
2016, http://mochamad-arya-seta-fisip14.web.unair.ac.id/index.html , diakses
pada tanggal 01 November 2021.

Sumber Paper / Makalah

Rachmaniyah Auditya at.al., ‘Kebijakan luar negeri’,makalah di presentasikan


untuk memenuhi mata kuliah : politik internasional (UIN Syarif
Hidayataullah), Jakarta, 05 April 2014, hal. 3 – 4 ,
https://www.academia.edu/9749867/Definisi_Tujuan_dan_Model_Kebijakan
_Luar_Negeri .,diakses pada tanggal 03 november 2021.

Anda mungkin juga menyukai