Anda di halaman 1dari 19

APLIKASI SOSIAL MEDIA

PENGERTIAN KAPITAL SOSIAL DAN HUBUNGANNYA


DENGAN KOMUNITAS VIRTUAL

OLEH :

PUTU TANTRI FAJARINI 1504505101

ILHAM ANGGIT HADI PRADANA 1504505102

I PUTU GEDE OKA WIBAWA 1504505103

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmatNya makalah mengenai Kapital Sosial ini dapat terselesaikan
sebagai tugas mata kuliah aplikasi sosial media.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menunjang wawasan kita
mengenai Kapital Sosial dan hubungannya dengan komunitas virtual. Diharapkan
dapat mengambil hal-hal positif di dalam makalah ini dan menggunakannya guna
menambah wawasan kita. Dan penulis berharap kritik dan saran yang membangun
guna tercapainya kesempurnaan dalam makalah ini.

Denpasar, 15 November 2015

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………… 1


DAFTAR ISI …………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….. 3
1.1 Latar Belakang ……………………………………................. 3
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………… 3
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………… 5
2.1 Pengertian Kapital Sosial …………………………………….. 5
2.2 Kapital Sosial Dalam Masyarakat ……………………………. 8
2.3 Contoh Kasus Mengenai Kapital Sosial ……………………… 11
2.4 Hubungan Kapital Sosial Dengan Komunitas Virtual ……….. 14
BAB III PENUTUP ………………………………………………. 16
3.1 Simpulan …………………………………………………….... 16
3.2 Saran ………………………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 18

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi
perusahaan atau organisasi untuk tetap dapat hidup di Era abad 21. Sumber daya
manusia atau human capital merupakan modal yang sangat penting dan strategis
pada sebuah kehidupan organisasi perusahaan. Investasi yang dilakukan untuk
peningkatan sumber daya manusia ini tidaklah kecil jumlahnya, namun hasilnya
sulit untuk dirasakan dalam jangka pendek. Perlu waktu lama dan kesabaran serta
metode yang tepat untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang diinginkan.
Salah satu modal yang melekat pada manusia adalah modal sosial atau kapital
sosial. Kapital sosial merupakan filter yang harus dilewati dimana aliran sumber
daya manusia dan modal keuangan dari orang tua dan masyarakat kepada anak,
yang menghasilkan tingkat pendidikan lebih baik. Jika modal sosial rendah akan
membawa pada konflik nilai-nilai dan rendahnya kepercayaan. Artinya
pentingnya peningkatan partisipasi hubungan sosial di negara atau daerah transisi
untuk menghasilkan sumber daya manusia untuk mencapai pembangunan lebih
baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai


berikut :

a. Apa pengertian dari kapital sosial?


b. Bagaimana kapital sosial dalam masyarakat?
c. Bagaimana contoh kasus mengenai kapital sosial?
d. Bagaimana hubungan kapital sosial dengan komunitas virtual?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui pengertian kapital sosial.


b. Mengetahui bagaimana kapital sosial dalam masyarakat.

3
c. Mengetahui contoh kasus mengenai kapital sosial.
d. Mengetahui bagaimana hubungan kapital sosial dengan komunitas virtual.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kapital Sosial

Kapital sosial merupakan suatu konsep yang relatif “baru”yang dalam teori
pembangunan berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kapital
sosialtersebut bersifat problematik terutama peletakan kata sosial dalam yang
menyifatikapital. Kapital dalam referensi ekonomi mempertimbangkan referensi
yang bukanekonomi seperti sosiologi sehingga terkadang sulit mencapai titik
temu dalamkeseragaman pengertian. (Robert M. Z. Lawang, 2004). Modal sosial
merupkankonsep sosiologi mengacu koneksi dan jaringan sosial. Istilah modal
mengacu padakohesi sosial dan investasi pribadi dalam masyarakat (Modal Sosial
dalamwikipedia.com) Tesis ustama dalam kapital sosial hubungan masalah,
dengan ideutamanya merupakan jaringan sosial merupakan aset yang berharga.
Interaksimemungkinkan orang untuk membangun masyarakat, untuk
berkomitmen satu samalain, dan untuk merajut tatanan sosial. Sebuah rasa
memiliki dan pengalaman beton jaringan sosial (dan kepercayaan dan hubungan
toleransi yang dapat terlibat) bisa,itu berargumen, membawa manfaat besar untuk
orang. (John Field, 2003).

Kepercayaan antara individu-individu sehingga menjadi kepercayaan


antaraorang asing dan kepercayaan dari kain luas lembaga-lembaga sosial, pada
akhirnya,itu menjadi seperangkat nilai-nilai bersama, kebajikan, dan harapan
dalammasyarakat secara keseluruhan. Tanpa interaksi ini, di sisi lain meluruh
kepercayaan, pada titik tertentu, peluruhan ini mulai memanifestasikan dirinya
dalam masalah-masalah sosial yang serius . Konsep kapital sosial berpendapat
bahwa bangunan ataumembangun kembali kepercayaan masyarakat dan
membutuhkan-ke-muka pertemuan muka. (C. Beem, 1999). Berikut adalah
definisi Kapital Sosial menurut beberapa ahli.

a. Definisi menurut James Coleman (1988)

Catatan Robert Lawang terhadap pendapat Coleman adalah tidak adanya


rumusan kalimat definisi yang jelas dan tegas. Hal tersebut mungkin
dilatarbelakangi oleh adanya asumsi bahwa semua pembaca sudah mengetahui

5
apa artinya struktur sosial, fungsi, aspek-aspeknya, kapital sosial itu sendiri serta
sejumlah konsep ekonomi terkait kapital sosial. Menurut Coleman, Kapital Sosial
didefinisikan dengan fungsinya. Kapital sosial bukanlah suatu entitas tunggal
tetapi terdiri dari sejumlah entitas dengan dua elemen yang sama (untuk semua
entitas itu), semuanya terdiri dari aspek struktur-struktur sosial yang memfasilitasi
tindakan-tindakan tertentu dari aktor-apakah orang per orangan atau aktor-aktor
badan hukum dalam struktur itu. Konsep fungsi, struktur dan sistem sosial
merupakan kata kunci dalam paradigma fungsionalisme struktural. Konsep aktor
merupakan kata kunci dalam paradigma pertukaran sosial dan interaksionisme
simbolik. Menurut penulis, Coleman tidak mau membuang konsep diatas karena
(mungkin) diperlukan dalam mengkonstruksikan teori baru. Definisi diatas tidak
begitu mudah untuk diterapkan, sehingga yang sering diambil dari definisi diatas
adalah hubungan antara variable independen dan dependennya. Namun ada yang
sering dilupakan oleh peneliti yang berlatar belakang ekonomi yaitu analisis
struktural-baik dalam bentuk obyektif dan antar subyektif.

b. Definisi Robert Putnam (1993)

Menurut penulis, definisi tentang kapital sosial dari Putnam lebih eksplisit dan
jelas serta dikonstruksikan dari acuan pustaka yang lebih luas, yang merupakan
gabungan dari saripati dari definisi para ahli lain seperti Coleman, Glenn Loury,
P.A. Wallace, A. Le Mund dll. Menurut Putnam, Kapital Sosial menunjuk pada
bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringan yang
dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan
yang terkoordinasi. Dengan kata lain, kapital sosial itu bersifat produktif,
memungkinkan pencapaian tujuan tertentu, yang tanpa kontribusinya tujuan itu
tidak akan tercapai. Dicontohkan bagaimana petani mencari rumput dan
meminjamkan alat-alat kepada petani lain. Wujud struktur sosial yang menjadi
satuan analisis studi Putnam ataupun pengikut aliran ini adalah institusi sosial
(termasuk didalamnya analisis kebutuhan pokok, cara-cara pemenuhan
kebutuhannya baik dalam pengembangan perilaku maupun dalam bentuk
organisasi). Kekeliruan yang seringkali terjadi dalam penelitian seperti ini adalah
satuan analisis organisasi lebih menonjol daripada alisisistruktural/institusional
yang merupakan ciri khas analisis sosiologik.

6
c. Definisi Francis Fukuyama (1995)

Menurut Fukuyama ada dua definisi yang bisa ditemukan dalam dua sumber,
yaitu Kapital Sosial menunjuk pada kapabilitas yang muncul dari kepercayaan
umum didalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu darinya.
(Trust;1993) Dan kapital sosial adalah serangkaian nilai atau norma informal yang
dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan
terjalinnya kerjasama diantara mereka. (The Great; 1999) Dalam buku Trust,
pembahasan tentang kapital sosial lebih banyak melihat hubungan dengan
perbedaan yang sangat mencolok antara negara atau masyarakat yang memiliki
tingkat kepercayaan yang tinggi dan yang memiliki tingkat kepercayaan yang
rendah. Sedangkan buku The Great memusatkan perhatian terhadap kekacauan
(disruption) yang ditimbulkan oleh rendahnya kapital sosial.

d. Definisi Bank Dunia

Rumusan dari Bank Dunia ini adalah hasil dari para ahli yang tergabung
dalam kelompok Advisory Council to the Vice Presidency for Environmentally
Sustainable Development. Ada dua definisi kapital sosial menurut bank dunia,
yaitu kapital sosial menunjuk pada norma, institusi dan hubungan sosial yang
membentuk kualitas interaksi sosial dalam masyarakat. Dan kapital sosial yang
menunjuk pada norma, institusi dan hubungan sosial yang memungkinkan orang
dapat bekerja sama. Definisi yang pertama terdapat kelemahan yaitu
ketidakjelasan dalam mengartikan konsep-konsep yang termasuk dalam variabel
independen (norma, institusi dan hubungan sosial) serta kualitas interaksi sosial
yang termasuk dalam variable dependen, karena ada fleksibilitas yang dapat
diperoleh dari definisi ini.

e. Definisi Jonathan H. Turner (2005)

Kapital sosial menunjuk pada kekuatan-kekuatan yang meningkatkan potensi


untuk perkembangan ekonomi dalam suatu masyarakat dengan menciptakan dan
mempertahankan hubungan sosial dan pola organisasisosial. Menurut penulis
definisi dari Turner adalah definisi kapital sosial yang lebih dekat dengan
sosiologi, namun terdapat kekurangan secara operasional ketika harus digunakan

7
untuk melakukan penelitian lapangan, yaitu. Pertama kekuatan yang dimaksud
sangat luas dan tidak spesifik karena bisa menunjuk pada kekuatan personal,
individual, psikologi, struktural, politik, agama, budaya, gaib, mafia, atau apa saja
sepanjang dia dapat mendorong potensi untuk perkembangan ekonomi. Kedua
fungsi kapital sosial hanya terbatas pada tujuan-tujuan yang bersifat ekonomi saja.
Dan yang ketiga, definisi ini tidak memberikan alternatif yang sudah
dikembangkan oleh para ahli ekonomi-sosiologi (atau sosiologi perekonomian).
Kapital sosial adalah dimana terciptanya kepercayaan diantara anggotanya juga
tercipta jaringan adanya norma dan nilai yang memungkinkan untuk kerja sama.
Kapital sosial ialah ketika kelompok dan kerjasama yang ada dalam struktur sosial
bersifat melekat dan menjadi aturan bersama seluruh masyarakat dan muncul
menjadi tindakan sehari-hari dalam suatu masyarakat.

2.2 Kapital Sosial Dalam Masyarakat

Secara etimologi kata masyarakat dalam bahasa indonesia berasal dalam


bahasa arab; syarikah, musyarakah, yang artinya saling besekutu, kelompok
berhimpun dan bersama. Kata syarikah tersimpul unsur pengertian yang
berhubungan dengan pembentukan suatu kelompok, golongan atau perkumpulan.
(Sidi Gazalba, 1976). Masyarakat merupakan suatu perkumpulan manusia yang
berkesadaran dalam mempertahankan eksistensinya di dalam lingkungan. Dalam
rangka mempertahankan eksistensi manusia dengan kemampuannya mengelola
dan mengembangkan alam. Manusia sebagai mahluk sosial, karena ia memerlukan
orang lain dalam berhubungan ataupun menjalankan aktivitasnya. Manusia
sebagai mahluk sosial tersebut maka memerlukan sebuah organisasi
kemasyarakatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup bersama. Oleh karena
itu, masyarakat bukan hanya sekumpulan individu saling bersatu dan
berkelompok tetapi mendiami tempat atau wilayah tertentu dengan sistem nilai
dan pandangan hidup, dan kebudayaanyang dimilikinya. (Sudibyo Markus, 2009)

Gagasan tentang masyarakat sipil dalam sejarahnya muncul dalam abad


ke-17 ketika pemikir seperti Thomas Hobbes dan John Locke masyarakat sipil
sebagai suatu abstraksi atas kondisi masyarakat yang dikonsepsikan dengan

8
negara alam, yakni kondisi hipotesis dimana kehidupan manusia tidak diatur, dan
manusia saling mengejar kepentingannya. Dalam keadaan seperti itu,
dikhawatirkan akan terjadinnya warre (war of all against all) yang akibatnya
membahayakan hak-hak fundamental individu. Selanjutnya, untuk mengatasi para
individu tersebut menyerahkan kebebasan alamiah mereka dan sepakat untuk
memasuki masyarakat yang terikat peraturan. (Adi Widjajanto dkk, 2007).

Konsep masyarakat sipil yang diungkapkan oleh Hobbes dan Locke pada
abad ke-17 ini mengarah pada pengertian masyarakat yang beradab. Masyarakat
sipil merupkan bagian dari peradaban yang berada diluar kendali pemerintah dan
pasar dan termarginalisasi keduanya. Oleh karena itu pentingnya pergerakan
sosial masyarakat sipil yang mampu melindunginya dari pemerintah dan pasar.
(Rizal Primahendra, 2003) Konsep masyarakat sipil merupakan jejaring kerja
(working network) yang tidak hanya terdiri civil society organizations, namun
melibatkan partai politik, lembaga-lembaga agama, penata adat dan aktor-aktor
individu seperti para informal tokoh-tokoh agama. Jejaring ini bergerak secara
setimultan dan berupaya mengimplementasikan melalui proses demokratisasi
partisasipasi rakyat dalam pembuatan kebijakan, prinsip good governance dalam
pencapaian political publicgoods, pemerataan distribusi kesejahteraan, prinsip non
kekerasan dalam mengatasi perasalahan sosial. Gerak jejaring kerja tersebut tidak
mengurangi peran kewarganegaraan, namun lebih diarahkan dalam penguatan
kapasitas masyarakat sipil tersebut mengembangkan mekanisme penguatan warga
dalam berhadapan dengan pasar dan negara. (Adi Widjajanto dkk, 2007).

Dalam kehidupan dimasyarakat yang bersifat sehari-hari keperangkatan


sosial lebih dikenal degan arisan, simpan pinjam, serikat tolong menolong,
kelompok jama’ah ta’alim. Kepranataan dapat dilihat dalam upacara adat,
kegiatan masyarakat seperti perkawinan, kelahiran, kematian dan yang lain.
Semuanya diperkuat nilai-nilai sosial dan kearifan lokal yang sudah melembaga
dengan baik seperti nilai kebersamaan, kepranataan dan nilai-nilai sosial tertentu
mampu membuat jaringan strategis sebagai wahana pembangunan masyarakat.
(Moekus, 2002). Keperangkatan, kepranataan dan nilai-nilai sosial tersebut
didalam kapital sosial merujuk pada bagian organisasi sosial seperti kepercayaan
norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisensi masyarakat dengan

9
memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi dalam masyarakat. Kapital sosial
merujuk pada institusi hubungan sikap dan nilai yang membimbing interaksi
konstribusi pada perkembangan ekonomi dan sosial. (Robert M. Z. Lawang,
2004).

Kapital sosial dioperasionalkan dalam bentuk keperangkatan, kepranataan


dan nilai-nilai sosial yang tumbuh dalam masyarakat. Kapital sosial dalam
keperangkatan yakni kelompok keagamaan yang berfungsi dalam pemeliharaan
dan peningkatan keagamaan aktivitas keagaamaan berdampak sosial. Kelompok
berkumpul meningkatkan keagamaan dan mengumpulkan infak yang selanjutnya
disalurkan pada orang yang tidak mampu, seperti orang miskin, orang jompo dan
pemberian beasiswa pada anak miskin. Kelompok arisan dan koperasi simpan
pinjam yang bersifat agak tertutup dan terbatas. Kelompok ini berkumpul dalam
setiap bulan untuk melakukan arisan dan meminjamkan uang pada anggotanya
dan dikembalikan dalam tempo tertentu. Jumlah besaran nominal maksimal
peminjaman bersifat terbatas dan dikarenakan kondisi uang yang ada juga
terbatas.

Aktivitas kapital sosial merupakan pemenuhan kebutuhan bersama,


pendidikan dan penanganan permasalahan sosial. Pemenuhan kebutuhan bersama
terjadi dalam masyarakat dengan dengan melakukan kerjasama dalam pemberian
bantuan serta koperasi simpan pinjam sebagai bentuk pinjaman yang diharapkan
digunakan untuk barang yang bersifat produktif. Penanganan permasalahan sosial
yang terjadi dimasyarakat yakni dengan cara berkelompok (gotong royong) dalam
mengerjakannya misalkan pada upacara adat, perkawinan dan kematian dalam
masyarakat. Kapital sosial tersebut mempererat hubungan atar anggota
masyarakat serta menjadikannya hubungan yang harmonis sehingga lebih mudah
dalam menangani permasahan sosial yang ada. Penanganan permasalah sosial
yang ada ini menjadikan masyarakat mudah dalam mencapai kesejahteraan dan
memperlancar pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

10
2.3 Contoh Kasus Mengenai Kapital Sosial

Banyak peneliti yang mengkaji hubungan antara human kapital dan sosial
kapital, serta pengaruh sosial kapital dari akumulasi human capital. Human kapital
berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan yang baik dipengaruhi oleh sosial
kapital horizontal. Menurut Part (2003) mengatakan ada tiga arah penelitian dari
penelitian bidang kapital ini, yaitu sosial kapital dan prestasi anak,
(ketidakmerataaan atauketidak stabilan) dan educational attainment (Hasil yang
dicapai), educationalcredentials (surat kepercayaan atau Mandat) dan labour
market.

a. Sosial Kapital dan Prestasi Pendidikan Anak

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa social capital merupakan faktor


penting bagi prestasi pendidikan seorang anak. Dalam dunia kerja menurut
Coleman (1988) generasi human capital sangat tergantung pada modal finansial,
human capital dan sosial kapital para orang tua, hubungan antara orang tua dan
anak akan memberikan akses human kapital dan sosial kapital dari orang tua.
Komunitas human kapital juga akan membantu menghasilkan human kapital
dengan menyediakan sumber daya dasar anak dimana masyarakat mendorong
prestasi pendidikan bagi anak-anak. Israel dan Beaulieu (1995) yang melakukan
penelitian tentang peransosial kapital untuk mempromosikan prestasi pendidikan
anak Sekolah Menengah Atas di Amerika menemukan bahwa hubungan keluarga,
human kapital dan modal finansial semuanya berpengaruh signifikan terhadap
kemungkinan drop out siswa. Menurut Part (2003) hal tersebut terjadi karena
hubungan positif tersebut memberikan informasi pekerjaan dan sekolah kepada
orang tua dan anak. Pengaruh positif lain adalah anak-anak dapat
mengembangkan keterampilan lebih baik dari yang diterima dari orang tua
mereka. Pengaruh negatif dapat terjadi jika orang tua kurang menyediakan waktu

11
untuk sosialisasi bagi anak. Jadi, kurangnya perhatian sosial kapitalorang tua akan
mengurangi kinerja pendidikan anak.

b. Ketidakstabilan Pendapatan dan Hasil Pendidikan yang Dicapai

Mayer (2001) memperkirakan pengaruh perubahan ketidak stabilan


pendapatan terhadap capaian hasil pendidikan dan atas perbedaan dalam
pencapian hasil pendidikan antara anak-anak orang kaya dengan anak orang
miskin, atau perubahan atas pendapatan secara keseluruhan. Menurut
Mayer(2001) menemukan bahwa ketidak seimbangan pendapatan dapat
berpengaruh terhadap capaian hasil pendidikan, melalui ; pemberian insentifuntuk
sekolah, penurunan utilitas dari pendapatan keluarga, proses untuk mendapat
pendapatan sendiri, misalnya perubahan proses politik dan perubahan segresi
ekonomi. Disamping itu mayer juga mengatakan bahwa ketidakstabilan Vol. 17
No. 2, September 2010 Jurnal Bisnis dan Ekonomi179 pendapatan juga
berkontribusi terhadap peningkatan ketidakstabilan pencapaian hasil pendidikan
yang diperoleh antara anak orang miskin dan anak orang kaya, yang akhirnya
akan berpengaruh pada generasi yang akan datang. Disamping itu, masalah
peningkatan pengeluaran setiap siswa pada tingkat sekolah dasar, sekolah
menengah dan pendidikan strata satu akan berhubungan dengan ketidak
seimbangan negara dan akan meningkatkan pencapaian hasil pendidikan yang
diperoleh.

c. Pendidikan dan Pasar Tenaga Kerja

Banyak perdebatan tentang mandat atau kepercayaan pendidikan berkontribusi


terhadap andil setiap individu. Lee dan Brinton (1996) yang meneliti pada
mahasiswa di Korea Selatan pengaruh universitas terhadap kesuksesan pasar
tenaga kerja. Lee dan Brinton mengindentifikasikan bahwa instutusi pendidikan
menyediakan sosial kapital lembaga dimana yang berbeda dengan sektor sosial
kapital privat yang dibagi melalui jaringan keluarga dan teman. Peran dari dua
tipe sosial capital dapat menilai dan praktek rekrutmen dalam perusahaan. Hasil

12
penelitian mereka menyarankan bahwa mahasiswa dan mahasiswi yang direkrut
melalui saluran informalakan bekerja keras terhadap sosial kapital privat.
Sedangkan mahasiswa yang dilatih melalui universitas akan menghadapi sosial
kapital kelembagaan. Sedangkan Montgomery (1992) yang menganalisis ukuran
dan komposisi jaringan sosial berpengaruh terhadap proses pencarian kerja.
Montgomery menemukan bahwa individu-individu dengan jaringan kerja yang
besar dan ikatan lemah lebih suka menerima banyak pekerjaan dengan menerima
gaji yang banyak. Maka karena itu ukuran jaringan kerja berpengaruh positif gaji
para pencari kerja. Banyak studi empiris yang mengatakan bahwa ada hubungan
antara human capital dan social capital yang saling mempengaruhi. Berdasarkan
studi yang telah dilakukan sebelumnya dilapangan ditemukan dalam rangka
melihat social capital dalam penciptaan human capital. Pertama, Social capital dan
prestasi pendidikan anak-anak. Hal ini jelas bahwa social capital merupakan
menentukan pendidikan anak-anak, generasi dari human capital sangat tergantung
pada pada keuangan keluarga, human capital orang tua, dan social capital yaitu
hubungan antara orang tua dan anak-anak dimana seorang anak mempunyai akses
pada human dan social capital ke orang tua. Kedua, ketidaksamaan pendapatan
dan pencapaian pendidikan diperkirakan ada pengaruh pada perubahan
ketidaksamaan pendapatan atau pencapaian pendidikan yaitu pendidikan antara
anak orang kaya dan miskin. Mayer (2001) mengemukakan ada 3 (tiga) pengaruh
dari ketidaksamaan pendapatan dalam pencapaian pendidikan seorang anak yaitu
persediaan insentif untuk sekolah agar hasil lebih tinggi, penurunan manfaat dari
pendapatan keluarga, dan dalam fokus pendidikan akan merefleksikan kontribusi
pada human, social dan cultural capital. Institusi pendidikan akan menyediakan
dasar institusi social capital dimana ada perbedaan antara individu dalam social
capital yang diuntungkan dengan jaringan keluarga dan pertemanan.

d. Social Kapital Sebagai Faktor Pembangunan

Ekonomi Teori pertumbuhan ekonomi neo klasik secara khusus menyatakan


bahwa modal fisik, buruh dan teknologi merupakan faktor utama dalam
perkembangan ekonomi. Model tersebut jika ditambahkan human bapital akan
menjadi model pertumbuhan endogen atau disebut faktor produksi (Lucas, 1988)
Ada dua pendekatan yang berhubungan human capital terhadap pertumbuhan

13
ekonomi. Alasan pertama nilai pertumbuhan ekonomi yang dihubungkan dengan
akumulasi angka human capital (Lucas,1988). Kedua, angka pertumbuhan
didasarkan pada jumlah human kapital (Aghion,1998). Perkembangan terbaru
dalam teori pertumbuhan ekonomi yaitu human kapital menciptakan ekternalitas
positif, seperti; modal finansial tidak membuat arus finansial terhadap negara
miskin dengan tingkat pendidikan rendah. Sebab pendidikanlah seorang individu
akan lebih produktif yang akhirnya akan menambah tenaga kerja yang diharapkan
akan meningkatkan pendapatan nasional. Teori sosial kapital membantu
menjelaskan partisipasi jaringan kerja informal dan Ghazali Syamni Jurnal Bisnis
dan Ekonomi 180 kepercayaan atas nilai-nilai yang menjadi bagian modal dalam
masyarakat. Hampir semua kegiatan ekonomi berhubungan dengan hubungan
jaringan sosial kapital dan pengaruhnya terhadap produktifitas di tingkat mikro
dan makro level. Hubungan informal tidak secar langsung akan meningkatkan
kesejahteraan tapi tanpa hubungan ini kesejahteraan akan sangat sulit untuk
dicapai (Evan,1996). Dalam banyak hal, sosial kapital dimasyarakat akan
meningkatkan total faktor produktifitas karena akan meningkatkan kuantitas dan
kualitas sosial kapital akan mempengaruhi kapabilitas manajerial privat atau
publik. Kapabilitas manajerial akan baik ketika sosial kapital akan mengurangi
biaya informasi, biaya transaksi dan risiko serta mambantu menghindari
moralhazard dan masalah adverse selection (Meier, 2002). Selanjutnya
pengelolaan risiko, shock dan peluang merupakan kunci untuk mencapai
pembangunan ekonomi berkelanjutan. Ketertinggalan sosial kapital menjadikan
alasan rendahnya pertumbuhan GDP di beberapanegara bekas sosialis. Jadi
masalah fisik dan human capital adala awal dari langkah perkembangan (Paldam,
2000). Menurut World Bank (2003) sosial kapital hal penting dalam pengentasan
kemiskinan dengan memperbaiki ketinggalan hubungan ekonomi dan sumber
informasi. Akhirnya, dalam pembangunan ekonomi, masih ada inkonsistensi
hubungan antara sosial kapital dan potensi pembangunan ekonomi yang menjadi
bukti lebih jelas pada tingkat individu. Kemampuan individu untuk menggunakan
hubungan dalam menyelesaikan tujuan ekonomi akan berhubungan negatif atau
positif terhadap pertumbuhan ekonomi di level masyarakat.

14
2.4 Hubungan Kapital Sosial Dengan Komunitas Virtual

Dewasa ini, internet berpengaruh sangat banyak terhadap setiap unsur


kehidupan masyarakat. Internet yang bersifat simpel dan cepat telah memudahkan
setiap orang untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Tidak bisa dipungkiri lagi
bahwa masyarakat telah bergantung sangat besar terhadap keberadaan internet.

Dalam hal ini, terlihat sangat jelas bahwa ada keterhubungan antara kapital
sosial dan komunitas virtual. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa kapital
sosial adalah serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di
antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di
antara mereka. Sedangkan komunitas virtual adalah kumpulan orang-orang yang
memiliki kesamaan minat yang terbentuk pada dunia virtual (internet).

Aktivitas kapital sosial merupakan pemenuhan kebutuhan bersama,


pendidikan dan penanganan permasalahan sosial. Pemenuhan kebutuhan bersama
terjadi dalam masyarakat dengan dengan melakukan kerjasama dalam pemberian
bantuan serta koperasi simpan pinjam sebagai bentuk pinjaman yang diharapkan
digunakan untuk barang yang bersifat produktif. Penanganan permasalahan sosial
yang terjadi dimasyarakat yakni dengan cara berkelompok (gotong royong) dalam
mengerjakannya misalkan pada upacara adat, perkawinan dan kematian dalam
masyarakat. Kapital sosial tersebut mempererat hubungan atara anggota
masyarakat serta menjadikannya hubungan yang harmonis sehingga lebih mudah
dalam menangani permasahan sosial yang ada. Penanganan permasalah sosial
yang ada ini menjadikan masyarakat mudah dalam mencapai kesejahteraan dan
memperlancar pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Para aktivis kapital sosial bisa menggunakan internet dalam mempermudah


aktivitasnya. Untuk menghimpun atau mengumpulkan orang-orang yang
mempunyai minat yang sama (misalnya agama) bisa mengembangkan kapital
sosialnya menjadi komunitas virtual. Mereka tidak harus bertemu atau bertatap
muka untuk berdiskusi atau memecahkan suatu permasalahan, yang dibutuhkan
hanyalah kesamaan minat dan alamat email (sebagai media berkomunikasi).

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Kapital sosial adalah dimana terciptanya kepercayaan diantara anggotanya


juga tercipta jaringan adanya norma dan nilai yang memungkinkan untuk
bekerjasama. Kapital sosial ialah ketika kelompok dan kerjasama yang ada dalam
struktur sosial bersifat melekat dan menjadi aturan bersama seluruh masyarakat
dan muncul menjadi tindakan sehari-hari dalam suatu masyarakat.

Kapital sosial dalam masyarakat dioperasionalkan dalam bentuk


keperangkatan, kepranataan dan nilai-nilai sosial yang tumbuh dalam masyarakat.
Aktivitas kapital sosial merupakan pemenuhan kebutuhan bersama, pendidikan
dan penanganan permasalahan sosial. Kapital sosial tersebut mempererat
hubungan atara anggota masyarakat serta menjadikannya hubungan yang
harmonis sehingga lebih mudah dalam menangani permasahan sosial yang ada.
Penanganan permasalah sosial yang ada ini menjadikan masyarakat mudah dalam
mencapai kesejahteraan dan memperlancar pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah.

Sebagaian besar kasus mengenai kapital sosial berkaitan erat dengan human
capital. Sebab kapital sosial yang ada sekarang dapat menentukan human kapital
dimasa yang akan datang. Dengan demikian berbagai kasus tentang kapital sosial
pasti masih seputaran human capital.

Terlihat sangat jelas bahwa ada keterhubungan antara kapital sosial dan
komunitas virtual. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa kapital sosial adalah
serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di antara para
anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di antara
mereka. Sedangkan komunitas virtual adalah kumpulan orang-orang yang
memiliki kesamaan minat yang terbentuk pada dunia virtual (internet).

16
3.2 Saran

Demi terwujudnya human capital yang diharapkan dimasa depan. Sudah


seharusnya dimasa sekarang kita mengimplementasikan kapital sosial yang
mampu mendukung terciptanya human kapital yang diharapkan. Karena
bagaimana kapital sosial yang diterapkan dalam masyarakat akan menentukan
bagaiamana human capital yang akan dihasilkan melalui proses kapital sosial
tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapital_sosial&oldid=4965314.

Syamni, Ghazali. 2010. Profil Social Capital Suatu Kajian Literatur. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi (JBE). Vol. 17 No. 2, Hal. 174-182.

halimsani.wordpress.com/2010/05/26/kapital-sosial-dalam-pembangunan-
masyarakat.

18

Anda mungkin juga menyukai