OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmatNya makalah mengenai Kapital Sosial ini dapat terselesaikan
sebagai tugas mata kuliah aplikasi sosial media.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menunjang wawasan kita
mengenai Kapital Sosial dan hubungannya dengan komunitas virtual. Diharapkan
dapat mengambil hal-hal positif di dalam makalah ini dan menggunakannya guna
menambah wawasan kita. Dan penulis berharap kritik dan saran yang membangun
guna tercapainya kesempurnaan dalam makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi
perusahaan atau organisasi untuk tetap dapat hidup di Era abad 21. Sumber daya
manusia atau human capital merupakan modal yang sangat penting dan strategis
pada sebuah kehidupan organisasi perusahaan. Investasi yang dilakukan untuk
peningkatan sumber daya manusia ini tidaklah kecil jumlahnya, namun hasilnya
sulit untuk dirasakan dalam jangka pendek. Perlu waktu lama dan kesabaran serta
metode yang tepat untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang diinginkan.
Salah satu modal yang melekat pada manusia adalah modal sosial atau kapital
sosial. Kapital sosial merupakan filter yang harus dilewati dimana aliran sumber
daya manusia dan modal keuangan dari orang tua dan masyarakat kepada anak,
yang menghasilkan tingkat pendidikan lebih baik. Jika modal sosial rendah akan
membawa pada konflik nilai-nilai dan rendahnya kepercayaan. Artinya
pentingnya peningkatan partisipasi hubungan sosial di negara atau daerah transisi
untuk menghasilkan sumber daya manusia untuk mencapai pembangunan lebih
baik.
3
c. Mengetahui contoh kasus mengenai kapital sosial.
d. Mengetahui bagaimana hubungan kapital sosial dengan komunitas virtual.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kapital Sosial
Kapital sosial merupakan suatu konsep yang relatif “baru”yang dalam teori
pembangunan berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kapital
sosialtersebut bersifat problematik terutama peletakan kata sosial dalam yang
menyifatikapital. Kapital dalam referensi ekonomi mempertimbangkan referensi
yang bukanekonomi seperti sosiologi sehingga terkadang sulit mencapai titik
temu dalamkeseragaman pengertian. (Robert M. Z. Lawang, 2004). Modal sosial
merupkankonsep sosiologi mengacu koneksi dan jaringan sosial. Istilah modal
mengacu padakohesi sosial dan investasi pribadi dalam masyarakat (Modal Sosial
dalamwikipedia.com) Tesis ustama dalam kapital sosial hubungan masalah,
dengan ideutamanya merupakan jaringan sosial merupakan aset yang berharga.
Interaksimemungkinkan orang untuk membangun masyarakat, untuk
berkomitmen satu samalain, dan untuk merajut tatanan sosial. Sebuah rasa
memiliki dan pengalaman beton jaringan sosial (dan kepercayaan dan hubungan
toleransi yang dapat terlibat) bisa,itu berargumen, membawa manfaat besar untuk
orang. (John Field, 2003).
5
apa artinya struktur sosial, fungsi, aspek-aspeknya, kapital sosial itu sendiri serta
sejumlah konsep ekonomi terkait kapital sosial. Menurut Coleman, Kapital Sosial
didefinisikan dengan fungsinya. Kapital sosial bukanlah suatu entitas tunggal
tetapi terdiri dari sejumlah entitas dengan dua elemen yang sama (untuk semua
entitas itu), semuanya terdiri dari aspek struktur-struktur sosial yang memfasilitasi
tindakan-tindakan tertentu dari aktor-apakah orang per orangan atau aktor-aktor
badan hukum dalam struktur itu. Konsep fungsi, struktur dan sistem sosial
merupakan kata kunci dalam paradigma fungsionalisme struktural. Konsep aktor
merupakan kata kunci dalam paradigma pertukaran sosial dan interaksionisme
simbolik. Menurut penulis, Coleman tidak mau membuang konsep diatas karena
(mungkin) diperlukan dalam mengkonstruksikan teori baru. Definisi diatas tidak
begitu mudah untuk diterapkan, sehingga yang sering diambil dari definisi diatas
adalah hubungan antara variable independen dan dependennya. Namun ada yang
sering dilupakan oleh peneliti yang berlatar belakang ekonomi yaitu analisis
struktural-baik dalam bentuk obyektif dan antar subyektif.
Menurut penulis, definisi tentang kapital sosial dari Putnam lebih eksplisit dan
jelas serta dikonstruksikan dari acuan pustaka yang lebih luas, yang merupakan
gabungan dari saripati dari definisi para ahli lain seperti Coleman, Glenn Loury,
P.A. Wallace, A. Le Mund dll. Menurut Putnam, Kapital Sosial menunjuk pada
bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringan yang
dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan
yang terkoordinasi. Dengan kata lain, kapital sosial itu bersifat produktif,
memungkinkan pencapaian tujuan tertentu, yang tanpa kontribusinya tujuan itu
tidak akan tercapai. Dicontohkan bagaimana petani mencari rumput dan
meminjamkan alat-alat kepada petani lain. Wujud struktur sosial yang menjadi
satuan analisis studi Putnam ataupun pengikut aliran ini adalah institusi sosial
(termasuk didalamnya analisis kebutuhan pokok, cara-cara pemenuhan
kebutuhannya baik dalam pengembangan perilaku maupun dalam bentuk
organisasi). Kekeliruan yang seringkali terjadi dalam penelitian seperti ini adalah
satuan analisis organisasi lebih menonjol daripada alisisistruktural/institusional
yang merupakan ciri khas analisis sosiologik.
6
c. Definisi Francis Fukuyama (1995)
Menurut Fukuyama ada dua definisi yang bisa ditemukan dalam dua sumber,
yaitu Kapital Sosial menunjuk pada kapabilitas yang muncul dari kepercayaan
umum didalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu darinya.
(Trust;1993) Dan kapital sosial adalah serangkaian nilai atau norma informal yang
dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan
terjalinnya kerjasama diantara mereka. (The Great; 1999) Dalam buku Trust,
pembahasan tentang kapital sosial lebih banyak melihat hubungan dengan
perbedaan yang sangat mencolok antara negara atau masyarakat yang memiliki
tingkat kepercayaan yang tinggi dan yang memiliki tingkat kepercayaan yang
rendah. Sedangkan buku The Great memusatkan perhatian terhadap kekacauan
(disruption) yang ditimbulkan oleh rendahnya kapital sosial.
Rumusan dari Bank Dunia ini adalah hasil dari para ahli yang tergabung
dalam kelompok Advisory Council to the Vice Presidency for Environmentally
Sustainable Development. Ada dua definisi kapital sosial menurut bank dunia,
yaitu kapital sosial menunjuk pada norma, institusi dan hubungan sosial yang
membentuk kualitas interaksi sosial dalam masyarakat. Dan kapital sosial yang
menunjuk pada norma, institusi dan hubungan sosial yang memungkinkan orang
dapat bekerja sama. Definisi yang pertama terdapat kelemahan yaitu
ketidakjelasan dalam mengartikan konsep-konsep yang termasuk dalam variabel
independen (norma, institusi dan hubungan sosial) serta kualitas interaksi sosial
yang termasuk dalam variable dependen, karena ada fleksibilitas yang dapat
diperoleh dari definisi ini.
7
untuk melakukan penelitian lapangan, yaitu. Pertama kekuatan yang dimaksud
sangat luas dan tidak spesifik karena bisa menunjuk pada kekuatan personal,
individual, psikologi, struktural, politik, agama, budaya, gaib, mafia, atau apa saja
sepanjang dia dapat mendorong potensi untuk perkembangan ekonomi. Kedua
fungsi kapital sosial hanya terbatas pada tujuan-tujuan yang bersifat ekonomi saja.
Dan yang ketiga, definisi ini tidak memberikan alternatif yang sudah
dikembangkan oleh para ahli ekonomi-sosiologi (atau sosiologi perekonomian).
Kapital sosial adalah dimana terciptanya kepercayaan diantara anggotanya juga
tercipta jaringan adanya norma dan nilai yang memungkinkan untuk kerja sama.
Kapital sosial ialah ketika kelompok dan kerjasama yang ada dalam struktur sosial
bersifat melekat dan menjadi aturan bersama seluruh masyarakat dan muncul
menjadi tindakan sehari-hari dalam suatu masyarakat.
8
negara alam, yakni kondisi hipotesis dimana kehidupan manusia tidak diatur, dan
manusia saling mengejar kepentingannya. Dalam keadaan seperti itu,
dikhawatirkan akan terjadinnya warre (war of all against all) yang akibatnya
membahayakan hak-hak fundamental individu. Selanjutnya, untuk mengatasi para
individu tersebut menyerahkan kebebasan alamiah mereka dan sepakat untuk
memasuki masyarakat yang terikat peraturan. (Adi Widjajanto dkk, 2007).
Konsep masyarakat sipil yang diungkapkan oleh Hobbes dan Locke pada
abad ke-17 ini mengarah pada pengertian masyarakat yang beradab. Masyarakat
sipil merupkan bagian dari peradaban yang berada diluar kendali pemerintah dan
pasar dan termarginalisasi keduanya. Oleh karena itu pentingnya pergerakan
sosial masyarakat sipil yang mampu melindunginya dari pemerintah dan pasar.
(Rizal Primahendra, 2003) Konsep masyarakat sipil merupakan jejaring kerja
(working network) yang tidak hanya terdiri civil society organizations, namun
melibatkan partai politik, lembaga-lembaga agama, penata adat dan aktor-aktor
individu seperti para informal tokoh-tokoh agama. Jejaring ini bergerak secara
setimultan dan berupaya mengimplementasikan melalui proses demokratisasi
partisasipasi rakyat dalam pembuatan kebijakan, prinsip good governance dalam
pencapaian political publicgoods, pemerataan distribusi kesejahteraan, prinsip non
kekerasan dalam mengatasi perasalahan sosial. Gerak jejaring kerja tersebut tidak
mengurangi peran kewarganegaraan, namun lebih diarahkan dalam penguatan
kapasitas masyarakat sipil tersebut mengembangkan mekanisme penguatan warga
dalam berhadapan dengan pasar dan negara. (Adi Widjajanto dkk, 2007).
9
memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi dalam masyarakat. Kapital sosial
merujuk pada institusi hubungan sikap dan nilai yang membimbing interaksi
konstribusi pada perkembangan ekonomi dan sosial. (Robert M. Z. Lawang,
2004).
10
2.3 Contoh Kasus Mengenai Kapital Sosial
Banyak peneliti yang mengkaji hubungan antara human kapital dan sosial
kapital, serta pengaruh sosial kapital dari akumulasi human capital. Human kapital
berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan yang baik dipengaruhi oleh sosial
kapital horizontal. Menurut Part (2003) mengatakan ada tiga arah penelitian dari
penelitian bidang kapital ini, yaitu sosial kapital dan prestasi anak,
(ketidakmerataaan atauketidak stabilan) dan educational attainment (Hasil yang
dicapai), educationalcredentials (surat kepercayaan atau Mandat) dan labour
market.
11
untuk sosialisasi bagi anak. Jadi, kurangnya perhatian sosial kapitalorang tua akan
mengurangi kinerja pendidikan anak.
12
penelitian mereka menyarankan bahwa mahasiswa dan mahasiswi yang direkrut
melalui saluran informalakan bekerja keras terhadap sosial kapital privat.
Sedangkan mahasiswa yang dilatih melalui universitas akan menghadapi sosial
kapital kelembagaan. Sedangkan Montgomery (1992) yang menganalisis ukuran
dan komposisi jaringan sosial berpengaruh terhadap proses pencarian kerja.
Montgomery menemukan bahwa individu-individu dengan jaringan kerja yang
besar dan ikatan lemah lebih suka menerima banyak pekerjaan dengan menerima
gaji yang banyak. Maka karena itu ukuran jaringan kerja berpengaruh positif gaji
para pencari kerja. Banyak studi empiris yang mengatakan bahwa ada hubungan
antara human capital dan social capital yang saling mempengaruhi. Berdasarkan
studi yang telah dilakukan sebelumnya dilapangan ditemukan dalam rangka
melihat social capital dalam penciptaan human capital. Pertama, Social capital dan
prestasi pendidikan anak-anak. Hal ini jelas bahwa social capital merupakan
menentukan pendidikan anak-anak, generasi dari human capital sangat tergantung
pada pada keuangan keluarga, human capital orang tua, dan social capital yaitu
hubungan antara orang tua dan anak-anak dimana seorang anak mempunyai akses
pada human dan social capital ke orang tua. Kedua, ketidaksamaan pendapatan
dan pencapaian pendidikan diperkirakan ada pengaruh pada perubahan
ketidaksamaan pendapatan atau pencapaian pendidikan yaitu pendidikan antara
anak orang kaya dan miskin. Mayer (2001) mengemukakan ada 3 (tiga) pengaruh
dari ketidaksamaan pendapatan dalam pencapaian pendidikan seorang anak yaitu
persediaan insentif untuk sekolah agar hasil lebih tinggi, penurunan manfaat dari
pendapatan keluarga, dan dalam fokus pendidikan akan merefleksikan kontribusi
pada human, social dan cultural capital. Institusi pendidikan akan menyediakan
dasar institusi social capital dimana ada perbedaan antara individu dalam social
capital yang diuntungkan dengan jaringan keluarga dan pertemanan.
13
ekonomi. Alasan pertama nilai pertumbuhan ekonomi yang dihubungkan dengan
akumulasi angka human capital (Lucas,1988). Kedua, angka pertumbuhan
didasarkan pada jumlah human kapital (Aghion,1998). Perkembangan terbaru
dalam teori pertumbuhan ekonomi yaitu human kapital menciptakan ekternalitas
positif, seperti; modal finansial tidak membuat arus finansial terhadap negara
miskin dengan tingkat pendidikan rendah. Sebab pendidikanlah seorang individu
akan lebih produktif yang akhirnya akan menambah tenaga kerja yang diharapkan
akan meningkatkan pendapatan nasional. Teori sosial kapital membantu
menjelaskan partisipasi jaringan kerja informal dan Ghazali Syamni Jurnal Bisnis
dan Ekonomi 180 kepercayaan atas nilai-nilai yang menjadi bagian modal dalam
masyarakat. Hampir semua kegiatan ekonomi berhubungan dengan hubungan
jaringan sosial kapital dan pengaruhnya terhadap produktifitas di tingkat mikro
dan makro level. Hubungan informal tidak secar langsung akan meningkatkan
kesejahteraan tapi tanpa hubungan ini kesejahteraan akan sangat sulit untuk
dicapai (Evan,1996). Dalam banyak hal, sosial kapital dimasyarakat akan
meningkatkan total faktor produktifitas karena akan meningkatkan kuantitas dan
kualitas sosial kapital akan mempengaruhi kapabilitas manajerial privat atau
publik. Kapabilitas manajerial akan baik ketika sosial kapital akan mengurangi
biaya informasi, biaya transaksi dan risiko serta mambantu menghindari
moralhazard dan masalah adverse selection (Meier, 2002). Selanjutnya
pengelolaan risiko, shock dan peluang merupakan kunci untuk mencapai
pembangunan ekonomi berkelanjutan. Ketertinggalan sosial kapital menjadikan
alasan rendahnya pertumbuhan GDP di beberapanegara bekas sosialis. Jadi
masalah fisik dan human capital adala awal dari langkah perkembangan (Paldam,
2000). Menurut World Bank (2003) sosial kapital hal penting dalam pengentasan
kemiskinan dengan memperbaiki ketinggalan hubungan ekonomi dan sumber
informasi. Akhirnya, dalam pembangunan ekonomi, masih ada inkonsistensi
hubungan antara sosial kapital dan potensi pembangunan ekonomi yang menjadi
bukti lebih jelas pada tingkat individu. Kemampuan individu untuk menggunakan
hubungan dalam menyelesaikan tujuan ekonomi akan berhubungan negatif atau
positif terhadap pertumbuhan ekonomi di level masyarakat.
14
2.4 Hubungan Kapital Sosial Dengan Komunitas Virtual
Dalam hal ini, terlihat sangat jelas bahwa ada keterhubungan antara kapital
sosial dan komunitas virtual. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa kapital
sosial adalah serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di
antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di
antara mereka. Sedangkan komunitas virtual adalah kumpulan orang-orang yang
memiliki kesamaan minat yang terbentuk pada dunia virtual (internet).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sebagaian besar kasus mengenai kapital sosial berkaitan erat dengan human
capital. Sebab kapital sosial yang ada sekarang dapat menentukan human kapital
dimasa yang akan datang. Dengan demikian berbagai kasus tentang kapital sosial
pasti masih seputaran human capital.
Terlihat sangat jelas bahwa ada keterhubungan antara kapital sosial dan
komunitas virtual. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa kapital sosial adalah
serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di antara para
anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di antara
mereka. Sedangkan komunitas virtual adalah kumpulan orang-orang yang
memiliki kesamaan minat yang terbentuk pada dunia virtual (internet).
16
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapital_sosial&oldid=4965314.
Syamni, Ghazali. 2010. Profil Social Capital Suatu Kajian Literatur. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi (JBE). Vol. 17 No. 2, Hal. 174-182.
halimsani.wordpress.com/2010/05/26/kapital-sosial-dalam-pembangunan-
masyarakat.
18