Anda di halaman 1dari 38

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN APEL (PYRUS MALUS L.)


TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTROL TOTAL DAN
TRYGLISERID DARAH MENCIT HIPERLIPIDEMIA

Oleh

NAMA
NPM 2011210XXX

Dibuat untuk memperoleh


gelar Sarjana Farmasi pada
Universitas Pancasila

JAKARTA
2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………... 1
B. Perumusan Masalah……………………………………………... 3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………... 3
D. Manfaat Penelitian……………………………………………..... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Umum Tanaman…………………………………………...................... 4
B. Lipid Darah...................................................................................... 7
1. Kolesterol................................................................................. 7
2. Trigliserida............................................................................... 8
C. Transpor Lipid................................................................................ 9
D. Lipoprotein..................................................................................... 10
1. Kilomikron............................................................................... 10
2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) ..................................... 10
3. IDL (Intermediate Density Lipoprotein) .................................. 10
4. LDL (Low Density Lipoprotein)................................................. 10
5. HDL (High Density Lipoprotein) .............................................. 11
E. Penatalaksanaan Hiperlipidemia................................................... 11
F. Metode Pengukuran Kolesterol Total dan Trigliserida.................. 14
G. Landasan Teori............................................................................... 16
H. Hipotesis......................................................................................... 16
BAB III RENCANA PENELITIAN
A. Prinsip Penelitian........................................................................... 17
B. Bahan Penelitian........................................................................... 17
C. Tempat Penelitian.......................................................................... 18
D. Tahapan Penelitian........................................................................ 18
E. Analisis Data................................................................................. 18
BAB IV BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN
A. Bahan Penelitian.......................................................................... 19
B. Alat Penelitian............................................................................. 20
C. Metode Penelitian....................................................................... 21
1. Persiapan bahan penelitian.................................................... 21
2. Penetapan dosis..................................................................... 21
3. Penyiapan bahan uji………………………………………... 21
4. Tahapan perlakuan................................................................. 22
5. Penetapan konsentrasi kolesterol total…………….............. 23
6. Penetapan konsentrasi trigliserida......................................... 24
D. Prosedur Kerja............................................................................. 25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi tanaman…………………………………………... 27
B. Analisis statistik hasil penelitian………………………………. 27
C. Pembahasan……………………………………………………. 38

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan……………………………………………………… 43
B. Saran …………………………………………………………....43
ABSTRAK

(A) NAMA (2011210XXX)


(B) PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN APEL (PYRUS MALUS L.)
TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DAN
TRIGLISERIDA DARAH MENCIT HIPERLIPIDEMIA

(C) xiii + 68 halaman; 11 tabel ; 1 gambar ; 19 lampiran


(D) Kata kunci : apel, air perasan, penurunan kadar
(E) Hiperlipidemia adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya
konsentrasi kolesterol dalam darah, trigliserida atau kombinasi antara
keduanya. Apel manalagi mempunyai efek antihiperlipidemia karena
mengandung pektin. Mencit diberi makanan tambahan dengan komposisi
kuning telur 80%, larutan sukrosa 65% sebanyak 15%, dan lemak hewan 5%
sebanyak 2 kali selama 14 hari. Sebanyak 30 ekor mencit dibagi 6 kelompok
yang terdiri dari kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif
(kolestiramin), dan kelompok uji air perasan apel manalagi dengan dosis 0,28
mL/hari, dosis 0,56 mL/hari dan dosis 1,12 mL/hari. Hasil pengukuran kadar
kolesterol total pada hari ke-21 didapat kelompok normal 96,80 ± 9,88
mg/dL; kelompok kontrol negatif sebesar 145,20 ± 7,43 mg/dL; kelompok
dosis positif kolestiramin sebesar 95,80 ± 8,41 mg/dL; kelompok dosis 0,28
mL/hari sebesar 114,20 ± 9,50 mg/dL; kelompok dosis 0,56 mL/hari sebesar
107,40 ± 11,41 mg/dL; kelompok dosis 1,12 mL/hari sebesar 96,40 ± 11,54
mg/dL. Hasil pengukuran kadar trigliserida darah pada hari ke-21 didapat
kelompok normal 62,60 ± 4,22 mg/dL; kelompok kontrol negatif sebesar
93,80 ± 9,65 mg/dL; kelompok dosis positif kolestiramin sebesar 65,40 ±
3,21 mg/dL; kelompok dosis 0,28 mL/hari sebesar 81,20 ± 4,09 mg/dL;
kelompok dosis 0,56 mL/hari sebesar 70,00 ± 3,81 mg/dL; kelompok dosis
1,12 mL/hari sebesar 69,00 ± 5,05 mg/dL.
(F) Daftar rujukan : 24 buah (1987-2014)
(G) Dra. Pembimbing, MS., Apt.
(H) 2015

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di negara
maju dan negara berkembang termasuk di Indonesia. PJK merupakan penyakit
multifaktor karena banyak faktor risiko yang menjadi predisposisi timbulnya PJK.
Salah satu resiko tersebut adalah hiperlipidemia dimana berbagai studi menunjukkan
hubungan erat antara hiperlipidemia dengan PJK (1).

Hiperlipidemia adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya


konsentrasi kolesterol dalam darah (hiperkolesterolemia), trigliserida
(hipertrigliseridemia) atau kombinasi antara keduanya (2). Hiperlipidemia dapat
memicu aterosklerosis (pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah
sehingga menghambat aliran darah) yang merupakan cikal bakal PJK. Kolesterol dan
trigliserida merupakan kelompok utama lipid yang terdapat pada lipoprotein.
Kolesterol merupakan unsur lipid yang dominan pada Low Density Lipoprotein
(LDL) dan trigliserida dominan pada kilomikron dan Very Low Density Lipoprotein
(VLDL) (10). Pengobatan hiperlipidemia dapat dilakukan dengan olah raga, diet
terprogram atau dengan mengonsumsi obat-obatan yang berkhasiat sebagai
antihiperlipidemia (1).

Mengonsumsi obat-obatan berbahan kimia terhitung efektif dalam pengobatan


hiperlipidemia dengan cepat tetapi seringkali dapat menimbulkan efek negatif seperti
ketergantungan obat dan juga menimbulkan keluhan penyakit lainnya. Alternatif lain
yang terbukti ampuh dalam pengobatan hiperlipidemia adalah dengan mengonsumsi
tanaman herbal yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar. Seperti diketahui
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tanaman herbal yang
berlimpah. Tanaman herbal yang digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan harus
sesuai dengan kaidah pelayanan kesehatan yaitu secara medis harus dapat
dipertanggungjawabkan. Guna mencapai hal itu perlu dilakukan pengujian ilmiah
tentang khasiat, keamanan dan standar kualitasnya.

Salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan hiperlipidemia
adalah apel. Terdapat 7,500 jenis apel yang tersebar di seluruh dunia, namun hanya
ada beberapa jenis apel yang sering dijumpai, salah satunya adalah apel manalagi
yang termasuk dalam kelompok apel hijau. Apel manalagi merupakan apel lokal
yang banyak terdapat di Indonesia dan mudah diperoleh dengan harga terjangkau.
Kandungan utama pada apel yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah adalah
pektin dimana pektin merupakan serat larut air dan banyak terdapat pada daging dan
kulit buah (4). Kandungan pektin yang lebih tinggi untuk apel lokal terdapat pada
apel manalagi dimana kadar pektinnya sebesar 2,64% dibandingkan dengan apel
lokal lainnya seperti apel rome beauty 2,37% dan apel impor seperti apel gala 0,53%,
apel red delicious 0,58% dan apel golden delicious 0,58% (8).

Pektin berkhasiat sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang
merupakan hasil akhir metabolisme kolesterol. Makin banyak asam empedu yang
berikatan dengan pektin dan terbuang ke luar tubuh maka semakin banyak kolesterol
yang dimetabolisme, sehingga pada akhirnya jumlah kolesterol menurun. Selain itu,
pektin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus, memperlunak feses, serta
mengikat dan menghilangkan racun dari usus (7). Adapun kandungan lain dari apel
hijau yaitu serat yang tidak larut air (selulosa dan hemiselulosa), vitamin C, vitamin
E, dan antioksidan (15).

Apel manalagi sebagai penurun kolesterol telah banyak digunakan secara empiris,
namun sampai saat ini belum dilakukan uji praklinis untuk memastikan khasiat apel
manalagi sebagai antihiperlipidemia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan
pengujian untuk mengetahui pengaruh air perasan apel manalagi terhadap penurunan
kansentrasi kolesterol total, trigliserida darah dan berat badan mencit.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah pemberian air perasan apel manalagi (Pyrus malus L. var manalagi)
dapat menurunkan konsentrasi kolesterol total pada mencit ?
2. Apakah pemberian air perasan apel manalagi (Pyrus malus L. var manalagi)
dapat menurunkan konsentrasi trigliserida darah pada mencit ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air perasan apel
manalagi (Pyrus malus L. var manalagi) terhadap penurunan konsentrasi
kolesterol total dan trigliserida darah mencit hiperlipidemia.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi mengenai pengaruh
pemberian air perasan apel manalagi (Pyrus malus L. var manalagi) terhadap
penurunan konsentrasi kolesterol total dan trigliserida sehingga dapat
dimanfaatkan masyarakat luas sebagai alternatif dalam pengobatan
hiperlipidemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gambar II.1. Buah Apel Manalagi (Pyrus malus L.)

A. Uraian Umum Tanaman


1. Klasifikasi Tanaman
Kindom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus : Pyrus
Spesies : Pyrus malus L.
2. Sinonim
Malus sylvestris (L) Mill ssp mitis (wallr) Mansf.
3. Nama Umum/Dagang
Apel (Indonesia, Malang)
4. Nama Daerah
Apel (Jawa)
5. Deskripsi Tanaman
Habitus : Perdu, tinggi 3-5 cm.
Batang : Berkayu, bulat, bercabang, putih kehijauan.
Daun : Tunggal, berkayu, bentuk bulat telur, ujung dan pangkal
runcing, tepi bergerigi, berbulu, tumbuh berseling pada
ujung cabang, pertulangan menyirip, pada permukaan bawah
menonjol, helaian panjang 3-15 cm, lebar 2-6 cm, tangkai
panjang 4-6 cm, berwarna hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk paying/malai, diujung, kelopak hijau
berbulu, ujung runcing, mahkota putih, bulat telur dengan
tepi merah, benang sari banyak, tangkai putih, kepala sari
kuning coklat, tangkai putik bercabang.
Buah : Buni, bulat, bentuk bola, ujung dan pangkal berlekuk, warna
hijau keunguan, berdaging.
Biji : Kecil, pipih, coklat kehitaman, agak keras.
Akar : Tunggang, putih kecoklatan
6. Jenis apel
a. Apel merah (red delicious)
Jenis apel ini berasal dari Amerika, warna kulit merah bergaris-garis,
daging buah lunak, berair, rasa manis dan sedikit asam.
b. Apel kuning (golden delicious)
Jenis apel yang berasal dari Amerika, warna kulit kuning, daging buah
sedikit keras, berair, rasa manis dan sedikit asam, dipanen pada bulan
September dan tersedia sepanjang tahun.
c. Apel fuggi (gala)
Jenis apel yang berasal dari Selandia Baru, memiliki warna kulit kuning
dengan garis-garis berwarna merah jambu, berair, daging buah keras,
manis, aroma tajam, dipanen pada pertengahan bulan Agustus sampai
awal September dan distok dari bulan September sampai Mei.
d. Granny smith
Jenis apel yang berasal dari Australia, warna kulit hijau, berair, rasa asam,
ukuran sedang.
7. Kandungan kimia
a. Serat
Terdapat 2 golongan serat yaitu serat yang larut air (pektin) dan serat
yang tidak larut dalam air (selulosa dan hemiselulosa). Serat yang larut
dalam air yaitu pektin berpengaruh dalam menurunkan kadar kolesterol
darah. Pektin sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu
yang merupakan hasil akhir metabolisme kolesterol. Makin banyak asam
empedu yang berikatan dengan pektin dan terbuang ke luar tubuh, makin
banyak kolesterol yang dimetabolisme, sehingga pada akhirnya kolesterol
menurun jumlahnya. Selain itu, pektin juga dapat menyerap kelebihan air
dalam usus, memperlunak feses, serta mengikat dan menghilangkan racun
dari usus.
8. Khasiat
a. Menurunkan kolesterol
b. Sebagai obat tekanan darah tinggi.
c. Mengobati penyakit jantung dan stroke
d. Mencegah kanker
e. Mengurangi gangguan pernapasan dan meningkatkan fungsi otak
f. Menjaga daya ingat
g. Menjaga berat badan

B. Lipid Plasma
Kandungan lipid plasma yang utama adalah kolesterol, trigliserida, fosfolipid
dan asam lemak bebas yang tidak larut dalam cairan plasma. Agar lipid plasma
dapat bersirkulasi, maka lipid harus terikat pada protein tertentu membentuk
lipoprotein yang bersifat larut dalam air.
1. Kolesterol
Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid di dalam tubuh,
seperti kortikosteroid, hormon seks, asam empedu dan vitamin D. Kolesterol
terdapat di dalam jaringan dan lipoprotein plasma, yang bisa dalam bentuk
kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang sebagai
kolesterol ester. Lipoprotein mengangkut kolesterol bebas di dalam sirkulasi
darah. Kolesterol ester merupakan bentuk penyimpanan koleserol yang
ditemukan pada sebagian besar jaringan tubuh. LDL merupakan perantara
ambilan kolesterol dan kolesterol ester ke berbagi jaringan. Kolesterol bebas
dikeluarkan dari jaringan oleh HDL dan kemudian diangkut ke hati untuk
dikonversi menjadi asam empedu.

2. Trigliserida
Trigliserida atau triasilgliserol merupakan ester dari 1 molekul gliserol dan 3
molekul asam lemak. Biosintesis trigliserida dapat dipandang dari 2 segi, baik
dari segi pembentukan gliserol maupun asam lemak. Kedua aspek ini
berhubungan erat dengan metabolisme glukosa terutama glikolisis dan HMP-
shunt. Umumnya jaringan-jaringan tubuh dapat mensintesis trigliserida
dengan mekanisme kerja yang serupa namun produksi terbesar di hati dan
jaringan adiposa. Dalam jaringan, disintesis dari asetil-KoA dan gliserol-3-
fosfat, kemudian triasilgliserol mengalami hidrolisis oleh lipase untuk
membentuk asam lemak bebas dan gliserol.

C. Transpor Lipid
Lipid darah diangkut dengan 2 cara yaitu jalur eksogen dan jalur endogen.
a. Jalur eksogen
Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus dikemas
sebagai kilomikron. Di dalam jaringan lemak, trigliserida dalam kilomikron
mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan
sel endotel membentuk asam lemak dan kilomikron remnan.
b. Jalur endogen
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen
dalam bentuk VLDL kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis dalam
sirkulasi oleh lipoprotein lipase menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil
yaitu IDL dan LDL. LDL merupakan lipoprotein yang mengandung
kolesterol paling banyak (60-70%).

D. Golongan Lipoprotein Pengangkut Lipid


Lipoprotein dapat dibedakan menjadi lima golongan besar yang mempunyai
peranan penting dalam transportasi dan metabolisme lemak. Golongan
lipoprotein itu adalah kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), IDL
(Intermediate Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL
(High Density Lipoprotein).
a. Kilomikron
Lipoprotein dengan berat molekul terbesar ini lebih dari 80% komponennya
terdiri dari trigliserida yang berasal dari makanan dan kurang dari 5%
kolesterol ester. Kilomikron membawa trigliserida dari makanan ke jaringan
lemak dan otot rangka, juga membawa kolesterol yang berasal dari makanan
ke hati.
b. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
Komposisi VLDL terdiri dari 60% trigliserida (endogen) dan 10-15%
kolesterol. Lipoprotein ini dibentuk dari asam lemak bebas di hati dan
karena asam lemak bebas dan gliserol dapat disintesis dari karbohidrat, maka
makanan kaya karbohidrat akan meningkatkan jumlah VLDL. Kadar
trigliserida juga mungkin dipengaruhi oleh berat badan, alkohol, stres dan
latihan fisik.
c. Intermediate Density Lipoprotein (IDL)
Intermediate Density Lipoprotein (IDL) mengandung trigliserida (30%),
kolesterol (20%) serta apoprotein B dan E. IDL adalah zat perantara yang
terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL.
d. Low Density Lipoprotein (LDL)
Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan lipoprotein pengangkut
kolesterol terbesar pada manusia (70%). Partikel LDL mengandung
trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%. LDL merupakan metabolit
VLDL, fungsinya membawa kolesterol ke jaringan perifer (untuk sintesis
membran plasma dan hormone steroid). Kadar LDL plasma tergantung dari
banyak faktor termasuk kolesterol dalam makanan, asupan lemak jenuh,
kecepatan produksi serta eliminasi LDL dan VLDL.

e. High Density Lipoprotein (HDL) (1)


Kompenen HDL adalah 13% kolesterol, kurang dari 5% trigliserida dan 50%
protein. Kadar HDL pada laki-laki dan perempuan diperkirakan sama
sampai pubertas, kemudian pada laki-laki menurun hingga 20% lebih rendah
dari konsentrasi pada perempuan. HDL penting untuk bersihan trigliserida
dan kolesterol dan untuk transpor serta metabolisme ester kolesterol dalam
plasma. HDL biasanya membawa 20-25% kolesterol darah. HDL berfungsi
mengangkut kolesterol dari jaringan perifer ke hati, sehingga penimbunan
sterol di perifer berkurang. Konsentrasi HDL menurun pada kegemukan,
perokok, penderita diabetes yang tidak terkontrol dan pada pengguna
kombinasi estrogen-progestin.

E. Penatalaksanaan Hiperlipidemia
Penatalaksanaan hiperkolesterolemia di Indonesia menurut Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (PERKENI) mencakup terapi nonfarmakologi dan
terapi farmakologi.
1) Penatalaksanaan non farmakologi (13)
Penatalaksanaan ini dikenal dengan nama perubahan pola hidup atau
Therapeutic Lifestyle Changes (TLC) yang meliputi beberapa hal
diantaranya:
a. Penurunan asupan lemak jenuh dan kolesterol
b. Pengaturan diet
Pengaturan diet dapat dilakukan untuk mempertahankan berat badan
normal dan mengurangi kadar lipid plasma.
(1).
Profil Lemak Diinginkan Diwaspadai Berbahaya
(mg/dL) (mg/dL) (mg/dL)
Kolesterol total < 200 200-239 > 240
Kolesterol LDL
- tanpa PKV < 130 130-159 ≥160
- dengan PKV < 100 -
Kolesterol HDL ≥ 45 36-44 <35
Trigliserida
- tanpa PKV < 200 200-399 >400
- dengan PKV < 150 - -
Tabel II.1. Pedoman Terapi (National Cholesterol Education Program
2001), untuk dewasa

2) Penatalaksanaan Farmakologi (1)


Pengobatan hiperkolesterolmia terutama ditujukan bagi pasien dengan
riwayat aterosklerosis prematur dalam keluarga dan dengan adanya faktor
risiko lain seperti diabetes melitus, hipertensi dan merokok. Berikut
beberapa obat hipolipidemik dengan kegunaannya dalam klinik.
a. Asam Fibrat (1)
Salah satu contoh obat dari asam fibrat adalah klofibrat yang merupakan
ester etil dari asam p-klorofenoksi-isobutirat. Secara farmakodinamik
klofibrat memberikan efek terhadap lipid plasma dimana terjadi
penurunan kadar VLDL terjadi dalam 2 sampai 5 hari setelah
pengobatan. Umumnya kadar kolesterol dan LDL juga turun. Kadar
kolesterol HDL meningkat secara tidak langsung. Efek samping dari
penggunanan asam fibrat (klofibrat) yang sering ditemukan adalah
gangguan saluran cerna (mual, mencret, perut kembung). Contoh lain
dari asam fibrat yaitu gemfibrosil. Gemfibrosil secara struktural berbeda
denga klofibrat. Gemfibrosil sangat efektif dalam menurunkan
trigliserida plasma, sehingga produksi VLDL dan apoprotein B dalam
hati menurun.
b. Resin (1)
Contoh obat golongan resin yaitu kolestiramin dan kolestipol.
Kolestiramin menurunkan kadar kolesterol plasma dengan cara
menurunkan LDL. Efek obat tergantung besar dosis, tetapi banyak
pasien tidak tahan menerima obat ini dalam dosis tinggi karena efek
samping pada saluran cerna. Resin menurunkan kadar kolesterol dengan
cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi
entero-hepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja
meningkat. Penurunan kadar asam empedu ini oleh pemberian resin akan
menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari
kolesterol.

F. Metode Pengukuran Kolesterol Total dan Trigliserida


1. Kolorimetri enzimatik
a. Kolesterol total
Metode: CHOD-PAP
Prinsip: ester kolesterol dengan adanya enzim kolesterol esterase diubah
menjadi kolesterol dan asam lemak bebas. Kolesterol yang terbentuk
dioksidasi dengan bantuan enzim kolesterol oksidase membentuk
kolestenon dan H2O2.

b. Trigliserida
Metode: GPO-PAP
Prinsip: trigliserida dengan adanya enzim lipoprotein lipase diubah
menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Gliserol yang terbentuk
direaksikan dengan ATP, adanya bantuan enzim gliserol kinase
membentuk gliserol-3-phospat dan ADP. Gliserol-3-phospat dioksidasi
menjadi dihidroksi aseton phosphat dan H2O2.
G. Hipotesis
Air perasan apel manalagi (Pyrus malus L. var manalagi) dapat menurunkan
kadar kolesterol total dan trigliserida darah mencit hiperlipidemia.
BAB III
RENCANA PENELITIAN

A. Prinsip Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji penurunan kadar kolesterol total dan
trigliserida darah pada mencit jantan galur DDY dengan menggunakan air
perasan apel manalagi. Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah
mencit distimulasi dengan memberikan makanan tambahan berupa kuning telur
sebanyak 80%, sukrosa 65% sebanyak 15% dan lemak hewan sebanyak 5%
selama 14 hari (10). Hal ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan mencit yang
hiperlipidemik, kemudian mencit yang hiperlipidemik tersebut diberikan air
perasan apel manalagi dengan dosis rendah (0,28 mL/hari), dosis sedang (0,56
mL/hari), dan dosis tinggi (1,12 mL/hari) (13), serta pemberian kolestiramin
sebagai kontrol positif selama 7 hari. Pemeriksaan kadar kolesterol total dan
trigliserida darah mencit dilakukan pada hari ke-0, 14 dan 21 dengan
menggunakan fotometer.

B. Bahan Penelitian
1. Bahan Uji
Buah apel hijau (Pyrus malus L.) yang diperoleh dari supermarket A di
daerah Depok dan dideterminasi di UPT MATERIA MEDICA Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, serbuk kolestiramin 4 gram/sachet, makanan
tambahan dengan komposisi kuning telur sebanyak 80%, larutan sukrosa 65%
sebanyak 15% dan lemak hewan sebanyak 5%.
2. Hewan Coba
Mencit jantan galur DDY berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-35 gram
yang diperoleh dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
3. Pereaksi
Reagen kit kolesterol (Biolabo) dan reagen kit trigliserida (Biolabo).

C. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas
Farmasi Universitas Pancasila, Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan dan
Laboratorium Klinik LIA Rawamangun.

D. Tahap Penelitian
1. Persiapan bahan penelitian
2. Persiapan hewan coba
3. Induksi mencit hiperlipidemik
4. Pelaksanaan uji efek hipolipidemik
5. Pengukuran konsentrasi kolesterol total, trigliserida dan berat badan darah
mencit.

E. Analisis Data
Data konsentrasi kolesterol total, trigliserida dan berat badan mencit yang
diperoleh dari masing-masing kelompok perlakuan diolah dengan analisis
statistik menggunakan SSPS versi 22,0. Data yang diperoleh diuji kenormalan
(uji Kolmogorov-smirnov) dan homogenitasnya (uji Levene). Data yang
terdistribusi normal dan bervariasi homogen dilakukan uji statistik parametrik
menggunakan metode analisis varian (ANOVA). Apabila hasil menunjukan
perbedaan bermakna, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
untuk melihat adanya perbedaan pada tiap kelompok (12).
BAB IV
BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN

A. Bahan Penelitian
1. Sediaan uji
a. Apel manalagi yang diperoleh dari supermarket A di daerah Depok
b. Tablet kolestiramin 4 gram/sachet.
2. Hewan coba
Dalam penelitian ini digunakan mencit jantan galur DDY sebanyak 30 ekor
yang diperoleh dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB).
3. Pakan standar mencit
Pakan standar mencit adalah pellet yang diperoleh dari Insitut Pertanian
Bogor (IPB).
4. Makanan tambahan
Untuk meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah mencit
diberikan makanan tamabahan dengan komposisi debagai berikut:
Kuning telur 80%
Sukrosa 65% 15%
Lemak hewan 5%
5. Air minum
Aqua destilata
6. Pereaksi
a. Reagen kit kolesterol
1) Buffer
a) Phospathe buffer 100 mmol/L
b) Chloro-4-phenol 5 mmol/L
c) Sodium cholate 2,3 mmol/L
d) Triton x 100 1,5 mmol/L

19
20

2) Enzyme
a) Cholesterol oxidase (CO) ≥100 IU/L
b) Cholesterol esterase (CE) ≥ 170 IU/L
c) Peroxidase (POD) ≥1200 IU/L
d) 4-amino-antypirine (PAP) 0,25 mmol/L
e) PEG 6000 167 µmol/L
3) Standard cholesterol 200 mg/dL 5,17 mmol/L)
b. Reagen kit trigliserida
1) Buffer
a) Pipes 100 mmol/L
b) Magnesium chloride 9,8 mmol/L
c) Choloro-4-phenol 3,5 mmol/L
2) Enzym
a) Lipase ≥1000 IU/L
b) Peroxydase (POD) ≥1700 IU/L
c) Glycerol 3 phospate oxydase (GPO) ≥3000 IU/L
d) Glycerol kinase (GK) ≥660 IU/L
e) 4-amino-antipyrine (PAP) 0,5 mmol/L
f) Adenosin triphospate Na (ATP) 1,3 mmol/L

3) Standard trigliceryde 200 mg/dL (2,28 mmol/L)

B. Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kandang beserta tempat
makan dan minum mencit, timbangan analitik, timbangan hewan, gunting
bedah, alat-alat gelas, sonde lambung, spuit, kapas, fotometer, tabung
effendorf, juicer, sentrifugasi, tabung reaksi, mikropipet dan pipet kapiler.
21

C. Metode Penelitian
1. Persiapan bahan penelitian
Determinasi tanaman dilakukan unutk memastikan kebenaran tanaman
yang akan digunakan dalam penelitian. Determinasi dilakukan di UPT
MATERIA MEDICA Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
2. Penetapan dosis
a. Makanan tambahan
Dosis makanan tambahan yang diberikan pada tikus sebesar
2,5 g/200 g BB. Dosis ini kemudian dikonversi menjadi dosis untuk
mencit dengan faktor konversi 0,14 untuk berat badan mencit normal
20 g sehingga diperoleh dosis untuk mencit sebesar 0,35 g/20 g BB
(lampiran 5).
b. Kolestiramin
Digunakan serbuk kolestiramin 4 gram/sachet. Dosis kemudian
dikonversi menjadi dosis untuk mencit dengan faktor konversi 0,0026
untuk berat badan mencit normal 20 g sehingga diperoleh dosis untuk
mencit sebesar 10,4 mg/20 g BB/ hari (lampiran 4).
c. Air perasan apel manalagi
Dosis air perasan apel manalagi yang digunakan diperoleh dari
penelitian mengenai pengaruh pemberian apel pada tikus galur wistar
yaitu 2 ml/hari untuk dosis rendah, 4 ml/hari untuk dosis sedang dan 8
ml/hari untuk dosis tinggi. Selanjutnya, dosis ini dikonversi untuk
mencit dengan faktor konversi 0,14 sehingga diperoleh dosis untuk
mencit sebesar 0,28 mL/ 20 g BB/hari (dosis rendah); 0,56 mL/ 20 g
BB/ hari (dosis sedang); dan 1,12 mL/ 20 g BB/ hari (dosis tinggi)
(lampiran 4).
3. Pernyiapan bahan uji
a. Makanan tambahan
Komposisi makanan tambahan sebagai berikut :
Kuning telur 80%
22

Larutan sukrosa 65% 15%


Lemak hewan 5%
Makanan tambahan dibuat dalam bentuk emulsi. Lemak hewan yang
digunakan adalah kulit ayam dan larutan sukrosa 65% yang digunakan
berupa gula pasir. Kuning telur berguna sebagai emulgator. Semua
bahan dicampur kemudian dikocok dengan kecepatan tinggi hingga
homogen. Makanan dibuat baru setiap harinya dan diberi secara
peroral ke mencit sebanyak 0,35g/ 20 g BB.
b. Suspensi kolestiramin
Timbang 2,5 gram sachet kolestiramin. Selanjutnya, kolestiramin
disuspensikan dengan Na CMC 0,5 %. Suspensi kolestiramin yang
telah siap diberikan ke mencit secara peroral dengan volume
pemberian sesuai berat badan.
c. Air perasan apel manalagi
Ditimbang 500 g apel manalagi kemudian dipotong-potong menjadi
ukuran yang lebih kecil. Potongan apel manalagi dimasukkan kedalam
juicer tanpa penambahan air kemudian ditampung sari dari apel
manalagi.
4. Tahap perlakuan
a. Persiapan hewan uji
Sebelum penelitian dilaksanakan, 30 ekor mencit diaklimatisasi selama
satu minggu unutk penyesuaian lingkungan, mengontrol kesehatan dan
berat badan, serta menyeragamkan makanan.
b. Pengelompokkan hewan uji dan perlakuan
Hewan uji dibagi ke dalam 6 kelompok, dimana pengelompokkan
hewan uji dilakukan secara acak. Masing-masing kelompok terdiri dari
5 ekor mencit.
23

Tabel IV.1. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji


Kelompok Perlakuan
I (kontrol normal) Diberikan makanan standar dan aquadest
II (kontrol negatif) Diberikan makanan tambahan 0,35 g/ 20 g BB
III (kontrol positif) Diberikan makanan tambahan 0,35 g/ 20 g BB dilanjutkan dengan
pemberian kolestiramin 10,4 mg/20 g BB/ hari
IV (dosis rendah) Diberikan makanan tambahan 0,35 g/ 20 g BB dilanjutkan dengan
pemberian air perasan apel manalagi (0,28 ml/ 20 g BB/ hari)
V (dosis sedang) Diberikan makanan tambahan 0,35 g/ 20 g BB dilanjutkan dengan
pemberian air perasan apel manalagi (0,56 mL/ 20 g BB/ hari)
VI (dosis tinggi) Diberikan makanan tambahan0,35 g/ 20 g BB dilanjutkan dengan
pemberian air perasan apel manalagi (1,12 mL/ 20 g BB/ hari)

Makanan tambahan diberikan selama 14 hari untuk semua


kelompok kecuali kelompok normal kemudian dilanjutkan dengan
pemberian bahan uji sesuai dengan perlakuan pada setiap kelompok
selama 7 hari. Pada tahap ini dilakukan penghentian pemberian
makana tambahan.
c. Pengambilan darah
Pengambilan darah hewan coba pada setiap kelompok dilakukan pada
hari ke-0, 14 dan 21. Darah diambil melalui vena ekor mencit
sebanyak 0,1 ml dengan cara memotong ekor mencit. Darah ditampung
dalam tabung eppendorf yang berisi EDTA sebagai antikoagulan, lalu
darah disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Diambil plasma darah mencit sebanyak 10 µL dan segera dilakukan
penetapan kadar kolesterol dan trigliserida dengan menggunakan
fotometer.
5. Penetapan kadar kolesterol total
a. Prinsip
Kolesterol dioksidasi oleh kolesterol oksidase. Hidrogen peroksida
(H2O2) yang terbentuk direaksikan dengan 4-aminoantipirin dan fenol
menghasilkan kuinonimin yang berwarna merah muda. Perubahan
warna diukur pada fotometer dengan panjang gelombang 546 nm
24

Cara kerja
Sebanyak 10 µL plasma darah mencit dimasukkan dalam tabung
sampel, 10 µL standar kolesterol dimasukkan ke dalam tabung standar
dan 10 µL aqua destilasi dimasukkan kedalam tabung blangko
kemudian ke dalam masing-masing tabung tersebut ditambahkan
reagen kolesterol sebanyak 1000 µL campur homogen dan diinkubasi
selama 10 menit pada suhu ruang. Serapan dibaca dalam waktu tidak
lebih dari 60 menit pada panjang gelombang 546 nm.

Penetapan kadar trigliserida


a. Prinsip
Trigliserida akan bereaksi setelah dihidrolisis secara enzimatik oleh
lipase. Indikator warnanaya adalah kuinonimin yang berwarna merah
muda, terbentuk dari hidrogen peroksida yang direaksikan dengan 4-
aminofenazon dan 4-klorofenol yang dikatalisis oleh peroksidase.
Perubahan warna yang terbentuk diukur dengan fotometer pada
panjang gelombang 546 nm.

b. Cara kerja
Sebanyak 10 µL plasma darah mencit dimasukkan ke dalam tabung
sampel, 10 µL standar kolesterol dimasukkan ke dalam tabung standar
dan 10 µL aqua destilasi dimasukkan ke dalam tabung blangko
kemudian ke dalam masing-masing tabung tersebut ditambahkan
reagen trigliserida sebanyak 1000 µL campur homogen dan diinkubasi
selama 10 menit pada suhu ruang. Serapan dibaca dalam waktu tidak
lebih dari 60 menit pada panjang gelombang 546 nm.

D. Prosedur kerja
1. 30 ekor mencit diaklimatisasi selama 1 minggu
25

2. Mencit dipuasakan kurang lebih 12 jam kemudian diambil darah mencit


sebanyak 0,1 ml dengan cara memotong ekor mencit. Plasma darah mencit
segera dipisahkan dan diukur kadar kolesterol total dan trigliserida darah
mencit pada kondisi awal (hari ke-0).
3. Selanjutnya mencit dibagi secara acak menjadi 6 kelompok yaitu kontrol
normal, kontrol negatif, kontrol positif, dosis rendah (0,28 mL/ hari), dosis
sedang (0,56 mL/ hari), dan dosis tinggi (1,12mL/ hari), dimana masing-
masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit.
4. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan SPSS versi
22,0.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui kebenaran jenis dari tanaman yang digunakan
dalam penelitian. Determinasi dilakukan di UPT MATERIA MEDICA Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur. Dari hasil determinasi menunjukan bahwa tanaman yang digunakan dalam
penelitian ini adalah apel manalagi (Pyrus malus L. var manalagi.) (lampiran 1).

B. Analisis Statistik Hasil penelitian


1. Kondisi awal (hari ke-0)
Pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida darah dan berat badan mencit pada hari ke-0
dilakukan untuk mengetahui kadar sebelum diberikan perlakuan.
a. Kolesterol total

No. Kadar Kolesterol Total Darah Mencit (mg/dL)


mencit I II III IV V VI
1 86 83 100 75 95 105
2 71 102 95 93 83 97
3 101 87 93 95 101 93
4 104 89 112 110 98 105
5 95 110 88 98 105 92
X 91,40 94,20 97,60 94,20 96,40 98,40
SD 13,32 11,34 9,13 12,60 8,35 6,31
Tabel V.1. Data kadar koletsterol darah mencit pada kondisi awal (hari ke-0)

Keterangan :
I : Kontrol normal IV : Dosis I (0,28 mL/hari)
II : Kontrol negatif V : Dosis II (0,56 mL/hari)
III : Kontrol positif VI : Dosis III (1,12 mL/hari)

27
b. Trigliserida
Tabel V.2. Data kadar trigliserida darah mencit pada kondisi awal (hari ke-0)
No. Kadar Trigliserida Darah Mencit (mg/dL)
mencit I II III IV V VI
1 56 51 61 61 60 59
2 62 65 58 65 60 60
3 58 64 59 59 63 58
4 60 67 62 60 59 64
5 65 69 60 62 66 62
X 60,20 63,20 60,00 61,40 61,60 60,60
SD 3,49 7,09 1,58 2,30 2,88 2,41
Keterangan :
I : Kontrol normal IV : Dosis I (0,28 mL/hari)
II : Kontrol negatif V : Dosis II (0,56 mL/hari)
III : Kontrol positif VI : Dosis III (1,12 mL/hari)

c. Berat Badan
Tabel V.3. Data berat badan mencit pada kondisi awal (hari ke-0)
No. Berat Badan Mencit (mg)
mencit I II III IV V VI
1 29,00 26,60 31,25 30,00 30,55 29,50
2 32,00 27,00 28,90 28,30 30,80 30,20
3 30,00 29,00 27,50 29,00 29,10 28,90
4 29,80 33,80 30,30 30,15 28,80 30,00
5 31,20 31,00 29,20 32,10 26,90 32,00
X 30,40 29,48 29,43 29,91 29,23 30,12
SD 1,19 2,99 1,42 1,44 1,56 1,16
Keterangan :
I : Kontrol normal IV : Dosis I (0,28 mL/hari)
II : Kontrol negatif V : Dosis II (0,56 mL/hari)
III : Kontrol positif VI : Dosis III (1,12 mL/hari)
Tabel V.1 menunjukan bahwa rata-rata kadar kolesterol total darah mencit pada hari
ke-0 berkisar antara 91,40 ± 13,32 mg/dL – 98,40 ± 6,31 mg/dL. Berdasarkan literatur, data
tersebut memenuhi persyaratan kadar kolesterol total darah mencit normal yaitu sebesar 55 – 128
mg/dL. Pada tabel V.2 menunjukan bahwa rata-rata kadar trigliserida darah mencit pada hari ke-
0 berkisar antara 60,00 ± 1,58 mg/dL – 63,20 ± 7,09 mg/dL. Data tersebut memenuhi persyaratan
kadar trigliserida darah mencit normal yaitu sebesar 13-67 mg/dL. Pada tabel V.3 menunjukan
rata-rata berat badan mencit pada hari ke-0 berkisar antara 29,23 ± 1,56 g – 30,40 ± 1,19 g.
2. Kondisi Hiperlipidemia (hari ke-14)
Pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida darah dan berat badan mencit pada hari ke-14
dilakukan untuk mengetahui apakah mencit pada kelompok II, III, IV, V, dan VI mengalami
hiperlipidemia setelah diberikan makanan tambahan.
a. Kolesterol total
Tabel V.4. Data kadar kolesterol total darah mencit pada hari ke-14
No. Kadar Kolesterol Total Darah Mencit (mg/dL)
mencit I II III IV V VI
1 92 142 160 155 155 160
2 75 160 165 160 158 155
3 75 151 156 150 163 148
4 98 147 155 158 170 165
5 110 169 149 156 149 159
X 90,00 153,80 157,00 155,80 159,00 157,40
SD 15,15 10,76 5,96 3,77 7,97 6,35
Keterangan :
I : Kontrol normal IV : Dosis I (0,28 mL/hari)
II : Kontrol negatif V : Dosis II (0,56 mL/hari)
III : Kontrol positif VI : Dosis III (1,12 mL/hari)

3. Uji Efek Antihiperlipidemia (hari ke-21)


Pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida darah dan berat badan mencit pada hari ke-21
dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat penurunan kadar kolesterol total, trigliserida darah
dan berat badan mencit setelah diberikan perlakuan.
a. Kolesterol total
Tabel V.7. Data kadar kolesterol total darah mencit pada hari ke-21
No. Kadar Kolesterol Total Darah Mencit (mg/dL)
mencit I II III IV V VI
1 108 136 105 100 116 98
2 99 148 90 118 103 93
3 93 144 89 126 121 95
4 82 142 110 115 92 114
5 102 156 90 112 105 82
X 96,80 145,20 95,80 114,20 107,40 96,40
SD 9,88 7,43 8,41 9,50 11,41 11,54
Keterangan :
I : Kontrol normal IV : Dosis I (0,28 mL/hari)
II : Kontrol negatif V : Dosis II (0,56 mL/hari)
III : Kontrol positif VI : Dosis III (1,12 mL/hari)

b. Trigliserida
Tabel V.8. Data kadar trigliserida darah mencit pada hari ke-21
No. Kadar Trigliserida Darah Mencit (mg/dL)
mencit I II III IV V VI
1 62 86 67 80 65 64
2 69 104 63 86 72 69
3 58 82 62 82 70 64
4 64 95 70 75 68 73
5 60 102 65 83 75 75
X 62,60 93,80 65,40 81,20 70,00 69,00
SD 4,22 9,65 3,21 4,09 3,81 5,05
Keterangan :
I : Kontrol normal IV : Dosis I (0,28 mL/hari)
II : Kontrol negatif V : Dosis II (0,56 mL/hari)
III : Kontrol positif VI : Dosis III (1,12 mL/hari)

c. Berat Badan
Tabel V.9. Data berat badan mencit pada hari ke-21
No. Berat Badan Mencit (mg)
mencit I II III IV V VI
1 31,80 32,00 31,50 31,30 31,10 29,20
2 38,70 33,40 30,00 31,50 30,00 29,00
3 30,00 33,70 32,20 29,10 28,50 29,35
4 35,50 34,00 28,90 31,90 35,15 32,00
5 33,60 35,50 29,65 32,10 30,00 30,30
X 33,92 33,72 30,45 31,18 30,95 29,97
SD 3,37 1,26 1,36 1,20 2,52 1,24
Keterangan :
I : Kontrol normal IV : Dosis I (0,28 mL/hari)
II : Kontrol negatif V : Dosis II (0,56 mL/hari)
III : Kontrol positif VI : Dosis III (1,12 mL/hari)
Tabel V.7 dan V.8 menunjukan bahwa kadar kolesterol total darah mencit
kelompok III, IV, V, dan VI pada hari ke-14 mengalami penurunan yang signifikan dengan rata-
rata kadar kolesterol total berkisar antara 97,20± 8,93 mg/dL – 115,40 ± 9,55 mg/dL, rata-rata
kadar trigliserida berkisar antara 65,40± 3,21 mg/dL – 81,20 ± 4,09 mg/dL sedangkan rata-rata
berat badan mencit antara 29,97 ± 1,24 g – 31,18 ± 1,20 g bila dibandingkan dengan kelompok II
(kontrol negatif).
Dari hasil analisis uji normalitas (uji Kolmogorov-smirnov) pada kelompok I, II, III,
IV, V, dan VI diperoleh nilai kadar kolesterol total, trigliserida darah dan berat badan mencit
yang tidak berbeda bermakna (lampiran 7, 11, 15). Pada uji homogenitas (uji Levene) diperoleh
nilai kadar kolesterol total, trigliserida darah dan berat badan mencit yang tidak berbeda
bermakna (lampiran 8, 12, 16). Hal ini menunjukan kadar kolesterol total dan trigliserida darah
mencit pada semua kelompok terdistribusi normal dan bervariasi homogen, yang selanjutnya
dilakukan uji ANOVA satu arah dan diperoleh nilai berat badan sebesar 0,015 (p<0,05)
(lampiran 17) dan untuk kadar kolesterol total dan trigliserida diperoleh nilai yang signifikan
sebesar 0,00 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan bermakna dari kadar kolesterol total dan
trigliserida darah mencit pada semua kelompok (lampiran 9, 13). Oleh karena itu, analisis
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk melihat adanya perbedaan rata-rata
kadar kolesterol total, trigliserida darah dan berat badan mencit pada masing-masing kelompok.
Ringkasan hasil analisis uji BNT kadar kolesterol total, trigliserida darah dan berat
badan mencit dapat dilihat pada tabel V.10, V.11 dan V.12. Data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 10, 14 dan 18.
a. Kolesterol total
Tabel V.10. ringkasan hasil analisis uji BNT kadar kolesterol total darah mencit
Kelompok Rata-rata I II III IV V VI
I 96,80 -
II 145,20 48,40* -
III 97,20 48,40* -
IV 115,40 17,40* 31,00* 17,40* -
V 110,40 37,80* -
VI 97,80 48,80* 17,80* -
*Terdapat perbedaan bermakna
Keterangan :
I : Kontrol normal IV : Dosis I (0,28 mL/hari)
II : Kontrol negatif V : Dosis II (0,56 mL/hari)
III : Kontrol positif VI : Dosis III (1,12 mL/hari)
b. Trigliserida
Tabel V.11. ringkasan hasil analisis uji BNT kadar trigliserida darah mencit
Kelompok Rata-rata I II III IV V VI
I 62,60 -
II 93,80 31,20* -
III 65,40 28,40* -
IV 81,20 18,60* 12,60* 15,80* -
V 70,00 7,20* 24,00* 11,40* -
VI 69,00 24,80* 12,20* -
*Terdapat perbedaan bermakna
Keterangan :
I : Kontrol normal IV : Dosis I (0,28 mL/hari)
II : Kontrol negatif V : Dosis II (0,56 mL/hari)
III : Kontrol positif VI : Dosis III (1,12 mL/hari)

c. Berat badan
Tabel V.12. ringkasan hasil analisis uji BNT berat badan mencit
Kelompok Rata-rata I II III IV V VI
I 33,92 -
II 33,72 -
III 30,45 3,47* 3,27* -
IV 31,18 2,74* -
V 30,95 2,97* 2,77* -
VI 29,97 3,95* 3,75* -
*Terdapat perbedaan bermakna
Keterangan :
I : Kontrol normal IV : Dosis I (0,28 mL/hari)
II : Kontrol negatif V : Dosis II (0,56 mL/hari)
III : Kontrol positif VI : Dosis III (1,12 mL/hari)
Dari tabel V.10 dapat disimpulkan bahwa kelompok dosis II (dosis sedang) dan dosis III
(dosis tinggi) mampu menurunkan kadar kolesterol total darah mencit secara berbeda bermakna
jika dibandingkan dengan kontrol negatif dan mampu menurunkan kadar kolesterol total secara
tidak berbeda bermakna jika dosis II dan III dibandingkan dengan kontrol positif (kolestiramin)
dan kontrol normal. Hasil ini menunjukkan bahwa air perasan apel manalagi dosis II (0,56
mL/hari) dan dosis III (1,12 mL/hari) memiliki kemampuan yang sama dengan kolestiramin
dalam menurunkan kadar kolesterol total darah mencit hingga mendekati normal.

4. Grafik kadar kolesterol total, trigliserida dan berat badan darah mencit selama
penelitian
Hasil pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida dan berat badan mencit pada hari ke 0, 14
dan 21 setelah perlakuan adalah sebagai berikut :
a. Kolesterol total
Grafik V.1. grafik rata-rata kadar kolesterol total darah mencit (mg/dL)

Grafik rata-rata kadar kolesterol darah mencit (mg/dL)


180
kadar kolesterol darah (mg/dL)

160
140
120 kontrol normal
kontrol negatif
100 kontrol positif
80 dosis I
60 dosis II
40 dosis III

20
0
0 14 21
waktu pengamatan (hari)

b. Trigliserida
Grafik V.2. grafik rata-rata kadar trigliserida mencit (mg/dL)
c.

Grafik rata-rata kadar trigliserida darah mencit (mg/dL)


kadar trigliserida darah (mg/dL) 120

100
kontrol normal
80
kontrol negatif
60 kontrol positif
dosis I
40 dosis II
dosis III
20

0
0 14 21
waktu pengamatan (hari)

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa kelompok kontrol negatif, kontrol
positif, dosis I (0,28 mL/hari), dosis II (0,56 mL/hari) dan dosis III (1,12 mL/hari) mengalami
hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia pada hari ke-14. Hal ini dikarenakan mencit telah
mendapatkan makanan tambahan dengan komposisi yang terdiri dari kuning telur 80%, larutan
sukrosa 65% sebanyak 15% dan lemak hewan 5 %. Kemudian mencit diberikan air perasan apel
manalagi dengan 3 tingkatan dosis uji yaitu dosis 0,28 mL/hari, dosis 0,56 mL/hari, dosis 1,12
mL/hari, serta suspensi kolestiramin (10,4 mg/20 g BB) sebagai kontrol positif selama 7 hari.

C. Pembahasan
Menghindari adanya variasi biologi yang dapat mempengaruhi hasil, maka pada penelitian ini
digunakan hewan uji dengan galur, jenis kelamin, umur, lingkungan hidup, makanan dan
minuman yang sama untuk setiap kelompok. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mencit (Mus musculus) dengan galur DDY berusia 2-3 bulan dengan berat badan 25-30
gram sebanyak 30 ekor untuk 6 kelompok dimana 1 kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Mencit
yang digunakan adalah mencit jantan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang bervariasi
homogen karena pada mencit betina terdapat hormon estrogen yang dapat menunurunkan kadar
kolesterol sehingga dikhawatirkan ketika penelitian berlangsung kadar kolesterol menurun bukan
karena pengaruh dari sediaan uji melainkan dari hormon esterogen pada mencit betina.
Sebelum perlakuan, mencit terlebih dahulu diaklimatisasi selama 1 minggu yang
bertujuan untuk membuat mencit terbiasa dengan suhu dan lingkungan ditempat barunya. Selama
masa tersebut, mencit juga mendapatkan makanan standar dan minuman yang sama. Mencit
tersebut selanjutnya dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol normal, kelompok
kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok dosis rendah, kelompok dosis sedang, dan
kelompok dosis tinggi. Kelompok normal hanya diberikan makanan standar, sedangkan kelima
kelompok lainnya diberikan makanan standar dan makanan tambahan atau penginduksi, hal ini
bertujuan untuk mendapatkan mencit yang hiperlipidemia. Penginduksi dapat dilakukan secara
eksogen dan endogen. Induksi endogen dapat diberikan propiltiourasil (obat antitiroid) dan
induksi eksogen berupa makanan tinggi kolesterol dan lemak (23). Makanan penginduksi yang
diberikan dengan komposisi kuning telur 80%, larutan sukrosa 65% sebanyak 15%, dan lemak
hewan 5%. Pada penelitian terdahulu, pemberian makanan tambahan dengan komposisi tersebut
dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trgiliserida secara bermakna (10, 14).
Rata-rata kadar kolesterol total darah mencit pada hari ke-0 berkisar antara 91,40 ± 13,32
mg/dL – 98,40 ± 6,31 mg/dL. Berdasarkan literatur, data tersebut memenuhi persyaratan kadar
kolesterol total darah mencit normal yaitu sebesar 55 – 128 mg/dL. Pada pengukuran kadar
trigliserida darah mencit pada hari ke-0 berkisar antara 60,00 ± 1,58 – 63,20 ± 7,09. Data
tersebut memenuhi persyaratan kadar trigliserida darah mencit normal yaitu sebesar 13-67
mg/dL (9). Pada hari ke-0 diberikan makanan tambahan 0,35 g/20 g BB/hari secara oral pada
semua kelompok mencit kecuali kelompok kontrol normal. Pemberian makanan tambahan ini
dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan siang, hal ini dikarenakan pada masa orientasi
pemberian makanan tambahan hanya dilakukan satu kali yaitu pada pagi hari, namun hasil
pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida tidak meningkat sesuai yang diharapkan karena
hanya berkisar antara 120 mg/dL – 135 mg/dL.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil uji pengaruh pemberian air perasan apel manalagi terhadap
kolesterol total dan trigliserida darah mencit hiperlipidemia dapat disimpulkan
bahwa Air perasan apel manalagi dengan dosis 0,28 mL/hari, dosis 0,56 mL/hari dan
dosis 1,12 mL/hari dapat menurunkan kadar kolesterol total. Air perasan apel
manalagi dengan dosis 0,56 mL/hari dan dosis 1,12 mL/hari memiliki efek
penurunan yang tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif dan kontrol normal.

B. Saran
1. Digunakan makanan penginduksi yang lain untuk meningkatkan kadar kolesterol
total dan trigliserida darah mencit.
2. Dilakukan pengujian terhadap parameter yang lainnya seperti pengukuran kadar
HDL dan LDL agar lebih mendukung efek hipolipidemik dari apel manalagi.

43
DAFTAR RUJUKAN

1. FD Suyatna,. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: Depertemen


Framakologik dan Terapeutik Fakultas Farmasi Kedokteran Universitas
Indonesia; 2007.

2. Kelompok kerja ilmiah. Penapisan farmakologi, pengujian fitokimia dan


pengujian klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto
Medica; 1993. h.191.

3. K.R Murray., Granner K.D, Mayers P.A., Rowdell V.W. Biokimia harper.
Edisi 25. Diterjemahkan oleh Hartono A. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG; 2003. h. 281-254.

4. Triani SDN. Perbandingan kadar pektin dalam kulit dan daging buah
beberapa kultivar apel hijau (Pyrus malus L.) (skripsi). Yogyakarta: Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma; 2002

5. Chair, Wilma F.B, Donald V, Belsito, Daniel C.L, Curtis D.K, et al. SAFETY
ASSESSMENT OF PYRUS MALUS (APPLE)-DERIVET INGREDIENTS AS
USED IN COSMETICS. Scientific literature review for public comment.
Washington DC: 2015.

6. Roni Y. Pengaruh pemberian jus apel manalagi terhadap kadar kolesterol


total, LDL dan HDL tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar yang
mendapat diet tinggi lemak (tesis). Surabaya: Universitas Airlangga; 2010.

7. Jensen E.N., Andersen T.B., Haren G, Dragsted L.O., The effects of apples
on plasma cholesterol levels and cariovasculer risk- a review of the evidence.
Journal of Horticultural Science and Biotechnology. Faculty of Life Sciences,
University of Copenhagen; 2009.

8. Syamsuhidayat SS, Hutapea JR. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid 1.


Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 1994. h.494.

44
45

9. Fox GJ, Barthold WS, Davisson TM, Newcomer EC, Quimby WF, Smith
LA. The mouse in biomedical research: normative biology, husbandry, and
model. 2nd edition. UK: academy Press; 2007. p. 188.

10. Nandini, D.D. EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN KUBIS MERAH


(BRASSICA OLERACEA L. VAR CAPITATA L.) TERHADAP
PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA
DARAH MENCIT HIPERLIPIDEMIA (SKRIPSI). Jakarta: Fakultas
Farmasi Universitas Pancasila; 2014. h. 8.

11. Ruth GA, Aurika S, Carolina HN. Peran konseling berkelanjutan pada
penanganan pasien hiperkolesterolmia. J Indon Med Assoc; 2009; 62(5):198-
195.

12. Usman H, Akbar RPS. Pengantar Statistika. Jakarta: bumi Aksara; 1995.h.
150-2.

13. Nelwan G, Wullur AC, Bodhi W. Pengaruh jus buah apel merah (Pyrus
malus L.) terhadap kadar kolesterol HDL darah tikus putih jantan galur
wistar (skripsi). Jurnal program studi Farmasi FMIPA UNSRAT. Manado.

14. Nurcahayaningtiyas RH. Efek antihiperlipidemia susu kacang kedelai


(Glycine max L. Merr) pada tikus putih jantan yang diberi diit tinggi
kolesterol dan lemak (skripsi). Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. 2012. H. 33, 40-54.

15. Ariyani, Eni. Penetapan kandungan kolesterol kuning telur pada ayam
petelur. Bogor: Balai Penelitian Ternak. H. 12-16.

16. Tietz N. Fundamentals of clinical chemistry. Third edition. Philadelphia:


W.B. Saunders Co;1987.p.427

17. Hernasari, Azizahwati, Hanani E. Efek antihiperlipidemia ekstrak etanol


daun alpukat (Persea americana Mill) pada tikus putih jantan yang diberi diit
tinggi kolesterol dan lemak. Jurnal bahan alam Indonesia.2011.

18. Robert HKMD. Drug treatment of lipid disorders. The new England Journal
of Medicine. 1999.

19. Nucahyati E. Khasiat dan manfaat dahsyatnya kulit apel. Edisi full color.
Jakarta : Penerbit Jendela Sehat; 2014.
46

20. Yamazaki T, Kishimoto K, Ezaki O. The DDY mouse: a model of


postprandial hypertriglyceridemia in a response to dietary fat. J. Lipid Res.
2012; 53;53:2026-28

21. Amer N, Al-Hilfy JHY. Effect of apple-lite contained of apple fibers and
apple gel pectin on body weight, lipid profiles, kidney function, and
histological structure of kidney in male albino rats. Diyala journal for pure
sciences. Universitas of Bahgdad. Iraq. 2012

22. Saidin M. Kandungan Kolesterol Dalam Berbagai Makanan Hewani, Buletin


Penelitian Kesehatan; 2000. 27(2) : 224-229.

23. Purwanti S. Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol 70 % Buah Oyong


(Luffa Acutangula (L.) Roxb.) Pada Tikus Putih Jantan Yang Diberi Diit
Tinggi Kolesterol Dan Lemak [skripsi]. Jakarta: Program Studi Farmasi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;
2012. h. 15, 20, 35.

24. Davalos A, Fernandez-Hernando C, Cerrato F, Martinez-Botas J, et al. Red


grape juice and polyphenols alter cholesterol homeostatis and increase LDL-
reseptor activity in human cells in vitro. The journal nutrition, 136. 2006. h.
1766-73.

Anda mungkin juga menyukai