Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN

Tentang

FUNGSI KELUARGA MENANAMKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

RAHMAWATI PUTRI

TITAH HILA SAFITRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

PADANG PARIAMAN

TAHUN 2021
Kata Pengantar

Rasa syukur kami haturkan kepada Allah SWT.berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyusun makalah ini dengan optimal dan dapat selesai secara tepat waktu. Makalah ini
kami beri judul “Fungsi Keluarga Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tanggung jawab dalam


menyelesaikan tugas perkuliahan dari dosen pengampu. Selain itu makalah ini juga memiliki
tujuan untuk memberika wawasan baru bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.
Khususnya dalam hal mengetahui dasar hukum Pendidikan di indonesia dan
pengimplementasiannya dalam dunia pendidikan Indonesia.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Dr.
Sepni Wita, S. Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah. Tidak lupa rekan mahsiswa
lainnya yang telah ikut mendukung penyusunan makalah ini, kami juga mengucapkan terima
kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna secara keseluruhan. Maka
dari itu kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun. Agar
kemampuan kami dapat bertambah dan pada tugas berikutnya kami bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan
yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat.Dari keluargalah
Pendidikan kepada individu dimulai,tatanan masyarakat yang baik diciptkan,budaya,dan
perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan.Oleh karena itu,keluarga mempunyai posisi
yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan Kesehatan karena masalah
Kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi anatar anggota
keluarga,yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi keluarga dan masyarakat yang ada
disekitarya.Ditambahkan oleh Pitts yang dikutip oleh Kingsbury dan Scanzoni (Boss et
al.1993) bahwa tujuan dari terbentuknya keluarga adalah sebagai suatu struktur yang
dapat memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis anggotanya dan memelihara masyarakat
yang lebih luas.

Dalam mencapai tujuan keluarga,Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 1994


menyebutkan adanya delapan fungsi yang harus dijalankan oleh keluarga meliputi fungsi
pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik yang terdiri atas fungsi keagamaan ,sosial-
budaya,cinta kasih,melindungi,reproduksi,sosialisasi dan Pendidikan,ekonomi dan
pembinaan lingkungan (BKKBN 1996).Menurut United Nation (1993) fungsi keluarga
meliputi fungsi pengukuhan ikatan suami istri,prokreasi dan hubungan seksual,sosialisai
dan Pendidikan anak,pemberian nama dan status,perawatan dasar anak,perlindungan
anggota keluarga ,rekreasi dan perawatan emosi,dan pertukaran barang dan jasa.Menurut
Mattenisch dan Hill (Zeitlin et al,1995) fungsi pemeliharaan fisik sosialisasi dan
Pendidikan,akuisisi anggota keluarga baru melalui prokeasi atau adopsi,kontrol perilaku
sosial dan seksual,pemeliharaan moral keluarga dan dewasa melalui pembentukan
pasangan seksual dan melepaskan anggota keluarga dewasa.
2. Rumusan Masalah
1. Fungsi dan hambatan keluarga menanamkan Pendidikan
2. Peran keluarga dalam Pendidikan anak
3. Keluaraga sebagai pembentuk kepribadian anak
4. Inovasi Pendidikan
5. Pengaruh Keluarga Terhadap Perkembangan Moral Anak
6. Peran Keluarga
7. Pendorong Inovasi Pendidikan
8. Peran Keluaga Dalam Proses Pendidikan Anak
9. Pendidikan Keluarga
10. Pendidikan Dan Institusi Pendidikan

3. TUJUAN
1) Mengetahui apa-apa saja fungsi dan hambatan keluaraga menanamkan
Pendidikan
2) Mengetahui peran keluarga dalam Pendidikan anak
3) Mengetahui keluarga sebagai pembentuk kepribadian anak
4) Mengetahu inovasi pendidkan
5) Mengetahui pengaruh keluarga terhadap perkembangan moral anak
6) Mengetahui peran keluaraga
7) Mengetahui pendorong inovasi Pendidikan
8) Mengetahui peran keluarga dalam proses Pendidikan anak
9) Mengetahui Pendidikan keluaraga
10) Mengetahui Pendidikan dan institusi pendidkan
BAB II
PEMBAHASAN

1. FUNGSI DAN HAMBATAN KELUARGA MENANAMKAN PENDIDIKAN


❖ Fungsi
• Fungsi Agama

Keluarga menjadi tempat dimana nilai agama diberikan, diajarkan, dan dipraktikkan.
Disini, orangtua berperan menanamkan nilai agama sekaligus memberi identitas agama
kepada anak. Keluarga yang berhasil menerapkan nilai-nilai agama melalui contoh dalam
kehidupan sehari-hari mampu memberikan fondasi yang kuat bagi setiap anggota
keluarganya.

• Fungsi Kasih Sayang

Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal kasih sayang. Perasaan disayangi
sangat penting bagi seorang anak, karena kelak ia akan tumbuh menjadi seseorang yang
mampu menyayangi pula. Hal ini akan menjadi modal bagi semua anggota keluarga untuk
menumbuhkan rasa kasih sayang dala…

❖ Hambatan
Ekonomi

Orangtua siswa yang memiliki tingkat ekonomi masih rendah sering disibukkan
dengan pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kesibukan ini
menyebabkan mereka cenderung sulit berpartisipasi/terlibat aktif dalam berbagai kegiatan
bersama sekolah.

2. PERAN KELUARAGA DALAM PENDIDIKAN ANAK


a) Menjadi Guru

Guru tak hanya ditemukan di sekolah, mereka yang bisa mengajar orang lain merupakan
guru. Namun, ada guru yang dianggap baik karena mengajarkan hal baik atau justru
sebaliknya. Peran pertama keluarga tentu menjadi guru bagi sang anak, dimana anak ketika
membuka mata. Maka keluargalah yang membantu menjelaskan apa yang anak lihat, hingga
mereka beranjak menjadi anak-anak yang sudah mengerti akan hal di dunia. Namun peranan
keluarga tidak berhenti juga, setiap anggota pasti bisa dan mungkin menjadi guru dari
anggota lain yang masih anak

b) Menjadi Teman

Siapa yang mengatakan bahwa pendidikan yang kaku dan aneh bisa menjamin anak
tersebut memiliki pendidikan yang baik dan pribadi yang juga baik. Orang tua bisa berperan
menjadi teman ketika berbicara mengenai pendidikan anak Pihak keluarga lainya pun seperti
itu, dimana mereka bisa saja membiasakan diri untuk menjadi teman anak-anak dalam
belajar. Seringkali anak merasa takut dan malas jika belajar diawasi dengan keluarga,
terutama mereka yang sudah bersekolah dan sudah tahu akan suasana sekolah serta teman.
Jadilah teman mereka dalam mengenal lingkungan dan belajar ketika dirumah.

c) Seorang hakim

Selain menjadi teman atau guru, keluarga juga bisa menjadi seorang hakim bagi anak
tersebut Hakim disini dimaksudkan bahwa mereka harus bisa membantu menentukan hal
yang anak-anak tidak mengerti atau tidak ketahui. Terutama demi kebaikan anak tersebut dan
orang banyak. Selain itu, ada juga hal yang paling fatal jika peranan ini tidak dilaksanakan,
dimana anak mungkin tidak tahu dengan jelas mana hal yang diperbolehkan atau tidak
diperbolehkan oleh keluarga.Terkadang menjadi hakim merupakan hal utama yang
dibutuhkan dalam sebuah keluarga.

d) Pengawas

Sebagai keluarga, mengawasi merupakan fungsi utama dari keluarga untuk anak Dimana
pengawasan merupakan hal utama yang harus dilakukan bahkan sampai anak sudah menjadi
dewasa, bahkan hingga anak sudah siap melepas diri atau mandiri. Namun sayangnya
beberapa pihak keluarga terkadang terlalu berlebihan dalam mengawasi anaknya hingga
mereka tidak bisa berkembang dengan baik, bahkan anak cenderung tertutup dan tidak
senang bersosialisasi dan belajar akan hal baru. Cobalah buat batasan dengan jelas tanpa
menyebabkan kerugian pada anak-anak

e) Mengontrol dan Mengatur Waktu Anak


Mengontrol dan mengatur anak-anak mungkin menjadi hal buruk bagi sebagian orang,
namun kontrol diharuskan dalam pendidikan anak Memang hal tersebut adalah peranan
keluarga yang dilakukan sejak awal. Sejak dini anak-anak harus diatur dan didisplinkan untuk
bisa mengatur waktu dengan baik, sehingga besar nanti mereka akan terbiasa dengan hal yang
teratur. Nah, mengatur anak merupakan salah satu peran keluarga dalam pendidikan yang
bisa diterapkan pada anak-anak.

f) Merangkul Anak

Merangkul anak mungkin terdengar mudah, namun kenyataanya bahkan hingga anak
dewasa dan telah meninggalkan keluarga inti untuk menikah. Banyak keluarga yang tidak
bisa saling merangkul. Terutama jika mereka terbentur masalah keluarga seperti merawat
orang tua atau masalah warisan dan harta.

Kasih sayang merupakan salah satu hal yang bisa diajarkan pada anak oleh pihak
keluarga, terutama keluarga inti seperti ayah, ibu dan kakak atau adik. Merangkul anak
menjadi peranan besar yang dibutuhkan anak dari keluarga. Mereka yang tidak tahu dunia
luar, pasti membutuhkan rangkulan keluarga.

g) Membimbing Anak

Apakah penting keluarga membimbing anak ? jawabannya sangatlah penting.


Kepribadian dan jalan pikir setiap anak berbeda. Mungkin ada beberapa anak yang masih bisa
bertahan di keadaan yang sangat tidak baik, namun ada juga anak yang terpengaruh jika tidak
dibimbing kearah yang lebih baik.

Membimbing anak merupakan hal utama yang harus dilakukan setiap orang tua, atau
keluarga. Membimbing anak memang gampang-gampang mudah, dimana anak-anak
merupakan tahapan dari perkembangan manusia dan belum tahu apapun, sehingga mereka
harus diberikan bimbingan dan juga arahan agar tidak mengenal hal yang salah.

h) Membantu Rencana Pendidikan Anak

Pendidikan merupakan gerbang utama untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Meskipun ada faktor lain yang mempengaruhi, banyak juga yang menganggap bahwa
pendidikan merupakan poin utama untuk bisa menggapai kehidupan yang lebih baik
selanjutnya. Begitupun pilihan pendidikan pada masing-masing anak.
Membantu rencana pendidikan anak merupakan poin selanjutnya peran keluarga
untuk pendidikan anak. Mereka mungkin merasa bingung dan tidak tahu dengan pilihan,
memang pilihan kembali pada masing-masing anak Namun orang tua berhak memberikan
penjelasan atas masing-masing pilihan mereka. Misalnya anak memilih untuk berkarir
dan bercita-cita menjadi Pilot atau Masinis. Silahkan anda jelaskan kelebihan dan
kekurangan keduanya tanpa memaksa mereka. Hal ini merupakan peranan yang paling
dibutuhkan oleh banyak anak-anak.

i) Membangun Sosial Anak

Membangun lingkungan sosial anak merupakan hal yang paling dibutuhkan dalam
keluarga. Banyak anak yang harus menghadapi keluarga yang hancur atau berantakan,
dan hal tersebut berpengaruh pada sosialisasi anak dan kepribadian mereka . Selain itu,
membangun sosial bisa berasal dari sikap keluarga ke sesama anggota ataupun pada
anggota di keluarga besar. Dengan bersikap baik tentu anakpun akan mengikuti untuk
membangun dunia sosial yang baik juga.

j) Menciptakan Lingkungan Baik

Menciptakan lingkungan yang baik merupakan poin terakhir yang diberikan sebuah
keluarga. Ikan hias akan berasal dari kolam ikan indah, namun ikan paus berasal dari
lautan luas. Anda bebas memilih ingin memberikan lingkungan yang baik atau tidak pada
anak-anak. Namun resiko haruslah anda tanggung, ketika mereka harus menghadapi
lingkungan yang tidak baik. Terutama jika mereka masih usia sangat belia dan harus
menghadapi hal yang dianggap belum sanggup ditanggung seorang anak . Sehingga,
usahakanlah anda menciptakan lingkungan yang baik ketika ada seorang anak tumbuh di
tengah keluarga anda.

3. KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK

Dalam keluarga semua berpengaruh, tapi yang paling besar pengaruhnya adalah ayah
dan ibu. Termasuk tugas mendidik anak itu adalah tugas yang paling penting peranannya bagi
orangtua, karena itu dapat berpengaruh pada kesuksesan keluarga. Tetapi kesuksesan yang
terjadi pada keluarga tidak berarti apapun jika mengalami kegagalan dalam mendidik dan
membentuk karakter dan kepribadian anak yang sesuai dengan harapan orangtua. Sebagian
besar waktu anak dihabiskan bersama keluarga. Lingkungan keluarga juga merupakan
lingkungan yang utama, oleh karena itu seorang anak bisa mendapatkan dan menerima
pendidikan yang sangat besar dimulai dari keluarga. Lingkungan keluarga besar pengaruhnya
dalam proses pembentukan kepribadian anak. ada beberapa fungsi keluarga dalam mendidik
dan membentuk kepribadian anak, yaitu,

(1). Keluarga merupakan lingkungan sebagai pengalaman pertama yang di alami pada
masa kanak-kanak, sebagai pengalaman pertama anak, orangtua harus mengetahui bagaimana
cara orangtua mendidik dan bersikap kepada anak, orangtua harus membiasakan baik dalam
menghadapi segala tingkah laku anak supaya anak merasa kalau dia disayang dan
diperhatikan oleh kedua orangtuanya.

(2). Anggota keluarga, termasuk kedua orangtua dapat menjamin kehidupan


emosional anak. Keluarga harus selalu menjaga emosi anak, karena emosi mempunyai
pengaruh besar pada kepribadian anak. Emosi juga dapat memengaruhi penilaian orang lain
terhadap anak, jika emosi anak tidak dapat dikendalikan maka orang dapat menyimpulkan
kalau itu anak nakal dan itu dapat memengaruhi pola penyesuaian anak. Emosi anak yang
meningkat sering kali menjadikan anak bersikap kasar, sering murung, dan dapat membuat
orang menjadi gelisah serta resah. Oleh karena itu, orangtua harus menjaga emosional anak,
supaya anak tidak dinilai orang mempunyai kepribadian yang jelek.

(3). Keluarga dapat bertanggungjawab dan saling memberi motivasi dan memberi
dorongan supaya anak dapat mencapai keberhasilannya. Dorongan dan motivasi dari
orangtua dapat membuat anak tidak mudah putus asa dan anak selalu semangat. Anak tidak
akan takut melakukan tindakan apapun jika itu semua sudah didukung oleh orangtuanya.

(4). Keluarga dapat meletakkan dasar-dasar pendidikan agama kepada anaknya sejak
kecil. Dengan memberikan dasar agama sejak kecil itu sangat baik, karena itu akan memberi
bekal kepada anak di dunia dan di akhirat nanti. Jika agama anak kuat, orangtua pasti bangga
karena memiliki anak yang mempunyai iman kuat dan tidak mudah menjerumuskan anak
kepada hal yang tidak baik seperti kemaksiatan dan sebagainya.

(5). Sebagai dasar untuk menanamkan pendidikan moral pada anaknya. Moral di sini
berkaitan dengan tingkah laku dan kebiasaan manusia. Jika anak sudah dilatih tentang
kebiasaan atau tingkah laku yang baik sejak kecil, maka anak akan terbiasa dengan semua hal
demikian, dan menjadi bekal dikelak dewasa nanti. Anak dapat membedakan baik buruknya
tindakan yang dilakukan.
(6). Sebagai dasar dalam memberikan pendidikan sosial kepada anaknya. Jika anak
sudah memasuki lingkungan sosial, maka anak akan mempunyai teman baru, yaitu teman
sebayanya. Di sini jika orangtua sudah mendukung anak untuk memasuki lingkup sosial
termasuk sekolah, maka anak akan berusaha agar dapat menyenangkan orangtuanya dan anak
mulai dapat berpikir supaya dapat diterima oleh temannya. Karena penerimaan dan penolakan
dari teman sebayanya dapat memengaruhi keinginan anak, dan mulailah dia untuk
mengembangkan sifat-sifat yang dapat disetujui oleh temannya. Jika anak dapat diterima oleh
temannya, maka anak merasa percaya diri dan dapat mendapatkan teman yang lebih banyak.
Tetapi berbeda pula dengan anak yang tidak diterima oleh temannya, maka anak akan merasa
iri, benci karena tidak diajak bermain, mudah tersinggung dan hal sepele apapun dapat
meningkatkan amarah mereka. Jika itu terjadi maka itu tentu saja tidak dapat membantu
mereka untuk mengembangkan kepribadian sosial mereka. Kepribadian mereka akan tumbuh
menjadi kepribadian yang buruk. Faktor penerimaan sosial sangat penting pengaruhnya pada
pribadi anak.

(7). Menjaga kesehatan anak supaya anak dapat dengan nyaman menjalankan proses
belajar yang utuh. Kesehatan juga berpengaruh, karena jika keadaan anak sedang sakit, maka
kalau belajar pasti merasa tidak nyaman dan malas.

(8). Memberikan anak kesempatan untuk belajar dengan cara mengenalkan ilmu
pengetahuan.

(9). Hendaknya orangtua memberikan pendidikan agama kepada anak agar


mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat sebagai tujuan akhir manusia.

4. INOVASI PENDIDIKAN

Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk
memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode,
yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskaveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu sistem,
maka inovasi pendidikan mencakup halhal yang berhubungan dengan komponen sistem
pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang
lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional.

5. PENGARUH KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK

Ketika pertumbuhan anak mencapai keinginan untuk mencari tahu sesuatu maka
disitulah peran orang tua dalam perkembangan pemikiran anak. Rangsangan pemikiran anak
untuk ingin mengetahui segala sesuatu yang ada di seitarnya maka akan membuat anak untuk
bebas melakukan, sesuai yang di contohnya dan sesuai dengan eksplorasi pemikiran anak
tersebut. Dalam perkembangan pemikiran anak, kebanyakan anak sering mengajukan
pertanyaan sambal memukul atau saling bermain. Dari perilaku anak seperti itu dapat
membuat anak melakukan perbuatan di luar control kendali dirinya, hal ini yang sering
membuat orangtua atau yang lainnya beranggapan bahwa anak tersebut perprilaku/bermoral
tidak baik. Dari perilaku di sertai dengan beberapa Pertanyaan anak merupakan ekspresi dari
rasa ingin tahu dan menyibak keraguan anak tentang berbagai suasana dan kondisi yang telah
di lalui oleh anak, untuk mendapatkan jawaban dan perlakuan yang baik dan benar untuk
menuntun anak ke arah/aturan yang baik pula.

Pengaruh keluarga amat besar dalam pembentukan pondasi moral anak untuk
perkembangan kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk kepribadian anak biasanya
adalah keluarga yang penuh dengan konflik atau tidak bahagia. Tugas berat para orang tua
adalah meyakinkan fungsi keluarga mereka benar-benar aman, nyaman bagi anak-anak
mereka. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka dapat menjadi cerdas, sholeh, dan
tentu saja tercukupi lahir dan bathinnya. Untuk penanaman Nilai Moral kepada anak, peran
orang tua dapat di wujudkan melalui konsep nilai budi pekerti dan pembinaan akhlak,
tentunya di setiap orang tua menginginkan pertumbuhan anak yang berprilaku baik dengan
memiliki nilai budi pekerti yang luhur.

6. PERAN KELUARGA

Keluaraga berperan membina dan membimbing anggota-anggotanya untuk


beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan budaya dimana ia berada.

Bila semua anggota sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat


tinggal,maka kehidupan masyarakat akan tercipta menjadi kehidupan yag tenang,aman dan
tentram.Keluarga terbentuk dari perkawinan yang sah menurut agama,adat dan
pemerintah.Secara sadar atau,setiap anggota keluarga mempunyai peran yang berkaitan
dengan proses regenerasi bagi anak-anaknya.

7. PENDORONG INOVASI PENDIDIKAN

Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan
diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh
sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru
ataupun berupa praktikpraktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan
olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan
untuk memecahkan persoalan yang timbul dan mem perbaiki suatu kedaan tertentu ataupun
proses tertentu yang terjadi di masyarakat. Setiap orang dapat berperan sebagai innovator,
bahkan juga sebagai inventor.

Ada anggapan umum yang dipercayai, bahwa pada dasarnya manusia itu kreatif.
Orang umumnya akan menangkis atau membantah dan melawan pernyataan bahwa manusia
itu berwatak pemalas, mahkhluk yang puas, yang harus dipaksa ke dalam pemikiran ide baru
. Karena hasrat mencipta (kreatif) itulah menyebabkan orang berusaha, dan kemudian
menemukan sesuatu yang baru sama sekali dan ada juga yang berupa, pembaharuan atas
sesuatu yang telah ada. Hal semacam ini terdapat dimana-mana. Baik di masyarakat yang
masih sederhana (primitif) maupun yang modern, di desa, kota ataupun di negara besar.
Banyak penemuan pada masa lampau yang hilang tidak kita warisi lagi, tetapi kemudian kita
menemukan hal-hal seperti narkotika, minuman keras, obat-obatan dari ramuan tumbuh-
tumbuhan, zatzat perekat alamiah yang sebenarnya telah ada pada dunia primitif. Ancok
mengemukakan bahwa kajian yang dilakukan oleh para pakar tentang faktor yang merupakan
pendorong inovasi telah banyak dilakukan.

Amabile (19988) dan Mumford dan Gustafson (1998) menemukan bahwa


kepemimpinan adalah salah satu faktor utama pengungkit inovasi. Selain itu, faktor struktur
dan proses organisasi berupa jejaring kerja sama dalam organisasi (intraorganizational
network) dan kemampuan belajar organisasi (organizational learning) juga menentukan
terjadinya inovasi. Ada beberapa faktor lain yang juga berpengaruh pada inovasi, yakni:
lingkungan kerja yang kondusif dan kreatif (Amabile, 19988); kompleksitas pekerjaan dan
tipe pengawasan yang diterapkan dalam perusahaan (Oldham & Cumming, 1996), budaya
dan iklim organisasi (Mumford & Gustafson, 1998). Tentu saja ada ciri penting lainnya yang
harus dimiliki sebuah organisasi inovatif yang berkinerja hebat, yakni adanya orang yang
hebat sebagai perencana dan pelaksana kegiatan organisasi .

8. PERAN KELUARGA DALAM PROSES PENDIDKAN ANAK

keluarga sangatlah berperan penting dalam hal pendidikan, karena dengan adany
keluarga seseorang dpt dibimbing dan dibentuk akhlak serta prestasinya didalam keluarga.
jadi disekolah itu kemampuan seorang ank tinggal di asah aja sehingga terlihat kemampuan
nya menonjol di bidang apa. Dan keluargalah yang sangat penting dalam membentuk
karakter seorang anak bangsa yang dapat berguna bagi negaranya, dan bagi semua orang.

9. PENDIDIKAN KELUARGA

Pendidikan dalam lingkungan terdekat yaitu keluarga memiliki konsep tujuan dan
peranan yang sangat penting dan tidak dapat terlepas antara satu dan yang lainnya. Didalam
tujuan pendidikan keluarga memiliki Memberikan pengalaman pertama masa anak-anak
Pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Dalam
keluarga tentu interaksi pertama yang dialami seorang anak adalah interaksi dengan ibunya.
Interaksi Melalui Pemberian ASI Inilah menjadi pengalaman (pembelajaran) pertama, utama,
dan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Yang kedua Pendidikan keluarga memenuhi kebutuhan emosional terutama
kebutuhan rasa kasih sayang anak.Kebutuhan akan rasa kasih saying merupakan kebutuhan
dasar anak. Anak memerlukan penerimaan dari orang-orang terdekat dalam hidupnya dan itu
adalah keluarga. Terpenuhinya kebutuhan emosional anak pada waktu kecil, membentuk
kepribadian anak dengan rasa empati yang penting bagi anak dalam membentuk hubungan
social ditahapan kehidupan selanjutnya.
Tujuan yang ketiga menanamkan dasar Pendidikan moril dimana anak belajar untuk
membedakan berbagai perilaku, mana yang benar dan mana yang salah. Anak juga belajar
untuk melakukan hal yang benar. Di sisi lain anak juga belajar menerima perbedaan,bahwa
penilaian setiap orang bisa berbeda-beda. Anak belajar saling menghargai perbedaan dan
membangun kerjasama dalam kehidupan.
Keempat yaitu memberikan dasar Pendidikan sosial dalam kehidupan keluarga, anak-
anakpun belajar tentang saling tolong antar keluarga, misalnya menjenguk dan menyumbang
untuk saudaranya yang sakit, berbagi tanggung jawab dalam merawat rumah, bersama-sama
menjaga ketertiban keluarga, dan sebagainya. Hal-hal tersebut memberikan dasar terutama
memupuk berkembangnya kesadaran sosial pada anak.
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak, dan komponen pengasuhan lain. Setiap anggota
memiliki peran yang berbeda. Peran dalam keluarga menggambarkan watak dan sifat dalam
kegiatan yang berhubungan baik secara individu maupun sosial dalam situasi dan posisi
tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan perilaku
keluarga,kelompok dan masyarakat.
Ayah sebagai kepala keluarga harus dapat menjadi pencari nafkah utama, pendidik
nilai-nilai dan mendidik untuk mengenal dunia luar, sekaligus pelindung bagi segenap
keluarga. Sedangkan ibu selain sebagai pengurus rumah tangga memiliki peranan lainnya
sebagai pengasuh sekaligus pendidik terdekat bagi anak untuk tahap awal. Anak sendiripun
memiliki peran sebagai anggota dari kelompok sosial masyarakat dan lingkungan. Dengan
memahami perannya masing-masing sehingga dapat mencapai tujuan didalam Pendidikan
Keluarga ini.
10. PENDIDIKAN DAN INSTITUSI PENDIDIKAN
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan
di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur,
pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia (Kemdikbud), dahulu bernama Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia (Depdiknas). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti
program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah
dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur
melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar,
menengah, dan tinggi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keluarga merupakan tempat dimana anak mendapatkan perlindungan dan kasih
sayang, Keluarga merupakan tempat yang pertama menerima anak lahir ke dunia. Keluarga
bertanggung jawab akan kehidupan anak. Keluarga mengajarkan anak berbagai macam
pendidikan yang menjadikan anak dapat hidup bermasyarakat dengan baik. Sosialisasi dalam
keluarga sangat dibutuhkan dalam rangka memenuhi fungsi keluarga yang sekarang ini
semakin berkurang. Kurangnya fungsi sosialisasi terjadi dikarenakan orang tua sudah tidak
mampu lagi memenuhi peran dan fungsi dalam keluarga. Hal tersebut terjadi karena adanya
banyak faktor. Sehingga untuk memenuhi peran dan fungsi tersebut keluarga menjalin
kerjasama dengan lembaga terkait untuk mendidik anaknya sekaligus menjadi tempat
penitipan anak. Lembaga yang membantu dalam mendidik anak yaitu lembaga Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) tetapi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang
mempunyai waktu dalam mengajar panjang atau disebut fuul day sehingga anak
mendapatkan perhatian secara penuh seperti anak di dalam keluarga. Adapun faktor yang
mendorong orang tua untuk memasukkan anaknya di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD).

SARAN

Penyelenggaraan pendidikan hendaknya berlandaskan hukum perundangan-undangan


dan akar kebudayaan yang berlaku di setiap Negara serta dukungan dari segala komponen
yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia
https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/peran-keluarga-dalam-upaya-tumbuh-kembang-
anak/#:~:text=PERAN%20KELUARGA%20DALAM%20UPAYA%20TUMBUH%20KEMBANG%20ANAK,-
%5Binfo_post_meta%5D&text=Keluarga%2F%20orangtua%20berfungsi%20untuk%20memastikan,s
osial%20dan%20budaya%20sedini%20mungkin.

https://dosenpsikologi.com/pengaruh-keluarga-terhadap-perilaku-moral-anak

Anda mungkin juga menyukai