Modul Kel 5 Kespro
Modul Kel 5 Kespro
T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji serta rasa Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan segala anugerah, rahmat dan karunia–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Modul Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse, yang berjudul
“Melaksanakan Pemeriksaan Fisik Pada Remaja Dan Anamnesis Riwayat Mesntruasi” ini
sebagaimana mestinya dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan serta
penulisan Modul Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse ini, untuk
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca maupun Ibu Dosen yang
bersangkutan. Semoga Modul ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca,
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai dan meridhoi langkah kita semua dalam
meraih kesuksesan, Aamiin.
Penulis
VISI MISI
VISI
MISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
VISI MISI.......................................................................................................................................3
VISI.............................................................................................................................................3
MISI.............................................................................................................................................3
DAFTAR ISI..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................5
DESKRIPSI SINGKAT.............................................................................................................5
RELEVANSI..............................................................................................................................6
TUJUAN PEMBELAJARAN...................................................................................................6
PETUNJUK BELAJAR............................................................................................................6
URAIAN MATERI........................................................................................................................7
RANGKUMAN............................................................................................................................16
TES FORMATIF.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Dan Petunjuk Belajar
DESKRIPSI SINGKAT
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis.
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa
kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun.
Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Pada masa remaja
terjadi pacu tumbuh (growth spurt) dan maturasi seksual. Pada populasi sehat, pacu tumbuh pada
perempuan mulai terjadi pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 16 tahun atau lebih,
sedangkan pada laki-laki dimulai pada usia 12-15 tahun dan berakhir sekitar usia 18 tahun atau
lebih. Tingkat kematangan seksual (TKS) dinilai dengan standar berupa skala Tanner visual yang
menggolongkan perempuan berdasarkan bentuk payudara (B1-B5) dan rambut pubis (P1-P2)
serta menggolongkan laki-laki berdasarkan ukuran dan bentuk genital yaitu testis dan penis (G1-
G5) dan rambut pubis (P1-P2).
Perimenopause adalah masa sebelum, selama dan sesudah menopause. Perimenopause terjadi
karena turunnya jumlah folikel pada indung telur sehingga estrogen mengalami penurunan
jumlah produksi. Akibat dari penurunan estrogen terjadi gejala- gejala seperti timbul misalnya
rasa panas membakar di wajah yang sering timbul pada malam hari, kekeringan pada vagina,
siklus menstruasi tidak teratur dan tanda perubahan lainnya. Usia perimenopause wanita
biasanya 45 tahun sampai terjadinya menopause, atau 5 tahun sebelum terjadinya menopause.
RELEVANSI
Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi mata kuliah Asuhan Kebidanan pada Remaja
dan Perimenopouse.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Adapun yang menjadi tujuan pembelajaran dari modul ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan pada Remaja dan Perimenopouse serta Melaksanakan Pemeriksaan
Fisik pada Remaja dan Anamnesis Riwayat Mesntruasi, selain itu diharapkan mahasiswa dapat
menganalisis pengkajian riwayat kesehatan obstetri dan keterampilan dalam komunikasi.
PETUNJUK BELAJAR
A. Bagi Mahasiswa
1. Berdoalah sesuai dengan keyakinanmu agar diberi kemudahan untuk mempelajari
materi ini
2. Baca terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai
3. Pelajari uraian materi sampai tuntas dan sampai materi dipahami
4. Bacalah rangkuman
5. Kerjakan soal-soal latihan
6. Menjelaskan metode yang digunakan yang bisa digunakan
URAIAN MATERI
A. Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja
1. Konsep Pengertian Remaja
Pertumbuhan merupakan perubahan yang terjadi secara kuantitatif yang meliputi
peningkatan ukuran dan struktur. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa
diukur dengan berat, ukuran panjang, umur, tulang, dan keseimbangan metabolik.
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme yang
disertai irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat
kuantitatif, di mana suatu organisme yang kecil menjadi lebih besar seiring dengan
pertambahan waktu. Sedangkan perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh. Jaringan tubuh,
organ-organ, dan sistem organ yang berkembang dengan menurut caranya sehingga dapat
memenuhi fungsinya. (Sitorus, 2012) Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. (Hurlock, 1992).
2. Tahap Perkembangan Remaja
Ada tiga tahap perkembangan remaja dalam rangka penyesuaian diri menuju
kedewasaan, yaitu remaja awal (usia 11-14 tahun), remaja madya (usia 15-17 tahun), dan
remaja akhir (usia 18-21 tahun). (Sarwono, 2006)
1) Remaja awal (early adolescent) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan
perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai
perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran yang baru, cepat tertarik pada lawan jenis,
mudah terangsang secara erotik. Kepekaan terhadap ego menyebabkan para remaja awal
ini sulit dimengerti orang dewasa.
2) Remaja madya (middle adolescent) Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-
teman. Ia senang kalau banyak teman sebaya yang mengakuinya. Ada kecenderungan
narsistik yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan
dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang
mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis
atau materialis, dan sebagainya.
3) Remaja akhir ( late adolescent) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa
dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu: minat yang makin mantap terhadap
fungsifungsi intelektual, egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang- orang
lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru, terbentuknya identitas seksual yang tidak
akan berubah lagi, egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain, tumbuh ”dinding”
yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat.
Remaja wanita sering menderita anemia akibat lebih banyak mengonsumsi makanan
nabati dibandingkan hewani, lebih sering melakukan diet karena ingin langsing dan mengalami
haid setiap bulan (Briawan 2018; Depkes,2001). Menurut University of North Carolinna dalam
Briawan (2018) menyebutkan bahwa anemia merupakan kondisi akibat produksi sel darah merah
di dalam tubuh sedikit, kehilangan sel darah merah terlalu banyak, atau kerusakan lebih cepat
dari pada kemampuan produksinya. Sehingga mengakibatkan sel darah merah tidak mampu
membawa oksigen ke jaringan dan menyebabkan seseorang cepat lelah. Anemia dapat terjadi
karena defisiensi zat besi atau vitamin, kehilangan darah, penyakit kronis, atau kelainan genetis.
2. Penyebab Anemia
Anemia gizi besi merupakan salah satu jenis anemia yang disebabkan karena kurangnya
zat besi di dalam tubuh yang dapat disebabkan oleh asupan zat besi yang rendah atau penyerapan
zat besi yang sulit. Kebutuhan zat gizi meningkat karena kehamilan, pacu tumbuh, atau saat
kehilangan darah. Pada saat simpanan zat besi dalam tubuh sedik, maka tubuh akan
memproduksi darah dengan hemoglobin sedikit yang pada akhirnya menyebabkan anemia gizi
besi (NIH,2011). Penyebab anemia antara lain meningkatnya kebutuhan zat besi, kurangnya
asupan zat besi dan protein, defisiensi zat gizi mikro seperti asam Folat, Vitamin B12 dan
Vitamin C, penyakit infeksi dan parasit, sosial dan ekonomi serta status gizi.
MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 11
02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021
Kebutuhan zat besi memuncak pada masa remaja dikarenakan periode pacu tumbuh
(Fikawati,2017; PAHO,2010; Schulze & Dreyfuss,2005) dimana terjadi peningkatan massa
tubuh tanpa lemak, volume darah, dan massa darah merah, yang berdampak pada meningkatnya
kebutuhan mioglobin di otot dan hemoglobin dalam darah (Thomson & Ward. 2008).
Peningkatan kebutuhan yang di serap pada masa remaja memuncak pada usia antara 14-15 tahun
pada perempuan dan satu sampai dua tahun kemudian untuk laki-laki. Pada remaja perempuan,
mensturasi dapat menyebabkan kebutuhan zat besi meningkat sehingga pada usia reproduktif
dibutuhkan zat besi untuk mengganti kehilangan yang terjadi saat menstruasi. Kehilangan zat
besi saat mesturasi antara 12,5-15 mg per bulan atau 0,4-05 mg zat besi perhari dalam darah
menstruasi.
Penyebab anemia remaja antara lain :
Untuk mencegah anemia bagi para remaja, maka diperlukan konsumsi makanan yang berperan
dalam proses pembentukan hemoglobin, yaitu makanan tinggi akan zat besi, asam folat, protein
vitamin B 12, serta vitamin C yang berfungsi membantu penyerapan zat besi.
Contoh dari makanan tersebut antara lain :
1. Makanan kaya zat besi, asam folat dan protein, seperti daging, sereal yang telah
diperkaya zat besi, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap dan buah-buahan.
2. Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan
dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
3. Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi. Vitamin C
berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi.
Hindari konsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi bersamaan dengan makanan yang
mengandung zat penghambat penyerapan zat besi seperti teh, kopi, coklat.
Namun, kondisi ini bisa semakin parah apabila tidak kunjung ditangani. Jika semakin
memburuk, gejala kurang darah yang muncul bisa lebih berat, seperti:
Penyebab lain dari anemia gizi besi yaitu rendahnya asupan dan buruknya biovailabilitas
dari zat besi yang dikonsumsi. Padahal remaja putri mebutuhkan zat besi lebih. Kebiasaan makan
tidak teratur dan rendahnya konsumsi sumber makanan hewani juga berkontribusi terhadap
anemia. Asam folat merupakan komponen utama dalam pembentukan sel darah merah. Defisit
asam folat dapat menyebabkan anemia makrositik, karena folat diperlukan untuk proses
eritoprotesis. Rendahnya vitamin B 12 menyebabkan penurunan produksi sel darah merah.
Anemia akibat defisiensi vitamin B 12 termasuk ke dalam anemia megaloblastik, yaitu sumsum
tulang memproduksi sel darah yang berukuran besar dan abnormal (magaloblast). Gejala yang
ditimbulkan pada anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12 seperti cepat lelah, lemah dan
napas.
1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah.
2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan
penanggulangan KEK.
3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan meningkatakan
kesejahteraan ibu dan anak.
4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK 5)
Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK (Supariasa,
2013).
juga berpengaruh pada banyak masalah kesehatan ibu lainnya (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa
sebagian besar responden yang berada pada kategori umur 20-35 tahun tidak mengalami KEK,
dari 37 orang hanya 6 orang (16,2%) yang mengalami KEK. Ibu dengan kategori umur >35
tahun, dari 7 orang terdapat 1 orang (10%) yang mengalami KEK.
b. Pendidikan Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi terjadinya risiko KEK,
hal ini disebabkan karena faktor pendidikan dapat menentukan mudah tidaknya seseorang untuk
menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang pendidikan ibu
adalah suatu faktor penting yang akan berpengaruh terhadap status kesehatan dan gizi (Stephanie
dan Kartikasari, 2016). mempengaruhi status gizi ibu pada saat hamil.
c. Status ekonomi Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah
tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga.
d. Status anemia Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan yang mengandung zat
besi (Fe) yang rendah sehingga mengakibatkan kadar Hb ibu hamil rendah dan dapat
menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan energi kronis. Wanita hamil beresiko anemia jika
kadar Hbnya.
5. Langkah penanganan KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani melalui berbagai langkah,
antara lain :
a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang berpedoman umum gizi
seimbang.
b. Hidup sehat.
c. Tunda kehamilan.
d. Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan oleh ibu hamil (Supariasa,
2013).
adanya kondisi mioma uteri, yaitu tumor pada uterus atau rahim. Miom yang terjadi dapat
mendesak berbagai organ yang ada disekitarnya sehingga dapat menimbulkan gangguan seperti
gangguan buang air kecil, gangguan buang air besar, gangguan makan dan sebagainya. Wanita
yang mengalami siklus menstruasi terlalu pendek kurang dari 21 hari atau terlalu panjang lebih
dari 35 hari menunjukkan kondisi tidak normal sehingga dapat berpengaruh pada reproduksinya
untuk hamil apabila wanita tersebut telah menikah. Wanita yang mengalami pre menstruasi
sindrom seperti nyeri perut yang sangat dapat mengakibatkan gangguan beraktivitas, gangguan
istirahat dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut dirasa perlu adanya telaah terhadap menstruasi dari riwayat
menstruasi remaja melalui suatu penelitian. Telaah menstruasi dari mulai menarche, siklus
menstruasi, lama menstruasi, banyaknya darah menstruasi, keluhan selama menstruasi baik
keluhan nyeri perut, keluhan ketidaknyamnaan payudara, kondisi emosi selama menstruasi,
maupun keputihan yang menyertai menstruasi.
1. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Usia
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia remaja putri lebih banyak dalam kategori
remaja . Remaja akhir usia 19-24 merupakan masa transisi ke usia dewasa. Remaja putri yang
berusia tersebut ada yang telah menikah, hamil dan mempunyai anak. Kehamilan diusia 19 tahun
merupakan kehamilan yang beresiko, mengingat alat-alat repoduksi belum matang sehingga
tidak jarang menimbulkan kondisi kesakitan dan kematian ibu maupun bayi akibat perdarahan.
Usia reproduksi sehat pada wanita adalah usia 20 tahun hingga 35 tahun. Mencatat riwayat
menstruasi merupakan salah satu upaya untuk mengidentifikasi kondisi atau riwayat menstruasi
normal ataukah adanya penyimpangan. Catatan yang harus dilakukan diantaranya mencatat
menstruasi pertama (menarche), siklus menstruasi, banyaknya darah yang keluar, keluhan saat
menstruasi.
2. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Usia Menarche
Kondisi normal rata-rata usia menstruasi pertama atau menarche yaitu 12 tahun.
Menstruasi rutin pada sebagian besar remaja putri di usia 16 hingga 18 tahun. Menstruasi
pertama atau menarche merupakan tanda seseorang remaja putri mulai dinyatakan akhil baliq.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa seorang remaja putri mulai berfungsi alat reproduksinya,
hormone-hormon diproduksi dengan baik, ovarium & uterus mulai berfungsi. Remaja putri yang
mulai menstruasi juga sudah mulai diberikan pendidikan kesehatan mengenai kebersihan diri
termasuk kebersihan genetalia eksternanya agar terhindar dari penyakit-penyakit infeksi pada
genetalia yang dapat berpengaruh pada kesuburan, kehamilan, persalinan maupun nifasnya
kelak.
Marianti (2018) remaja putri yang belum mengalami menstruasi pertama (Menarche)
pada usia 15 tahun merupakan salah satu kelainan pada menstruasi. Wanita yang mengalami
kondisi belum menarche pada usia 14 tahun diikuti dengan tanda-tanda HIRSUTISME juga
merupakan salah satu kelainan dalam menstruasi. HIRSUTISME adalah pertumbuhan rambut
seperti pada laki-laki dibagian wajah, dada, atau punggung akibat kelebihan hormone androgen.
Wikjosastro (2008) usia menarche dipengaruhi factor keturunan, keadaan gizi, kesehatan.
3. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi secara normal dengan siklus 21-35 hari. Siklus kurang dari 21 hari
merupakan siklus pendek dan siklus lebih dari 35 hari merupakan siklus panjang. Siklus
menstruasi 28 hari dengan kondisi teratur merupakan bekal seorang wanita untuk reproduksi
sehat termasuk mengatur kehamilan dengan KB kalender. Gangguan siklus menstruasi berupa
oligomenorche lebih banyak terjadi pada wanita yang obesitas 30,8%. Wanita yang obesitas 1,89
kali lebih besar mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan wanita yang tidak
mengalami obesitas (Rakhmawati & Dieny, 2012).
Oligomenorche adalah kondisi wanita yang mengalami siklus menstruasi panjang lebih
dari 35 hari bahkan setelah 90 hari. Siklus menstruasi yang panjangnya melebihi 3 bulan bukan
lagi dinamakan oligomenorche namun sudah dikategorikan amenorche. Oligomenorche
disebabkan beberapa factor diantaranya
1. gangguan pola makan,
2. penyakit diabetes mellitus,
3. penyakit tiroid,
4. dapat pula disebabkan penggunaan kontrasepsi
5. penggunaan obat penunda menstruasi,
6. serta olah raga berat
Kondisi menstruasi dipengaruhi berbagai factor. Adapun factor yang mempengaruhi menstruasi
diantanya factor nutrisi. Marmi (2013) wanita dengan gizi lebih maka jumlah hormone estrogen
dalam darah meningkat akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh. Kadar estrogen tinggi
berdampak negative terhadap sekresi hormone GnRH, yang dapat menghambat hipofisis
antaerior untuk menstimulasi FSH. Hambatan sekresi FSH menyebabkan gangguan pertumbuhan
folikel sehingga folikel yang matang tidak terbentuk. Dampak kondisi tersebut adalah
panjangnya siklus menstruasi atau keterlambatan menstruasi.
dinamakan Mastalgia, disebabkan edema dan hiperemi akibat peningkatan relative kadar
estrogen (Wikjosastro, 2008).
7. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Kondisi Keputihan
Keputihan encer sampai kental, warna keputihan menjadi kekuningan, gatal, rasa panas
seperti terbakar, berbau adalah tanda gejala adanya vaginitis. Vaginitis adalah penyakit radang
vagina yang ditandai dengan keluarnya cairan keputihan sampai berubah warna dan disertai
tanda gejala keputihan encer sampai kental, warna keputihan menjadi kekuningan, gatal, rasa
panas seperti terbakar, berbau. Etiologi penyakit vaginitis adalah akibat bakteri, parasite dan
jamur (Ratnawati, A. 2018).
(Ratnawati, A. 2018). Pada area vagina terdapat pH asam yang dapat melindunginya dari
serangan bakteri, jamur, dan menjauhkan vagina dari infeksi. Namun pada beberapa kasus pH
mengalami perubahan sehingga bakteri atau jamur dapat masuk dan merusak jaringan yang ada
pada vagina hingga menyebabkan infeksi pada vagina. Perubahan pH biasanya terjadi pada kasus
stress, alergi dermatologis, estrogen yang rendah, kehamilan, dampak dari pemakaian
kontrasepsi vagina atau dari kontrasepsi oral, serta celana yang ketat, tidak berbahan katun yang
dapat menyerap keringat (Ratnawati, A. 2018).
RANGKUMAN
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau
dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang,
umur, tulang, dan keseimbangan metabolik. Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya
jumlah sel tubuh suatu organisme yang disertai irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan
semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, di mana suatu organisme yang kecil menjadi
lebih besar seiring dengan pertambahan waktu. Sedangkan perkembangan adalah bertambah
kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Ada tiga tahap perkembangan remaja dalam rangka penyesuaian diri menuju kedewasaan,
yaitu remaja awal (usia 11-14 tahun), remaja madya (usia 15-17 tahun), dan remaja akhir
(usia 18-21 tahun).
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya
tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Di antara perubahan fisik itu, yang terbesar
pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi
semakin panjang dan tinggi).
TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA