Anda di halaman 1dari 19

02 SEPTEMBER

Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse


2021

MODUL BAHAN AJAR TEORI

Melaksanakan Pemeriksaan Fisik Pada Remaja Dan Anamnesis Riwayat


Mesntruasi

KOORDINATOR MATA KULIAH : Setyawati Sulubara, SST, M.kes

Disusun oleh : Kelompok 5

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MEDAN

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

T.A. 2021/2022

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 1


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 2


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji serta rasa Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan segala anugerah, rahmat dan karunia–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Modul Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse, yang berjudul
“Melaksanakan Pemeriksaan Fisik Pada Remaja Dan Anamnesis Riwayat Mesntruasi” ini
sebagaimana mestinya dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan serta
penulisan Modul Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse ini, untuk
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca maupun Ibu Dosen yang
bersangkutan. Semoga Modul ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca,
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai dan meridhoi langkah kita semua dalam
meraih kesuksesan, Aamiin.

Medan, 20 Februari 2022

Penulis

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 3


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

VISI MISI

VISI

Menghasilkan lulusan D-IV kebidanan yang mampu berwirausaha asuhan kebidanan


dengan pendekatan tradisional terintegritas dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun
internasional pada tahun 2024.

MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan D-IV kebidanan yang memiliki daya saing di tingkat


nasional dan siap bersaing di tingkat internasional sesuai dengan perkembangan IPTEK
2. Melakukan penelitian ( evidence based ) dalam kewirausahaan asuhan kebidanan dengan
pendekatan tradisional terintegrasi.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat bermitra dengan state holder khususnya dalam
kewirausahaan asuhan kebidanan dengan pendekatan tradisional terintegrasi.
4. Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas lulusan serta
mampu berwirausaha asuhan kebidanan dengan pendekatan tradisional terintegrasi.

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 4


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

VISI MISI.......................................................................................................................................3

VISI.............................................................................................................................................3

MISI.............................................................................................................................................3

DAFTAR ISI..................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................5

DESKRIPSI SINGKAT.............................................................................................................5

RELEVANSI..............................................................................................................................6

TUJUAN PEMBELAJARAN...................................................................................................6

PETUNJUK BELAJAR............................................................................................................6

URAIAN MATERI........................................................................................................................7

A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA...........................................7

B. DETEKSI DINI DAN PENANGANAN AWAL NEMIA..........................................10

C. KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) PADA KEHAMILAN.......................12

D. SKRINING KESEHATAN MENSTRUASI REMAJA.............................................13

RANGKUMAN............................................................................................................................16

TES FORMATIF.........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 5


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Dan Petunjuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis.
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa
kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun.
Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Pada masa remaja
terjadi pacu tumbuh (growth spurt) dan maturasi seksual. Pada populasi sehat, pacu tumbuh pada
perempuan mulai terjadi pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 16 tahun atau lebih,
sedangkan pada laki-laki dimulai pada usia 12-15 tahun dan berakhir sekitar usia 18 tahun atau
lebih. Tingkat kematangan seksual (TKS) dinilai dengan standar berupa skala Tanner visual yang
menggolongkan perempuan berdasarkan bentuk payudara (B1-B5) dan rambut pubis (P1-P2)
serta menggolongkan laki-laki berdasarkan ukuran dan bentuk genital yaitu testis dan penis (G1-
G5) dan rambut pubis (P1-P2).

Perimenopause adalah masa sebelum, selama dan sesudah menopause. Perimenopause terjadi
karena turunnya jumlah folikel pada indung telur sehingga estrogen mengalami penurunan
jumlah produksi. Akibat dari penurunan estrogen terjadi gejala- gejala seperti timbul misalnya
rasa panas membakar di wajah yang sering timbul pada malam hari, kekeringan pada vagina,
siklus menstruasi tidak teratur dan tanda perubahan lainnya. Usia perimenopause wanita
biasanya 45 tahun sampai terjadinya menopause, atau 5 tahun sebelum terjadinya menopause.

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 6


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

RELEVANSI

Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi mata kuliah Asuhan Kebidanan pada Remaja
dan Perimenopouse.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun yang menjadi tujuan pembelajaran dari modul ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan pada Remaja dan Perimenopouse serta Melaksanakan Pemeriksaan
Fisik pada Remaja dan Anamnesis Riwayat Mesntruasi, selain itu diharapkan mahasiswa dapat
menganalisis pengkajian riwayat kesehatan obstetri dan keterampilan dalam komunikasi.

PETUNJUK BELAJAR

A. Bagi Mahasiswa
1. Berdoalah sesuai dengan keyakinanmu agar diberi kemudahan untuk mempelajari
materi ini
2. Baca terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai
3. Pelajari uraian materi sampai tuntas dan sampai materi dipahami
4. Bacalah rangkuman
5. Kerjakan soal-soal latihan
6. Menjelaskan metode yang digunakan yang bisa digunakan

B. Peran Dosen pengampu


1. Membimbing dalam kegiatan belajar mengajar
2. Membantu dalam mencari sumber pembelajaran yang sesuai dengan materi
3. Memahami siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi materi

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 7


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

URAIAN MATERI
A. Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja
1. Konsep Pengertian Remaja
Pertumbuhan merupakan perubahan yang terjadi secara kuantitatif yang meliputi
peningkatan ukuran dan struktur. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa
diukur dengan berat, ukuran panjang, umur, tulang, dan keseimbangan metabolik.
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme yang
disertai irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat
kuantitatif, di mana suatu organisme yang kecil menjadi lebih besar seiring dengan
pertambahan waktu. Sedangkan perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh. Jaringan tubuh,
organ-organ, dan sistem organ yang berkembang dengan menurut caranya sehingga dapat
memenuhi fungsinya. (Sitorus, 2012) Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. (Hurlock, 1992).
2. Tahap Perkembangan Remaja
Ada tiga tahap perkembangan remaja dalam rangka penyesuaian diri menuju
kedewasaan, yaitu remaja awal (usia 11-14 tahun), remaja madya (usia 15-17 tahun), dan
remaja akhir (usia 18-21 tahun). (Sarwono, 2006)
1) Remaja awal (early adolescent) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan
perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai
perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran yang baru, cepat tertarik pada lawan jenis,
mudah terangsang secara erotik. Kepekaan terhadap ego menyebabkan para remaja awal
ini sulit dimengerti orang dewasa.
2) Remaja madya (middle adolescent) Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-
teman. Ia senang kalau banyak teman sebaya yang mengakuinya. Ada kecenderungan
narsistik yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan
dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang
mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis
atau materialis, dan sebagainya.
3) Remaja akhir ( late adolescent) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa
dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu: minat yang makin mantap terhadap
fungsifungsi intelektual, egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang- orang
lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru, terbentuknya identitas seksual yang tidak
akan berubah lagi, egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain, tumbuh ”dinding”
yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat.

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 8


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

3. Ciri-Ciri Masa Remaja


Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum
dan sesudahnya. Ciri-ciri remaja (Hurlock, 2003), antara lain:
 Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami
masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan
akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya
 Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak
lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan
ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan
pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
 Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh,
minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut,
serta keinginan akan kebebasan.
 Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri. Yang dicari remaja berupa usaha
untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
 Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena
sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak
orang tua menjadi takut.
4. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
a. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu
meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Di antara perubahan fisik itu,
yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh
(badan menjadi semakin panjang dan tinggi).
Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarwono, 1991) urutan perubahan-
perubahan fisik adalah sebagai berikut:
a) Pada anak perempuan
 Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota- anggota badan menjadi
panjang)
 Pertumbuhan payudara
 Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan
 Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya
 Bulu kemaluan menjadi keriting
 Menstruasi atau haid
 Tumbuh bulu-bulu ketiak
b) Pada anak laki-laki
 Pertumbuhan tulang-tulang
 Testis membesar

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 9


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

 Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap


 Awal perubahan suara
 Ejakulasi (keluarnya air mani)
 Bulu kemaluan menjadi keriting
 Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimun setiap tahunnya
 Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, janggut)
 Tumbuh bulu ketiak
 Akhir perubahan suara
 Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap
 Tumbuh bulu di dada
b. Perkembangan Psikososial
a) Identitas kelompok
b) Identitas Individual
c) Identitas peran seksual
d) Emosionalitas
c. Perkembangan Kognitif
Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri periode
berpikir konkret; mereka juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi.
d. Perkembangan Moral Teori
Perkembangan moral menurut Kohlberg yang dikutip oleh Wong (Wong, 2009), masa
remaja akhir dicirikan dengan suatu pertanyaan serius mengenai nilai moral dan individu.
e. Perkembangan Spiritual
Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritas yang lain, beberapa
diantaranya mulai mempertanyakan nilai dan ideal keluarga mereka.
f. Perkembangan Sosial
a) Hubungan dengan orang tua
b) Hubungan dengan teman sebaya
5. Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst yang dikutip oleh Hurlock (Hurlock, 1990), tugas perkembangan remaja
meliputi:
 Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun
wanita.
 Mencapai peran sosial pria, dan wanita
 Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
 Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
 Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 10


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

 Mempersiapkan karier ekonomi


 Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

B. Deteksi Dini Dan Penanganan Awal nemia


1. Pengertian Anemia
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang rendah dalam darah (WHO,
2015). National Instititute of Health (NIH) Amerika tahun 2011 menyatakan bahwa anemia
dapat terjadi saat tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah yang cukup karena produksi sel
darah merah terlalu sedikit sedangkan penghancuran sela darah merah terlalu banyak atau
kehilangan sel darah merah berlebihan. Hemoglobin terkandung di dalam sel darah merah dan
berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Seseorang yang tidak memiliki cukup sel
darah merah atau jumlah hemoglobin dalam darah rendah maka tubuh tidak bisa mendapatkan
oksigen sesuai kebutuhan sehingga akan cepat merasa lelah atau menderita gejala lainnya.
WHO (2001) telah menentukan nilai batas atau cut off point untuk anemia sebesar 12,0
g/dL untuk hemoglobin dan 36% untuk hematokrit pada kelompok wanita yang tidak hamil,
sedangkan 11,0 g/dL untuk hemoglobin dan 33% untuk hematokrit pada kelompok wanita hamil.

Remaja wanita sering menderita anemia akibat lebih banyak mengonsumsi makanan
nabati dibandingkan hewani, lebih sering melakukan diet karena ingin langsing dan mengalami
haid setiap bulan (Briawan 2018; Depkes,2001). Menurut University of North Carolinna dalam
Briawan (2018) menyebutkan bahwa anemia merupakan kondisi akibat produksi sel darah merah
di dalam tubuh sedikit, kehilangan sel darah merah terlalu banyak, atau kerusakan lebih cepat
dari pada kemampuan produksinya. Sehingga mengakibatkan sel darah merah tidak mampu
membawa oksigen ke jaringan dan menyebabkan seseorang cepat lelah. Anemia dapat terjadi
karena defisiensi zat besi atau vitamin, kehilangan darah, penyakit kronis, atau kelainan genetis.
2. Penyebab Anemia
Anemia gizi besi merupakan salah satu jenis anemia yang disebabkan karena kurangnya
zat besi di dalam tubuh yang dapat disebabkan oleh asupan zat besi yang rendah atau penyerapan
zat besi yang sulit. Kebutuhan zat gizi meningkat karena kehamilan, pacu tumbuh, atau saat
kehilangan darah. Pada saat simpanan zat besi dalam tubuh sedik, maka tubuh akan
memproduksi darah dengan hemoglobin sedikit yang pada akhirnya menyebabkan anemia gizi
besi (NIH,2011). Penyebab anemia antara lain meningkatnya kebutuhan zat besi, kurangnya
asupan zat besi dan protein, defisiensi zat gizi mikro seperti asam Folat, Vitamin B12 dan
Vitamin C, penyakit infeksi dan parasit, sosial dan ekonomi serta status gizi.
MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 11
02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

Kebutuhan zat besi memuncak pada masa remaja dikarenakan periode pacu tumbuh
(Fikawati,2017; PAHO,2010; Schulze & Dreyfuss,2005) dimana terjadi peningkatan massa
tubuh tanpa lemak, volume darah, dan massa darah merah, yang berdampak pada meningkatnya
kebutuhan mioglobin di otot dan hemoglobin dalam darah (Thomson & Ward. 2008).
Peningkatan kebutuhan yang di serap pada masa remaja memuncak pada usia antara 14-15 tahun
pada perempuan dan satu sampai dua tahun kemudian untuk laki-laki. Pada remaja perempuan,
mensturasi dapat menyebabkan kebutuhan zat besi meningkat sehingga pada usia reproduktif
dibutuhkan zat besi untuk mengganti kehilangan yang terjadi saat menstruasi. Kehilangan zat
besi saat mesturasi antara 12,5-15 mg per bulan atau 0,4-05 mg zat besi perhari dalam darah
menstruasi.
Penyebab anemia remaja antara lain :

1. Kehilangan darah secara kronis


2. Asupan zat besi dan penyerapan yang tidak adekuat
3. Peningkatan kebutuhan asupan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang lazim
berlangsung pada masa pubertas

Untuk mencegah anemia bagi para remaja,  maka diperlukan konsumsi makanan yang berperan
dalam proses pembentukan hemoglobin, yaitu makanan tinggi akan zat besi, asam folat, protein
vitamin B 12, serta vitamin C yang berfungsi membantu penyerapan zat besi.
Contoh dari makanan tersebut antara lain :

1. Makanan kaya zat besi, asam folat dan protein, seperti daging, sereal yang telah
diperkaya zat besi, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap dan buah-buahan.
2. Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan
dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
3. Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi. Vitamin C
berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi.

Hindari konsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi bersamaan dengan makanan yang
mengandung zat penghambat penyerapan zat besi seperti teh, kopi, coklat.
Namun, kondisi ini bisa semakin parah apabila tidak kunjung ditangani. Jika semakin
memburuk, gejala kurang darah yang muncul bisa lebih berat, seperti:

 Warna putih pada bagian dalam kelopak mata bawah


 Kuku jari kaki dan tangan rapuh
 Punya keinginan makan makanan tidak bernutrisi yang disebut sebagai pica (seperti makan es
batu atau tanah)
 Merasa pusing saat berdiri
 Warna kulit pucat
 Sesak napas
3. Deteksi Awal Penangan Anemia

Penyebab lain dari anemia gizi besi yaitu rendahnya asupan dan buruknya biovailabilitas
dari zat besi yang dikonsumsi. Padahal remaja putri mebutuhkan zat besi lebih. Kebiasaan makan
tidak teratur dan rendahnya konsumsi sumber makanan hewani juga berkontribusi terhadap
anemia. Asam folat merupakan komponen utama dalam pembentukan sel darah merah. Defisit
asam folat dapat menyebabkan anemia makrositik, karena folat diperlukan untuk proses
eritoprotesis. Rendahnya vitamin B 12 menyebabkan penurunan produksi sel darah merah.
Anemia akibat defisiensi vitamin B 12 termasuk ke dalam anemia megaloblastik, yaitu sumsum
tulang memproduksi sel darah yang berukuran besar dan abnormal (magaloblast). Gejala yang
ditimbulkan pada anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12 seperti cepat lelah, lemah dan
napas.

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 12


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

Beberapa pengobatan dasar anemia yang akan dianjurkan dokter, biasanya:


1. Transfusi darah.
2. Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh.
3. Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang Anda membuat lebih banyak sel
darah.
4. Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya.
C. Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan
1. Definisi KEK
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Ibu KEK
menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi
(Sipahutar, dkk., 2013). Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi
atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi
(Supariasa, 2013). Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi yang memiliki
dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan perkembangan janin. Ibu hamil
dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015).

2. Tanda dan Gejala KEK


Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala yang dapat dilihat dan
diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
(Supariasa, 2013). Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran antropometri yang dapat
menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui risiko KEK, atau gizi
kurang. Kategori KEK adalah LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA
(Supariasa, 2013). Tujuan Pengukuran Lila :

1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah.
2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan
penanggulangan KEK.
3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan meningkatakan
kesejahteraan ibu dan anak.
4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK 5)
Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK (Supariasa,
2013).

3. Pengaruh KEK terhadap Kehamilan


Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun
pada janin yang dikandungnya.
a. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain : anemia, perdarahan,
berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi.
b. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (prematur), perdarahan.
c. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,
cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Waryana,
2016).

4. Faktor-faktor penyebab KEK


a. Umur ibu Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dikatakan memiliki risiko KEK yang
lebih tinggi. Usia ibu hamil yang terlalu muda, tidak 10 hanya meningkatkan risiko KEK namun

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 13


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

juga berpengaruh pada banyak masalah kesehatan ibu lainnya (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa
sebagian besar responden yang berada pada kategori umur 20-35 tahun tidak mengalami KEK,
dari 37 orang hanya 6 orang (16,2%) yang mengalami KEK. Ibu dengan kategori umur >35
tahun, dari 7 orang terdapat 1 orang (10%) yang mengalami KEK.
b. Pendidikan Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi terjadinya risiko KEK,
hal ini disebabkan karena faktor pendidikan dapat menentukan mudah tidaknya seseorang untuk
menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang pendidikan ibu
adalah suatu faktor penting yang akan berpengaruh terhadap status kesehatan dan gizi (Stephanie
dan Kartikasari, 2016). mempengaruhi status gizi ibu pada saat hamil.
c. Status ekonomi Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah
tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga.
d. Status anemia Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan yang mengandung zat
besi (Fe) yang rendah sehingga mengakibatkan kadar Hb ibu hamil rendah dan dapat
menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan energi kronis. Wanita hamil beresiko anemia jika
kadar Hbnya.
5. Langkah penanganan KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani melalui berbagai langkah,
antara lain :
a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang berpedoman umum gizi
seimbang.
b. Hidup sehat.
c. Tunda kehamilan.
d. Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan oleh ibu hamil (Supariasa,
2013).

D. Skrining Kesehatan Menstruasi Remaja


1. Pengertian Menstruasi
Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang dialami oleh wanita yang berlangsung
setiap bulan, menandakan bahwa organ-organ reproduksinya berfungsi dengan baik. Mulainya
timbul menstruasi menunjukan bahwa seorang wanita telah mulai matang organ reproduksinya.
Wanita yang matang organ reproduksinya siap untuk mengalami kehamilan, persalinan dan
nifas. Kehamilan, persalinan dan nifas yang sehat perlu dipersiapkan sejak wanita tersebut masih
remaja dan mulai timbulnya menstruasi.
Pola perdarahan menstruasi merupakan indikator relevan terhadap kesehatan reproduktif
dan perubahan pada pola perdarahan dapat berdampak pada kualitas hidup wanita pra-
menopause dan perimenopause.2 Gangguan pada siklus menstruasi dapat menjadi indikator
penting untuk menggambarkan perubahan pada fungsi ovarium dan telah diasosiasikan dengan
peningkatan risiko penyakit seperti kanker payudara, kanker ovarium, diabetes, penyakit
kardiovaskular, dan fraktur.
Menstruasi yang datang setiap bulan perlu diketahui kondisinya apakah termasuk dalam
kondisi normal ataukah ada suatu penyimpangan, mengingat penyimpangan kesehatan terkait
menstruasi dapat berakibat berbagai kondisi pada wanita. Sebagai contoh apabila wanita
mengalami menstruasi dengan volume darah berlebihan berdampak pada timbulnya anemia.
Anemia pada remaja wanita dapat berakibat fatal seperti resiko berbagai penyakit seperti infeksi
dan penyakit lainnya. Wanita yang mengalami menstruasi lama dan banyak dapat menunjukkan
MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 14
02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

adanya kondisi mioma uteri, yaitu tumor pada uterus atau rahim. Miom yang terjadi dapat
mendesak berbagai organ yang ada disekitarnya sehingga dapat menimbulkan gangguan seperti
gangguan buang air kecil, gangguan buang air besar, gangguan makan dan sebagainya. Wanita
yang mengalami siklus menstruasi terlalu pendek kurang dari 21 hari atau terlalu panjang lebih
dari 35 hari menunjukkan kondisi tidak normal sehingga dapat berpengaruh pada reproduksinya
untuk hamil apabila wanita tersebut telah menikah. Wanita yang mengalami pre menstruasi
sindrom seperti nyeri perut yang sangat dapat mengakibatkan gangguan beraktivitas, gangguan
istirahat dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut dirasa perlu adanya telaah terhadap menstruasi dari riwayat
menstruasi remaja melalui suatu penelitian. Telaah menstruasi dari mulai menarche, siklus
menstruasi, lama menstruasi, banyaknya darah menstruasi, keluhan selama menstruasi baik
keluhan nyeri perut, keluhan ketidaknyamnaan payudara, kondisi emosi selama menstruasi,
maupun keputihan yang menyertai menstruasi.
1. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Usia
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia remaja putri lebih banyak dalam kategori
remaja . Remaja akhir usia 19-24 merupakan masa transisi ke usia dewasa. Remaja putri yang
berusia tersebut ada yang telah menikah, hamil dan mempunyai anak. Kehamilan diusia 19 tahun
merupakan kehamilan yang beresiko, mengingat alat-alat repoduksi belum matang sehingga
tidak jarang menimbulkan kondisi kesakitan dan kematian ibu maupun bayi akibat perdarahan.
Usia reproduksi sehat pada wanita adalah usia 20 tahun hingga 35 tahun. Mencatat riwayat
menstruasi merupakan salah satu upaya untuk mengidentifikasi kondisi atau riwayat menstruasi
normal ataukah adanya penyimpangan. Catatan yang harus dilakukan diantaranya mencatat
menstruasi pertama (menarche), siklus menstruasi, banyaknya darah yang keluar, keluhan saat
menstruasi.
2. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Usia Menarche
Kondisi normal rata-rata usia menstruasi pertama atau menarche yaitu 12 tahun.
Menstruasi rutin pada sebagian besar remaja putri di usia 16 hingga 18 tahun. Menstruasi
pertama atau menarche merupakan tanda seseorang remaja putri mulai dinyatakan akhil baliq.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa seorang remaja putri mulai berfungsi alat reproduksinya,
hormone-hormon diproduksi dengan baik, ovarium & uterus mulai berfungsi. Remaja putri yang
mulai menstruasi juga sudah mulai diberikan pendidikan kesehatan mengenai kebersihan diri
termasuk kebersihan genetalia eksternanya agar terhindar dari penyakit-penyakit infeksi pada
genetalia yang dapat berpengaruh pada kesuburan, kehamilan, persalinan maupun nifasnya
kelak.
Marianti (2018) remaja putri yang belum mengalami menstruasi pertama (Menarche)
pada usia 15 tahun merupakan salah satu kelainan pada menstruasi. Wanita yang mengalami
kondisi belum menarche pada usia 14 tahun diikuti dengan tanda-tanda HIRSUTISME juga
merupakan salah satu kelainan dalam menstruasi. HIRSUTISME adalah pertumbuhan rambut
seperti pada laki-laki dibagian wajah, dada, atau punggung akibat kelebihan hormone androgen.
Wikjosastro (2008) usia menarche dipengaruhi factor keturunan, keadaan gizi, kesehatan.
3. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi secara normal dengan siklus 21-35 hari. Siklus kurang dari 21 hari
merupakan siklus pendek dan siklus lebih dari 35 hari merupakan siklus panjang. Siklus
menstruasi 28 hari dengan kondisi teratur merupakan bekal seorang wanita untuk reproduksi
sehat termasuk mengatur kehamilan dengan KB kalender. Gangguan siklus menstruasi berupa
oligomenorche lebih banyak terjadi pada wanita yang obesitas 30,8%. Wanita yang obesitas 1,89
kali lebih besar mengalami gangguan siklus menstruasi dibandingkan dengan wanita yang tidak
mengalami obesitas (Rakhmawati & Dieny, 2012).

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 15


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

Oligomenorche adalah kondisi wanita yang mengalami siklus menstruasi panjang lebih
dari 35 hari bahkan setelah 90 hari. Siklus menstruasi yang panjangnya melebihi 3 bulan bukan
lagi dinamakan oligomenorche namun sudah dikategorikan amenorche. Oligomenorche
disebabkan beberapa factor diantaranya
1. gangguan pola makan,
2. penyakit diabetes mellitus,
3. penyakit tiroid,
4. dapat pula disebabkan penggunaan kontrasepsi
5. penggunaan obat penunda menstruasi,
6. serta olah raga berat

Kondisi menstruasi dipengaruhi berbagai factor. Adapun factor yang mempengaruhi menstruasi
diantanya factor nutrisi. Marmi (2013) wanita dengan gizi lebih maka jumlah hormone estrogen
dalam darah meningkat akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh. Kadar estrogen tinggi
berdampak negative terhadap sekresi hormone GnRH, yang dapat menghambat hipofisis
antaerior untuk menstimulasi FSH. Hambatan sekresi FSH menyebabkan gangguan pertumbuhan
folikel sehingga folikel yang matang tidak terbentuk. Dampak kondisi tersebut adalah
panjangnya siklus menstruasi atau keterlambatan menstruasi.

4. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Lama Menstruasi


Pada sebagian besar wanita lama menstruasi adalah 3-7 hari (Marianti, 2018). Menstruasi
lebih dari 7 hari dengan volume darah berlebihan disebut menorrhagia, disebabkan
ketidakseimbangan hormone atau dapat juga disebabkan adanya miom.
5. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Keluhan Nyeri Perut Saat Menstruasi
Kondisi sakit perut atau nyeri dapat dialami dalam skala ringan sampai skala berat. Nyeri
berat yang dialami remaja putri saat menstruasi dapat terjadi pada awal usia mulai menstruasi
(menarche) sampai 3 tahun menstruasi. Kondisi tersebut dinamakan dismenorche primer. Namun
ada pula nyeri menstruasi dialami setelah bertahun tahun menstruasi, hal tersebut dinamakan
dismenorche sekunder. Rasa sakit yang dialami remaja putri pada siklus haid biasanya terjadi
pada sebelum menstruasi, selama menstruasi, hingga berakhir siklus menstruasi. Penyebab
dismenorche beragam diantaranya akibat factor endokrin sampai factor psikologis. Adapun
pencetus dismenorche diantaranya adalah usia dini saat menstruasi kurang dari 12 tahun,
perdarahan menstruasi yang hebat, riwayat keluarga dengan dismenorche, adanya gangguan
endometriosis dan masih banyak factor pencetus lainnya (Ratnawati, A. 2018).
Endometriosis merupakan suatu kelainan dimana endometrium yang biasa tumbuh
didalam uterus, pada kondisi tersebut tumbuh di luar uterus. Wanita yang mengalami
endometriosis biasanya mengalami nyeri yang luar biasa saat siklus menstruasi. Efek dari
endometriosis pada wanita tersebut adalah kemandulan dan kehamilan ektopik. Endometriosis
bersifat herediter, insiden lebih tinggi pada wanita yang ibunya mengalami endometriosis
(Ratnawati, A. 2018).
6. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Keluhan Ketidaknyamanan Payudara
Payudara remaja putri pertumbuhannya pada stadium 2 atau disebut breast bud
merupakan suatu tanda pubertas pertama. Breast bud terdiri dari penonjolan putting disertai
pembesaran daerah areola pada sekitar 8-12 tahun. Pada usia 12 tahun remaja putri mengalami
pacu tumbuh dimana payudara & areola mamae membesar, batas tidak jelas. Pada usia 13 tahun
remaja putri mengalami kecepatan tumbuh melambat, areola dan papilla membentuk bukit
kedua. Pada usia 14- 15 tahun remaja putri mengalami pertumbuhan minimal, payudara areola
tidak menonjol (Soetjiningsih, 2004). Nyeri dan pembesaran payudara sebelum menstruasi

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 16


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

dinamakan Mastalgia, disebabkan edema dan hiperemi akibat peningkatan relative kadar
estrogen (Wikjosastro, 2008).
7. Distribusi Remaja Putri Berdasarkan Kondisi Keputihan
Keputihan encer sampai kental, warna keputihan menjadi kekuningan, gatal, rasa panas
seperti terbakar, berbau adalah tanda gejala adanya vaginitis. Vaginitis adalah penyakit radang
vagina yang ditandai dengan keluarnya cairan keputihan sampai berubah warna dan disertai
tanda gejala keputihan encer sampai kental, warna keputihan menjadi kekuningan, gatal, rasa
panas seperti terbakar, berbau. Etiologi penyakit vaginitis adalah akibat bakteri, parasite dan
jamur (Ratnawati, A. 2018).
(Ratnawati, A. 2018). Pada area vagina terdapat pH asam yang dapat melindunginya dari
serangan bakteri, jamur, dan menjauhkan vagina dari infeksi. Namun pada beberapa kasus pH
mengalami perubahan sehingga bakteri atau jamur dapat masuk dan merusak jaringan yang ada
pada vagina hingga menyebabkan infeksi pada vagina. Perubahan pH biasanya terjadi pada kasus
stress, alergi dermatologis, estrogen yang rendah, kehamilan, dampak dari pemakaian
kontrasepsi vagina atau dari kontrasepsi oral, serta celana yang ketat, tidak berbahan katun yang
dapat menyerap keringat (Ratnawati, A. 2018).

RANGKUMAN

 Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau
dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang,
umur, tulang, dan keseimbangan metabolik. Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya
jumlah sel tubuh suatu organisme yang disertai irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan
semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, di mana suatu organisme yang kecil menjadi
lebih besar seiring dengan pertambahan waktu. Sedangkan perkembangan adalah bertambah
kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
 Ada tiga tahap perkembangan remaja dalam rangka penyesuaian diri menuju kedewasaan,
yaitu remaja awal (usia 11-14 tahun), remaja madya (usia 15-17 tahun), dan remaja akhir
(usia 18-21 tahun).
 Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya
tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Di antara perubahan fisik itu, yang terbesar
pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi
semakin panjang dan tinggi).

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 17


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

TES FORMATIF

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 18


02 SEPTEMBER
Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse
2021

DAFTAR PUSTAKA

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MESNTRUASI 19

Anda mungkin juga menyukai