ESTABLISH SOOT
BUDY besar (30) duduk bersandar di dinding pondok sambil tertawa melihat
beberapa anak-anak (15-17) bermain di sawah. Seketika raut wajah budy berubah
menatap tajam.
CUT TO
FADE OUT
Kamar seadanya dengan tikar sebagai alas tidur budy kecil (15).
IBU
v.o
Budy!!! Budy!
Teriakan Ibu (32) di dapur membangunkan Budy. Suasana pagi yang dingin cahaya
mentari masuk dari jendala memaksa budy terbangun dan duduk dengan rasa malas.
Teriakan Ibu kembali terdengar. Budy berdiri dan berjalan keluar kamar dengan rasa
malas bercampur ngantuk.
IBU
Cuci muka langsung pergi Ibu nanti ibu ada urusan ke
kampung sebelah. Jangan pulang kesorean !
Budy berjalan membawa sebuah karung. Di depan ada beberapa anak-anak (15-17)
berseragam sekolah berhenti dan berbincang menunggu budy.
SENO
Budy! Sini.
Budy menghampiri mereka.
APIS
Eh, budy mau kemana pagi-pagi gini bawa karung(tertawa
dan kedua anak lainnya)
ADIT
Iya,,,kenapa gak sekolah aja kek kita semua.
SENO
Sudahlah, budy kan teman main kita juga. O iya bud nanti
sore kita main tempat biasa ya, sekarang kami ke sekolah
dulu.
BUDY
Oke, setelah selesai kerja nanti aku langsung kesana.
ANAK-ANAK
Oke.
Budy sedang mencari apapun yang dapat di jadikan ibu nya sebagai dagangan di
pasar. Mengambil satu persatu kayu bakar.
Bekas merah gigitan nyamuk di kaki dan tangan budy,Sambil menpuk nyamuk di
kaki.
Empat orang anak-anak duduk terpisah. Apis duduk di atas sebuah bekas batang
pohon runtuh. Seno duduk di atas tanah. Adit berdiri memegang ranting kayu. Dodi
duduk di samping Apis.
APIS
Kemana sih ni anak!
SENO
Tenang aja Pis, tu anak pasti datang.
DODI
Gak sabaran mau ngerjain tu anak.
SENO
Pokoknya kalo tu anak datang kalian kerjain sejadi jadi
nya, bully habis-habisan lagi(semua tertawa)
Terlihat dari kejauhan Budy berjalan menyandang karung berisi bahan makan untuk
di jual. Dan memegang seikat kayu bakar.
SENO
Nah tu anak datang juga kan..
Budy berhenti dengan nafas ngos-ngosan menurunkan
semua yang dia bawa.
SENO
Jadi kan bud?
BUDY
Iya, tapi aku pulang dulu ngantar ini, ntar kelamaan ibu
menunggu.
APIS
Udah, nanti aja bud. Nanti kita jelasin sama ibu kanapa
kamu pulang lama.
ADIT
Iya bud tenang aja ibu mu gak bakal marah kok!
BUDY
Beneran ya, jangan kayak kemarin habis main pulang aja,
ntar aku di marahi lagi sama ibu.
SENO
Iya bud, yok kita main.
Seperti biasa kamu yang jaga duluan bud.
Budy berjalan ke sebuah pohon kedua tangan ke pohon dan menempelkan matanya
bermain petak umpat. teman-teman budi berlari beriringan kedalam hutan.
BUDY
v.o
1..2..3..10
APIS
Kita semua lari kerumah masing-masing biar aja budy nyari
disini(semua tertawa)
CUT TO
IBU
Masih aja main sudah di bilangin pulang cepat.
CUT TO BACK
Budy berjalan mencari temannya kedalam hutan. Jam terus berjalan hingga magrib
datang.
BUDY
Seno…Apis kalian dimana, ini sudah mau malam,
IBU
Sudah berapa kali ibu bilang. Selesai kerjaan langsung
pulang jangan main dulu. Cepat mandi beliin ibu gula
keluar.
BUDY
Baik bu.
Terlihat dari kejauhan budy berjalan pelan membawa belanjaannya setengah kilogram
gula di bungkus plastik warna merah.
Seno,apis adit dan dodi duduk berkumpul di tepi jalan. Di samping musholla.
Budy menghampiri mereka dengan perasaan kesal.
Dodi berdiri…
DODI
Ni dia anak yatim yang tadi ninggalain kita di hutan.
BUDY
Kalian yang pulang duluan aku nyariin sampai gelap di
hutan.
APIS
Kalo salah ya salah aja, dah pandai ngelawan si budy yatim
kita teman-teman.
SENO
Kasih pelajaran aja!
Dodi, adit, apis memukul budi. Seno hanya duduk melihat sambil tertawa.
Pak ustad keluar dari musholla dan melihat budy di pukuli langsung melerai mereka.
Melihat pak ustad keluar seno langsung lari.
PAK USTAD
Adit, dodi dan ini si apis selalu aja bikin masalah. Habis
mengaji langsung pulang bukannya berkelahi disini
APIS
Budy duluan pak ustad.
PAK USTAD
Sekarang semua bubar dan langsung pulang jangan ulangi
lagi.
ANAK-ANAK
Baik pak ustad.
APIS
Awas lu ya anak yatim.
Budy membuka pintu masuk kedalam rumah. Ibu mengikat satu persatu dagangan.
Budy berjalan terus kedapur.
IBU
Besok ibu minta kamu harus pulang cepat, sekarang tidur.
BUDY
Baik bu.
IBU
Besok ibu masih ada urusan di kampung jadi habis dagang
ibu langsung kesana. Kamu pergi ke hutan sendiri lagi.
Budy berteduh di bawah pohon mengeluarkan botol minuman dari karungnya. Budy
bersandar di batang pohon mengusap keningnya yang penuh dengan air peluh.
Melihat semua yang di butuhkan sudah di dapatkan budy mengambil parang dan
memotong sebuah ranting pohon hidup yang akan di gunakan sebagi tanda batas hari
ini.
APIS
(meregang kesakitan memintak tolong)
bud..
Budy mundur perlhan dan terjatuh merangkak mudur sedikit dan berdiri melihat Apis
meregang nyawa sambil tersenyum lalu tertawa membayangkan sakitnya di pukuli
dan hinaan Apis selama ini.
BUDY
Gimana ? gak sengaja aja menyakitkan bukan? Tenang
bentar lagi temanmu nyusul.
12. EXT. JALAN KAMPUNG – SIANG
Budy berjalan pulang membawa peralatannya berpas pas an dengan seno,dodi, dan
adit.
DODI
Hey anak yatim, lu liat Apis gak ?
SENO
Sudah, ngapain juga nanya ama budy yang baru pulang dari
hutan.
Dua orang pemburu membawa senapan angina yang lelah tidak menemukan satupun
buruan. Beristirahat membelakangi tempat budy beristirahat. Pemburu 1 (37)
langsung duduk bersandar. Pemburu 2 berdiri melihat-lihat ke atas pohon.
PEMBURU 1
Aneh ya bang, seharian gak ada satunpun burung di hutan
sini.
PEMBURU 2
Kalo gini mending kita lagsung pulang aja.
PEMBURU 1
Tunggu bentar lah bang. Masih lelah ini. Ini juga kebelet
lagi.
Pemburu 1 berjalang kebelakang untuk buang air. Pemburu 1 kaget dan terjatuh
meliat seorang anak dengan ranting pohon menancap di perutnya dan berteriak.
PEMBURU 2
Ya allah..
Terlihat keramaian dan beberapa orang( 25-40) berdatangan ngelayat kerumah Apis.
Seno, Adit dan Dodi duduk di kursi luar rumah apis. Juga 2 orang polisi (30-35)
berdiri di sana.
Budy berdiri di pinggir jalan melihat kerumah apis merasakan kesenangan melihat
kesedihan di rumah itu.
BUDY
Bentar lagi giliran kalian (menatap tajam pada seno,dodi
dan adit)
SEMINGGU KEMUDIAN
IBU
Mau kemana bud?
BUDY
Ke hutan bu.
IBU
Biar ibu aja. Kamu di rumah aja, selama pelaku
pembunuhan Apis temanmu belum ketemu, biar ibu aja
yang kehutan.
BUDY
Gak papa bu! Anak baik gak bakal di celakai orang jahat
kok bu !
IBU
Ibu bilang di rumah aja. Anak baik selalu dengar kata
ibunya!.
BUDY
Baik bu.
16. EXT. PINGGIR JALAN. DEPAN MUSHOLLA – MALAM
DODI
Eh, kalian tunggu sini dulu ya. Tadi ibuku nyuruh belanja
dulu sebelum pulang.
SENO
Jangan lama lu Di, tu pembunuh belum ketangkap.
DODI
Apaan sih, ini kan bukan hutan, iya gak Dit?
ADIT
Iya tenang aja, ada Adit di sini.
DODI
Pergi dulu ya
Dodi pergi….
30 MENIT KEMUDIAN
SENO
Dodi mana sih Dit? Dah makin mala mini Dit.
ADIT
Udah tenang aja, bentar lagi juga datang.
Terlihat Budy berjalan menunduk dari arah yang sama dengan Dodi.
SENO
Bud, lu liat Dodi gak?
Budy melihat menegakkan kepala dan melihat dengan pandangan kosong pada adit
dan seno membalikan badan dan menunjuk kebelakang. Dan terus berjalan.
ADIT
Lah, si yatim dah makin aneh aja. Makin gila lu yatim.
SENO
Kita pulang aja yok Dit
(ketakutan)
ADIT
Lu juga, pengecut amat. Yoklah…
Berjalan pulang…
IBU
Kan ibu dah bilang jangan pulang kemalaman.
Dari mana aja?
BUDY
Beliin Ibu ini(memberikan bungkusan berisi makanan)
IBU
Dapat uang dari mana bud. Lagian buat apa juga buang-
buang uang.
BUDY
Sesekali kita hidup seperti orang di luar sana gak papa kan
Bu! Lagian kan Budy ngumpulin uang buat beli ini.
IBU
Yaudah, habis ini budy tidur ya. Dan jangan keluar lagi
malam hari.
BUDY
Baik bu
Seno berlari menuju Adit yang berdiri mau pergi sekolah bareng.
Seno memegang bahu Adit saambil ngos-ngosan
ADIT
Lu kenapa? Lari larian kesini sendiri lagi! Dodi mana? Bisa
telat kita nih!
SENO
Lu belum tau. Do..dodi semalam juga mati kayak Apis,
ketusuk ranting kayu hidup.
ADIT
(tertawa)
lu nakutin gua kan. Mana bisa!
SENO
Aku serius Dit. Ini aja aku lari setiap ada jalan yang sepi.
Pokoknya pulang sekolah aku gak mau keluar lagi. Apalagi
malam hari.
KETUA PEMUDA
Sehubung belum adanya titik terang dari pihak kepolisian
akan kejadian dalam minggu ini. Di minta kepda seluruh
masyarakat dan pemuda kususnya untuk berjaga dan
memperhatikan anak-anak untuk tidak berkeliaran ke hutan
dan juga pada malam hari. Mungkin itu saja dan silahkan
bubar dan berjaga-jaga.
WARGA 1 (30)
Kok bisa ya gak ada jejak sama sekali.
WARGA 2 (31)
Kata temannya Dodi saat terakhir mereka sama Dodi yang
lewat itu hanya Budy.
WARGA 1
Ngaur aja itu bang kalo anak se kecil itu melakukan hal
begituan.
WARGA 2
Naruh curiga kan boleh aja. Gak nuduh juga kan.
WARGA 1
Mending kita lanjutin yang di perintahkan ketua kita tadi.
Seno duduk di kursi kayu belajar mengerjakan tugas sekolah, sehabis mandi.
Adit datang tergesa kerumah seno meminta untuk menemani ke hutan mencari
ayahnya.
ADIT
Seno, temani aku dong ke hutan memanggil ayah ku, ada
tamu penting di rumah ku.
SENO
Lu mah enak Dit gak ada tugas sekolah, lah aku banyak
tugas buat besok Dit!
ADIT
Bentar aja No.
SENO
Malas kali aku Dit, masak ddah mandi kehutan lagi.
Katanya gak lu gak takut.
ADIT
Yelah, payah lah lu No.
SENO
Hati-hati lu Dit ntar ketemu pembunuh dihutan(candaan
Seno sambil tertawa)
ADIT
Apa sih lu No. gak bakal takut Gua.
Adit berjalan sambil mengayunkan rating kayu ke rerumputan pinggir jalan setapak
menuju hutan.
ADIT
Sama pembunuh aja takut. Payah dah kalo semua anak-
anak seperti seno!
Mati mah dah ajal, gitu aja takut, huft capek aja pak ustad
ngajari.
Tiba – tiba Budy keluar dari semak membawa karung yang dia sandang. Adit kaget
dan hamper lari.
ADIT
Ngagetin aja lu Bud, untung aja gak ku pukul pake ni kayu.
ADIT
Biasa aja napa bud, aku gak bakal takut dengan sikap mu yang
kek film horror gitu.
Adit berjalan kedepan melewati budy sambil mendorong budy dengan bahunya.
Lewat beberapa langkah adit berbalik badan posisi budi membelakangi Adit berjalan
pelan.
ADIT
Eh bud, kamu kan dari hutan kamu lihat ayah ku gak bud?
Budy berhenti meletakan karungnya, berbalik badan menghadap adit dan menunjuk
kea rah hutan.
ADIT
Ini hutan luas bud, lu nunjuk itu gak ada batasnya. Gini aja
bud lu temani aku dong ke hutan nyari ayah ku, penting
banget nih.
Budy yang teringat akan kematian dua teman adit tersenyum tajam akan nafsu
membunuhnya, berjalan melewati adit kedalam hutan. Adit mengikuti dari belakang.
ADIT
Masih jauh gak bud, apa gak salah jalan ini bud, dari tadi
kayak gak ada yang pernah kesini.Ni anak gini amat dari
tadi gak pernah ngomong.
ADIT
Berhenti dulu lah bud, capek kali aku.
Budy berhenti dan berdiri melihat miring ke kana ada sebuah batu hamper sebesar
kepala di depan adit duduk.
Budy yang terbawa nafsu membunuh berjalan perlahan sedangkan adit hanya
menunduk sambil mengagruk kakinya yang gatal.
Budy mengambil batu dan terlihat sekilas di padangan adit yang pas di depan dia
duduk.
Adit menegakan kepala seiring dengan budy mengayunkan batu kekepala adit dan
mampu di hindari adit.
Adit langsung mengambil ranting yang ia bawa di sebelah kanannya dan menyerang
balik sambil berdiri pada budy mengenai leher budi memberikan sedikit goresan.
ADIT
Dah gila kamu bud,
BUDY
(tertawa lepas) kalo iya kenapa? Kamu takut! (menatap
tajam adit) teman-temanmu gak takut meskipun rasa sakit
saat mereka akan mati(tertawa tersedu)
ADIT
Jadi kamu pelakunya bud.
BUDY
Bukan aku! Tapi perlakuan kalian padaku lah pelakunya.
Budy kembali menyerang adit. Adit membalas di tangkap budy ranting kayu dan
menarik ranting tersebut. Dengan spontan langsung memukulkan batu ke kepala adit.
Adit terjatuh kesakitan budy mendekati adit dan kembali memukulkan batu ke kepala
adit berkali kali.
IBU ADIT
Ayah sudah pulang, kenapa lama sekali tadi ada tamu
penting yang ayah bilang datang kesini.
AYAH ADIT
Lah, kenapa ibu gak manggil ayah ke hutan.
IBU ADIT
Adit mana? Bukannya tadi adit ke hutan nyari ayah.
Ayah adit kaget dan cemas mendengar adit ke hutan langsung berdiri.
AYAH ADIT
Kenapa ibu suruh adit kehutan kan dia gak pernah kehutan
bu. Kalo nyasar gimana?Yaudah ayah nyusul adit dulu.
Ayah pergi dan mengabari ke warga lain meminta bantuan mencari adit.
Hari mulai gelap. Beberapa warga juga ikut mencari adit dan berpaspasan di peinggir
hutan dengan budy tapi tidak menghiraukan hal tersebut.
Beberpa warga (25-30) berkumpul membawa senter dan penerangan lainnya mencari
adit. Ketua pemuda menginstruksikan untuk membagi bagian berpencar mencari adit.
Teriakan memanggil manggil nama adit.
WARGA 2
Bukannya tadi di pinggir hutan itu budy ya?
WARGA 1
Dah mulai lagi, sudahlah bang kita ini nyari adit bukannya
bahas budy! Lagian kan sudah kerjaan harian budy dan
ibunya ke hutan nyari apapun yang bisa di jual ke pasar.
Teringat yang di ucapkan warga 2 ketua pemuda mengingat saat berpaspasan melihat
sedikit bercak merah di lengan baju budy yang berwarna hijau dan langsung berlari
mengabari warga lain untuk langsung ke kampung mencari Budy.
Ibu budy yang seharian di kampung sebelah pulang dan heran melihat pintu rumah
terbuka. Ibu budy masuk kerumah dan memanggil pelan budy. Terus berjalan
kedalam rumah melihat kamar budy tidak menemukan budi. Masuk ekdapur mencari
budi dan terus memanggil budy tidak juga melihat budy, pintu belakang daour juga
terbuka, ibu budy mengambil senter di atas meja dapur, ddan pergi kebelakang
mencari budy.
Terdengar suara ketawa pelan budy dibalik sebuah semak kecil. Ibu budi menatap
takut dan perlahan menuju kesana. Ibu budi terkejut melihat seorang anak dari
penerangan senternya yang bersibah darah tertelungkuk di hadapan budy yang duduk
di atas sebuah batu besar. Ibu budy menerangi budy, budy membalikan kepala melihat
pada ibu dengan wajah penuh dengan darah. Ibu langsung lari dan meminta
pertolongan.
Ketua pemuda dan beberapa warga yang berlarian kerumah budy mencari budy
mendengar suara teriakan minta tolong ibu budy dan langsung berlari kebelaknag
rumah budy.
KETU PEMUDA
Ada apa bu?
Ibu budy yang takut hanya menangis sambil menunjuk menerangi kearah budy.
Beberapa warga dan ketua pemuda bergegas menuju ke semak yang di tunjuk ibu
budy dan melihat budy dan mayat seno di depannya. Sontak semua mempalingkankan
muka melihat mayat yang bersibah darah.
Dua warga langsung memegang budy dan yang lainnya mengakat mayat seno
membawa lewat samping rumah budy ibu budy menangis tersimpuh melihat budy di
bawa warga.
Anak-anak berhenti bermain mendengar budy besar yang tertawa dan mentap tajam
pada meraka. Sontak anak-anak langsung lari ketakutan dan budy besar kembali
tertawa.
FADE OUT
CUT TO
CUT TO BACK
Fade Out