Anda di halaman 1dari 27

Anak Terlindungi,

Indonesia Maju
Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP

Disampaikan dalam Peringatan Hari Anak Nasional Bersama Kowani, 4 Agustus 2020
Outline

1. Mengenal Hak-Hak Anak


2. Anak Terlindung di Rumah
3. Mewujudkan Dunia Pendidikan
Ramah Anak
1. Mengenal Hak-Hak
Anak
PENDAHULUAN
Dalam Pembukaan UUD NRI 1945, disebutkan bahwa diantara tugas konstitusional Pemerintah dan Negara Republik Indonesia
adalah “ … melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa……,”

Setiap warga negara berhak mendapat Pendidikan. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan das tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
ar dan pemerintah wajib membiayainya. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
(Pasal 31 ayat 1 dan 2 UUD NRI 1945)
(Pasal 28B ayat (2) UUD NRI 1945)

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan
(Pasal 1 angka 1 UU No 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak)
________________________________________________________________
Setiap Anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat.
(Pasal 9 ayat 1 UU No 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak)
Konvensi Hak
Anak
Pada tahun 1989, pemerintah di seluruh dunia menjanjikan hak yang sama untuk semua anak dengan
mengadopsi Konvensi PBB untuk hak-hak anak. Konvensi ini mengatur hal apa saja yang harus dilakukan negara
agar tiap-tiap anak dapat tumbuh sesehat mungkin, bersekolah, dilindungi, didengar pendapatnya, dan
diperlakukan dengan adil

Hak-hak anak berlaku atas semua anak tanpa terkecuali. Anak harus dilindungi dari segala jenis diskriminasi
terhadap dirinya atau diskriminasi yang diakibatkan oleh keyakinan atau tindakan orangtua atau anggota
keluarganya yang lain.

Pemerintah bertanggung jawab memastikan semua hak yang dicantumkan di dalam Konvensi dilindungi dan
dipenuhi untuk tiap anak.
“Orangtua atau wali yang sah
bersama-sama bertanggung
jawab membesarkan anak,
dan semua pihak ini perlu
selalu mempertimbangkan
kepentingan terbaik anak.
Pemerintah perlu membantu
dengan menyediakan layanan
untuk mendukung orangtua dan
wali, khususnya jika mereka
bekerja”
“Tiap anak berhak mendapat
pengasuhan yang layak,
dilindungi dari kekerasan,
penganiayaan, dan
pengabaian.”
“Setiap anak dengan disabilitas
berhak atas pendidikan, pelatihan
dan perlindungan khusus agar
dapat menjalani kehidupan secara
penuh”
“Tiap anak berhak mendapatkan standar
kesehatan dan perawatan medis yang terbaik,
air bersih, makanan bergizi, dan lingkungan
tinggal yang bersih dan aman. Semua orang
dewasa dan anak-anak perlu punya akses pada
informasi Kesehatan”
Anak berhak mendapatkan
standar hidup yang cukup
baik sehingga semua
kebutuhan mereka
terpenuhi. Pemerintah
perlu membantu keluarga
yang tidak mampu
memenuhi hal ini dan
memastikan bahwa
orangtua dan wali
memenuhi tanggung jawab
keuangannya terhadap
anak-anak mereka.
“Tiap anak berhak mendapatkan
pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan dasar perlu tersedia gratis,
pendidikan menengah dapat diakses,
dan anak didorong menempuh
pendidikan hingga ke tingkat tertinggi
yang dimungkinkan. Disiplin yang
diterapkan sekolah-sekolah haruslah
tetap menghormati hak dan martabat
anak”
2. Anak Terlindung
di Rumah
Di masa pandemi, 96,8% siswa belajar dari rumah. Ini berarti waktu anak
jauh lebih banyak di rumah dibandingkan hari-hari sebelumnya

Sumber : Temuan Survey Balitbang Kemendikbud


Sebagian besar siswa belajar kurang dari 3 jam per hari.
Berpotensi mereduksi hak anak dalam mendapatkan Pendidikan berkualitas

Sumber : Temuan Survey Balitbang Kemendikbud


Sebagian besar orang tua menghabiskan waktu 1-2 jam untuk
mendampingi anak belajar dalam satu hari

Sumber : Temuan Survey Balitbang Kemendikbud


Cara orangtua membimbing anak berbeda menurut jenjang pendidikan

Sumber : Temuan Survey Balitbang Kemendikbud


Persepsi siswa tentang belajar dari rumah

Sumber : Temuan Survey Balitbang Kemendikbud


Hambatan belajar dari rumah

Sumber : Temuan Survey Balitbang Kemendikbud


Permasalahan terkait PAUD

Banyak keluarga belum memahami urgensi BDR sehingga tidak mendaftarkan Anak ke PAUD

Banyak guru yang masih gamang dan tergagap menjalankan PAUD dari rumah

Pemantauan tumbuh kembang Anak dan program gizi tidak optimal di masa Covid

Karena orangtua harus bekerja sebagian harus menitipkan anaknya ke TPA, akhirnya ada TPA
yang terpaksa buka

Prinsip non diskriminatif dalam memenuhi hak anak seperti tertuang dalam UU Perlindungan
Anak menjadi tidak utuh ketika masih ada perbedaan PAUD Formal dan Non-formal

Sumber : Himpaudi
Tips & Trik Belajar di Rumah

Buat aturan main yang disepakati

Temui dan Kembangkan potensi minat dan bakat masing-masing anggota keluarga

Buat Proyek Bersama seperti program social, seni, dan hiburan

Ambil keputusan secara demokratis

Pendidikan keluarga bukan hanya tanggung jawab ibu tapi juga ayah

Libatkan anak dengan berbagai aktivitas di rumah, seperti memasak, berkebun, dan membersihkan rumah
Menerapkan Disiplin Positif

• Disiplin positif merupakan suatu cara penerapan disiplin tanpa kekerasan dan ancaman yang dalam
praktiknya melibatkan komunikasi tentang perilaku yang efektif antara orangtua dan anak.

• Konsep disiplin positif :


1. Saling menghormati.
2. Mengidentifikasi keyakinan di balik perilaku
3. Komunikasi yang efektif dan keterampilan memecahkan masalah.
4. Disiplin yang mengajarkan (tidak permisif atau punitif).
5. Berfokus pada solusi, bukan hukuman
6. Pemberian dorongan (bukan pujian). Upaya pemberitahuan usaha dan perbaikan, tidak hanya sukses, dan
membangun harga diri dan pemberdayaan jangka panjang

• Beberapa tips-tips disiplin positif :


1. Kenalkan disiplin sejak dini
2. Diskusikan setiap aturan dan kesepakatan yang dibuat
3. Berikan konsekuensi logis
4. Bersikap tegas, bukan marah-marah
3. Mewujudkan
Dunia
Pendidikan
Ramah Anak
Anggaran

ANGGARAN 2020 RENCANA ANGGARAN 2021

DITJEN 6.050.595.223.000 3.342.407.446.000


(Penyesuaian SOTK Baru) (masih pagu Indikatif)
PAUD, DIKDAS
& DIKMEN 5.069.637.405.000
(Perubahan setelah Perpres 54/2020)

Beberapa program prioritas Ditjen PAUD Dikdasmen, yaitu


Penyediaan Peralatan TIK dan APE,
Program Indonesia Pintar, Afirmasi Peningkatan Sarana dan
Prasarana Pendidikan, Penjaminan Mutu Pendidikan, Layanan
Khusus dan Kebencanaan.
Saran dan Masukan

Kemendikbud RI agar segera melakukan penyesuaian kurikulum (kurikulum adaptif)


01 dalam proses pelaksanaan BDR, baik Daring maupun Luring, dengan mengedepankan
pendidikan kecakapan hidup dan pembentukan karakter.

Pemerintah harus memastikan ketersedian


02 fasilitas IT (Gawai, Kuota dan Jaringan) diseluruh
daerah, khususnya di daerah 3T.

Kemendikbud RI harus memiliki pusat Informasi yang


03 selalu mengupdate kebijakan dan menyampaikannya ke
publik serta memastikan kebijakannya dapat
Saran terkait PAUD

Revisi UU Sisdiknas, Canangkan Gerakan


Keluarga
terutama terkait Mendaftarkan Anak ke
pembedaan antara PAUD dengan
PAUD formal non- melibatkan seluruh
stake holder
formal

Adakan bimtek-bimtek Menjadikan guru


kepada guru-guru PAUD dan kader
PAUD mengenai PKK sebagaii
pembelajaran dari konsultan
rumah keluarga
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai