Anda di halaman 1dari 8

Merdeka Belajar Saat Pandemi: Sebuah Konsep Pembelajaran

Anak Usia Dini Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: Dr. Anik Lestariningrum, M.Pd & Titania Widya Prameswari


PG-PAUD-FKIP-Universitas Nusantara PGRI Kediri

PENDAHULUAN

Baru-baru ini Menteri Pendidikan Indonesia Nadiem Makariem, membuat sebuah


terobosan baru sebagai sebuah solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kualitas pendidikan dan
pembelajaran. Merdeka belajar merupakan sebuah konsep pembelajaran yang memberikan
kebebasan dan kemerdekaan bagi siswa dan lembaga pendidikan mulai dari PAUD hingga
Perguruan Tinggi. Konsep merdeka belajar bertujuan untuk mengurangi beban administratif
guru diluar tugas utamanya yaitu pengajaran. Selain itu, melalui merdeka belajar guru dituntut
agar lebih kreatif dan inovatif, memiliki strategi untuk merumuskan metode pengajaran yang
disesuaikan dengan keadaan lingkungan disekitarnya. Sedangkan, tujuan merdeka belajar untuk
siswa yaitu agar siswa memiliki kemampuan berfikir kritis, logis, dan memiliki pemikiran yang
mendalam mengenai sesuatu hal yang ia pelajari. (Kompasiana.com : 2019).

Terobosan yang dikemukakan oleh Nadiem Makariem menuai pro-kontra dari berbagai
kalangan. Seperti yang dikutip oleh www.muslimahnews.com menurutnya kebijakan merdeka
belajar yang dikemukakan oleh Menteri Pendidikan Indonesia Nadiem Makariem, merupakan
kebijakan yang tidak matang. Menurutnya, dengan guru diberikan kebebasan secara mandiri
untuk menerjemahkan kurikulum dapat membuat sistem pembelajaran menjadi sistem seperti
kapitalis sekuler.

Walaupun demikian, kebijakan yang dikemukakan oleh Nadiem Makariem, mendapatkan


dukungan dan sambutan yang baik dari banyak pihak. Seperti yang dikemukakan oleh pakar
pendidikan Finlandia Allan Schneltz dalam seminar Internasional tentang pendidikan di
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bahwa konsep merdeka belajar yang
dikemukakan oleh Nadiem Makariem memberikan kesempatan kepada guru untuk menjadi
bagian terpenting dalam pendidikan. Melalui kebijakan tersebut, peran guru tidak lagi menjadi
pusat pembelajaran, namun menjadi fasilitator siswa dalam pengembangan karakter. Dengan
adanya kebijakan tersebut, guru akan lebih terbuka terhadap perubahan dan menjadi penentu
kualitas pendidikan. (Fatima; Beritajatim.com: 2019). Selain Allan banyak pihak yang
mendukung kebijakan yang dikemukakan oleh Nadiem Makariem baik praktisi pendidikan, guru,
maupun orang tua siswa.

Konsep merdeka belajar merupakan sebuah konsep yang berpeluang besar untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia apabila dipersiapkan dengan matang. Melalui
merdeka belajar, siswa akan diarahkan untuk memiliki kompetensi abad 21, yaitu
communication, creativity, collaboration, dan critical thingking. Dengan memiliki kompetensi
4c tersebut, anak tidak hanya menjadi penghafal pelajaran saja, namun anak akan mampu
menciptakan hal baru atau inovasi baru bagi Indonesia dalam segala bidang, memiliki
keterampilan sosial untuk bekerjasama serta memiliki karakter, etika dan moral.

Sedangkan dalam konsep pembelajaran anak usia dini merdeka belajar kembali
menegaskan makna pembelajaran sesungguhnya yang terjadi di PAUD. Betapa bahagianya
apabila konsep ini kembali terealisasi karena itulah dunia anak sesungguhnya, mereka tidak perlu
harus mengerjakan LKA (Lembar Kegiatan Anak) dengan konsep CALISTUNG dimana akan
mengekang dunia bermain anak. Oleh karena itu penulis sebagai seorang calon pendidik anak
usia dini juga mendukung gagasan merdeka belajar sebagai konsep positif untuk
mengembangkan seluruh potensi anak sesuai dunianya yaitu bermain. Bermain menurut konsep
Piaget, (dalam Hurlock, 1999) dimana kegiatan bermain dilakukan menyenangkan dengan tidak
memikirkan sebuah hasil. Disinilah letak merdeka belajar yang sesungguhnya anak aktif
berperan bebas memilih aktifitas dari apa yang disiapkan oleh pendidik sebagai fasilitator.

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu layanan pendidikan yang paling
fundamental. Hal ini dikarenakan stimulasi yang diberikan pada anak sejak usia dini akan sangat
berpengaruh terhadap proses perkembangan anak di masa selanjutnya. Pada usia dini, anak
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan secara pesat dan tidak tergantikan. Dari hasil
penelitian para ahli neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu
4 tahun pertama. Setelah berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18
tahun perkembangannya mencapai 100%. (Suyanto, 2005). Oleh karena itu, hakikat kegiatan
pembelajaran pada anak usia dini berkaitan erat dengan pengembangan kurikulum secara konkret
yang berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain
berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya. (Sujiono, 2011).

Karakteristik pembelajaran pada anak usia dini yaitu : 1) anak belajar melalui bermain, 2)
anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya, 3) anak belajar secara ilmiah, 4) anak
belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek
pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional. Aktivitas bermain merupakan salah satu
aktivitas yang paling penting dan tidak dapat dipisahkan dalam diri anak. Bermain bermanfaat
untuk menstimulasi kemampuan sensori-motorik, kognitif, sosial-emosional dan bahasa anak.
Melalui aktivitas bermain anak mendapatkan kesempatan untuk belajar, terutama dalam hal
penguasaan tubuh, pemecahan masalah, dan kreativitas.

Ternyata gagasan merdeka belajar ini menjadi satu hal mendasar yang menyiapkan para
pendidik di Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19. Bagaimanapun anak-anak harus
mendapatkan haknya untuk memperoleh pembelajaran dan juga pengembaangan seluruh aspek
perkebangan akhirnya menjadi tantangan pendiik dan orang tua. Mendapatkan tantangan
menyiapkan pembelajaran online pertaama kalinya guru menggunakan perangkat baru sebagai
awal penerapan merdeka belajar, dimana orang tua semakin menyadari betapa sangat berartinya
peran guru tentang pembelajaran bisa efektif meskipun sebenarnya pembelajaran bisa terjadi di
manapun tetapi ketidaksiapan guru, anak dan orang tua dalam menghadapi sistem pembelajaran
ini diperlukan kolaborasi agar keefektifan pembelajaran terus berlangsung (Lestariningrum et.al,
2020). Peran orang tua akhirnya menjadi landasan bahwa tanggngjawab pendidikan anak sejak
usia dini meliputi kolaborasi antara lembaga PAUD dan juga orang tua anak di lingkungan
keluarga sebagai awal pondasi utama bahwa keluarga merupakan konsep merdeka belajar
dimana anak memperoleh pengalaman awal sebelum masuk lembaga PAUD.

Kita ketahui bersama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada proses pembelajarannya
selalu berpedoman kepada prinsip bermain sambil belajar. Dimana bermain merupakan
kebutuhan mendasar dan tuntutan bagi anak usia dini dalam stimulasi perkembangan, sehingga
kegiatan pembelajarannya haruslah dilakukan dengan berbagai macam permainan dengan
suasana yang menyenangkan dan tentunya merangsang anak itu untuk terlibat secara aktif.
Proses pembelajaran secara jarak jauh di masa wabah Covid-19 ini, guru-guru tetap diminta
untuk mendorong peserta didik bermain secara aktif bersama orang tua, dan belajar menjadi
generasi yang kreatif meskipun dari rumah saja (Hermawan, 2020). Bermain merupakan hak
asasi bagi seluruh anak usia dini dimana konsep nilai utama dan juga hakiki masa anak-anak.
Saat anak melakukan kegiatan bermain akan sangat bermanfaat dalam perkembangan
kepribadiannya, bermain bukan sekedar mengisi waktu tetapi merdekanya anak, cara belajar
anak. Kegiatan dalam bentuk apapun apabila dikonsep bermain menjadi nilai positif terhadap
perkembangan seluruh aspek perkembangan anak. Kesempatan yang luas saat kegiatan bermain
untuk mengekspresikan sesuatu berdasarkan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh anak
(Ardini,dan Lestariningrum 2018).

PEMBAHASAN

1. Konsep merdeka belajar di PAUD

Konsep Merdeka Belajar yang dikemukakan oleh Menteri Pendidikan selaras dengan
konsep pembelajaran di PAUD, yaitu memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih
kegiatan belajar yang diinginkannya, serta memenuhi hak anak yaitu bermain. Oleh karena
itu, hendaknya PAUD dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi anak, bukan
hanya tentang mengajarkan anak cepat membaca, menulis dan berhitung saja. Agar proses
pembelajaran di PAUD bermakna maka hendaknya bahan ajar yang akan diberikan kepada
anak disesuaikan dengan lingkungan terdekat anak, menggunakan media kongkret/nyata, dan
kegiatan yang dilakukan dapat menciptakan suasana belajar seraya bermain. Selain itu, guru
harus menerapkan pembelajaran saintifik (5M). Yaitu pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pengalaman belajar melalui kegiatan
mengamati, menanya, menalar/mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Untuk menerapkan pembelajaran saintifik guru perlu memahami cara
mempersiapkan lingkungan belajar yang kondusif, guru perlu mengelola pembelajaran
dengan efektif, guru mampu memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya, guru perlu mengenali kecepatan belajar anak dan menghargai mereka sebagai
individu yang mampu belajar mandiri. Apabila konsep pembelajaran tersebut benar-benar
diterapkan pada anak usia dini maka anak akan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi,
berkolaborasi, berfikir kritis, dan bertindak kreatif. Maka, Indonesia akan memiliki generasi
yang bukan hanya pintar menghafalkan, namun juga memiliki generasi yang mampu
menciptakan hal-hal baru, baik dalam bidang pendidikan, sosial politik, budaya, teknologi,
seni, dsb.nya. Sehingga Indonesia Emas 2045 dapat tercapai secara optimal.

Sejatinya dalam konteks pendidikan anak usia dini, Merdeka Belajar itu adalah Merdeka
Bermain. Ketika anak melakukan aktifitas bermain itulah caranya belajar (Syahril, 2020).
Melalui bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan
cara yang positif. Bermain juga memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri
mereka sendiri dan untuk mengembangkan pola perilaku yang memuaskan dalam hidupnya.
Permainan (play) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk
kepentingan kegiatan itu sendiri ( Santrock, 2002). Aktifitas permainan adalah suatu bentuk
penyesuaian diri manusia yang sangat berguna menolong anak menguasai kecemasan dan
konflik. Konsep teori Piaget juga melihat permainan sebagai suatu metode yang
meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak. Ketika kebebasan bermain ditekankan
akan menjadi suatu hal positif bagi perkembangan anak selanjutnya.

2. Pembelajaran di PAUD saat Pandemi Covid-19

Anak usia dini memiliki karakteristik tidak bisa duduk lama saat pembelajaran mereka
akan mudah bergerak daripada disuruh duduk tenang. Jika dalam pembelajaran online tidak
tatap muka bisa dibayangkan betapa anak 2 menit awal duduk cantik mendengarkan gurunya
setelah 5-7 menit bisa dilihat ada yang duduknya sudah mulai tidak seharusnya rapi tetapi
sambil lesehan, sambil berdiri. Keunikan pembelajaran online ini yang terjadi saat pandemic
covid-19 sangat menarik untuk dikaji. Sangat diharapkan muncul ide pembelajaran kreatif
dimana pendidik PAUD harus bisa merancang konsep bermain sebagai merdeka belajar
diterapkan saat kondisi pembelajaran online. Apa yang harus dilakukan guru PAUD sebelum
melaksanakan pembelajaran; tentunya guru akan mengetahui kebutuhan peserta didik dengan
beragam karakteristik orang tuanya terlebih dahulu baru menyusun perencanaan dan
mengimplementasikan program rancangan pembelajaran dengan kolaborasi dengan orang
tua. Sesuai arahan kebijakan baru dalam penyusunan rencana pembelajaran guru secara bebas
memilih, membuat dan mengunakan serta mengembangkan format RPP sesuai kondisi
masing-masing. Intinya ada 3 komponen penting yaitu (1) tujuan pembelajaran, (2) kegiatan
pembelajaran dan (3) asesmen/penilaian (Materi Seminar Parenting lestariningrum, 2020).
Strategi yang dapat diterapkan guru saat pandemic dengan BDR (belajar dari rumah)
harus bisa memanfaatkan apa yang ada dalam sarana pembelajaran bermain, mengajarkan
kepada anak dan menjelaskan kepada orang tua dengan menyenangkan dan lebih penuh
kesabaran karena tidak semua orang tua memiliki pendidikan dan pemahaman pembelajaran
anak usia dini berkonsep bermain, terus belajar dan belajar dari pengalaman yang dilalui
supaya pembelajaran tidak monoton dan tidak sekedar memebrikan tugas pada anak dan
orang tua mengirimkan hasilnya.

Penting perlu diperhatikan saat pembelajaran di kala pandemi Covid-19 di PAUD yaitu
tema bukan tujuan pembelajaran terlebih di masa pandemic sekarang, dalam kurikulum 2013
tema tidak ditetapkan oleh pemerintah melainkan bersifat fleksibel penetapanya oleh
lembaga PAUD yang melibatkan seluruh guru pada saat memilih dan menetapkannya.
Pengembangan tema dan lama tema disetiap lembaga dapat berbeda-beda sesuai dengan
lingkungan lembaga tersebut serta kondisi sarana dan prasaranya juga kompetensi para
pendidiknya. Lakukan pemenuhan hak anak dengan harapan anak bahagia, anak belajar life
skill yang utama dengan bermain, anak mendapat pengasuhan sesuai tahapan perkembangan,
guru membantu orang tua menyusun program bermain sambil belajar di rumah
memanfaatkan sumber belajar di rumah dan tidak kalah penting bangun pola komunikasi
efektif dengan orang tua. Tanpa pola komunikasi yang baik tujuan PAUD utamanya
penyiapan generasi emas 2045 tidak akan terwujud dengan optimal dan juga pengembangan
pembelajaran di PAUD dengan bermain akan selalu dilakukan terkonsep tidak sesuai tahapan
perkembangan anak usia dini.

PENUTUP

Konsep utama yang diangkat dalam tulisan ini adalah selarasnya pendapat yang
dikemukakan oleh menteri pendidikan Nadiem Makariem dengan apa yang disebut “merdeka
belajar”. Keterampilan abad 21 yaitu generasi Indonesia Emas 2045 dengan dimiliki kemampuan
berpikir kritis, berkolaborasi, kreatif dan mampu berkomunikasi dengan baik adalah hal yang
dapat dicapai dengan konsep merdeka belajar. Dimanapun anak bisa belajar, dengan siapapun
anak bisa belajar seperti karakteristik belajar anak usia dini yaitu “bermain” dimana harus
dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan dan juga menyenangkan membuat capaian
perkembangan anak akan lebih bermakna. Oleh karena itu melalui tulisan ini penulis mengajak
seluruh generasi muda dari kalangan manapun persiapkan generasi emas Indonesia sesuai konsep
kebutuhan yang bisa mengikuti perkembangan zaman tetapi tetap berpegang teguh pada norma-
norma yang berlaku di Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 juga terus memberikan hak anak terkait mendapatkan pendidikan selama pandemi Covid-
19 dengan berkolaborasi efektif dengan orang tua sertamerancang pembelajaran sesuai tahapan
perkembangan anak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA

Ardini. Pupung P. Lestariningrum., A. 2018. Bermain & Permainan Anak Usia Dini. Sebuah
Kajian Teori dan Praktik. Nganjuk: Adjie Media Nusantara

Fatima, Maria. 2019. Nadiem Akan Beri Kemerdekaan Belajar Dalam Pendidikan. URL :
https://www.beritasatu.com/nasional/583989/nadiem-akan-beri-kemerdekaan-belajar-
dalampendidikan. Diakses Oktober 2020.

Hermawan. Y. 2020. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Jarak Jauh
di Pendidikan Anak Usia Dini. PROSIDING Web-Seminar Nasional (Webinar)
Pendidikan- FIP-UM. ISBN: 978-602-5445-10-1

Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayati & Soedjarwo. Edisi Kelima.Jakarta: Erlangga

Jannah, Chusnatul. 2019. Merdeka Belajar : Kebijakan Lompat-Lompat ala Nadiem Makariem.
URL : https://www.muslimahnews.com/2019/12/23/merdeka-belajar-kebijakan-lompat-
lompat-ala-nadiem-makarim/. Diakses Oktober 2020

Malena. 2019. Konsep Pendidikan Usia Dini Itu Bermain dan Belajar. URL :
http://www.kalderanews.com/2019/11/konsep-pendidikan-usia-dini-itu-bermain-dan-
berlajar/. Diakses Oktber 2020

Montolalu. 2007. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.

Kompasiana. com. 2019. Merdeka Belajar, Begini Penjelasan Nadiem.


https://www.kompasiana.com/humanioraaesthetic/5ddd2e98d541df5d6f3eae52/merdeka-
belajar-begini-penjelasan-nadiem
Lestariningrum. et.al. 2020. Implementasi Kolaborasi Guru Dan Orang Tua Dalam
Pembelajaran Anak Usia Dini Selama Masa Pandemi Covid-19. PROSIDING Web-
Seminar Nasional (Webinar) Pendidikan- FIP-UM. ISBN: 978-602-5445-10-1
Lestariningrum. A. 2020. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Yang Kreatif Dan Menyenangkan. Disampaikan dalam Workshop Parenting Sabtu, 14
November 2020

Pratiwi, Wiwik. 2017. Konsep Bermain Pada Anak Usia Dini. TADBIR : Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam.5 (2) : 106-117.

Suyanto, 2005. Konsep Dasar Anak Usia Dini: Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional

Sujiono, Yuliani Nurani. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks

Seftiawan, Dhita. 2019. Fenomena PAUD Ajarkan CALISTUNG, Mendikbud Nadiem Makariem
Beri Kritik Soal Kebahagiaan Anak. URL : https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-
01327975/fenomena-paud-ajarkan-calistung-mendikbud-nadiem-makarim-beri-kritik-soal-
kebahagiaan-anak/. Diakses tanggal Oktober 2020

Syahril. I. 2020. Dalam Konteks PAUD, Merdeka Belajar adalah Merdeka Bermain.
https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/dalam-konteks-paud-merdeka-belajar-adalah-
merdeka-bermain. Diakses tanggal Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai