Anda di halaman 1dari 16

BAB III

KETENTUAN PERIZINAN DALAM PENYELENGGARAAN

TRANSAKSI EMAS DIGITAL DALAM PERDAGANGAN BERJANGKA

DAN PENGAWASANNYA

A. Perizinan dalam Penyelenggaraan Transaksi Emas Digital

Peran Perizinan dalam era pembangunan yang terus menerus berlangsung

ternyata amatlah penting untuk terus ditingkatkan, apalagi dalam era gobalisasi

dan industrial. Masalah perizinan dan pemberian kemudahan dalam berusaha

harus mampu menciptakan iklim usaha yang bergairah.49

Kebijakan deregulasi dan debirokratisasi yang dilakukan terhadap dunia

usaha merupakan salah satu cara untuk menciptakan iklim usaha yang bergairah.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menunjang iklim usaha yang

bergairah, pemerintah memberlakukan suatu mekanisme izin usaha. Izin usaha

tersebut diperoleh melalui mekanisme Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

seperti yang diingatkan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang

wajib daftar perusahaan.50

Perizinan yang dilakukan dalam penyelenggaraan perdagangan emas

digital diatur secara lengkap pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi.

49
Richard Burton Simatupang. Aspek Hukum Dalam Bisnis . (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hal. 155

50
Ibid, hal. 156

43
Dalam peraturan pemerintah ini diuraikan secara lengkap apa saja yang menjadi

syarat-syarat permohonan untuk memperoleh izin usaha perdagangan berjangka.

Untuk memperoleh izin usaha perdagangan berjangka diajukan kepada

Bappebti. Bappebti sebagai lembaga resmi pemerintah yang secara umum

fungsinya adalah meregulasi perdagangan berjangka, berwenang untuk

mengeluarkan izin usaha.

Pada saat mendaftar untuk mendapatkan regulasi, Bappebti akan

memberlakukan uji kelayakan kepada perusahaan-perusahaan tersebut dan

berikutnya secara berkala operasi bisnis perusahaan tersebut akan terus dipantau,

termasuk proses audit secara berkala. Bila terbukti melakukan pelanggaran atau

menyimpang dari aturan Bappebti berhak untuk membekukan perizinan

perusahaan tersebut, sampai penarikan izin secara permanen, atau memberlakukan

sanksi tertentu.

1. Fungsi Perizinan Dalam Penyelenggaraan Transaksi Emas Digital

Dalam dunia bisnis atau dunia usaha, perizinan jelas sangat memegang

peran yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan perizinan dan pertumbuhan

dunia usaha bisa dikatakan merupakan dua sisi mata uang yang saling

berkaitan/berhadapan.

Dunia usaha tidak akan berkembang tanpa adanya izin yang jelas

menurut hukum, dan izin berfungsi karena dunia usaha membutuhkannya. Dengan

perkataan lain, dunia usaha akan berkembang bila izin yang diberikan mempunyai

suatu kekuatan yang pasti, sehingga perizinan dan dunia usaha dapat bekerja

dalam kondisi yang nyaman.

44
Dengan adanya izin, seorang atau badan hukum dapat mempunyai

serangkaian hak dan kewajiban yang membuatnya dapat menikmati dan

mengambil manfaat untuk keuntungan usahanya, itulah sebabnya perlu dilakukan

pendaftaran izin usaha terhadap perdagangan emas digital yang sebagaimana juga

disebutkan dalam Peraturan BAPPEBTI Nomor 4 Tahun 2019 bahwasanya

penyelenggara perdagangan emas digital wajib memperoleh izin usaha dalam

melakukan perdagangan emas digital guna menyelenggarakan transaksi  yang

teratur, wajar, efisien, dan efektif serta dalam suasana persaingan yang sehat.

Dengan adanya pihak yang memiliki izin usaha, izin orang perseorangan,

persetujuan, atau sertifikat pendaftaran dari Bappebti maka Badan Pengawas

Perdagangan Berjangka Komoditi akan melakukan pembinaan, pengaturan, dan

pengawasan sehari-hari kegiatan perdagangan berjangka guna mewujudkan

kegiatan perdagangan berjangka yang teratur, wajar, efisien, dan efektif serta

dalam suasana persaingan yang sehat, dan melindungi kepentingan semua pihak

dalam perdagangan berjangka emas digital.

2. Permohonan Untuk Memperoleh Izin Usaha

Untuk memperoleh izin usaha Pialang Berjangka diajukan kepada

Bappebti dengan menyerahkan dokumen-dokumen yang harus disertai, antara

laian sebagai berikut :51

51
Pasal 40 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi

45
a. akta pendirian Perseroan Terbatas yang telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman;

b. daftar nama pemegang saham;

c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

d. rencana kegiatan usaha yang meliputi organisasi, sistem penerimaan dan

pendidikan serta pelatihan pegawai, penyiapan sarana telekomunikasi dan

sistem informasi, sistem pengawasan dan pelaksanaan peraturan, rencana

operasi dan pengelolaan transaksi, serta proyeksi keuangan untuk 3 (tiga)

tahun;

e. neraca pembukaan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik;

f. daftar nama komisaris dan direksi;

g. tanda bukti pembukaan rekening terpisah untuk dana Nasabah;

h. bukti keanggotaan pada Bursa Berjangka dan setoran Dana Kompensasi;

i. daftar nama supervisor; dan

j. daftar nama tenaga ahli yang memiliki izin sebagai Wakil Pialang Berjangka

dari Bappebti.

Izin usaha Pialang Berjangka diberikan setelah memperhatikan semua

persyaratan dan berita acara pemeriksaan sarana fisik yang dilakukan oleh

Bappebti. Pelaksanaan kegiatan sebagai Pialang Berjangka hanya dapat dilakukan

setelah memperoleh izin usaha dari Bappebti.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mendapat izin usaha dari

Bappebti terkait Perdagangan Emas Digital di Pasar Fisik Bursa Berjangka, antara

lain sebagai berikut:

46
1. BURSA BERJANGKA

a. Modal awal sebesar 100 Milyar

b. Memimiliki Peraturan dan Tata Tertib Perdagangan Emas Digital

c. Membentuk Komite Pasar Fisik

d. Memiliki Fasilitas Perdagangan untuk penyelenggaraan perdagangan

Emas digital

e. Memiliki system Pengawasan dan pelaporan

f. Mendapat persetujuan Bappebti

2. LEMBAGA KLIRING BERJANGKA

a. Modal disetor sebesar 100 Milyar

b. Memimiliki Peraturan dan Tata Tertib Perdagangan Emas Digital

Fasilitas penyelesaian transaksi dan keuangan

c. Mendapat persetujuan Bappebti

3. PEDAGANG FISIK EMAS DIGITAL

a. Berbentuk Badan Usaha (PT)

b. Modal 20 Milyar (saat persetujuan s.d 8 Februari 2022, dan

mempertahankan salod modal akhir 16 milyar atau 2/3 dari total

pengelolaan emas (AuM)

c. Modal mencapai 100 Milyar paling lama 9 Feb 2022 dan

mempertahankan saldo modal akhir 80 Milyar atau 2/3 dari total

pengelolaan emas (AuM)

4. PERANTARA PEDAGANG FISIK EMAS DIGITAL

a. Berbentuk PT

b. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai

47
c. Menjadi anggota Bursa Berjangka

d. Memiliki perjanjian kerjasama dengan Bursa

e. Menjadi Anggota lembaga kliring berjangka

f. Mendapat rekomendasi dari Bursa Berjangka

g. Memiliki rekening terpisah khusus dipergunakan untuk memfasilitasi

perdagangan emas fisik dan

h. Persetujuan dari Bappebti

5. DEPOSITORY (TEMPAT PENYIMPANAN EMAS)

a. Membentuk PT

b. Memiliki sarana dan prasarana Tempat Penyimpanan Emas (aman, handal

dan dapat dipertanggung jawabkan)

c. Rekomendasi dari Lembaga Kliring

d. Berada di wilayah NKRI

e. Persetujuan dari Bappebti

6. PELANGGAN EMAS DIGITAL (PESERTA EMAS DIGITAL )

a. Cakap hukum

b. Lulus Know Your Customer (KYC)

c. Membuka Account pada Pedagang Fisik Emas Digital

d. Menyetorkan sejumlah dana untuk transaksi

e. Memiliki rekening bank.

Pedagang Fisik Emas Digital wajib memenuhi persyaratan permodalan

dengan modal disetor paling sedikit Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar

rupiah) pada saat diberikannya persetujuan sebagai Pedagang Fisik Emas Digital.

Tentang penyimpanan emas antara lain disebutkan bahwa:

48
1. Peserta Emas Digital penjual yang memperdagangkan Emas Digital wajib

terlebih dahulu menyimpan Emas di tempat penyimpanan yang dikelola

oleh Pengelola Tempat Penyimpanan.

2. Tempat peyimpanan Emas Digital wajib berada di wilayah Republik

Indonesia.

3. Emas yang disimpan oleh Peserta Emas Digital penjual dilarang berasal

dari pinjaman pihak ketiga.

Untuk transaksi yang dilakukan melalui mekanisme dengan

penyepadanan di Pedagang Fisik Emas Digital antara lain disebutkan bahwa:

1. Pedagang fisik emas digital wajib menempatkan sejumlah emas pada

pengelola tempat penyimpanan sebanyak 10.000 gram atau 10 kg

dimana 75 persen berupa emas fisik sedangkan 25 persen setara kas

2. Pedagang fisik emas digital melaporkan transaksi jual beli kepada

bursa berjangka dan sekaligus bursa berjangka melakukan pengawas

atas pelaksanaan transaksi tersebut.

Untuk transaksi yang dilakukan melalui mekanisme dengan

penyepadanan di Bursa Berjangka antara lain disebutkan bahwa:

1. Market Maker (Peserta) wajib menempatkan sejumlah emas pada

Pengelola Tempat Penyimpanan sebanyak 20.000 gram atau 20 kg

dimana 80 persen berupa emas fisik sedangkan 20 persen setara kas.

2. Tempat penyimpanan emas wajib berada di wilayah RI.

3. Emas yang disimpan dilarang berasal dari pinjaman pihak ketiga.

49
Mengenai penarikan dana oleh Peserta Emas Digital atau Pelanggan

Emas Digital, disebutkan bahwa:

1. Penarikan dana oleh Peserta Emas Digital atau Pelanggan Emas Digital

hanya dapat dilakukan apabila berdasarkan hasil verifikasi oleh Lembaga

Kliring Berjangka terdapat kesesuaian antara permintaan penarikan dana

dengan catatan dana Peserta Emas Digital atau Pelanggan Emas Digital.

2. Penarikan dana oleh Peserta Emas Digital atau Pelanggan Emas Digital

hanya dapat dilakukan melalui pemindahbukuan ke rekening bank atas

nama Peserta Emas Digital atau Pelanggan Emas Digital yang tercantum

dalam aplikasi pembukaan rekening transaksi.

Perusahaan yang menebar promosi itu banyak yang tidak memenuhi

perizinan yang diperlukan agar bisa beroperasi sebagai perusahaan perdagangan

berjangka di Indonesia. Maka tindakan tegas sebagai langkah awal yang dilakukan

oleh Bappebti adalah melakukan pemblokiran website melalui koordinasi dengan

Kementerian Kominfo.

Pemblokiran ini merupakan langkah pencegahan dalam melindungi

masyarakat terhadap pelanggaran perundangundangan di bidang perdagangan

berjangka. Bappebti memiliki wewenang untuk mewajibkan setiap pihak

menghentikan kegiatan usaha yang tidak memiliki izin usaha dari Bappebti.

Pemblokiran terhadap domain situs perusahaan berjangka komoditi ilegal rutin

dilakukan Bappebti bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan

Informatika, penyedia jasa situs internet, dan tempat pendaftaran domain yang ada

di Indonesia.

50
Mekanisme transaksi Pasar Fisik Emas Digital yang mendapat

persetujuan dari Bappebti berupa:

1. Mekanisme transaksi Pasar Fisik dengan penyepadanan (matching)

transaksi di Bursa Berjangka (On-Exchange); atau

2. Mekanisme transaksi Pasar Fisik dengan penyepadanan (matching)

transaksi di Pedagangan Fisik Emas Digital yang sarana dan prasarana

sistem perdagangannya wajib terhubung langsung dengan Bursa

Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka (Off-Exchange).

Penyimpanan Emas diatur sebagai berikut:

a) Emas yang disimpan wajib memenuhi spesifikasi minimum yang ditetapkan.

b) Tempat penyimpanan wajib berada di wilayah Republik Indonesia.

c) Emas yang disimpan dilarang berasal dari pinjaman pihak ketiga.

d) Pengelola Tempat Penyimpanan bertanggung jawab atas Emas yang disimpan

pada tempat penyimpanan yang dikelolanya.

e) Lembaga Kliring Berjangka mencatat jumlah kepemilikan Emas Peserta

Emas Digital atau Pedagang Fisik Emas Digital pada Tempat Penyimpanan.

f) Catatan jumlah kepemilikan Emas merupakan saldo atau catatan kepemilikan

Emas milik Peserta/ Pelanggan Emas Digital.

g) Pengelola Tempat Penyimpanan dan Lembaga Kliring Berjangka wajib

melakukan pertukaran informasi terkait saldo atau catatan kepemilikan Emas

secara real time.

h) Dana dari Peserta Emas Digital terkait dengan transaksi Pasar Fisik disimpan

pada Rekening Terpisah.

51
i) Rekening yang terpisah hanya dapat dipergunakan setelah mendapat

persetujuan.

j) Rekening yang terpisah dibuat pada Bank penyimpan yang telah mendapat

persetujuan Bappebti.

3. Pengawasan Terhadap Izin Usaha Penyelenggaraan Transaksi Emas

Digital

Bappebti sebagai lembaga pemerintah dibawah Menteri Perdagangan

Republik Indonesia yang bertugas mengawasi dan mengatur perdagangan

berjangka dalam menjalankan tugasnya, Bappebti berwenang untuk mengeluarkan

izin usaha dan peraturan terkait perdagangan berjangka, memeriksa pemegang

izin perdagangan berjangka yang diduga melakukan pelanggaran, mengawasi

promosi para pemegang izin, serta membantu penyelesaian masalah yang terkait

dengan perdagangan berjangka.52

Bappebti telah mengeluarkan kebijakan yang meminta seluruh

perusahaan emas digital mendaftar ke entitasnya untuk memperoleh izin usaha.

Perusahaan emas digital yang tidak mengantongi izin usaha dari Bappebti

terancam bakal dikenakan sanksi administrasi dan dinyatakan ilegal.

B. Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Transaksi Emas Digital

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka

52
https://tradingforex.id/, Apa itu Bappebti dan Apa Fungsinya ? diakses pada 10 Juli
2020

52
Komoditi, menentukan Bappebti adalah lembaga pemerintah yang tugas

pokoknya melakukan pembinaan, pengaturan, pengembangan, dan pengawasan

Perdagangan Berjangka. Pembentukan dari Bappebti sendiri tentunya memiliki

tujuan yaitu melindungi semua pihak yang melakukan perdagangan berjangka

sehingga pelaksanaan yang teratur, wajar, efektif, dan efisien harus diwujudkan.53

Seluruh kegiatan perdagangan emas digital yang dilakukan oleh

perusahaan pialang perdagangan berjangka dibawah izin dan pengawasan

Bappebti. Pengaturan dan pengawasan yang ada tersebut sebenarnya semata-mata

merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita negara yaitu dengan cara

meningkatkan kegiatan di sektor perdagangan. Kegiatan perdagangan ini semata-

mata dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk menunjang pembangunan suatu

negara.

Dikarenakan perdagangan komoditi yang merupakan kekayaan alam ini

ada keterkaitan dengan hajat hidup orang banyak dan adanya tuntutan publik

terhadap dunia investasi dalam era globalisasi yang semakin tinggi pada aspek

transparansi, diperlukannya proses penegakan hukum. Dalam proses penegakan

hukum ini, aspek pengawasan akan menjadi bagian penting dari penegakan

hukum yang efektif.54

53
Anggarani, S. P. Analisis Pengendalian Internal terhadap Investasi Emas (Gold) pada
PT. Central Capital Future Cabang Malang, Universitas Muhammadiyah Malang. 2018, hal. 11
54
Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi. PT. Alumni.
Bandung. 2008, hal 219

53
1. Pentingnya Pengawasan Dalam Penyelenggaraan Transaksi Emas

Digital

Kegiatan pengawasan merupakan bagian penting dari proses penegakan

hukum. Penegakan hukum itu sendiri merupakan salah satu tindakan yang harus

dilaksanakan dalam kaidah-kaidah atau peraturan-peraturan hukum yang telah

ada.55

Penegakan hukum merupakan hal yang sangat esensial dan substansial

dalam negara hukum sebab sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudikno

Mertokusumo bahwa salah satu unsur untuk menciptakan atau memulihkan

keseimbangan tatanan di dalam masyarakat adalah penegakan hukum.56

Tanpa adanya pengawasan, regulasi yang dilahirkan akan begitu sia-sia.

Oleh karena itu, perlulah adanya pengawasan terhadap seluruh kegiatan

perdagangan berjangka komoditi yang dilakukan oleh lembaga pengawas

tersendiri yaitu BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi).

2. Pengawasan Secara Internal Oleh Perusahaan Penyelenggara

Transaksi Emas Digital

Pengawasan yang dilakukan oleh internal perusahaan yang

menyelenggarakan transaksi jual beli emas digital tidak banyak karena setiap

perdagangan berjangka komoditi akan selalu diawasi langsung oleh Badan


55
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta Publishing,
Yogyakarta, 2009, hal 1.
56
Sudikno Mertokusumo, Sistem Peradilan di Indonesia,
http://sudiknoartikel.blogspot.com/ Serial Online 24 Maret 2008, diakses tanggal 10 Juli 2020
pukul 16.39 WIB

54
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) sebagaimana

kewenangannya terkait pengawasan terhadap pialang berjangka khususnya

terhadap emas digital.

Perusahaan yang menyelenggarakan perdagangan berjangka emas digital

melakukan pengawasan tehadap transaksi emas digital yaitu dengan :

1. Menyampaikan pemahaman dan pembentukan peraturan teknis pelaksanaan

perdagangan berjangka emas digital.

2. Melangsungkan pengamatan setiap hari, pengecekan dan penyidikan terhadap

aktivitas perdagangan berjangka emas digital.

3. Pengawasan oleh BAPPEBTI

Pengawasan yang harus dilakukan oleh BAPPEBTI ini sendiri tercantum

di dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi yang menyatakan, “Pengaturan,

pengembangan, pembinaan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan Perdagangan

Berjangka dilakukan oleh BAPPEBTI” Makna dari “pengaturan” dalam pasal 4

ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka

Komoditi adalah pengaturan teknis yang dilakukan oleh BAPPEBTI dalam

membuat peraturan pelaksanaan teknis sebagai penjabaran lebih lanjut dari

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan Peraturan

Menteri. BAPPEBTI juga memberikan petunjuk sesuai dengan perkembangan

kegiatan sehari-hari di pasar agar kegiatan jual beli komoditi berdasarkan kontrak

berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya di Bursa

Berjangka ataupun Kontrak Derivatif lainnya dalam Sistem Perdagangan

55
Alternatif dapat terlaksana secara teratur, wajar, efisien, efektif, dan transparan. Di

samping itu, para pelakunya perlu dibina melalui berbagai pelatihan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang cukup, baik yang dilaksanakan

sendiri maupun bekerja sama dengan berbagai institusi lain. Semua pelaku di

pasar diharapkan telah lulus tes pengetahuan tentang Komoditi dan Perdagangan

Berjangka.

Untuk menjamin bahwa semua kegiatan dilaksanakan sesuai dengan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, diperlukan pengawasan yang

dilakukan setiap hari terhadap kegiatan di Bursa Berjangka ataupun dalam Sistem

Perdagangan Alternatif. Pengawasan sehari-hari dapat dilakukan secara langsung

di lapangan dan/atau melalui berbagai laporan yang wajib disampaikan kepada

BAPPEBTI. Kegiatan pengawasan itu dapat pula dilakukan secara preventif,

seperti pembuatan tata tertib, pedoman pelaksanaan, arahan, dan bimbingan serta

secara represif seperti pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi.

Pengawasan dapat dilakukan dari berbagai segi, baik dari segi kedudukan

badan/organ yang melaksanakan pengawasan atau pun segi saat/waktu

dilaksanakannya. Pengawasan yang dilakukan BAPPEBTI dalam rangka

mengawasi perdagangan emas digital yang dalam hal ini dilakukan dari segi

waktu dilaksanakannya, yaitu pengawasan secara preventif yang merupakan

pengawasan terhadap keputusan-keputusan dari aparat pemerintah yang lebih

rendah yang dilakukan sebelumnya, dan juga pengawasan secara represif dimana

keputusan-keputusan badan-badan yang bertingkat lebih rendah akan dicabut

kemudian apabila bertentangan dengan undang-undang atau kepentingan umum.

Dari uraian tersebut, dapat dilihat pengawasan apa saja yang dilakukan oleh

56
BAPPEBTI dalam rangka mengawasi pialang berjangka. Pengawasan tersebut

diantaranya:

1. Pengawasan Preventif

Pengawasan preventif dilakukan dengan cara diantaranya : 57

a) Pelatihan Teknis
b) Kepatuhan Keuangan
c) Evaluasi Laporan Direktur Kepatuhan
d) Audit Pelaku Usaha
e) Pengawasan Dan Evaluasi Transaksi Pelaku Usaha
f) Evaluasi Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka

2. Pengawasan Represif

Pengawasan yang dilakukan BAPPEBTI tidak hanya secara pereventif,

namun juga secara represif seperti pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan

sanksi. Pengawasan represif yang dilakukan dalam pemeriksaan dilakukan

dengan Standard Operating Procedure. Sebagai salah satu cara untuk lebih

meningkatkan kepercayaan dunia usaha terhadap PBK, secara konsisten

BAPPEBTI terus berupaya melakukan penegakan hukum terhadap para pihak

yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan fungsi penegakan hukum

dimaksud, BAPPEBTI memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan,

penyidikan, serta undercover atau penyamaran terhadap para pihak yang

diduga melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan

tentang PBK dan/atau peraturan pelaksanaannya. Sedangkan pengawasan


57
BAPPEBTI Kementerian Perdagangan Republik Indonesia BAPPEBTI/Ar/44/V/2012,
Annual Report 2011, hal 56.

57
secara represif dilakukan pula dengan adanya pengenaan sanksi terhadap

pelanggaran. Tindakan dari BAPPEBTI sebagai badan pengawas memberi

peringatan tertulis, pembekuan, pencabutan izin usaha, dan denda merupakan

bentuk pengawasan secara represif.58

Setiap transaksi jual beli emas yang dilakukan pedagang emas digital

dengan nasabahnya akan selalu diawasi oleh Bappebti, maka Bappebti juga

memiliki kewenangan diantaranya:59

(1) meliputi menyampaikan pemahaman dan pembentukan peraturan teknis

pelaksanaan perdagangan berjangka;

(2) sebagai lembaga yang memberikan izin kepada pengelola pasar dan para

professional dalam perdagangan berjangka;

(3) sebagai lembaga yang memberi pengesahan segala macam peraturan dan

tata-tertib bursa berjangka dan lembaga kliring berjangka (termasuk

persyaratan kontrak); dan

(4) melangsungkan pengamatan setiap hari, pengecekan dan penyidikan

terhadap aktivitas perdagangan berjangka jika menyimpang atau tidak sesuai

dengan aturan hukum yang berlaku pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun

1997 tentang Perdagangan Berjangka.

58
BAPPEBTI, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, BAPPEBTI/Ar/44/V/2012
Annual Report 2011.hal 25
59
Ahmad, Heri Maros. (2016). Perlindungan Hukum terhadap Investor yang Melakukan
Transaksi Jual Beli Emas Melalui Perdagangan Berjangka (Studi di PT. Rifan Financindo
Berjangka Kota Medan), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan, hal. 32

58

Anda mungkin juga menyukai