Anda di halaman 1dari 30

BAB II

KARAKTERISTIK TRANSAKSI EMAS DIGITAL DI INDONESIA

A. Tinjauan tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

Perdagangan Berjangka merupakan suatu bentuk kegiatan yang dapat

dimanfaatkan dan dilakukan oleh kalangan dunia usaha sebagai sarana “lindung

nilai” (hedging) yang sangat efektif untuk menunjang kemantapan strategi

manajemen perusahaan dari pengaruh timbulnya risiko/ kerugian yang disebabkan

karena adanya fluktuasi/ volatilitas harga. Selain itu perdagangan berjangka ini

dapat digunakan sebagai sarana alternatif investasi bagi para pihak yang

bermaksud untuk menanamkan investasi bagi para pihak yang bermaksud untuk

menanamkan (menginvestasikan) modal di Bursa Berjangka. Perkembangan

perdagangan berjangka di berbagai negara sangat pesat dan saat ini telah menjadi

salah satu infrastruktur penunjang pertumbuhan perekonomian suatu negara.22

Dewasa ini begitu banyak tawaran ladang investasi yang menjanjikan

keuntungan yang menggiurkan, salah satu sarana alternatif investasi yang

memiliki potensi menghasilkan keuntungan amat besar dalam waktu yang relatif

singkat adalah investasi di Perdagangan Berjangka Komoditi yang ditransaksikan

di Bursa Berjangka. Investasi melalui Perdagangan Berjangka Komoditi semakin

hari semakin menarik para pengelola dana sebagai lahan tujuan investasi terutama

di negaranegara maju.

22
Halim, Abdul. Analisis Investasi. Salemba Empat. 2008, hal 20

17
Investasi ini semakin marak sejak adanya kesepakatan World Trade

Organization (WTO), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dan Asean

Free Trade Area (AFTA), aktivitas transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi

semakin menarik karena transaksi yang dilakukan melibatkan penyelenggara dan

pelaku dari seluruh dunia. Seluruh proses transaksi dilakukan secara transparan

dan berdasarkan mekanisme pasar. Beberapa pelaku pasar dan pengamat dunia

investasi dan keuangan menyebutnya sebagai tren investasi masa depan.

Perdagangan Berjangka Komoditi berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 1997

sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 2011 tentang

Perdagangan Berjangka Komoditi adalah segala sesuatu yang berkaitan jual beli

komoditas dengan penarikan margin dengan penyelesaian kemudian berdasarkan

kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah dan atau kontrak derivatif lainnya.

Pengertian Komoditi dalam undang-undang ini adalah sesuatu yang dapat

dijadikan sebagai subyek kontrak berjangka untuk derivatif syariah dan atau

kontrak derivatif lainnya diatur dengan peraturan Kepala Bappebti.

Menurut sejarahnya, komoditi yang ditransaksikan diawali dengan produk

primer seperti produk pertanian, pertambangan, dan energi, dan kini telah

mencakup berbagai produk finansial seperti Indeks Saham dan mata uang asing

(Cross Currency). Pada saat ini, Indonesia memiliki 2 (dua) Bursa Berjangka,

yaitu PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang mulai beroperasi pada akhir tahun

2000 dan PT Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI) yang mulai beroperasi

pada tahun 2009. Sejak awal berdirinya, BBJ dan BKDI menawarkan satu forum

transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi yang dapat memenuhi kebutuhan

nasional dengan mengikuti kecenderungan global. Ini dimaksudkan agar pelaku

18
pasar Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia dapat melakukan transaksi di

BBJ dan BKDI seperti halnya pelaku pasar Perdagangan Berjangka Komoditi di

Bursa Berjangka di berbagai kota di seluruh dunia.

Dengan demikian setiap pengguna baik sebagai investor maupun hedger

lokal memiliki peluang memanfaatkan eksistensi BBJ dan BKDI sebagaimana di

Bursa Berjangka lainnya di seluruh dunia. Karena itu, bagi para pengguna

terutama peminat investasi mendapat kemudahan dengan memanfaatkan Bursa

Berjangka melalui para Pialang Berjangka yang ada di negeri sendiri dibanding

dari luar negeri.23

1. Defenisi Perdagangan Berjangka.

Perdagangan berjangka sering disebut juga pasar berjangka atau pasar

komoditas atau pasar derivatif. Perdagangan berjangka berdasarkan UU No.

10/2011 adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditas dengan

penarikan margin dan dengan penyelesaian kemudian berdasarkan kontrak

berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif lainnya.

Perdagangan berjangka digolongkan menjadi dua, yaitu bursa berjangka dan OTC

(Over the Counter).24 Disebut OTC karena transaksi kontrak beli dan kontrak jual

dilakukan oleh dua belah pihak tertentu antara pembeli dan penjual dengan

persyaratan “tidak standar” yang disepakati oleh kedua belah pihak tersebut dan

penyelesaian kontrak selalu pada tanggal jatuh tempo. Disebut Bursa Berjangka

karena transakasi kontrak beli dan kontrak jual dilakukan oleh banyak pembeli

23
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, www.bappebti.go.id, diakses pada
12 Juni 2020
24
Mohamad Samsul. Pasar Berjangka Komoditas dan Derivatif . (Jakarta: Salemba
Empat, 2010), hal. 15

19
dan banyak penjual dengan persyaratan “standar” yang ditetapkan oleh pihak

bursa dan penyelesaian kontrak dapat dilaksanakan setiap hari.

2. Pihak-Pihak yang Terkait Dalam Kegiatan Bursa Berjangka

Komoditi

Perdagangan berjangka melibatkan beberapa pihak terkait antara lain

Menteri Perdagangan, BAPPEBTI, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring dan

Penjaminan Berjangka, Pialang Berjangka dan Wakil Pialang Berjangka,

Pedagang Berjangka, Penasihat Berjangka dan Wakil Penasihat Berjangka, Sentra

Dana Berjangka, Pengelola Sentra Dana Berjangka dan Wakil Pengelola Sentra

Dana Berjangka, Bank Penitipan, dan Nasabah. Khusus untuk perdagangan

berjangka di luar Negeri melibatkan Bursa Berjangka di Luar Negeri dan Badan

Pengawas Berjangka Luar Negeri.

Lebih jelasnya mekanisme transaksi antara pihak-pihak dalam

perdagangan berjangka dapat diuraikan sebagai berikut: Untuk dapat melakukan

kegiatan perdagangan didalam bursa berjangka yang memperdagangkan komoditi

dari pedagang berjangka, terlebih dahulu harus menjadi anggota/nasabah dari

pialang berjangka yang menjadi anggota dari bursa berjangka, hal ini sesuai

dengan yang terdapat dalam Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang No. 32 Tahun 1997,

namun jika ingin melakukan transaksi dibursa berjangka luar negeri maka harus

menjadi anggota/nasabah dari pialang berjangka anggota kliring atau langsung

mendaftar menjadi anggota pialang yang ada diluar Negeri. Jika hanya ingin

melakukan investasi dengan tidak terlibat dalam pengambil keputusan hanya perlu

menjadi peserta dari Sentra Dana Berjangka.

20
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan berjangka yaitu sebagai

berikut:

1. Menteri Perdagangan Menteri Perdagangan adalah Menteri yang

bertanggung jawab sekaligus mengawasi perdagangan berjangka

komoditi

2. Badan Pengawas Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi

(BAPPEBTI) merupakan badan yang melakukan pembinaan,

pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan Perdagangan

Berjangka Komoditi. BAPPEPTI bertanggung jawab kepada Menteri

Perdagangan, selain itu BAPPEBTI juga memiliki wewenang dalam

mengawasi perdagangan berjangka komoditi yaitu:

a. membuat pedoman teknis mengenai mekanisme Perdagangan

Berjangka;

b. memberikan izin usaha kepada Bursa Berjangka, Lembaga Kliring

Berjangka, Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, dan Pengelola

Sentra Dana Berjangka;

c. persetujuan pembukaan kantor cabang Pialang Berjangka;

d. izin kepada orang perseorangan untuk menjadi Wakil Pialang

Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, dan Wakil Pengelola

Sentra Dana Berjangka;

e. sertifikat pendaftaran kepada Pedagang Berjangka;

f. persetujuan kepada Pialang Berjangka dalam negeri untuk

menyalurkan amanat Nasabah dalam negeri ke Bursa Berjangka

luar negeri;

21
g. persetujuan kepada bank berdasarkan rekomendasi Bank Indonesia

untuk menyimpan dana Nasabah, Dana Kompensasi, dan dana

jaminan yang berkaitan dengan transaksi Kontrak Berjangka,

Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya serta

untuk pembentukan Sentra Dana Berjangka;

h. persetujuan kepada Bursa Berjangka untuk melakukan kegiatan

penyelenggaraan pasar fisik komoditi terorganisasi;

i. persetujuan kepada Lembaga Kliring Berjangka untuk melakukan

kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi di pasar

fisik komoditi terorganisasi; dan

j. persetujuan kepada Pedagang Berjangka dan Pialang Berjangka

untuk melakukan kegiatan jual beli Kontrak Derivatif selain

Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah dalam

penyelenggaraan Sistem Perdagangan Alternatif.

k. Menetapkan daftar surat berharga alas hak (document of title) yang

dipergunakan dalam penyelesaian transaksi dalam Perdagangan

Berjangka.

l. Menetapkan daftar Bursa Berjangka luar negeri dan Kontrak

Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif

lainnya.

m. Melakukan pemeriksaan terhadap Pihak yang memiliki izin usaha,

izin orang perseorangan, persetujuan, atau sertifikat pendaftaran;

22
n. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam

rangka pelaksanaan wewenang Bappebti sebagaimana dimaksud

pada huruf e.

o. Memerintahkan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak

yang diduga melakukan pelanggaranterhadap ketentuan Undang-

Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya.

p. Menyetujui peraturan dan tata tertib Bursa Berjangka dan Lembaga

Kliring Berjangka, termasuk perubahannya.

q. Memberikan persetujuan terhadap Kontrak Berjangka, Kontrak

Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang akan

digunakan sebagai dasar jual beli Komoditi di Bursa Berjangka

dan/atau Sistem Perdagangan Alternatif, sesuai dengan persyaratan

yang telah ditentukan.

r. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan

memberhentikan untuk sementara waktu anggota dewan komisaris

dan/atau direksi serta menunjuk manajemen sementara Bursa

Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka, sampai dengan

terpilihnya anggota dewan komisaris dan/atau anggota direksi yang

baru oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

s. Menetapkan persyaratan keuangan minimum dan kewajiban

pelaporan bagi Pihak yang memiliki izin usaha berdasarkan

ketentuan Undang-Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya.

t. Menetapkan batas jumlah maksimum dan batas jumlah wajib lapor

posisi terbuka Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,

23
dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang dapat dimiliki atau

dikuasai oleh setiap Pihak.

u. Mengarahkan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka

untuk mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu, apabila

diyakini akan terjadi keadaan yang mengakibatkan tidak wajarnya

perkembangan harga di Bursa Berjangka dan/atau terhambatnya

pelaksanaan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,

dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.

v. Mewajibkan setiap Pihak untuk menghentikan dan/atau

memperbaiki iklan atau kegiatan promosi yang menyesatkan

dan/atau merugikan berkaitan dengan Perdagangan Berjangka dan

mengganti kerugian sebagai akibat yang timbul dari iklan atau

kegiatan promosi dimaksud baik secara langsung maupun tidak

langsung.

w. Menetapkan ketentuan tentang dana Nasabah yang berada pada

Pialang Berjangka yang mengalami pailit.

x. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh suatu Pihak terhadap

keputusan Bursa Berjangka atau Lembaga Kliring Berjangka serta

memutuskan untuk menguatkan atau membatalkannya.

y. Membentuk sarana penyelesaian permasalahan yang berkaitan

dengan kegiatan Perdagangan Berjangka.

z. Mengumumkan hasil pemeriksaan, apabila dianggap perlu, untuk

menjamin terlaksananya mekanisme pasar dan ketaatan semua

24
Pihak terhadap ketentuan Undang-Undang ini dan/atau peraturan

pelaksanaannya.

aa. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian

masyarakat sebagai akibat pelanggaran terhadap ketentuan

Undang-Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya.

bb. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan ketentuan

Undang-Undang ini dan/atau peraturan pelaksanaannya.

3. Bursa Berjangka

Bursa Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan

menyediakan sistem dan/atau sarana untuk kegiatan jual beli Komoditi

berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau

Kontrak Derivatif lainnya.25

4. Bursa Berjangka Luar Negeri

Bursa Berjangka Luar Negeri adalah Bursa Berjangka yang daftarnya

ditetapkan oleh BAPPEBTI.26

5. Lembaga Kliring Berjangka

Lembaga Kliring Berjangka adalah badan usaha yang

menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk

pelaksanaan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi

Perdagangan Berjangka.27

6. Pialang Berjangka
25
Pasal 6 Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi
26
Ibid.
27
Ibid.

25
Pialang Berjangka adalah badan usaha yang melakukan kegiatan jual

beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif

Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya atas amanat Nasabah

dengan menarik sejumlah uang dan/atau surat berharga tertentu sebagai

Margin untuk menjamin transaksi tersebut.28

7. Anggota Kliring Berjangka

Anggota Kliring Berjangka adalah Anggota Bursa Berjangka yang

mendapat hak untuk menggunakan sistem dan/atau sarana Lembaga

Kliring Berjangka dan mendapat hak dari Lembaga Kliring Berjangka

untuk melakukan kliring dan mendapatkan penjaminan dalam rangka

penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,

dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.29

8. Pedagang Berjangka

Pedagang Berjangka adalah Anggota Bursa Berjangka yang hanya

berhak melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif

Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya di Bursa Berjangka untuk

diri sendiri atau kelompok usahanya. Pedagang Berjangka adalah

Anggota Bursa Berjangka yang hanya berhak melakukan transaksi

Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak

Derivatif lainnya di Bursa Berjangka untuk diri sendiri atau kelompok

usahanya.30

28
Ibid.
29
Ibid.
30
Ibid.

26
9. Penasihat Berjangka

Penasihat Berjangka adalah Pihak yang memberikan nasihat kepada

pihak lain mengenai jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka,

Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnyadengan

menerima imbalan.31

10. Sentra Dana Berjangka

Sentra Dana Berjangka adalah wadah yang digunakan untuk

menghimpun dana secara kolektif dari masyarakat untuk diinvestasikan

dalam Kontrak Berjangka dan/atau Komoditi yang menjadi subjek

Kontrak Berjangka dan/atau instrumen lainnya yang diatur dengan

Peraturan Kepala BAPPEBTI.32

11. Pengelola Sentra Dana Berjangka.

Pengelola Sentra Dana Berjangka adalah Pihak yang melakukan usaha

yang berkaitan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana dari

peserta Sentra Dana Berjangka untuk diinvestasikan dalam Kontrak

Berjangka.33

12. Nasabah

Nasabah adalah Pihak yang melakukan transaksi Kontrak Berjangka,

Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya melalui

rekening yang dikelola oleh Pialang Berjangka.34

31
Ibid.
32
Ibid.
33
Ibid.
34
Ibid.

27
3. Konseptual Bursa Berjangka Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan seperti halnya negara Jepang. Di

Jepang terdapat 13 bursa berjangka yang tersebar di kota-kota besar. Setiap bursa

berjngka memperdagangkan produk spesifik berbeda.Amerika Serikat, Cina dan

Jepang membangun perekonomian melalui desentralisir, sehingga sukses seperti

sekarang ini. Indonesia sudah selayaknya melaksanakan pembangunan ekonomi

lewat desentralisir. Secara hukum, di Indonesia terdapat Undang-undang Otonomi

Daerah, tetapi secara de facto perekonomian di Indonesia dibangun secara

sentralistis. 35

Pembangunan bursa berjangka di Indonesia sangat lamban. Pemerintah

dan DPR masih ragu-ragu melaksanakan system ekonomi pasar, walaupun sudah

tau konsekuensi Indonesia sebagai anggota WTO. Persyaratan untuk suksesnya

menjalankan sistem ekonomi pasar (sistem kapitalis), pemerintah perlu

mengambil kebijakan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terlebih dahulu.

Hal ini penting karena masyarakat mengira sistem ekonomi yang sekarang berlaku

telah gagal diterapkan pada masa Presiden Soeharto.

Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) baru berdiri tahun 2000, 3 tahun setelah

Undang-undang Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 32 Tahun 1997

disahkan. Hasan Zein Mahmud sebagai direktur utama BBJ, bertekad

menyelenggarakan bursa berjangka walaupun menghadapi banyak keterbatasan.

Kerterbatasan itu antara lain tidak ada sistem pergudangan yang memadai, tidak

ada sistem transportasi yang baik. Akibatnya tidak ada jenis produk yang
35
Mohamad Samsul, Op.Cit. hal. 47

28
diperdagangkan. Izin usaha bursa berjangka dikeluarkan oleh Bappebti.

Perusahaan perantara yang menjadi anggota bursa berjangka harus berbadan

hukun Perseroan Terbatas dan memperoleh izin usaha dari Bappebti. Pedagang

bursa berjangka yang menjadi anggota bursa berjangka dapat bersifat perorangan,

perusahaan, ataupun koperasi yang memperoleh sertifikat pendaftaran sebagai

pedagang dari Bappebti. Penyelesaian transaksi dilaksanakan oleh Lembaga

Kliring Berjangka.36

4. Komoditi yang diperdagangkan di bursa berjangka

Komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka yang diperdagangkan

di Bursa adalah komoditi pertanian, kehutanan, pertambangan, industri hulu, serta

jasa. Setiap komoditi yang kontraknya diperdagangkan di Bursa, spesifikasinya

ditetapkan secara jelas, yang menyangkut jumlah, kualitas dan waktu penyerahan,

sehingga para pemakai/pengguna Bursa dengan mudah dapat melakukan

transaksinya. Dengan demikian akan terwujud pasar yang aktif dan likuid.

Komoditi yang dapat dijadikan subjek Kontrak Berjangka yang diperdagangkan di

Bursa Berjangka, meliputi:37

a. komoditi di bidang pertanian dan perkebunan:


1. kopi;
2. kelapa sawit dan turunannya;
3. karet;
4. kakao;
5. lada;

36
Pasal 1 butir 3 Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang  Perdagangan Berjangka
Komoditi.
37
Pasal 1 Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Komoditi Yang Dapat Dijadikan Subjek Kontrak
Derivatif, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Konttrak Derivatif Lainnya Yang Diperdagangkan
Di Bursa Berjangka

29
6. mete;
7. cengkeh;
8. kacang tanah;
9. kedelai;
10. jagung;
11. kopra; dan
12. teh.
b. komoditi di bidang pertambangan dan energi:
1. emas;
2. timah;
3. aluminium;
4. bahan bakar minyak;
5. gas alam;
6. tenaga listrik; dan
7. batu bara,
c. komoditi di bidang industri:
1. gula pasir;
2. plywood;
3. pulp dan kertas;
4. benang;
5. semen; dan
6. pupuk,
d. komoditi di bidang perikanan dan kelautan
1. udang;
2. ikan; dan
3. rumput laut,
e. komoditi di bidang keuangan
1. mata uang asing;
2. Surat Utang Negara (SUN) Republik Indonesia;
f. komoditi di bidang aset digital.
1. aset kripto (crypto asset).
2. emas digital

5. Mekanisme perdagangan berjangka di bursa berjangka Indonesia

Berdasarkan UU No.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi,

yang kemudian berubah menjadi UU No. 10/2011, menyatakan perdagangan

berjangka komoditi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli

komoditi dengan penarikan margin dan dengan penyelesaian kemudian

berdasarkan kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah dan atau kontrak

derivatif lainnya.

30
Perdagangan berjangka dilakukan di bursa berjangka, yang selanjutnya

disebut dengan bursa, yang memperdagangkan kontrak berjangka berbagai

komoditi.38 Mekanisme kegiatan perdagangan berjangka ini adalah dengan

melakukan transaksi kontrak berjangka di bursa berjangka.

Dalam perdagangan berjangka berbeda dengan perdagangan forward

dimana perdagangan berjangka melibatkan pihak intermediary antara pembeli

dengan penjual yang dikenal dengan sebutan Clearinghouse. Beberapa peranan

dari Clearinghouse adalah sebagai berikut:

a. Sebagai intermediary atau perantara antara pihak pembeli dengan penjual

b. Menjamin eksposure resiko dengan mensyaratkan initial margin,

maintenance margin dan marked to market accounting.

Mekanisme perdagangan kontrak berjangka lebih rumit daripada transaksi

saham biasa. Jika ingin melakukan pembelian saham, pialang anda bertindak

sebagai perantara sehingga anda bisa membeli saham dari atau menjual saham

kepada pihak lain melalui bursa saham. Akan tetapi, di perdagangan berjangka,

jual beli diselenggarakan oleh Bursa Berjangka Komoditas dan penyelesaian

transaksi jual beli dilaksanakan oleh central clearinghouse yang di Indonesia

dilaksanakan oleh Kliring Berjangka Indonesia (KBI) ataupun Kliring Penjaminan

Efek Indonesia (KPEI).39

Pembeli seolah-olah membeli produk dari clearinghouse dan penjual

seolah-olah menjual kepada clearinghouse yang pelaksanaannya lewat sistem

jaringan perdagangan terkomputerisasi yang secara integral dapat diakses oleh

anggota bursa. Sistem perdagangan dan sistem penyelesaian berada dalam satu
38
www.bappebti.go.id
39
Mohamad Samsul, Op.Cit hal. 36

31
sistem jaringan komputerisasi integral antara Bursa Berjangka Komoditas dan

clearinghouse. Pembeli dan penjual menempatkan pesanan beli dan pesanan jual

lewat perantara (anggota bursa) dan transaksi jual beli berlangsung antaranggota

bursa.

6. Pengawasan BAPPEBTI dalam perdagangan berjangka

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi,

menentukan Bappebti adalah lembaga pemerintah yang salah satu tugas pokoknya

melakukan pengawasan Perdagangan Berjangka. Pembentukan dari Bappebti

sendiri tentunya memiliki tujuan yaitu melindungi semua pihak yang melakukan

perdagangan berjangka sehingga pelaksanaan yang teratur, wajar, efektif, dan

efisien harus diwujudkan.40

Pengawasan yang dilakukan oleh Bappebti meliputi pengawasan preventif

seperti arahan, pembuatan tata tertib, dan pedoman pelaksanaan, diikuti dengan

pengawasan represif yang diantaranya meliputi pemeriksaan, penyidikan, dan

pengenaan sanksi.41

Setiap transaksi jual beli emas yang dilakukan platform digital dengan

nasabahnya akan selalu diawasi oleh Bappebti, maka Bappebti juga memiliki

kewenangan diantaranya:42
40
Anggarani, S. P. “Analisis Pengendalian Internal terhadap Investasi Emas (Gold) pada
PT. Central Capital Future Cabang Malang”, Universitas Muhammadiyah Malang, (2018), hal. 11
41
Sari, M. R. P. Pengawasan Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi) terhadap Pialang Perdagangan Berjangka dalam Hal Tindakan Menyalahgunakan
Dana Nasabah. Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum, (2013). hal. 1
42
Ahmad, Heri Maros. Perlindungan Hukum terhadap Investor yang Melakukan
Transaksi Jual Beli Emas Melalui Perdagangan Berjangka (Studi di PT. Rifan Financindo

32
(1) meliputi menyampaikan pemahaman dan pembentukan peraturan

teknis pelaksanaan perdagangan berjangka;

(2) sebagai lembaga yang memberikan ijin kepada pengelola pasar dan

para professional dalam perdagangan berjangka;

(3) sebagai lembaga yang memberi pengesahan segala macam peraturan

dan tata-tertib bursa berjangka dan lembaga kliring berjangka (termasuk

persyaratan kontrak); dan

(4) melangsungkan pengamatan setiap hari, pengecekan dan penyidikan

terhadap aktivitas perdagangan berjangka jika menyimpang atau tidak

sesuai dengan aturan hukum yang berlaku pada Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.

B. Emas Digital Sebagai Subjek Perdagangan Berjangka

Berawal dari adanya pengaduan kepada OJK (Satgas Waspada Investasi –

SWI) terkait adanya dugaan perdagangan emas digital yang disinyalir dilakukan

tanpa ada izin dari instansi yang berwenang yang berpotensi menimbulkan

kerugian bagi masyarakat di kemudian hari, salah satunya terkait dengan

transaparansi pengelolaan dana dan pengelolaan emas yang dilakukan. Melalui

rapat koordinasi di Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan yang

dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2019 dihasilkan:43

Berjangka Kota Medan), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan, 2016, hal. 32
43
www.bappebti.go.id

33
a) Inovasi Keuangan Digital ( IKD ) Otoritas Jasa Keuangan akan menyerahkan

pengaturan Komoditi Fisik Emas Digital dan aset kripto pada BAPPEBTI

Kementerian Perdagangan RI;

b) Bagi perusahaan yang sedang dan telah permohonan pencatatan kepada

Otoritas Jasa Keuangan akan dikembalikan kepada BAPPEBTI sebagai

Otoritas atas kedua topik tersebut. OJK akan mengarahkan perusahaan tersebut

agar berkonsultasi dan mengikuti peraturan yang dikeluarkan BAPPEBTI

Kementerian Perdagangan.

c) Akan membuat team kecil intensif antara Inovasi Keuangan Digital (IKD)

Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia (BI) dan Badan Pengawas

Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan

dengan tujuan koordinasi yang baik dan efisien.

Dasar hukum pengaturan perdagangan fisik emas, antara lain :

1. Produk Emas dapat dikategorikan sebagai Komoditi sesuai UU PBK Pasal 1

angka 2 UU No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 2011 (UU PBK)

menjelaskan bahwa: “Komoditi adalah semua barang, jasa, hak dan

kepentingan lainnya, dan setiap derivatif dari Komoditi, yang dapat

diperdagangkan dan menjadi subjek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif

Syariah, dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.”

2. Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Fisik Emas (Menteri

menetapkan kebijakan umum dalam rangka perlindungan konsumen) Pasal 2

UU PBK dan Penjelasan menyebutkan bahwa: “Kebijakan umum di bidang

Perdagangan Berjangka ditetapkan oleh Menteri. Kebijakan umum adalah

34
kebijakan di bidang Perdagangan Berjangka yang secara langsung atau tidak

langsung berkaitan seperti kebijakan perdagangan dalam negeri seperti

distribusi, stabilisasi harga, dan perlindungan konsumen.”

3. Penetapan Komoditi sebagai Subjek Kontrak Berjangka diatur dengan

Peraturan Kepala Bappebti Pasal 3 UU PBK menjelaskan bahwa: “Komoditi

yang dapat dijadikan subjek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah,

dan/atau Kontrak Derivatif lainnya diatur dengan Peraturan Kepala Bappebti.”

4. Bappebti berwenang memberikan persetujuan kepada Bursa Berjangka untuk

menyelenggarakan transaksi fisik Komoditi (termasuk Emas) dan berwenang

menetapkan tata caranya. Pasal 15 UU PBK menjelaskan bahwa:

1) Bursa Berjangka dapat menyelenggarakan transaksi fisik komoditi yang

jenisnya diatur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 setelah mendapatkan

persetujuan Bappebti.

2) Ketentuan mengenai tata cara persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dengan Peraturan Kepala Bappebti.

5. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 119 Tahun 2018 tentang Kebijakan

Umum Perdagangan Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 36).

6. Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 2 tahun

2019 tentang Penyelenggaraan Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka.

7. Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 4 tahun

2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Emas Digital di

Bursa Berjangka.

35
8. Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 6 tahun

2019 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang Dan Pencegahan

Pendanaan Terorisme Terkait Penyelenggaraan Pasar Fisik Komoditi Di Bursa

Berjangka.

9. Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 13 Tahun

2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas Perdagangan

Berjangka Komoditi Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Ketentuan Teknis

Penyelenggaraan Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Bersama.

1. Defenisi emas digital

Emas digital adalah emas yang catatan kepemilikannya dilakukan secara

digital. Proses transaksi jual beli emas digital dilakukan melalui platform digital

seperti aplikasi atau website. Sertifikat ini dapat ditukar dengan emas. Saat ini,

mata uang emas digital dikeluarkan oleh perusahaan, seperti GoldMint, IndoGold,

E-Mas, Pegadaian Digital yang juga merupakan platform di mana pengguna dapat

saling membayar dalam satuan emas yang sama berharganya dengan emas

batangan. Mata uang emas digital dianggap sebagai mata uang independen.44

Emas digital adalah perwujudan logam mulia yang sangat cocok untuk

investasi di era ini. Selain mudah dibeli, emas digital juga mudah untuk dijual

kembali. Dalam hal pembelian emas digital bahkan tidak perlu membeli 1 gram

secara langsung karena bisa melakukan pembukaan tabungan untuk membeli

emas. Emas yang sudah dibeli secara online tersebut juga bisa ditukarkan saldo
44
Modal Rakyat, “Apa keuntungan Emas Digital”. Diakses dari
https://www.modalrakyat.id/blog/apa-keuntungan-emas-digital-ini-pembahasannya pada 15 Juni
2020.

36
tabungan emas dengan emas fisik, penukaran ini bisa dilakukan di outlet

pegadaian terdekat. Emas ini berikutnya bisa digadaikan kembali atau dijual

kembali ke pegadaian atau tempat penjualan emas antam lainnya.45

Walaupun transaksi dilakukan secara digital, kepemilikan fisik emas tetap

menjadi syarat wajib bagi para pedagangnya. Pedagang emas digital harus

dipastikan memiliki bentuk fisik emas sebelum melakukan penjualan dan harus

disimpan di tempat penyimpanan khusus.

Prinsip penyelenggaraan pasar fisik emas digital diantaranya adalah suatu

kegiatan jual beli emas di pasar yang dilakukan secara elektronik, sebagai sarana

investasi dengan jual beli emas melalui sistem elektronik dengan tempo tunda

serah, melindungi masyarakat dari tindakan yang merugikan atau penipuan, dan

menghindari transaksi yang diharamkan atau melanggar hukum.

Dalam peraturan Bappebti, emas yang diperdagangkan pada pasar fisik

adalah emas murni dengan kandungan aurum (au) paling rendah 99,9 persen.

Selain itu, memiliki sertifikat yang mencakup kode seri emas, logo, dan berat; dan

satuan emas dalam berat, yakni 1 gram, 2 gram, 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50

gram, 100 gram, 250 gram, dan 1.000 gram. Emas tersebut dapat disimpan di

tempat penyimpanan yang dikelola oleh Pengelola Tempat Penyimpanan emas

yang memiliki persyaratan tertentu.

2. Kelebihan dan kekurangan perdagangan berjangka emas digital

45
Cermati.com, “Tabungan Emas Digital”. Diakses dari
https://www.cermati.com/artikel/sudah-canggih-tabungan-emas-digital-untuk-para-millenial-yang-
hobi-investasi-emas, Pada 15 Juni 2020

37
Terdapat kelebihan dan kekurangan dari investasi emas digital, yaitu :46

a) Kelebihan perdagangan emas digital

1. Mudah dan praktis

Para investor emas digital dapat melakukan transaksi jual beli emas

digital di manapun dan kapanpun asal terhubung dengan jaringan

internet. Tidak perlu antre datang ke kantor cabang, semua dapat

dilakukan secara online.

2. Bisa ditransfer

Bukan hanya uang yang bisa ditransfer atau dikirim ke rekening, emas

pun demikian. Dapat ditransfer ke pemilik akun lain asalkan

menggunakan aplikasi atau platform yang sama.

3. Modal yang kecil

Investasi emas digital tidak membutuhkan modal ratusan, bahkan

jutaan rupiah. Dewasa ini, ada e-commerce yang menawarkan

investasi emas dengan modal yang minim, mulai dari Rp 100 saja.

4. Mudah dipantau

Investor dapat memantau perkembangan harga emas setiap saat secara

real time. Termasuk melakukan transaksi jual atau beli emas langsung

saat itu juga.

5. Tersedia fisik emas

46
Kompas.com,” Investasi Emas Online”, diakses dari
https://money.kompas.com/read/2020/04/05/183921026/investasi-emas-online-ini-untung-dan-
ruginya?page=all, pada 16 Juni 2020

38
Meski investasi online, tapi Investor dapat manarik emas secara fisik.

Jadi bukan hanya virtual. Biasanya fisik emas akan dikirim ke alamat

investor, dilengkapi dengan sertifikat maupun asuransi pengiriman.

6. Gratis biaya administrasi

Sistem online memang membuat segalanya jauh lebih murah,

termasuk investasi emas digital. Biaya-biaya investasi yang umumnya

dikenakan kepada investor saat investasi secara offline, namun begitu

lewat online, gratis biaya, seperti biaya administrasi. Selain itu, jika

investor bertransaksi jual beli emas online, antara harga jual dan harga

beli, selisihnya tidak terlalu jauh.

7. Penyimpanan emas

Investasi emas secara fisik selalu diribetkan dengan tempat

penyimpanan. Di rumah tidak punya brankas, hanya bisa menyimpan

di bawah bantal atau tempat tidur, di laci lemari yang penuh risiko

kehilangan atau pencurian. Tapi dengan investasi emas digital,

investor tidak perlu memikirkan tempat penyimpanan emas tersebut.

Umumnya, perusahaan tempat para investor berinvestasi sudah

memiliki brankas khusus.

b) Kekurangan perdagangan emas digital

Apapun jenisnya, investasi pasti memiliki risiko. Begitupun dengan

investasi emas digital.

Berikut beberapa kekurangan atau kelemahan investasi emas digital.

1) Belum Mampu Menjangkau Semua Lapisan Masyarakat

39
Investasi emas digital perlu menggunakan teknologi, salah satunya

gadget atau smartphone. Sistem ini belum mampu menjangkau

masyarakat yang gagap teknologi alias gaptek, di antaranya orang-

orang lanjut usia, warga yang berada di desa terpencil dan terpelosok.

Padahal potensinya sangat besar.

2) Rawan Kena Pembobolan

Investasi emas digital bisa dibilang sangat berisiko. Paling rawan

adalah kena hacking, pembobolan, atau phising untuk mencuri akun

dan menggasak semua milik investor.

Jadi dalam hal ini, investor perlu waspada dan ketahui terlebih dahulu

sistem keamanan investasi emas digital yang diterapkan perusahaan penyedia

platform tersebut sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

3. Mekanisme Transaksi Emas Digital

Skema Mekanisme Perdagangan Emas Dgital

EMAS DIGITAL

Matching di Matching di
Bursa Berjangka Pedagang Emas
Digital

40
Bursa Pedagang Emas
Berjangka Digital
DEPOSITORY

Perantara
Perdagangan Fisik
Emas Digital LEMBAGA
KLIRING
BERJANGKA
Peserta Emas Pelanggan Emas
Digital Digital

Sumber : Bappbeti.go.id

Transaksi pasar fisik emas digital yang mendapat persetujuan dari

Bappebti terdapat dua mekanisme. Pertama, mekanisme transaksi pasar fisik

dengan penyepadanan (matching) transaksi di Bursa Berjangka. Kedua,

mekanisme transaksi pasar fisik dengan penyepadanan (matching) transaksi di

perdagangan fisik emas digital yang sarana dan prasarana sistem perdagangannya

wajib terhubung langsung dengan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring

Berjangka.47

Mekanisme yang dilakukan dalam melakukan proses transaksi emas digital

adalah secara daring, melalui berbagai macam platform yang telah mengantongi

izin usaha perdagangna berjangka emas digital oleh Bappebti. Untuk memulai

melakukan transaksi emas digital ini, para investor hanya perlu melakukan

pendaftaran sesuai ketentuan yang dibuat oleh berbagai platform tersebut, atau

47
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia,” Kemendag Terbitkan Aturan Baru
Perdagangan Emas di Bursa Berjangka”, diakses dari :
https://www.kemendag.go.id/id/newsroom/media-corner/kemendag-terbitkan-aturan-baru-
perdagangan-emas-di-bursa-berjangka-1. Pada 16 juni 2020

41
bisa dikatakan membuka rekening emas digital. Kemudian para investor dapat

melakukan transaksi pembelian emas digital secara langsung kapan saja dan

dimana saja.

C. Mekanisme Perdagangan Emas Digital di Indonesia Berdasarkan

Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi

Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi

Nomor 4 Tahun 2019, terdapat beberapa mekanisme transaksi Pasar Fisik Emas

Digital. Mekanisme transaksi sebagaimana yang dimaksud antara lain :48

a. mekanisme transaksi Pasar Fisik dengan penyepadanan (matching)

transaksi di Bursa Berjangka; atau

b. mekanisme transaksi Pasar Fisik dengan penyepadanan (matching)

transaksi di Pedagang Fisik Emas Digital.

1. Mekanisme transaksi emas digital (matching) di bursa berjangka

Adapun mekanisme transaksi emas digital (matching) di Bursa Berjangka

adalah sebagai berikut:

a) Market Maker (Peserta) wajib menempatkan sejumlah emas pada

Pengelola Tempat Penyimpanan sebanyak 20.000 gram atau 20 kg

dimana 80% berupa emas fisik sedangkan 20% setara kas;

b) Pengelola tempat penyimpan menginformasikan kepada Lembaga

Kliring Berjangka (LKB) bahwa terdapat sejumlah emas atas nama

48
Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 4 Tahun 2019,
Pasal 3 ayat (4)

42
Peserta (Market Maker); LKB mencatat volume emas yang dititipkan

oleh Peserta (Market Maker);

c) LKB menyampaikan informasi kepada Bursa Berjangka bahwa

jumlah Fisik Emas yang disimpan pada Pengelola Tempat

Penyimpanan telah dapat dijual;

d) Peserta telah mulai dapat bertransaksi jual-beli emas dengan

menempatkan sejumlah dana pada Lembaga Kliring Berjangka.

Apabila terjadi mutasi dana baik dari Peserta atau Peserta (Market

Maker) langsung melalui Lembaga Kliring Berjangka (LKB);

e) LKB menjalankan fungsi sebagai DvP (Delivery versus Payment);

LKB melakukan pencatatan perpindahan transaksi jual-beli emas,

termasuk catatan keuangan.

f) Apabila emas market maker yang disimpan di tempat penyimpanan

karena adanya transaksi sehingga berkurang sebanyak 5 kg maka

kewajiban market maker untuk menambah emas yang disimpan dalam

tempat penyimpanan sehingga menjadi kembali semula 20 kg.

g) Dalam hal Peserta ingin mendapatkan fisik emas, maka Peserta dapat

memberitahukan kepada Perantara Perdagangan Fisik Emas Digital,

selanjutnya Perantara Perdagangan Fisik Emas Digital menyampaikan

kepada LKB. LKB akan melakukan verifikasi kepemilikan emas dan

kemudian menerbitkan perintah pengeluaran emas dari Pengelola

Tempat Penyimpanan kepada Peserta yang pengirimannya melalui

Jasa Pengiriman yang telah bekerjasama dengan Pengelola Tempat

Penyimpanan dan LKB;

43
h) Tempat penyimpanan emas wajib berada di wilayah RI

i) Emas yang disimpan dilarang berasal dari pinjaman pihak ketiga;

j) Pengelola Tempat Penyimpanan bertanggungjawab atas Emas yang

disimpan pada tempat penyimpanan.

2. Mekanisme transaksi emas digital (matching) di pedagang fisik emas

digital.

Adapun mekanisme transaksi emas digital (matching) di pedagang fisik

emas digital yaitu:

a) Pedagang fisik emas digital wajib menempatkan sejumlah emas

pada pengelola tempat penyimpanan sebanyak 10.000 gram atau

10 kg dimana 75% berupa emas fisik sedangkan 25% setara kas;

b) Pengelola tempat penyimpan menginformasikan Lembaga Kliring

Berjangka (LKB) bahwa terdapat sejumlah emas atas Pedagang

Komoditi Fisik Emas; LKB mencatat volume emas yang

dititipkan oleh Pedagang Fisik Emas Digital;

c) LKB menyampaikan informasi kepada Pedagang Komoditi Fisik

Emas bahwa jumlah fisik emas yang disimpan pada Pengelola

Tempat Penyimpanan telah dapat dijual;

d) Pelanggan telah mulai dapat bertransaksi jual beli emas pedagang

fisik emas digital;

e) Dana transaksi jual beli dari pelanggan langsung masuk ke

rekening terpisah atas nama pedagang fisik emas digital yang

44
dikuasai oleh LKB; Sekaligus juga LKB menjalankan fungsi

sebagai DvP (delivery versus payment); LKB melakukan

pencatatan perpindahan transaksi jual beli emas;

f) Pedagang fisik emas digital melaporkan transaksi jual beli kepada

bursa berjangka dan sekaligus bursa berjangka melakukan

pengawas atas pelaksanaan transaksi tersebut;

g) Apabila emas market maker yang disimpan di tempat

penyimpanan karena adanya transaksi sehingga berkurang

sebanyak 2,5 kg maka kewajiban market maker untuk menambah

emas yang disimpan dalam tempat penyimpanan sehingga

menjadi kembali semula menjadi 10.000 gram atau 10 kg emas;

h) Bursa berjangka, pengelola tempat penyimpan dan lembaga

kliring saling berkoordinasi dalam pelaksanaan transaksi jual beli

emas;

i) Dalam hal pelanggan ingin mendapatkan fisik emas, maka

pelanggan dapat memberitahukan kepada pedagang fisik emas,

selanjutnya pedagang komoditi fisik emas menyampaikan kepada

LKB. LKB akan melakukan verifikasi kepemilikan emas dan

kemudian menerbitkan perintah pengeluaran emas dari pengelola

tempat penyimpanan kepda pelanggan yang pengirimannya

melalui jasa pengiriman yang telah bekerjasama dengan pengelola

tempat penyimpanan dan LKB.

j) Tempat penyimpanan emas wajib berada di wilayah RI

k) Emas yang disimpan dilarang berasal dari pinjaman pihak ketiga;

45
l) Pengelola Tempat Penyimpanan bertanggungjawab atas Emas

yang disimpan pada tempat penyimpanan.

46

Anda mungkin juga menyukai