Anda di halaman 1dari 5

TERM OF REFRENCE

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR EMAS DIGITAL DI

BURSA BERJANGKA INDONESIA

A. Latar Belakang

Emas adalah suatu benda yang sangat bernilai. Yang mendapatkan


tempat tertinggi sebagai pilihan investasi masyarakat. Berinvestasi dalam bentuk
emas telah dilakukan orang selama berabad-abad. Para raja dan bangsawan pada
mulanya menyimpan emas sebagai simbol kekuasaan, tetapi kebanyakan dari
mereka hanya menggunakan emas untuk keperluan upacara dan bahan baku
perhiasan. Logam mulia menjadi komoditas yang bisa diterima oleh semua suku
bangsa dan ras. Emas dan perak menjadi alasan untuk mulainya perang dan
mengakhiri perang pula. Masyarakat selama berabad-abad mereka menyadari
bahwa emas bersama perak adalah dua jenis komoditi yang akan diterima secara
luas oleh berbagai bangsa.

Seiring dengan perkembangan teknologi, aktivitas kehidupan manusia


dalam berbagai sektor tengah mengalami perubahan. Begitu juga pada sektor
investasi suatu komoditi yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia, perkembangan teknologi ini telah melahirkan
model pelayanan publik yang dilakukan melalui  e-commerce. Pelayanan
pemerintah yang birokratis dan terkesan kaku dieliminir melalui pemanfaatan e-
commerce menjadi lebih fleksibel dan lebih berorientasi pada kepuasan
pengguna. E-commerce menawarkan pelayanan publik bisa diakses secara 24
jam, kapan pun, dan dari manapun pengguna berada. E-commerce juga
memungkinkan pelayanan publik tidak dilakukan secara face-to-face sehingga
transaksi menjadi lebih efisien.

Investor-investor yang tergiur dengan keuntungan maksimal yang


ditawarkan dari berinvestasi pada emas inilah yang menjadi sasaran empuk para
pengelola investasi emas illegal Keadaan tersebut memunculkan beberapa
masalah, antara lain mengenai bentuk investasi emas dan bentuk perlindungan
hukum bagi para investor yang terlibat dalam penipuan investasi emas. Penipuan
investasi emas dilakukan oleh para pengelola jasa investasi emas yang tidak
menyerahkan emas dalam bentuk fisik kepada para investor dan memakai sistem
money game atau skema ponzy untuk menarik minat para calon investor.

Perlindungan hukum bagi para investor emas telah diatur oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) melalui Satgas Waspada Investasi, SiPeka dan FCC.1
Namun pelaksanaan tugas dan kewenangan OJK ini masih belum maksimal,
oleh karena itu berawal dari adanya pengaduan kepada OJK (Satgas Waspada
Investasi – SWI) terkait adanya dugaan perdagangan emas digital yang disinyalir
dilakukan tanpa ada izin dari instansi yang berwenang yang berpotensi
menimbulkan kerugian bagi masyarakat di kemudian hari, salah satunya terkait
dengan transaparansi pengelolaan dana dan pengelolaan emas yang dilakukan.
Melalui rapat koordinasi di Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan
yang dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2019, dihasilkan:

A. Inovasi Keuangan Digital ( IKD ) Otoritas Jasa Keuangan akan menyerahkan


pengaturan aset kripto dan Komoditi Fisik Emas Digital pada BAPPEBTI
Kementerian Perdagangan RI;

B. Bagi perusahaan yang sedang dan telah permohonan pencatatan kepada


Otoritas Jasa Keuangan akan dikembalikan kepada BAPPEBTI sebagai
Otoritas atas kedua topik tersebut. OJK akan mengarahkan perusahaan
tersebut agar berkonsultasi dan mengikuti peraturan yang dikeluarkan
BAPPEBTI Kementerian Perdagangan.

C. Akan membuat team kecil intensif antara Inovasi Keuangan Digital (IKD)
Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia (BI) dan Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan
dengan tujuan koordinasi yang baik dan efisien.2
1
Perlindungan Hukum Terhadap Investor Emas Studi Kasus Penipuan Investasi Emas Di Kota Semarang
Oleh Dr.Paramita Prananingtyas, S.H., L.LM, Dibiayai oleh PNBP Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro Tahun Anggaran 2016.

2
Bapebbti. “Emas Digital”, diakses dari
http://bappebti.go.id/resources/docs/brosur_leaflet_2001_01_11_zl4c435y.pdf, pada tanggal 04 Mei 2020
pukul 20.21.
Maka dari pengertian ini, Kementerian Perdagangan mengeluarkan
peraturan yakni Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 119 Tahun 2018
tentang Kebijakan Umum Perdagangan Pasar Fisik Emas Digital di Bursa
Berjangka (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 36) yang
membuat komoditi emas layak dijadikan sebagai subjek dalam Bursa
Berjangka. Peraturan dari Kementerian Perdagangan tersebut lalu diikuti oleh
diundangkannya empat peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi (Bappebti) yang mengatur teknis penyelenggaraan perdagangan
emas digital dalam Bursa Berjangka. Berdasarkan siaran pers Kementerian
Perdagangan tentang empat peraturan Bappebti, penerbitan peraturan ini
sebagai tanda bahwa pemerintah Indonesia harus terus mengikuti
perkembangan industri Perdagangan Berjangka Komoditi yang dinamis dan
memberikan ruang kepada pengembang usaha inovasi komoditas secara
digital.3

Produk investasi menjadi salah satu alternatif untuk melindungi aset


yang dimiliki dari penurunan nilai akibat inflasi. Melalui investasi masyarakat
dapat mempersiapkan kebutuhan di masa yang akan datang dengan
memanfa’atkan dana yang dimiliki saat ini. Bursa Berjangka dalam
perkembangannya pada perdagangan emas digital menimbulkan beberapa
permasalahan yang diakibatkan oleh ketidak pahaman investor ketika
melakukan perdagangan berjangka dengan aset emas digital sebagai subjeknya.
Aset emas digital adalah salah satu produk investasi yang sedang populer saat
ini. Pesatnya perkembangan berbagai jenis produk investasi tanpa dipadukan
dengan edukasi yang memadai bagi masyarakat menimbulkan kekhawatiran
karena rentan akan penipuan. Contoh penipuan ini adalah pelaku yakni entitas
bisnis yang menawarkan investasi illegal yang berjualan emas digital tanpa
memiliki fisiknya. Salah satu dari entitas tersebut adalah PT Aurum Karya
Indonesia yang berjualan emas secara digital, tanpa memiliki fisiknya, mereka

3
Siaran Pers Kementerian Perdagangan, “Bappebti Terbitkan Empat Peraturan Aset Kripto Dan Emas
Digital”. Diakses dari http://www.kemendag.go.id/id/news/2019/02/18/bappebtiterbitkan-empat-
peraturan-aset-kripto-dan-emas-digital- pada 5 Mei 2020.
berjualan di Tokopedia. Berdasarkan pengakuannya, sudah menjual 20
kilogram emas digital.4

Peraturan baru yang dikeluarkan oleh Bappebti dinilai masih kurang


dalam sisi perlindungan konsumen karena masih banyak Investor yang belum
memahami cara kerja perdagangan emas digital sehingga tidak jarang menjadi
korban penipuan dari penjual emas digital tersebut. Maka dari itu, Bappebti
sebagai lembaga yang melakukan pengawasan, pengaturan, pengembangan dan
pembinaan terhadap kegiatan bursa berjangka komoditi harus dapat
menjalankan salah satu tujuan yang dimilikinya, yaitu melindungi para pihak
dalam Bursa Berjangka. Berdasarkan isu-isu hukum yang telah dipaparkan di
atas, perlu memperhatikan keabsahan transaksi jual beli dan pembukaan akun
kontrak berjangka antara pelanggan dan pedagang emas digital serta
perlindungan hukum bagi pelanggan yang melakukan investasi melalui fasilitas
yang disediakan oleh Pedagang emas digital, yaitu perlindungan hukum bagi
peserta (investor) dalam bursa berjangka ketika terjadi sengketa dalam
melakukan transaksi jual beli emas digital.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa hal
yang menjadi inti permasalahan dari penulisan skripsi ini. Permasalahan-
permasalahan yang akan dibahas adalah:

1. Kepastian hukum dan kepastian berusaha terhadap perdagangan fisik Emas


digital di Indonesia
2. Bagaimana syarat yang harus dipenuhi penyelenggara investasi fisik emas digital
untuk mendapatkan izin usaha ?
3. Perlindungan hukum bagi Investor pada transaksi emas digital dalam
perdagangan berjangka.

4
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "OJK Temukan Penjual Emas Tak Berizin di
Tokopedia" , https://katadata.co.id/berita/2018/09/07/ojk-temukan-penjual-emas-tak-berizin-di-tokopedia
pada 6 Mei 2020
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas maka

tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana proses pengajuan permohonan PKPU di

Pengadilan Niaga.

b. Untuk mengetahui apa saja kewajiban Personal Guarantor sebagai utang

yang dapat dimohonkan pailit.

c. Untuk mengetahui akibat hukum terhadap Personal Guarantor dalam hal

dikabulkannya permohonan PKPU.

NAMA : DANIEL PANGARIBUAN


NIM : 160200553
DEPARTEMEN : HUKUM EKONOMI

Mengetahui,

Medan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H Dr. Mahlmul Siregar, S.H., M.Hum

NIP. 196302151989032002 NIP. 198612122014042001

Anda mungkin juga menyukai