Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI PADA BANK SYARIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko
Keuangan Syariah.

Dosen Pengampuh:
Widiawati, S.Pd., MM.
Disusun Oleh:
Nissa Siti Sausan 1199230123
Rayhan Dzikri R 1199230136
Riyan Nurkhofi 1199230147
Roshfi Amel 1199230153

Prodi Manajemen Keuangan Syari’ah D Semester V


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga
alhamdulillah kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen
Risiko Investasi Pada Bank Syariah” ini dengan baik.

Makalah ini berisikan tentang penjelasan mengenai pengertian Manajemen


Risiko Investasi dan materi-materi lain yang erat hubunganya dengan materi
tersebut. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Manajemen Risiko Keuangan Syariah.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Widiawati, S.Pd., MM.
selaku dosen mata kuliah Manajemen Risiko Keuangan Syariah. Terimakasih juga
kepada kawan-kawan kelompok yang telah bekerja keras dan berpartisipasi dalam
menyelesaikan makalah ini.

“Tiada gading yang tak retak” begitupula dengan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari dosen dan teman-teman yang bersifat membangun, selalu kami harapkan
demi lebih baiknya makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Hal.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ..........................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ..........................................................................2
C. TUJUAN PENELITIAN ...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO INVESTASI .............................3
B. TUJUAN INVESTASI .............................................................................4
C. JENIS INVESTASI ..................................................................................5
D. RISIKO INVESTASI ...............................................................................7
E. KEBIJAKAN INVESTASI .......................................................................9
F. PROFIL RISIKO INVESTASI ..................................................................10
G. KUALITAS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO INVESTASI ..........12
H. STUDI KASUS ........................................................................................12
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini banyak sekali lembaga keuangan yang
bergerak di bidang investasi tidak terkecuali lembaga perbankan syari'ah, hal ini
disebabkan oleh prospektus investasi yang mungkin dianggap cukup menjanjikan
dan akan mendapatkan return yang cukup bagus. Investasi adalah menggunakan
aset (uang atau barang) yang dimiliki oleh seseorang dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan atau tujuan tertentu.

Dengan menggunakan aset tersebut untuk berinvestasi, berarti akan memberikan


kemungkinan bagi orang lain untuk turut menggunakan, mengelola, dan
memanfaatkan aset sehingga dapat lebih memberikan manfaat, tidak hanya kepada
orang yang memiliki aset tersebut, tetapi juga kepada orang lain. Dengan meniatkan
investasi untuk memberikan manfaat bagi orang lain sebagai tanda syukur atas
rezeki yang diterima, maka Allah akan menambahkan nikmat bagi hambanya yang
berinvestasi tersebut sesuai dengan janji Allah yang akan menambahkan nikmatnya
bagi manusia yang mau bersyukur. Investasi juga dapat memberikan manfaat bagi
orang lain ketika investor memberikan hak orang lain melalui zakat yang diambil
dari hasil investasi tersebut.

Keuntungan dari investasi tersebut juga dapat digunakan untuk beramal saleh
melalui infaq dan shadaqoh Investasi merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah
swt yang telah memberikan rezki kepada manusia di muka bumi ini untuk selalu
saling tolong menolong. Dengan investasi, kita juga akan menjadi orang yang lebih
baik karena bermanfaat bagi orang lain, yang menggunakan investasi kita dan yang
kita bantu melalui zakat, infaq dan shodaqoh. Investasi merupakan salah satu alat
bagi manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya (survive) di saat ia lemah dan
tak berdaya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud manajemen risiko Investasi?
2. Apa saja tujuan investasi?
3. Apa saja jenis-jenis investasi?
4. Apa saja risiko investasi?
5. Bagaimana Kebijakan investasi?
6. Apa yang dimaksud profil risiko investasi?
7. Bagaimana kualitas penerapan manajemen risiko investasi?
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen risiko investasi.


2. Untuk mengetahui tujuan investasi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis investasi.
4. Untuk mengetahui risiko investasi.
5. Untuk mengetahui kebijakan investasi.
6. Untuk mengetahui profil risiko investasi.
7. Untuk mengetahui kualitas penerapan manajemen risiko investasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Risiko Investasi

Istilah investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire (memakai), sedangkan
dalam bahasa Inggris disebut dengan invesment. Istilah hukum investasi berasal
dari terjemahan bahasa Inggris yaitu invesment of law. Dalam peraturan perundang-
undangan tidak ditemukan hukum investasi tersebut, maka harus dicari dari
berbagai

Para ahli dalam bidang investasi memiliki pandangan yang berbeda mengenai
konsep teoritis tentang investasi. Fitzgeral, mengartikan investasi adalah aktivitas
yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sember (dana) yang dipakai untuk
mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan
dihasilkan aliran-aliran produk baru dimasa yang akan datang. Dalam definisi lain,
Kamaruddin Ahmad mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan investasi
adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan
atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Ensiklopedia Indonesia
memberikan pengertian tentang investasi adalah penanaman uang atau modal dalam
proses produksi (dengan pembelian gedung-gedung, permesinan, bahan cadangan,
penyelenggaraan uang kas serta perkembangannya). Dari ketiga definisi tersebut,
Salim dan Budi Sutrisno menyempurnakan definisi tentang investasi sebagai
berikut: “investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik
investor luar negri (asing) maupun dalam negeri (domestik) dalam berbagai bidang
usaha yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan”.

Manajemen Risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan


untuk mengidentifikasi, mengukur, memanta, dan mengendalikan risiko yang
timbul dari kegiatan usaha bank. Hal ini terkait dengan definisi umum risiko, yaitu
pada setiap usaha/kegiatan selalu terdapat kemungkinan tidak tercpainya suatu
tujuan atau selalu terdapat ketidakpastian atas keputusan apapun yang telah diambil.
Suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak

3
menguntungkan yang mungkin terjadi disebut “risiko”. Konsekuensi tidak
menguntungkan mengacu kepada tidak terwujudnya sasaran usaha, yaitu tepat
biaya, tepat waktu, dan tepat mutu hasil sehingga risiko berhubungan dengan
kejadian di masa yang akan datang dan melibatkan pilihan dan ketidakpastian
bahwa pilihan itu akan dilakukan.

Manajemen dalam bahasa Arab disebut dengan Idarah, yaitu saran untuk
merealisasikan tujuan umum. Eddie Cade menyatakan bahwa definisi risiko
berbeda-beda, tergantung pada tujuannya. Definisi risiko yang tepat menurutnya
dilihat dari sudut pandang adalah, exposure terhadap ketidakpastian pendapatan.
Sedangkan Philip Best menyatakan bahwa risiko adalah kerugian secara finansial,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Risiko bank adalah keterbukaan
terhadap kemungkinan rugi (exposure to the change of loss).

Dilihat dari sisi landasan hukumnya, manajemen risiko merupakan aplikasi dari
prinsip kehati-hatian secara umum dianut perbankan dan juga merupakan
kewajiban karena diamanatkan oleh UU No.7 Tahun 1992 jo. UU No.10 Tahun
1998 jo. UU No.21 Tahun 2008 tentang perbankan. Manajemen risiko yang efektif
oleh bank menghasilkan tingkat kinerja dan kesehatan yang baik bagi bank yang
bersangkutan.

Bagi perbankan termasuk perbankan Islam tantangannya adalah menemukan sistem


dan mekanisme pengelolaan risiko secara Islam yang tepat dan melaksanakannya
secara istiqamah baik kuantitatif maupun kualitatif untuk menghasilkan manajemen
risiko yang efektif. Manajemen risiko pada bank Islam seharusnya merupakan suatu
proses berkelanjutan tentang bagaimana bank mengelola risiko yang dihadapinya.
Meminimalkan potensi keterjadian dan dampak yang ditimbulkan pada berbagai
risiko yang tidak dikehendaki.

B. Tujuan Investasi

Tujuan investasi penting untuk diketahui. Investasi ialah bentuk penanaman modal
atau uang, dapat dikatakan cara mengembangkan modal atau uang lebih cepat.
Memperoleh pendapatan tetap dalam setiap periode tertentu. Pendapatan tetap dari

4
memiliki investasi jangka panjang bisa dalam bentuk bunga, royalti, deviden, uang
sewa, dan bentuk lain dari keuntungan kepemilikan saham Investasi jangka panjang
bagi pengusaha dapat digunakan untuk tujuan membentuk dana tujuan khusus,
misalnya untuk kepentingan ekspansi, perluasan produk dan lainnya Bagi personal,
bertujuan mewujudkan tujuan keuangan pribadi atau keluarga yang butuh biaya
sangat besar seperti dana pendidikan, biaya ibadah umrah atau haji, biaya
pernikahan, biaya beli rumah, biaya pensiun, dan lain sebagainya Mengarahkan
dana khusus, misalnya seperti dana untuk kepentingan sosial maupun dana untuk
kepentingan ekspansi suatu perusahaan Pengendali perusahan atau orang tertentu
dengan kepemilikan sebuah usaha ataupun asset

Tujuan-tujuan yang mungkin bisa dicapai oleh perusahaan ketika melakukan


manajemen risiko diantaranya adalah Ada perlindungan ketika muncul
kemungkinan risiko dalam perusahaan. Ketika terjadi force majeure, rencana
keuangan perusahaan tidak akan terganggu. Perlindungan yang diberikan untuk
perusahaan dari tingkatan risiko signifikan yang menghambat proses perusahaan
mencapai tujuannya. Membantu perusahaan dalam proses pembuatan kerangka
kerja yang merupakan bagian proses bisnis dan fungsi.

Mendorong pihak manajemen untuk bersikap proaktif mengurangi potensi risiko.


Memberi peringatan dalam menghadapi risiko perusahaan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan bersama. Peningkatan kinerja perusahaan melalui metode
pemberian informasi tingkat risiko melalui peta risiko. Kemampuan individu dan
manajemen dibangun untuk memahami risiko serta pentingnya manajemen risiko.

C. Jenis Investasi

Pada dasarnya investasi dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, yakni


berdasarkan aset, pengaruh, ekonomi, menurut sumbernya. Dalam kaitan ini, Salim
dan Budi Sutrisno menjelaskan sebagai berikut:

a. Investasi berdasarkan asetnya Investasi ini merupakan penggolongan investasi


dari aspek modal atau kekayaanya. Investasi ini dibagi kepada dua jenis, yaitu: (1)
real assets atau yang biasa disebut dengan aset nyata yang termasuk kedalam

5
konsep manajemen investasi, dimana dalam investasi dinyatakan aset riil yaitu aset
yang dapat menghasilkan pendapatan dan juga mengalami aus (depresiasi)5 yang
merupakan investasi yang berwujud, seperti gedung-gedung, kendaraan, dan
sebagainya6 ; (2) financial assets, yaitu yang berupa dokumen (surat-surat
berharga) yang diperdagangkan dipasar uang , seperti deposito, commercial paper,
surt berharga pasar uang (SBPU), dan sebagainya. Financial assets juga
diperdagangkan di pasar modal, seperti saham, obligasi, warrant, opsi, dan
sebagainya.

b. Investasi berdasarkan pengaruh. Investasi berdasarkan pengaruh dibagi nenjadi


dua macam, yaitu: (1) investtasi autonomus (berdiri sendiri) yaitu investasi yang
tidak dipengaruhi tingkat pendapatan, bersifat spekulatif, misalnya pembelian
surat-surat berharga; (2) investasi induced (memengaruhi-menyebabkan), yakni
investasi yang dipengaruhi oleh kenaikan permintaan akan barang dan jasa serta
tingkat pendapatan, misalnya penghasilan transitori (penghasilan yang didapat
selain dari bekerja), yaitu bunga tabungan dan sebgainya.

c. Investasi berdasarkan sumber pembiayaan.

Investasi ini dibagi kepada dua macam: (1) investasi yang bersumber dana dari
dalam negeri atau PMDN yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri yang kegiatannya
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia
yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal
dalam negeri., investornya dari dalam negeri;7 (2) investasi yang bersumber dari
modal asing, pembiayaan investasi bersumber dari investor asing.

d. Investasi berdasarkan bentuk

Investasi modal ini dibagi kepada dua bentuk, yaitu: (1) investasi langsung
dilaksanakan oleh pemiliknya sendiri, seperti membangun pabrik, membangun
gedung selaku kontraktor, membeli total, atau mengakuisisi perusahaan; dan (2)
investasi tidak langsung yang sering disebut dengan investasi portofolio. Investasi
tidak langsungdilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat-surat
berharga, seperti saham, obligasi, reksadana beserta turunannya.

6
D. Risiko Investasi

1. Risiko suku bunga

Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aset berbunga,
seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku bunga.
Risiko ini bisa diartikan sebagai risiko yang diakibatkan adanya perubahan suku
bunga yang ada di pasar sehingga akan mempengaruhi pendapatan investasi. Secara
umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi akan turun, demikian juga
sebaliknya.

2. Risiko pasar

Risko pasar ini adalah risiko fluktuasi atau naik turunnya nilai aset yang disebabkan
oleh perubahan sentimen pasar keuangan (seperti saham dan obligasi) yang sering
disebut juga dengan risiko sistematik ( systematic risk), artinya risiko ini tidak bisa
dihindari dan pasti akan selalu dialami oleh investor.

Hal ini bahkan bisa membuat investor mengalami penurunan atas pokok
investasinya (capital loss). Perubahan ini bisa dikarenakan beberapa hal seperti
adanya resesi ekonomi, isu, kerusuhan, spekulasi termasuk juga perubahan politik.
Meski demikian, Anda tidak perlu panik dan langsung mencairkan dana investasi
saat menghadapi fluktuasi pasar. Sebab, penurunan atau peningkatan aset seperti
ini tidak terjadi secara terus-menerus.

3. Resiko Inflasi

Risiko inflasi atau risiko daya beli, adalah peluang bahwa arus kas dari investasi
tidak akan bernilai sebanyak di masa depan karena perubahan daya beli yang
tergerus inflasi. Risiko ini memiliki potensi yang merugikan daya beli masyarakat
dikarenakan adanya kenaikan rata-rata dari harga konsumsi.

7
Risiko inflasi adalah risiko yang diambil oleh investor saat memegang uang tunai
atau berinvestasi dalam aset yang tidak terkait dengan inflasi. Risikonya adalah
bahwa nilai tunai akan berkurang oleh inflasi.

4. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang
tunai dalam jangka waktu tertentu. Hal ini bisa terjadi jika pihak pengutang tidak
dapat menjual hartanya karena tidak adanya pihak lain di pasar yang berminat
membelinya. Sebagai contoh, suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya
yang jatuh tempo secara tunai, meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup
bernilai untuk melunasi kewajibannya, tetapi ketika aset tersebut tidak bisa
dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka aset tersebut dikatakan tidak likuid.

Hal ini berbeda dengan penurunan drastis harga aset, karena pada kasus penurunan
harga, pasar berpendapat bahwa aset tersebut tak bernilai. Tidak adanya pihak yang
berminat menukar (membeli) aktiva kemungkinan hanya disebabkan karena
kesulitan mempertemukan pihak pembeli dan penjual. Oleh karena itu, risiko
likuiditas biasanya lebih besar kemungkinan terjadi pada pasar yang baru tumbuh
atau bervolume kecil.

5. Risiko valuta asing atau nilai tukar mata uang

Risiko valuta asing adalah risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing
di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan terutama pada saat
dikonversikan ke mata uang domestik. Risiko jenis ini berkaitan dengan fluktuasi
nilai tukar uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Pada umumnya, risiko
jenis ini juga disebut sebagai currency risk atau dengan exchange rate risk.

6. Risiko negara

Risiko ini dikenal dengan istilah sovereign risk, dan berkaitan dengan kondisi
perpolitikan negara. Dari risiko ini juga berkaitan dengan perubahan ketentuan

8
perundang-undangan yang berimbas pada perekonomian suatu negara, yang pada
gilirannya berpengaruh terhadap iklim investasi.

7. Risiko reinvestasi

Risiko reinvestasi adalah kemungkinan bahwa arus kas investasi akan


menghasilkan imbal hasil yang lebih rendah setelah diinvestasikan kembali ke
instrumen investasi yang baru.

E. Kebijakan Investasi

Sebelum melakukan investasi, perbankan syari'ah tentunya harus


mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain:

1. Aspek Rentabilitas

Pada aspek ini perbankan syari'ah harus memilah dan memilih proyek/bidang sektor
usaha yang menguntungkan terkait dengan pembiayaan investasi. 2. Aspek
Likuiditas Pada aspek likuiditas ini bank syari'ah harus menyediakan dana untuk
kepentingan nasabah lainnya, tujuannya adalah jika pemilik dana membutuhkan
dananya pada suatu waktu, maka bank syari'ah dengan segera dapat memberikan
dana yang dibutuhkan pemilik dana lainnya, sehingga pelemparan dana, tetap
disediakan dana yang diperkirakan dibutuhkan nasabah.

3. Spreading Risk

Seperti yang telah disinggung di atas bahwa setiap langkah dalam bisnis selalu
mengandung risiko. Maka dari itu, dalam pelemparan dana selain
mempertimbangkan aspek rentabilitas dan likuiditas, juga risiko-risiko terkait
lainnya yang kapan saja timbul, sehingga jika terjadi risiko pada proyek, maka
perbankan syari'ah sedini mungkin dapat mengantisipasinya dan memiliki
alternative solution atau paling tidak dapat meminimalisir dampak negatif/akibat
terburuknya.

9
4. Skala Prioritas

a. Prioritas utama adalah sektor yang menghasilkan keuntungan terbesar dengan


risiko terkecil, misalnya transaksi jual-beli (murobahah), pada pembiayaan ini kecil
risiko disebabkan adanya syarat berupa jaminan (guarantee) pokok yang berupa
barang yang dibiayai. Jika mengalami risiko, maka agunan tersebut dapat dijual
kembali oleh pihak bank. Transaksi bagi hasil (musyarakah), pada pembiayaan ini
risiko terburuknya adalah jika proyek mengalami kegagalan, maka kerugian akan
ditanggung bersama antara bank dan nasabah. Transaksi ijarah, jenis risiko yang
dapat terjadi pada transaksi ini adalah wanprestasi (ketidaksanggupan nasabah
meneruskan akad), barang yang disewakan dapat ditarik oleh bank dan dialihkan
pada nasabah lainnya atau dijual.

b. Kebijakan Pemerintah/Otoritas Moneter, yaitu pembiayaan dalam rangka


pelaksanaan program-program pemerintah, misalnya pembiayaan UKM,
pembiayaan JPS, dll.

F. Profil Risiko Investasi

Profil risiko adalah gambaran keseluruhan risiko yang melekat pada operasional
bank Syariah baik BUS maupun UUS. Seluruh BUS dan UUS harus Menyusun
laporan profil risiko untuk kepentingan pelaporan pada Otoritas Jasa Keuangan
sekaligus bahan supervise pengendalian risiko secara efektif. Risiko investasi
merupakan risiko yang muncul dari partisipasi dalam keuangan atau aktivitas bisnis
lain yang disebutkan dalam kontrak dan ikut serta dalam menyediakan dana untuk
sharing modal dalam bisnis yang beresiko.

Bank Syariah memiliki risiko investasi pada kontrak mudarabah dan musyarakah.
Ketika bank Syariah menggunakan instrument ini secara substansi maka akan
berpengaruh pada pendapatan bank, likuiditas, risiko lain, volatilitas pendapatan,
dan modal. Salah satu yang membedakan antara kontrak mudarabah dan
musyarakah adalah pada sisi keaktifan investasi. Jika dalam mudarabah bank
berperan sebagai pihak yang menyediakan dana maka dalam pelaksanaan usaha
hanya menjadi silent partner. Berbeda dengan musyarakah, bank dapat memberi

10
kesempatan kepada nasabah apakah akan menjadi silent partner atau berpartisipasi
dalam manajemen.

Parameter atau indicator yang digunakan bank Syariah untuk menilai risiko inheren
atas risiko investasi yang sesuai dengan regulasi adalah (i) komposisi dan tingkat
konsentrasi pembiayaan berbasis bagi hasil; (ii) kualitas pembiayaan berbasis bagi
hasil; dan (iii) faktor eksternal. Masing-masing mengenai indicator dapat dijelaskan
dalam tabel berikut:

No Parameter Indikator
1 Komposisi a 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙
dan tingkat 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛

konsentrasi
pembiayaan
berbasis
bagi hasil
b. 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
2 Kualitas a. 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
pembiayaan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛

berbasis
bagi hasil
b. 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
c. 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖
d. 𝐶𝐾𝑃𝑁
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
3 Faktor Faktor ini adalah perubahan faktor kondisi ekonomi, teknologi, dan
Eksternal regulasi yang mempengaruhi usaha nasabah.

11
G. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Investasi

Kualitas penerapan manajemen risiko investasi dapat dilihat dari 4 hal berikut.

1. Tata Kelola risiko mencakup evaluasi terhadap (i) perumusan tingkat risiko yang
akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance) dan (ii) kecukupan
pengawasan aktif oleh dewan komisaris dan direksi termasuk pelaksanaan
kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi

2. Kerangka manajemen risiko mencakup evaluasi terhadap (i) strategi manajemen


risiko yang searah dengan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko; (ii)
Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya manajemen
risiko secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab; serta (iii)
kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit.

3. Proses manajemen risiko, sistem informasi, dan sumber daya manusia mencakup
evaluasi terhadap (i) proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian
risiko; (ii) kecukupan sistem informasi manajemen risiko; dan (iii) kecukupan
kuantitas dan kualitas sumber daya manusia dalam mendukung efektifitas proses
manajemen risiko.

4. Sistem pengendalian risiko mencakup evaluasi terhadap (i) kecukupan sistem


pengendalian intern dan (ii) kecukupan kaji ulang oleh pihak independent dalam
bank baik oleh SKMR maupun SKAI.

H. Studi Kasus

Bank Syariah Yurita (BSY) yang berlokasi di Pulau Jawa memiliki data keuangan
sebagai berikut.

 Total pembiayaan berbasis bagi hasil sebesar Rp 1 miliar.


 Total pembiayaan sebesar Rp 200 miliar.
 Total pembiayaan bermasalah sebesar Rp 2 miliar.

12
BSY memiliki strategi penyediaan dana ke nasabah yang memiliki track record
sangat baik serta memiliki risiko sangat rendah. Selain itu, pembiayaan tidak
terpengaruh faktor eksternal.

Hitunglah risiko inheren Bank Syariah Yurita.


Bank menggunakan asumsi internal kriteria sebagai berikut.
Kriteria Predikat Keterangan
< 2,5% Low Sangat rendah
> 2,5% x < 5,0% Low to moderate Rendah
> 5,0% x < 7,5% Moderate Cukup tinggi
> 7,5% x <10% Moderate to high Tinggi
> 10% High Sangat tinggi

Jawaban
Tabel 14.5 Matriks Parameter dan Indikator Risiko Investasi
No Parameter/Indikator Uraian
Penjelasan
1 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 Portofolio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 pembiayaan
𝑅𝑝 1 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑎𝑟 berbasis bagi
𝑅𝑝 200 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑎𝑟
hasil sangat
= 0,5%
kecil

2 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
𝑅𝑝 2 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑎𝑟
𝑅𝑝 200 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑎𝑟
= 1%

13
Secara keseluruhan risiko inheren BSY low dengan pertimbangan sebagai berikut.
a. Portofolio pembiayaan berbasis bagi hasil sangat kecil
b. Penyedian dana berbasis bagi hasil memiliki kualitas sangat baik
c. BSY ini memiliki strategi penyediaan dana ke nasabah yang memiliki track
record sangat baik serta memiliki risiko rendah. Selain itu, pembiayaan
tidak terpengaruh oleh perubahan faktor eksternal.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa kegiatan investasi merupakan komitmen
atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan
tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Dalam
perbankan syari’ah sebagian dana dari pihak ketiga digunakan untuk kegiatan
investasi pada pada proyek-proyek tertentu yang dipandang cukup mempunyai
prospek dalam perolehan keuntungan (return), namun perbankan syari’ah
memberikan kovenan atau klausul-klausul tertentu pada nasabah investasi, metode
tersebut dapat berupa screening terhadap calon nasabah investasi dan proyek
tersebut, hal ini dilakukan agar tidak terjadi default pada calon nasabah investasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fadilah, Adia Nur. "Manajemen Risiko Investasi Pada Perbankan Syariah Di


Indonesia." EKSISBANK (Ekonomi Syariah dan Bisnis Perbankan) 3.1 (2019): 40-
48.

Rustam Rianto Bambang, Manajemen Risiko Perbankan syariah di Indonesia,


jakarta Salemba Empat, 2013.

Ririz Riska, Resiko Dalam Investasi,di akses dari website


http://rizkaririz.blogspot.com/2012/10/makalah-resikodalam-investasi.html

Anda mungkin juga menyukai