Anda di halaman 1dari 3

Nama :Indah Fitriyani

Nim :B200190510
Kelas :Pengauditan II L

Pre-Test Pengauditan II

1. a. Konsep laporan audit keuangan pendekatan siklus pendapatan yakni pelaporan


berisi aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa antara
perusahaan dengan para pelanggan dan proses pengumpulan kas yang dilakukan oleh
perusahaan. Kelas transaksinya antara lain: penjualan kredit, penerimaan kas, dan
penyesuaian penjualan.
b. Konsep laporan audit keuangan pendekatan siklus pengeluaran yakni pelaporan
berisi aktivitas yang berkaitan dengan berbagai keputusan dan proses untuk
memperoleh aktiva tetap, barang dan jasa yang diperlukan dalam proses operasional
perusahaan dan pembayaran yang dilakukan perusahaan atas aktiva tetap, barang dan
jasa yang diperoleh. Kelas transaksinya antara lain: pembelian dan pengeluaran kas.
c. Konsep laporan audit keuangan pendekatan siklus personalia yakni pelaporan yang
melibatkan berbagai transaksi yang terkait dengan aktivitas karyawan dan
pembayarannya. Kelas transaksinya antara lain: penggajian.
d. Konsep laporan audit keuangan pendekatan siklus produksi yakni pelaporan yang
berkaitan dengan konversi bahan baku menjadi barang jadi. Kelas transaksinya antara
lain: perencanaan dan pengendalian produksi dan besarnya tingkat persediaan
(transaksi manufaktur/produksi)
d. Konsep laporan audit keuangan pendekatan siklus investasi dan pendanaan yakni
pelaporan siklus investasi yang berkaitan dengan aktivitas kpeemilikan surat berharga
yang dikeluarkan oleh perusahaan lain. Siklus pendanaan berkaitan dengan aktivitas
penghimpunan dana yang berasal dari pihak lain, baik sebagai setoran modal mapun
utang jagka panjang, pembayaran kembali utang jangka panjang, pembayaran bunga,
dan pembayaran deviden.
e. Konsep laporan audit keuangan pendekatan siklus kas yakni akumulasi dari kelima
siklus diatas. Dimana seluruh transaksi berkaitan dengan kas, baik secara langsung
maupu tidak langsung.

2. Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pendapatan,
yang ditentukan berdasarkan atas lima kategori asersi laporan keuangan yang
dinyatakan oleh manajemen (asersi keberadaan dan keterjadian, asersi kelengkapan,
asersi hak dan kewajiban, asersi penialaian dan pengalokasian, asersi pelaporan dan
pengungkapan).

3. Tujuan audit siklus pengeluaran adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus
pengeluaran, yang ditentukan berdasarkan atas lima kategori asersi laporan keuangan
yang dinyatakan oleh manajemen (asersi keberadaan dan keterjadian, asersi
kelengkapan, asersi hak dan kewajiban, asersi penialaian dan pengalokasian, asersi
pelaporan dan pengungkapan).

4. Rekening yang akan diaudit dalam siklus pendapatan yaitu:

~Penjualan ~Potongan Penjualan


~Piutang dagang ~Retur Penjualan
~Harga Pokok Penjualan (HPP) ~Kerugian atau Biaya Piutang tak
~Kas ~Tertagih (bad debts expense)
~Persediaan Barang Dagang ~Cadangan Kerugian Piutang

1) Penjualan kredit
a. Debit
 Piutang usaha
 Harga pokok penjualan
b. Kredit
 Penjualan
 Persediaan
2) Penerimaan kas
a. Debit
 Kas
 Potongan penjualan
b. Kredit
 Piutang usaha
3) Retur penjualan dan potongan lain
a. Debit
 Retur penjualan dan potongan lain
b. Kredit
 Piutang usaha
4) Pencadangan kerugian piutang
a. Debit
 Kerugian piutang
b. Kredit
 Cadangan kerugian piutang
5) Penghapusan piutang
a. Debit
 Cadangan kerugian piutang
b. Kredit

5. Bukti audit dalam audit siklus pengeluaran:

1) Pengujian fisik (physical examination)


2) Konfirmasi
3) Dokumentasi
4) Prosedur analitis
5) Wawancara dengan klien
6) Perhitungan ulang
7) Observasi

6. Resiko kesalahan dalam pengelolaan transaksi penjualan:


1) Salah dalam memperhitungkan persediaan barang
2) Kesalahan pencatatan
3) Tidak menghitung harga pokok penjualan dengan teliti
4) Tidak bisa membedakan akuntansi berbasis akrual dan kas
5) Laporan usia piutang usaha yang buruk
6) Kesalahan penulisan desimal
7) Tidak memperhitungkan biaya angkut

7. Prinsip pengendalian dalam pengelolaan transaksi pembelian:


1) Organisasi
2) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
3) Praktik yang sehat
a. Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak.
b. Surat order pembelian bernomor urut tercetak.
c. Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak
d. Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari
berbagai pemasok.
e. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan.
f. Terdapat pengecekan terhadap harga.
g. Catatan periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam
buku besar.
h. Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat
pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh
potongan tunai.
i. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap “lunas”.

Anda mungkin juga menyukai