Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting.
Dalam sehari-hari, kita mengenal berbagai zat yang digolongakan sebagai
asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa, asam belimbing, serta
“‘asam lambung”. Salah satu sifat asam adalah rasanya masam. Kita juga
mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebaga basa, misalnya kapur
sirih, kaustik soda, air sabun, serta air abu. Salah satu sifat basa adalah dapat
melarutkan lemak. Itulah sebabnya (abu gosok) digunakan untuk mencuci
piring.
Asam dan basa tentu memiliki sifat yang berbeda. Untuk menentukan sifat
asam atau basa terdapat beberapa cara. Yang pertama dapat menggunakan
indikator bahan alam. Bahan-bahan alam yang berwarna seperti bunga
kembang sepatu, kulit manggis dan kunyit dapat digunakan sebagai indikator
alami. Yang kedua dapat menggunakan indikator warna, yang akan
menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi.
Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam
dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Dapat pula
menggunakan indikator sintesis seperti fenolftalein, metil merah, bromtimol
biru dan masih dsb. Kemudian dengan mengukur pH. pH merupakan suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7,
sedangkan netral pH nya 7.
B. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki
rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau biasa
disebut korosif. Kata asam berasal dari kata latin yakni acetum yang berarti
cuka. Terdapat banyak zat-zat bersifat asama sperti asam klorida dalam
geteh pencernaan dilambung, asam asetat sebagai asam penyusun dalam
cuka, asam karbonat yang memberikan rasa segar dalam minuman
berkarbonat, dan asam sitrat yang dikandung dalam berbagai jeruk. Kata
basa (alkali) berasal dari bahasa arab alqali yang berarti abu karena memiliki
sifat yang sama dengan abu. Basa merupakan zat yang memiliki sifat – sifat
yang spesifik, seperti lilin. Banyak orang mengenali bau rangsang yang kuat
(dari) basa amonia, lazim digunakan dalam bentuk larutan air dan berbagai
cairan pembersih sebagai pemati hama.
Contoh :
Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun
1923. Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih
kurang luas jangkauannya. Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi
asam basa yang tidak melibatkan proton. Menurut konsep yang diajukan oleh
Lewis, asam didefinisikan sebagai spesi apa saja yang dapat menerima
pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan spesi yang dapat
memberikan pasang elektron.
Contoh :
Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara
itu. Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan
menggunakan indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya
berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat
digunakan adalah kertas lakmus, indikator asam-basa dan indikator alami.
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah
warna dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu
larutan bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna
yang berbeda pada larutan asam dan basa (Fessenden & Fessenden, 1999).
Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di
sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan
perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu
hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang
memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada
suasana basa (Nuryanti, dkk., 2010).
c. Hipotesis
Praktikum Asam Basa dari bahan alami ini kami lakukan pada:
Hari :
Tempat :
Alat
kembang sepatu
kunyit
kol ungu
cuka
air jeruk
air sabun
air kapur
aquades
C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja
BAB V PENUTUP
Kesimpulan