Anda di halaman 1dari 9

LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN PKN

A. Latar Belakang

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang

menyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat

pelajaran yang terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan

Kewarganegaraan. Hal ini menunjukan bahwa adanya Pendidikan

Kewarganegaraan memiliki peran yang penting dalam membentuk karakter

pribadi generasi muda.

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Kewarganegaraan dalam bahas latin civis, selanjutnya dari kata civis dalam

bahasa Inggris timbul kata civic, artinya mengenai warga negara atau

kewarganegaraan. Dari kata civic, terlahir kata civics, ilmu kewarganegaraan dan

civic education atau pendidikan kewarganegaraan. Stanley E. Dimond dan Elmer

1. KESIMPULAN

Pendidikan kewarganegaraan sejatinya merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan mutu warga negara melalui pendidikan. Sebagaimana yang

diketahui bahwa pendidikan sangatlah penting peranannya dalam membangun

karakter bangsa. Bangsa yang berkarakter lahir karena para warga negaranya

mempunyai kredibilitas dalam melakukan tindakan yang berbudi luhur sesuai apa

yang ada dalam ajaran bernegara.

Generasi muda Indonesia yang berkarakter Pancasila tampaknya sudah

mulai terkikis oleh perkembangan jaman. Jika dibiarkan hal ini dapat

meruntuhkan keyakinan masyarakat bahwa bangsanya sudah tidak tangguh dan

berkarakter. Oleh karenanya dengan pendidikan kewarganegaraan diharapkan

mampu meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap karakter bangsanya,

menjadikan mereka warga negara yang baik dan terpandang di mata dunia.

IDENTITAS NASIONAL

3.1 Kesimpulan

Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang

lainnya. Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada

kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara. Sedangkan

identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol

kenegaraan seperti: Pancasila.

Identitas Nasional Indonesia:

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

4. Lambang Negara yaitu Pancasila

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan

rakyat

9. Konsepsi Wawasan Nusantara

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola

sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa

dan negara dari pada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain,

identitas nasional menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan

bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut

kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara.

Implementasi identitas nasional senantiasa berorientasi pada kepentingan

rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh. Impementasi

identitas nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yamg

mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,dan pertahanan

keamanan harus tercemin dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak

senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik

Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan.

Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu


faktor primodial dan faktor kondisional. Identitas nasional merupakan jati

diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas yang menjadi pandangan hidup.

Politik Identitas adalah nama untuk menjelaskan situasi yang ditandai

dengan kebangkitan kelompok-kelompok identitas sebagai tanggapan untuk

represi yang memarjinalisasikan mereka di masa lalu.

HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

a. Pengertian Warga Negara Warga mengandung arti peserta atau anggota dari suatu
organisasi perkumpulan. Jadi warga negara secara sederhana diartikan sebagai anggota dari
suatu negara. Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen (Inggris). Kata citizen
secara etimologis berasal masa romawi yang pada waktu itu berbahasa latin, yaitu kata
“civis” atau “civitas” yang berarti anggota atau warga dari city-state. Selanjutnya kata ini
dalam bahasa Perancis diistilahkan “citoyen” yang bermakna warga dalam “cite” (kota) yang
memiliki hak-hak terbatas. Citoyen atau citizen dengan demikian bermakna warga atau
penghuni kota.

b. Memiliki kewarganegaraan berarti seseorang itu memiliki identitas atau status dalam
lingkup nasional, misalnya seseorang Warga Negara Indonesia, seseorang
berkewarganegaraan Australia, dan sebagainya. Memiliki kewarganegaraan berarti
didapatkan sejumlah hak dan kewajiban yang berlaku secara timbal balik dengan negara.
Seseorang berhak dan kewajiban terhadap negara sebaliknya negara memiliki hak dan
kewajiban atas orang itu. Terkait dengan hak dan kewajiban maka kewarganegaraan
seseorang menjadikan ia turut terlibat atau berpartisipasi dalam kehidupan negaranya.
Kewarganegaraan seseorang juga menjadikan orang tersebut berinteraksi dengan orang lain
sebagai warga negara sehingga tumbuh penerimaan atas nilai-nilai sosial bersama yang ada
di negara tersebut. Di 3 Ibid, Winarno, halaman 34 Indonesia, misalnya nilai-nilai kegotong
royongan, nilai-nilai religius, atau nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan
nilai bersama. Oleh karena itu, nilai sosial bersama yang diterima ini bisa jadi berbeda
dengan warga negara di negara lain.

NEGARA DAN KONSTITUSI

Negara dan Konstitusi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu negara Pen y gg elen araan berne gara
Indonesia j gu ga didasarkan pada suatu konstitusi “ Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang bd k er dasar
kan k dk emer d e kaan , perd i ama an ab di a dan k dil ea an sosi l a ,ma k a disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia.
DEMOKRASI Indonesia

Demokrasi di Indonesia adalah suatu


proses sejarah dan politik perkembangan demokrasi di dunia secara umum, hingga
khususnya di Indonesia, mulai dari pengertian dan konsepsi demokrasi menurut para
tokoh dan founding fathers Kemerdekaan Indonesia, terutama Soekarno, Mohammad
Hatta, dan Soetan Sjahrir. Selain itu juga proses ini menggambarkan perkembangan
demokrasi di Indonesia, dimulai saat Kemerdekaan Indonesia, berdirinya Republik
Indonesia Serikat, kemunculan fase kediktatoran Soekarno dalam Orde
Lama dan Soeharto dalam Orde Baru, hingga proses konsolidasi
demokrasi pasca Reformasi 1998 hingga saat ini.

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, secara gamblang duet


pemimpin Dwitunggal, Soekarno dan Mohammad Hatta telah mendeklarasikan Indonesia
Merdeka sebagai sebuah negara yang demokratis karena pada kalimat terakhirnya dikatakan
dalam Teks Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah “atas nama bangsa Indonesia”, bila dikaitkan
dengan definisi bangsa, maka yang dimaksud adalah seluruh rakyat Indonesia. Jadi
kemerdekaan Indonesia adalah kemerdekaan yang diperuntukkan bagi rakyat Indonesia sendiri.
Meskipun telah mencapai konsensus kemerdekaan sebagai sebuah bangsa, tetapi setiap tokoh
pergerakan dan pelopor kemerdekaan Indonesia memiliki konsepsi demokrasinya masing-
masing, kebanyakan dari mereka berusaha menengahi dualisme penafsiran demokrasi
dari Negara Barat yang liberalis dan kapitalis dengan Negara Timur yang komunis, terutama
dalam merumuskan tentang kebebasan politik yang diadopsi dari demokrasi Barat dan
kemerataan ekonomi yang ditiru dari demokrasi Timur. Namun, terkadang beberapa tokoh
kemudian memiliki kecenderungan masing-masing, entah itu kecenderungan pada Barat
ataupun Timur, yang kemudian menjadi ciri khas dari perkembangan demokrasi di Indonesia.

MASYARAKAT MADANI
Masyarakat Madani (dalam bahasa Inggris: civil society) dapat diartikan sebagai suatu
masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.
[2]
 Kata madani sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya civil atau civilized (beradab).[2] Istilah
masyarakat madani adalah terjemahan dari civil atau civilized society, yang berarti masyarakat
yang berperadaban.[2]
Untuk pertama kali istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan
wakil perdana menteri Malaysia.[1] Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani merupakan
sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat.[1] Inisiatif dari individu dan masyarakat akan
berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan
nafsu atau keinginan individu.[1]
Dawam Rahardjo mendefinisikan masyarakat madani sebagai proses penciptaan peradaban
yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama.[1] Dawam menjelaskan, dasar utama dari
masyarakat madani adalah persatuan dan integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedoman
hidup, menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan
hidup dalam suatu persaudaraan.[1]
Masyarakat Madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat yang demokratis,
menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi,
berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral,
mengakui, emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang
demokratis.[3]
Masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang akan melindungi warga negara dari
perwujudan kekuasaan negara yang berlebihan.[4] Bahkan masyarakat madani dapat dikatakan
sebagai tiang utama kehidupan politik yang demokratis.[4] Sebab masyarakat madani tidak saja
melindungi warga negara dalam berhadapan dengan negara, tetapi juga merumuskan dan
menyuarakan aspirasi masyarakat.[4]

NEGARA HUKUM DAN HAM

Negara Hukum adalah negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan dan
pemerintahnya tidak berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar) bukan absolute (kekuasaan
yang tidak terbatas).

Ciri-ciri suatu negara hukum adalah sebagai berikut:

a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan  

dalam bidang politik, hukum, sosial,  ekonomi, dan kebudayaan.

b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan  

tidak memihak.

c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jamian bahwa ketentuan hukumnya dapat

dipahami, dapat dilaksanakan, dan aman dalam melaksanakannya.

Tipe negara hukum diantaranya: Negara Hukum Liberal, Negara Hukum Formil, Negara
Hukum Materiil.

Indonesia sebagai Negara Hukum tertera pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang menyebutkan
bahwa "Negara Indonesia adalah Negara Hukum".

HAM adalah hak yang sudah melekat dalam diri manusia yang keberadaannya harus
dihormati, dijunjung tinggi, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu. Hak itu meliputi hak
personal, hukum, ekonomi, politik, sosial dan budaya maupun hak peradilan. Di Indonesia
HAM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999.

Antara Negara Hukum dan HAM tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Argumentasi hukum
yang dapat diajukan tentang hal ini, ditunjukkan dengan ciri negara hukum itu sendiri, bahwa
salah satu diantaranya adalah perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.

KETAHANAN NASIONAL

ketahanan nasional adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia yang berisikan keuletan
dan ketangguhan dalam menghadapi serta mengatasi segala bentuk ancaman,
gangguan ataupun hambatan dari dalam maupun luar negeri.
ketahanan nasional memiliki tiga fungsi utama, yakni: Daya tangkal sebagai konsepsi
penangkalan Artinya ketahanan nasional berfungsi sebagai penangkal dari segala
bentuk ancaman, gangguan ataupun hambatan terhadap integritas, identitas serta
keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Ketahanan nasional sebagai
pengarah Artinya ketahanan nasional berfungsi untuk mengarahkan potensi kekuatan
yang dimiliki Bangsa Indonesia dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan serta keamanan, untuk mencapai kesejahteraan hidup masyarakat
Indonesia. Pengarah dalam penyatuan pola pikir, pola tindak serta cara kerja yang
intersektor serta multidisipliner Hal ini bisa dicapai Bangsa Indonesia lewat kebijakan
yang dibuat pemerintah dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, agar masyarakat dapat hidup adil dan makmur.

pengaruh penegakan ham dan demokrasi terhadap ketahanan nasional

Ketahanan nasional ialah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat
menjamin kelangsungan hidupnya, menuju kejayaan bangsa dan negara (kemampuan
mengejar cita-cita nasional). Untuk dapat memahami konsep ketahanan nasional tersebut
berikut ini diterjemahkan kata-kata kunci dalam konsep ketahanan nasional.

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai
warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa
membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Sebelum masa reformasi tepatnya yaitu pada masa pemerintahan orde baru, belumlah


muncul kesadaraan yang mendalam dalam diri masyarakat Indonesia akan masalah-
masalah yang menyangkut akan hak asasi manusia atau yang lebih kita kenal dengan HAM.
Selain itu pada masa pemerintahan orde baru sendiri pemerintah seakan tidak peduli
dengan HAM itu sendiri, malah terkesan pemerintah orde baru lebih membungkam
masyarakat akan HAM itu sendiri.

IMPLEMENTASI KETAHANAN NASIONAL

Implementasi ketahanan nasional diartikan melaksanakan atau


menggunakan kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan yang
dilandasi sikap ulet dan tangguh untuk mengembangkan daya saing
bangsa sehingga menjadi bangsa yang kompetitif dan dihormati di dunia.
Untuk menjadikan bangsa yang berdaya saing, maka Indonesia harus
mampu memecahkan permasalahn yang dihadapi dengan efisien,
transparan, dan accountable.

1.Implementasi Ketahanan Ideologi

Ideologi diartikan sebagai dasar pemikiran atau gagasan yang digunakan untuk mengatur
kehidupan suatu negara. Ketahanan nasional suatu bangsa didukung dengan adanya ideologi
sebagai sarana pemersatu dan tujuan/cita-cita yang hendak dicapai suatu bangsa. Di
Indonesia, ideologi yang dijadikan acuan adalah Pancasila.

4.Implementasi Ketahanan Politik

Ketahanan pada bidang politik merupakan ketahanan yang bersifat universal dan dapat
membangun kepentingan bagi banyak orang. Sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia
menjadikan seluruh masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam mengambil keputusan politik
dan menjalankan pemerintahan. Demokrasi memberi peluang yang besar agar masyarakat
dapat terlibat secara langsung dan turut menentukan keputusan yang akan diterapkan.

2.Implementasi Ketahanan Ekonomi

Kegiatan ekonomi merupakan seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola
faktor produksi (SDA, tenaga kerja, modal, dll) dan distribusi barang maupun jasa yang dapat
meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat. Ketahanan nasional dalam aspek ekonomi
dicerminkan dengan kemampuan suatu bangsa untuk membangun sistem transaksi yagn baik.

3.Implementasi Ketahanan Sosial Budaya

Aspek budaya di masyarakat juga menentukan ketahanan nasional suatu bangsa. Tindakan
dalam menghadapi masalah sosial budaya ini perlu dilakukan agar kondisi sosial budaya
dapat tercipta dengan baik dan stabil, terciptanya sumber daya manusia yang kompeten, dan
berkembangnya budaya sebagai suatu hasil pemikiran dan karya manusia.

5.Implementasi Ketahanan Pertahanan Keamanan

Undang-Undang No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menetapkan bahwa sistem


pertahanan Negara Indonesia adalah sistem semesta yang melibatkan seluruh masyarakat,
wilayah, dan sumber daya nasional. Sebagai warga negara kita dapat membantu menjaga
pertahanan keamanan Indonesia seperti memberikan bantuan sosial kepada sesama yang
membutuhkan. Hal ini diwujudkan dengan adanya implementasi kebijakan saluran hibah dan
bantuan sosial kemasyarakatan.

TEORI WAWASAN NUSANTARA

Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa,


dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya
sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Wawasan
nasional itu selanjutnya menjadi pandangan atau visi bangsa dalam menuju tujuan dan cita-cita
nasionalnya.[1]
Wawasan nusantara adalah sudut pandang geopolitik Indonesia secara mendasar. Secara
harfiah, wawasan nusantara berarti konsep kepulauan; secara kontekstual istilah ini lebih tepat
diterjemahkan sebagai "visi kepulauan Indonesia". Wawasan nusantara adalah cara bagi
Indonesia untuk memandang dirinya sendiri (secara geografis) sebagai satu kesatuan antara
ideologi, politik, ekonomi, sosiokultural, serta masalah keamanan dan pertahanan.
a. Latar Belakang Falsafah Pancasila
Wawasan nusantara dikembangkan berdasarkan falsafah pancasila yang
mengandung nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan, keadilan dan keberadaban,
persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk mencapai mufakat, serta kesejahteraan
guna menciptakan suasana damai dan tenteram menuju kebahagiaan dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia dari generasi ke generasi.

b. Latar Belakang Aspek Kewilayahan Nusantara


Kondisi objektif geografi Indonesia terletak pada posisi silang yang sangat strategis,
dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara lain.

Hal tersebut menjadi aspek yang melatarbelakangi pengembangan wawasan


nusantara, mulai dari kondisi objektif geografi Indonesia mengandung beraneka
ragam kekayaan alam baik yang di dalam maupun di atas permukaan bumi hingga
potensi di udara dan ruang antariksa.

Tak hanya itu, ada juga aspek jumlah penduduk yang besar yang terdiri atas
berbagai suku yang masing-masing memiliki budaya, adat istiadat/ tradisi, dan pola
kehidupan yang beraneka ragam.

c. Latar Belakang Aspek Sosial Budaya


Wawasan Nusantara juga dikembangkan berdasarkan kondisi objektif bangsa
Indonesia yang beraneka ragam budaya, adat istiadat, agama, dan bahasa serta
sistem masyarakat dan organisasi kemasyarakatannya.

Kepemilikan itu merupakan warisan yang diterima secara emosional dan bersifat
mengikat secara kuat ke dalam, karena itu sangat sensitive sifatnya.

Faktor-faktor negatif secara sosial-budaya dapat menimbulkan disintegrasi atau


perpecahan bangsa secara bersama-sama oleh seluruh rakyat Indonesia, oleh
karenanya harus diupayakan untuk dihilangkan.

d. Latar Belakang Aspek Kesejarahan

Bangsa Indonesia lahir di atas perjalanan sejarah yang sangat panjang, sedangkan
semangat kebangsaan untuk menjadi bangsa merdeka ditandai dengan lahirnya
Organisasi Budi Utomo.
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan buah dari perjuangan yang dilandasi
semangat tersebut. Oleh karena itu semangat kebangsaan yang telah dibangun
susah payah oleh generasi terdahulu seharusnya dapat tetap dipelihara dan
dipertahankan oleh generasi saat ini.

Wawasan nusantara dikembangkan berdasarkan aspek kesejarahan atas dasar


pengalaman sejarah yang tidak menerima terulangnya perpecahan dalam
lingkungan bangsa dan negara Indonesia.

GEOPOLITIK Indonesia

1. Teori Geopolitik Fredefich Ratzel


Pandangan Ratzel tentang geopolitik menimbulkan dua aliran kekuatan, yaitu (1) berfokus
pada kekuatan di darat (kontinental) dan (2) berfokus pada kekuatan di laut (maritim).
Melihat adanya efek persaingan dua aliran kekuatan yang bersumber dari teorinya, Ratzel
meletakkan dasar-dasar suprastruktur geopolitik, yaitu bahwa kekuatan suatu negara harus
mampu mewadahi tumbuhan kondisi dan kedudukan geografinya. Dengan demikian, esensi
pengertian politik adalah penggunaan kekuatan fisik dalam rangka rnewujudkan keinginan
atau aspirasi nasional suatu bangsa. Hal ini seiring kearah politik adu kekuatan dan adu
kekuasaan dengan tujuan ekspansi.

2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen Pokok-pokok teori Kjellen dengan tegas menyatakan
bahwa negara adalah suatu organisme hidup. Pokok teori tersebut terinspirasi oleh
pendapat Ratzel vang menyatakan bahwa negara adalah suatu organisme yang tunduk pada
hukum biologi, sedangkan pokok teori Ratzer mencoba menerapkan metodologi biologi teori
Evolusi Darwin yang sedang popular di Eropa pada akhir abad ke-l9 ke dalam teori ruangnya

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer Pokok-pokok teori Haushofer pada dasarnya menganut
teori Kjellen dan bersifat ekspansionis serta rasial, bahkan dicurigai sebagai teori yang
menuju kepada peperangan.

WILAYAH SEBAGAI RUANG HIDUP 


Konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan erat dengan
profil diri bangsa (sejarah, pandangan hidup, ideologi, budaya) dan geografi.
Kedua unsur pokok inilah yang harus diperhatikan dalam pembuatan konsepsi
geopolitik bangsa dan negara. 

Anda mungkin juga menyukai