Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR EKONOMI

“PENDAPATAN NASIONAL”

DISUSUN OLEH:

ALI ZULFAN YUSTIGHFAR F 195020200111012


YOGA DAVA AKBAR ARGAPUTRA 195020200111011
TANTRI ARMEITASARI 195020201111006

KELOMPOK 9

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019/2020
PENDAPATAN NASIONAL

A. Pengertian Pendapatan Nasional


Warga suatu negara sebagai seorang manusia pastinya berusaha untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan berbagai cara. Ada yang menjadi dokter, ada yang menjadi
petani, ada yang menjadi wartawan, dan lain sebagainya. Selanjutnya mereka pasti akan
mendapatkan imbalan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan, hal ini merupakan
korelasi antara imbal balik dari pada pemakaian faktor-faktor produksi. Hal tersebut
merupakan suatu gambaran konsep pendapatan dalam lingkup kecil yaitu perorangan.
Lantas, apakah ada pendapatan dalam cangkupan yang lebih luas lagi? Ada, yaitu
pendapatan yang dikelola perhitunganya dalam lingkup negara atau biasa disebut dengan
pendapatan nasional. Dalam pengertianya pendapatan nasional adalah pendapatan yang
diterima oleh seluruh anggota masyarakat suatu negara dalam kurun waktu tertentu,
biasanya dihitung dalam jangka waktu satu tahun ( Modul Ekonomi, Dra. Jumiati, M.Pd,
2013).

1.1 Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional

Dalam buku Modul Ekonomi yang ditulis oleh Dra. Jumiati, M.Pd disebutkan bahwa
manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran negara dalam kurun waktu satu tahun.
2. Untuk melihat kemajuan perekonomian suatu negara.
3. Untuk menjadi bahan pertimbangan pemerintah saat mengambil suatu kebijakan.
4. Untuk membandingkan perkembangan ekonomi dari waktu ke waktu.
5. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan pendapatan masyarakat dalam suatu
negara.
6. Untuk membandingkan perekonomian antyar negara atau antar daerah.
B. Komponen Pendapatan Nasional

1. PDB (Produk Domestik Bruto)

Keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia nampaknya menarik tingkat


investasi yang cukup tinggi. Investor dari segala penjuru dunia baru berlomba-lomba
untuk menanamkan modal untuk memiliki saham di Indonesia. Hal tersebut diharapkan
dapat menjadikan magnet tersendiri untuk memajukan kesejahteraan Indonesia. Dapat
disimpulkan juga bahwa setiap kekayaan dalam suatu negara dapat dinikmati oleh
masyarakat negara itu sendiri ataupun masyarakat dari negara lain.

Gambaran di atas merupakan penjelasan konsep Produk Domestik Bruto atau


dapat diartikan sebagai PDB (Produk Domestik Bruto) adalah nilai barang dan jasa
akhir berdasarkan harga pasar yang diproduksi oleh perekonomian dalam satu periode
dengan menggunakan faktor produksi yang berbeda (Case dan Fair, 2004) atau dengan
kata lain nilai dari seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di suatu negara selam satu tahun, baik oleh perusahaan nasional maupun
perusahaan asing yang berada di negara tersebut.

2. PNB (Produk Nasional Bruto)

Jika PDB dihitung dalam suatu negara, berbeda dengan PNB di mana Produk
Nasional Bruto adalah nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik
perekonomian, nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor produksi yang berada di luar
negeri harus ditambahkan (Rahardja, 2008 : 22) atau dengan kata lain PNB adalah jumlah
atau nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara selama satu
tahun, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara tersebut yang berada
di negara lain. Sedangkan barang dan jasa yang dihasilkan warga negara asing yang
berada di wilayah negara tersebut tidak dihitung dalam PNB.
Adapun cara perhitungan dari pada Produk Nasional Bruto adalah sebagai berikut:

PNB = PDB + PFPN

dimana; PNB = Produk Nasional Bruto

PDB = Produk Domestik Bruto

PFPN = Pendapatan Faktor Produksi Neto

3. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

Setiap negara mempunyai pendapatan yang berbeda, begitu juga dengan


pendapatan setiap daerah di negara tersebut. Untuk mengukur pendapatan daerah tersebut
tidak menggunakan PNB ataupun PDB namun menggunakan Produk Domestik Regional
Bruto. Menurut Badan Pusat Statistik, PDRB adalah penjumlahan nilai output bersih
(barang dan jasa akhir) yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi dalam wilayah regional
tertentu dalam jangka waktu tertentu.

4. Produk Nasional Neto / Net National Prodct (NNP)

Untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan suatu negara dibutuhkan
barang modal (capital good). Hal ini ternyata yang menyebabkan dunia usaha harus
melakukan investasi dengan tujuan mengganti barang modal yang sudah aus (usang) dan
menambahkan stok barang modal yang sudah ada (Rahadja, 2008:23)

Adapun cara untuk menghitung NNP adalah sebagi berikut:

NNP = PNB – Depresiasi

dimana, NNP = Net National Product

PNB = Produk Nasional Bruto

Depresiasi = Penyusutan Barang Modal


5. Pendapatan Nasional / National Income (NI)

National Income (NI) merupakan balas jasa untuk seluruh faktor produksi yang
digunakan (Rahardja, 2008;24). Adapun cara untuk menghitung NI adalah sebagi berikut:

NI = NNP –PLT + S

dapat diartikan sebagai Net National Product – Pajak tidak langsung ditambah
subsidi. Kenapa pajak tidak langsung harus dikurangkan dan subsidi harus ditambahkan?
Karena pajak tidak langsung tidak mencerminkan balas jasa atas jasa faktor produksi
sedangkan subsidi merupakan balas jasa faktor produksi.

6. Pendapatan Personal / Personal Income (PI)

Pendapatan personal adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan hak


individu-individu dalam perekonomian, sebagai balas jasa keikutsertan mereka dalam
proses produksi (Rahardja 2008; 24). Pendapatan disini bukan hanya imbalan dari pada
barang dan jasa yang dikonsumsi, namun juga pendapatan bunga yang didapatkan oleh
pemerintah dan konsumen (PIGK) serta pendapatan non balas jasa (PNBJ) atau biasa
disebut dengan Transfer Payment.

Adapun cara menghitung PI adalah sebagi berikut:

PI = NI – LTB – PAS + PIGK + Transfer Payment

dimana, PI = Personal Income

NI = National Income

LTB = Laba tidak dibagikan

PAS = Pembayaran Asuransi Sosial

PIGK = personal interest income received from geoverment and consumer


7. Pendapatan Disposabel / DisposibleIincome (DI)

Disposible Income adalah pendapatan personal yang dapat dipakai oleh individu
baik untuk membiayai konsumsinya maupun ditabung (Rahardja, 2004;24). Besarnya DI
adalah personal income dikurangi pajak pendapatan personal atau pajak langsung.

DI = PI – Pajak Langsung

Catatan penting komponen menghitung pendapatan nasional :


C. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

1. Pendekatan Produksi (Production Approach)

Pendekatan yang pertama adalah pendekatan produksi. Nah, pendekatan


ini menekankan pada kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added). Maka
dari itu, perhitungan hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada sektor
produksi. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Pendapatan Nasional

P1 = Harga barang ke-1

Pn = Harga barang ke-n

Q1 = jenis barang ke-1

Qn = jenis barang ke-n 

2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Pendekatan kedua yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional adalah


pendekatan pendapatan. Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional
dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat
(pemilik faktor produksi) sebagai balas jasa yang mereka terima dalam proses
produksi meliputi:

1. Upah/gaji (w) = balas jasa pemilik tenaga kerja


2. Sewa (r) = balas jasa pemilik tanah

3. Bunga (i) = balas jasa pemilik modal

4. Keuntungan (profit/p) = balas jasa pengusaha

Jadi secara matematis, menurut pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dirumuskan


sebagai berikut:

Keterangan: 

Y = Pendapatan Nasional

r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya

w = Pendapatan bersih dari sewa

i = Pendapatan dari bunga

p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

Terakhir adalah pendekatan pengeluaran. Nah, pada pendekatan ini pendapatan


nasional dihitung dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku
ekonomi (konsumen, produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara, meliputi: 

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (Consumption/C).

2. Investasi domestik bruto (Investment/I).

3. Pengeluaran konsumsi pemerintah (Government Expenditure/G).


4. Ekspor neto atau nilai ekspor (Export/X) dikurangi impor (Import/I) → (X–M).

Secara matematis dituliskan sebagai berikut.

Keterangan :

Y = Pendapatan nasional

C = consumption ( konsumsi rumah tangga )

I = investment ( investasi )

G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )

X = ekspor

M = impor

D. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita merupakan sebuah tolak ukur untuk melihat kesejahteraan dan
pembangunan di sebuah negara. Sering disebut juga sebagai pendapatan rata-rata penduduk di
suatu negara. Pendapatan perkapita ini juga merefleksikan PDB per kapita. Oleh karena itu, baik
pendapatan nasional maupun perkapita keduanya memiliki keterikatan yang kuat.

PDB atau Produk Domestik Bruto yang disebutkan sebelumnya, juga bisa dijadikan salah
satu alat untuk mencari pendapatan nasional. Di mana dalam bidang ekonomi PDB ini
merupakan nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode
tertentu. Untuk itulah, PDB ini juga memiliki hubungan yang berkaitan erat dengan pendapatan
perkapita. Selain itu, pendapatan perkapita juga dapat dijadikan landasan melihat kesejahteraan
penduduk.
Adapun cara menghitung pendapatan perkapita adalah:

y
PENDAPATAN PERKAPITA :
∆p

dimana, Y = pendapatan nasional

∆ p = Jumlah Penduduk

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukirno,Sadono. Mikro Ekonomi. 1994. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada


2. Karl E. Case, Ray C. Fair. Prinsip-Prinsip Ekonomi(Case and Fair). 2006. Jakarta.
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai