Anda di halaman 1dari 4

Bab 5

Suhu, Perpindahan Kalor dan Kalor

A. Suhu
Suhu merupakan besaran pokok yang menyatakan ukuran atau derajat panas dinginnya suatu
benda. Beberapa perubahan sifat dari benda yang suhunya berubah, diantaranya warna dan
volume. Perubahan zat jika mengalami perubahan suhu disebut sifat termometrik dari zat
tersebut.
Sifat termometrik dari zat dapat digunakan sebagai dasar pengukuran suhu. Sifat termometrik
yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran suhu adalah sifat perubahan volumezat jika
terjadi perubahan suhu. Air raksa dan alkohol merupakan zat yang sangat mudah memuai dan
menyusut jika terjadi perubahan suhu. Oleh karenata air raksa atau alkohol dapat digunakan
sebagai bahan penunjuk skala termometer.
1. Konversi suhu
Satuan suhu yang sering digunakan ada empat yakni celcius, Reamu, Fahreinheit dan
Kelvin. Untuk mengkonversikan dari satuan, digunakan prinsip titik didih dan titik beku
air.

Hasil perbandingannya adalah

C : R : (F-32) : (K-273) = 5 : 4 : 9 : 5
Berikut Rumus-rumus untuk melakukan konversi skala suhu:
5 5
Tc = TR Tc = (TF – 32 )
4 9
4 4
TR = ( Tf – 32 ) TR = TC
9 5
9
TF = Tc + 32 Tc = TK - 273
5
9
TF = TR + 32 TK = TC + 273
4
Skala Celcius dan Fahrenheit banyak yang kita temukan di kehidupan sehari-hari,
sedangkan skala suhu yang ditetapkan sebagai satuan internasional adalh kelvin . berikut
ganbaran konversi suhu pada dua termometer :
Rumus perbandingan :

B. Pemuaian Zat Padat


1. Muai panjang
Setiap zat padat mempunyai besaran yang disebut koefisien muai panjang. Makin besat
koefisien muai panjang suatu zat apabila di panaskan, maka makin besar pertambahan
panjangnya. Demikian pula sebaliknya, makin kecil koefisien muai panjang zat apabila
dipanaskan, maka makin kecil pula pertambahan panjangnya.
Secara matematis dapat di tulis :
Δl = l0. α . ΔT

Panjang akhir
Lt = l0 + Δl

Ket :
Lo = panjang mula-mula ( m )
ΔT = perubahan suhu ( 0C )
2. Muai Luas
Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat ( dua dimensi ), akan terjadi
pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Misalnya pemuaian pada pelt kaca yang dipasng
pada jendela bus kota.
Secara matematis :

A = A0 + (1 + β ΔT

ΔA = A0. β. ΔT

Hubungan β dan koefisien muai panjang yaitu β = 2α


Luas akhir

At = A0 + ΔT
Ket :
β = koefisien muai luas (
A0 = luas benda mula-mula ( m2 )
ΔA = perubahan luas ( m2 )
3. Muai Ruang atau volume
Pada zat padat yang mempunyai tiga dimensi ( panjang, lebar dan tinggi ) seperti kubus,
bola dan balok jika di panaskan akan mengalami muai volume.
Secara matematis :
Δv = v0.ɣ.ΔT

Hubungan ɣ dengan α yaitu ɣ = 3α


Volume akhir

V = V0 + ΔV

Ket :
ɣ = koefisien muai ruang
V0 = volume benda mula-mula ( m3 )
ΔV = perubahan volume ( m3)
C. Kalor
1. Konsep kalor
Suatu bentuk energi yang dipindahkan melalui perbedaan suhu dinmakan kalor. Kalor
dipindahkan atau berpindah dari bneda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Besarnya
kalor yang diserap atau dilepas oleh suatu benda berbanding denganmasaa benda ( m),
kalor jenis benda (c ) dan perpindahan suhu ( T ).

Q = m.c.ΔT

Ket :
Q = kalor ( j atau kal )
m = massa benda ( kg)
c = kalor jenis benda ( kal/gram0 C atau J/kg0 C )
ΔT = T2 – T1 = perubahan suhu (0C )
2. Kapasitor kalor
Perbandingan antara jumlah kalor yang diterima benda dengan kenaikan suhu atau
banyaknya panas yang diperlukan untuk menaikan sejumlah zat tertentu sebesar 1 0C atau
1 K disebut kapasitas kalor.

Q
C= atau C = m.c
∆T
Ket :
ΔT = perubahan suhu (K )
Q = kalor ( joule )
C = kapasitas kalor ( joule/K )
m = massa benda ( kg)
c = kalor jenis ( kal/g0 C atau J/kg0 C )
3. Kalor Laten ( perubahan wujud Zat )
Kalor yang digunakan oleh zat untuk mengubah wujudnya disebut kalor laten. Besarnya
kalor laten adalah kalor yang diterima atau dilepas tiap satuan massa.

Q
Q = m.L atau L =
m
Ket :
Q = kalor yang diperlukan ( J atau kal )
L = kalor laten ( J/Kg atau kal/g)
m = massa ( kg atau g )
ada empat bentuk perubahan wujud, yaitu melebur, membeku, mendidih dan mengembun.
Dengan demikian ada empat jenis kalor laten yaitu kalor lebur, kalo beku, kalor didih
(kalor uap ) dan kalor embun.
4. Azas Black
Azas Black menjelaskan mengenai kekekalan energi kalor yang mneyatakan bahwa: “
banyaknya kalor yang dilepas sama dengan banyak kalor yang diterima”.
Secara matematis dapat dirumuskan :

∑Qlepas = ∑Qterima

Anda mungkin juga menyukai