Anda di halaman 1dari 4

2.

3 METODE DISKUSI

2.3.1 Pengertian Metode Diskusi

Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisi pertukaran pendapat, pemunculan


ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung
dalam kelompok untuk mencari atau memperoleh kebenaran (Karo-karo, 1984: 25).
Dalam kamus bahasa Indonesia (2005: 269) disebutkan bahwa diskusi adalah pertemuan
ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Sedangkan dalam metode
pembelajaran, Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan
menugaskan pelajar atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan ilmiah untuk
mencari kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan pengajaran. Metode diskusi tidak
banyak melibatkan pengarahan guru. Karenanya, diskusi mengandung unsur-unsur
demokratis. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan ide-ide mereka
sendiri. Tiap peserta didik diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh
kelompok kembali dengan pemahaman yang dibina bersama.

Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran,


informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok
pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat
saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah
yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian
yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan
(ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan lain-lain.

2.3.2 Jenis-jenis metode diskusi

Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses


pembelajaran, antara lain:

1. Diskusi kelas

Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang
dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.

2. Diskusi kelompok kecil


Metode Buzz Group (metode kelompok kecil) yaitu cara pembahasannya suatu masalah
yang pelaksanaannya warga belajar dibagi beberapa kelompok antara tiga sampai enam
orang membahas suatu maslah yang diakhiri dengan penyampaian hasil pembahasannya
oleh setiap juru bicara pada kelompok besar.

3. Simposium

Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari
berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.

4. Diskusi Panel

Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang
panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens. Dalam diskusi panel
audiens tidak terlibat secara langsung, tetepi berperan hanya sekedar peninjau para
panelis yang sedang melaksanakan diskusi.

2.3.3 Kelebiha dan Kekurangan Metode Diskusi

A. Kelebihan Metode Diskusi Menurut Arief. A. (2002:21), disebutkan bahwa diantara


keunggulan metode diskusi adalah antara lain:

1. Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya
kepada masalah yang sedang didiskusikan

2. Metode diskusi dapat merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya
dalam memberikan gagasan dan ide-ide.

3. Dapat menaikan prestasi kepribadian individu, seperti: sikap toleransi,


demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.

4. Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengikuti


proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.

5. Siswa dilatih untuk mematuhi peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu
musyawarah.

6. Membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik.


7. Tidak terjebak kedalam pikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh
prasangka dan sempit.

8. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.

9. Dapat melatih peserta didik untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan
secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih peserta didik untuk
menghargai pendapat orang lain.

B. Kelemahan Kelemahan Metode Diskusi Menurut Roetiyah N.K. (1988:23), bahwa


kelemahan penggunaan metode diskusi antara lain:

1. Membutuhkan banyak waktu, karena banyaknya sudut pandangan berbeda.

2. Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak terlepas dari fakta-
fakta; dan tidak

3. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang peserta
didik yang memiliki keterampilan berbicara.

4. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan


menjadi kabur.

5. Dalam diskusi kadang terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
tidak terkontrol.

2.3.4 Prosedur pelaksanaan metode diskusi

Dalam pelaksanaan metode diskusi secara umum meliputi tiga tahap, yaitu

1. Tahap sebelum diskusi

a. Menetapkan kompetensi dasar yang akan dicapai

b. Menetapkan masalah sebagai topik diskusi

c. Menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan


d. Merumuskan butir pengarahan, petunjuk, dan tindakan lainnya yang diperlukan
demi memperlancar proses diskusi, misal: kapan memberikan penguatan, teguran,
meluruskan pembicaraan yang menyimpang, bimbingan kepada anggota kelompok
yang kesulrtan dan sebagainya

2. Tahap selama proses diskusi

a. Menginformasikan kompetensi dasar yang ingin dicapai, permasalahan/topik,


prosedur diskusi, dan mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok serta
mengatur formasi kelas

b. Selama diskusi berlangsung, guru perlu mengontrol untuk menjaga ketertiban,


memberikan bimbingan apabila diperlukan, meluruskan pembicaraan jika terjadi
penyimpangan, dsb.

c. Setelah waktunya habis, masing masing kelompok ditugaskan untuk membuat


laporan dan menyampaikan secara klasikal agar ditanggapi oleh kelompok lainnya
Selama diskusi kelas, guru bertindak sebagai pemimpin dan menugaskan kepada
masing masing kelompok agar mencatat setiap tanggapan yang diberikan pada
kelompoknya sekaligus memberikan tanggapan balik

d. Setelah diskusi berakhir, tugaskan agar setiap kelompok menyempurnakan hasilnya


dengan memperhatikan masukan, kemudian melaporkannya secara tertulis.

3. Tahap setelah diskusi

a. Membuatkan catatan tentang gagasan gagasan yang belum terpecahkan berikut


penyebabnya

b. Memberikan komentar tentang proses diskusi berikut penguatannya.

Anda mungkin juga menyukai