REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.47/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2017
TENTANG
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI BIDANG PENGENDALIAN KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 32 ayat (2) Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.32/MENLHK/SETJEN/
KUM.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, setiap instansi
pemerintah maupun swasta wajib memenuhi sumber daya manusia bidang
pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang berkualitas, handal dan profesional
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan wajib
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang
selanjutnya disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan
kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan
dan bidang pelatihan kerja, serta pengalaman kerja dalam rangka
pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor.
2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya
disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian
serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanan tugas dan
syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
4. Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran yang
menyatakan kedudukannya dalam KKNI.
5. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat
kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui
uji kompetensi sesuai SKKNI, Standar Internasional, dan/atau
Standar Khusus.
Pasal 2
(1) Penetapan KKNI dan sertifikasi kompetensi bidang pengendalian
kebakaran hutan dan lahan dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan dalkarhutla.
(2) Penetapan KKNI dan sertifikasi kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mendukung
profesionalisme tenaga kerja di bidang dalkarhutla.
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. KKNI bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan; dan
b. sertifikasi kompetensi bidang pengendalian kebakaran hutan dan
lahan.
BAB II
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
BIDANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Pasal 4
(1) KKNI bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan terdiri
atas:
a. KKNI jenjang kualifikasi 1;
b. KKNI jenjang kualifikasi 2;
c. KKNI jenjang kualifikasi 3;
d. KKNI jenjang kualifikasi 4;
e. KKNI jenjang kualifikasi 5;
Pasal 5
KKNI bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) digunakan sebagai:
a. pedoman dalam penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan
berbasis kompetensi;
b. pedoman dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi;
c. pengembangan sumber daya manusia; dan
d. pengakuan kesetaraan kualifikasi.
BAB III
SERTIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG
PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Pasal 6
(1) Sertifikasi kompetensi sumber daya manusia bidang pengendalian
kebakaran hutan dan lahan dilaksanakan berdasarkan skema
sertifikasi yang disusun berpedoman pada KKNI sumber daya
manusia pengendali kebakaran hutan dan lahan.
(2) Skema sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
oleh LSP dengan melibatkan instansi teknis dan pihak terkait.
(3) Instansi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri atas:
a. Instansi yang menangani standar dan sertifikasi sumber
daya manusia lingkungan hidup dan kehutanan; dan
b. Instansi yang menangani pengendalian kebakaran hutan dan
lahan.
Pasal 8
(1) LSP yang telah mendapatkan lisensi dari BNSP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) wajib diregistrasi oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan cq. Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
(2) Tata cara registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Badan.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 9
(1) Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Kepala Badan cq Kepala
Pusat Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dalam rangka penyempurnaan sistem pengembangan sumber
daya manusia di bidang dalkarhutla.
(2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap:
a. penerapan KKNI; dan
b. sertifikasi sumber daya manusia bidang dalkarhutla.
(3) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dalam bentuk kaji ulang.
Pasal 10
(1) Hasil monitoring dan evaluasi disusun dalam bentuk laporan hasil
monitoring dan evaluasi pelaksanaan standar dan sertifikasi
kompetensi pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
(2) Laporan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan standar dan
sertifikasi kompetensi dalkarhutla sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaporkan kepada Kepala Badan untuk disampaikan
kepada Eselon I teknis terkait lingkup Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
(3) Laporan hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) digunakan sebagai pertimbangan untuk dilakukan
pembinaan terhadap LSP dan kaji ulang standar dan KKNI bidang
pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Juli 2017
ttd.
SITI NURBAYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Agustus 2017
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
ttd.
KRISNA RYA
2. Deskripsi
Kualifikasi ini meliputi kemampuan melaksanakan pencegahan dan pemadaman
karhutla yang spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan, menunjukan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah
pengawasan langsung atasannya. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan
pengetahuan faktual dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga mampu memilih
penyelesaian yang tersedia terhadap masalah yang biasa dihadapi. Bertanggung
jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang
lain.
3. Sikap Kerja
Memiliki sikap disiplin, waspada, tanggap, progresif, dan cepat dalam melaksanakan
tugas.
4. Peran Kerja
Kualifikasi ini menyediakan jalur untuk dapat bekerja pada bidang pencegahan dan
pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang bersifat spesifik dan memiliki peran
kerja untuk mengurangi resiko kebakaran, melaksanakan sistem peringatan dan
deteksi dini melakukan pemadaman, dan melakukan pemeliharaan peralatan
pemadam karhutla.
5. Kemungkinan Jabatan
a. Manggala Agni 2 (Fire Crew 2)
b. Operator SPBK dan Informasi Hotspot/Planning Staf
c. Operator Peralatan Pemadaman (mobil dan alat berat)
d. Mekanik Peralatan Pemadaman (mobil dan alat berat)
6. Aturan Pengemasan
Terdapat 11 (sebelas) unit kompetensi yang harus diselesaikan/dipenuhi, dengan
perincian:
a. Kompetensi inti 5 unit
b. Kompetensi pilihan 6 unit
7. Daftar unit kompetensi:
KUALIFIKASI 2
BIDANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi pilihan
Kelompok A:
2) Gigitan Ular
Segera baringkan penderita, dan letakkan bagian yang tergigit lebih
rendah dari letak jantung.
Penderita disuruh agar tetap tenang, karena kegelisahan akan
mempercepat penjalaran bisa.
Kenakan torniket (torniquet) di daerah di atas tempat luka yang digigit.
(Torniket ini dimaksudkan untuk mencegah aliran darah yang sudah
tercemar bisa kearah jantung)
Denyut nadi di bagian yang terletak lebih rendah dari torniket harus
merasa tetap teraba. khusus untuk gigitan ulars endok (kobra), torniket
dikencangkan seperti para perdarahan nadi.
C. Pemeliharaan
Menentukan lokasi untuk penanaman (arboretum, selatan Dishut
prov.Kalsel, dan sepanjang pinggir jalan selatan Mesjid Al-Baythar hingga
kampus Fakultas Kehutanan Unlam
Mempersiapkan peralatan dan bibit yang akan ditanam
Menentukan arah Jalur penanaman menggunakan kompas
Membersihkan jalur dari tanaman pengganggu (gulma)
Membentangkan tali yang telah dibuat tanda sesuai dengan jarak tanam
yang diinginkan
Menancapkan ajir sesuai dengan jarak tanam
Membuat lubang tanam menggunakan cangkul pada setiap titik ajir
Memasukkan bibit ke dalam lubang tanam
Menutup lubang dengan tanah dan menyiram bibit yang telah ditanam
Untuk pemeliharaan tanaman dilakukan pembersihan gulma yang
mengganggu dan memberikan pupuk dengan dosis yang telah ditentukan.
Khusus untuk tanaman yang baru ditanam selama PKL tahun 2007 maka
dilakukan pemeliharaan dan pengamatan pertumbuhan selama 4 (empat)
bulan ke depan (kegiatan ini dilakukan minimal 1 kali per bulan)
8. Melakukan Pemeliharaan Tabat/Sekat Kanal di Lahan Gambut.
Jawaban
Pulihkan kembali keadaan gambut agar basah dan lembab.
Lakukan penataan kembali lahan-lahan gambut yang sudah terlanjur di gali.
Derasnya aliran air dari kubah gambut kebawah harus bisa ditahan dan
mengarahkan aliran air itu ke samping, tidak hanya satu arah sehingga
memberi efek gambut basah, serta mengurangi terjadinya pengurasan di kubah
tempat sumber air.
Dengan adanya canal blocking ini akan mempertahankan keadaan gambut yang
sifatnya seperti spon agar tidak mengempis.
Sebagai upaya pencegahan munculnya atau kembalinya kebakaran lahan
gambut serta tragedi kabut asap.
Menjamin ketersedian air (sumber air) apabila terjadi kebakaran, untuk
memadamkan api.
B. Pelaksanaan
a. Umum
Gunakan perlengkapan diri untuk kenyamanan dan keselamatan
kerja.
Lakukan pembagian tugas dan briefing
Lakukan penyesuaian metode pengeloaan bahan bakaran terpilih
dengan situasi dan kondisi aktual di lapangan.
Melakukan penandaan dilapangan (patok dan sejenisnya)
Terapkan metode pengelolaan bahan bakaran terpilih (manual,
mekanis atau gabungan).
Koordinasi lanjutan
b. Spesifik
A. Pengelolaan bahan bakaran secara manual
Aplikasikan semua peralatan manual untuk kerja pengelolaan
bahan bakaran sepanjang jalur/ruang yang telah diberi
penandaan.
Lakukan penjarangan, jika peraturan memperbolehkan.
Lakukan pemangkasan cabang.
Lakukan pembersihan liana.
Lakukan penebasan semak sehingga berkurang volume dan
ketinggian semak/bahan bakaran.
Kelompok B:
1. Mengoperasikan Komputer/ Perangkat Keras.
Jawaban
1) Pastikan Perangkat-Perangkat Komputer Telah Terpasang
2) Memperhatikan Aliran Arus Listrik
3) Stabilizer
4) Menyalakan Komputer
Tancapkan kabel power yang ada di CPU dan monitor pada stabillizer atau
UPS. Kemudian tancapkan juga kabel power pada stabillizer atau UPS ke
colokan listrik langsung.
Tekan tombol power yang berwarna merah pada stabillizer untuk
menghidupkannya. Jika Anda menggunakan UPS, langkahnya sama yaitu
dengan menekan tombol power pada UPS dan lampu indikator pun akan
menyala.
Kemudian tekan tombol power yang terdapat pada CPU. Biasanya ditandai
dengan lampu indikator akan menyala dan juga kipas di dalam CPU akan
berputar.
Langkah terakhir yaitu menyalakan monitor dengan cara menekan tombol
power, biasanya lampu power pada monitor akan menyala setelah tombol
power dinyalakan.
Selanjutnya kita tunggu proses booting dan POST komputer yaitu
pengecekan komponen-komponen pada komputer seperti harddisk, DVD
Room, RAM dan yang lainnya. Tunggu beberapa saat hingga muncul
tampilan desktop.
A. Kompetensi Inti
2) Menerapkan Prosedur K3
a) Identifikasi kondisi lokasi kebakaran sesuai jenis kebakarannya
b) Gunakan peralatan dan perlengkapan perlindungan diri sesuai dengan
kondisi lokasi kebakaran.
c) Hindarkan melakukan pemadaman dimalam hari bila belum mengenal
betul lokasi tersebut.
d) Jaga komunikasi dengan sesama personil regu pemadam maupun
dengan personil regu pemadam lainnya bila melakukan pemadaman
gabungan.
e) Lakukan pergantian personil yang telah merasa lelah. Hindari bekerja
secara terus menerus untuk menjaga kebugaran.
f) Hindari beristirahat ditempat yang dapat menimbulkan bahaya.
g) Berikan dukungan logistik yang memadai dengan asupan energi yang
seimbang.
h) Lakukan evakuasi dan perawatan dengan segera bila terjadi kecelakaan
kerja.
B. Kompetensi pilihan
Kelompok A:
1. Melakukan Pengelolaan Bahan Bakaran.
Jawaban
A. Persiapan
Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Mempersiapkan dokumen administrasi.
Mempersiapkan kebutuhan logistik selama tugas.
Mengidentifikasi kondisi lapangan terkait dengan karakteristik bahan
bakaran, topografi dan cuaca setempat.
Menetapkan metode pengelolaan bahan bakaran.
Menyusun Rancangan teknis metode pengelolaan bahan bakaran yang
dipilih.
Penetapan Tim kerja beserta uraian tugasnya
Penyediaan bahan dan peralatan, jenis dan jumlahnya menyesuaikan
dengan metode yang dipilih.
Koordinasi awal
B. Pelaksanaan
1. Umum
Gunakan perlengkapan diri untuk kenyamanan dan keselamatan kerja.
Lakukan pembagian tugas dan briefing
Lakukan penyesuaian metode pengeloaan bahan bakaran terpilih
dengan situasi dan kondisi aktual di lapangan.
Melakukan penandaan dilapangan (patok dan sejenisnya)
Terapkan metode pengelolaan bahan bakaran terpilih (manual,
mekanis atau gabungan).
Koordinasi lanjutan
2. Spesifik
A. Pengelolaan bahan bakaran secara manual
Aplikasikan semua peralatan manual untuk kerja pengelolaan
bahan bakaran sepanjang jalur/ruang yang telah diberi
penandaan.
Lakukan penjarangan, jika peraturan memperbolehkan.
Lakukan pemangkasan cabang.
Lakukan pembersihan liana.
Lakukan penebasan semak sehingga berkurang volume dan
ketinggian semak/bahan bakaran.
2. Pelaksanaan
1. Umum
Gunakan perlengkapan diri untuk kenyamanan dan keselamatan
kerja.
Lakukan pembagian tugas dan briefing
Lakukan penyesuaian metode pengeloaan bahan bakaran terpilih
dengan situasi dan kondisi aktual di lapangan.
Melakukan penandaan dilapangan (patok dan sejenisnya)
Terapkan metode pengelolaan bahan bakaran terpilih (manual,
mekanis atau gabungan).
Koordinasi lanjutan
2. Spesifik
A. Pengelolaan bahan bakaran secara manual
Aplikasikan semua peralatan manual untuk kerja pengelolaan
bahan bakaran sepanjang jalur/ruang yang telah diberi
penandaan.
Lakukan penjarangan, jika peraturan memperbolehkan.
Lakukan pemangkasan cabang.
Lakukan pembersihan liana.
Lakukan penebasan semak sehingga berkurang volume dan
ketinggian semak/bahan bakaran.
10. Melakukan Penaksiran Kerugian pada Areal Bekas Kebakaran Hutan dan
Lahan
Jawaban
Penafsiran kerugian bisa dihitung dari kerugian diberbagai aspek :
Kerugian Aspek Keuangan/Ekonomi
Kerugian Aspek Sosial dan Budaya
Kerugian Aspek Kesehatan
Kerugian Kerusakan Lingkungan Hidup
Kelompok B:
1. Menyajikan Data dan Informasi Sumber daya Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan
Jawaban
Data yang diperlukan adalah :
Nama Daops
Alamat lengkap
Bandara terdekat
Email
No Telp
Koordinat Daops
Tanah dan Bangunan serta kelengkapan
Peralatan Navigasi. Komunikasi, Rescue dan Cuaca
Perlatan Bengkel
Peralatan Transportasi
Peralatan Tangan
Personal Use
Peralatan Mesin Pompa dan Kelengkapannya
Peralatan Beregu
Jumlah Personil
Kelompok C:
1. Melakukan Penilaian Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (SPBK).
Jawaban
Pastikan bahwa AWS berfungsi dengan baik dengan melakukan pengecekan
console dan komputer.
Pada pukul 12.00, lakukan pengambilan data curah hujan 24 jam terakhir
(dari jam 13.00 hari sebelumnya sampai dengan jam 12.00 hari
penghitungan), suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin dari
computer.
Lakukan input data cuaca pada komputer dengan aplikasi/program XL FWI
sesuai dengan output yang diharapkan (Kode Kadar Air Serasah, Kode Kadar
Air Humus, Kode Kekeringan, Indeks Jalaran Api, Indeks Pembesaran Api,
Indeks Cuaca Kebakaran).
Lakukan penyimpanan data yang diperoleh (Kode Kadar Air Serasah, Kode
Kadar Air Humus, Kode Kekeringan, Indeks Jalaran Awal, Indeks Pembesaran
API dan Indeks Cuaca Kebakaran) dalam folder khusus SPBK.
Integrasikan Indeks Cuaca Kebakaran dengan Peta Bahan Bakaran
Lakukan pengisian format blanko untuk bahan diseminasi SPBK kepada
Instansi Terkait, untuk selanjutnya diserahkan kepada Ka. Daops/Ka. Unit
Pengendalian Kebakaran Hutan, Ka. Balai Besar/Balai KSDA/Taman
Nasional, dan Instansi terkait lain.
Lakukan pengisian format blanko untuk bahan desimansi SPBK kepada
Masyarakat, untuk selanjutnya didiseminasikan kepada masyarakat melalui
petugas patroli pencegahan.
Lakukan pemasangan bendera di lapangan sesuai dengan hasil perhitungan
SPBK melalui petugas patroli pencegahan, dengan ketentuan sebagai
berikut :
Ukuran 60 cm x 40 cm dengan logo Manggala Agni
Biru untuk nilai ICK rendah dengan tulisan Aman
Hijau untuk nilai ICK sedang dengan tulisan Waspada
Kuning untuk nilai ICK Tinggi dengan tulisan Siaga
Merah untuk nilai ICK ekstrim dengan tulisan Bahaya
Pemasangan bendera harus mempertimbangkan:
Lokasi yang strategis dan kondisi bahan bakaran (jenis vegetasi,
tingkat kekeringan, volume, kesinambungan bahan bakaran).
Kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian/perkebunan oleh
masyarakat.
Peningkatan kegiatan pengunjung di dalam kawasan hutan.
Kegiatan ilegal masyarakat di dalam kawasan hutan.
Kelompok D:
1. Melakukan Pertolongan Mandiri Dalam Satu Regu pada Korban Pingsan
dalam Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan.
Jawaban
Melakukan pengamanan korban dan tempat kejadian
a. Perhatikan tempat sekitar kejadian korban pingsan.
b. Amankan korban pingsan ke tempat yang datar dan teduh serta tidak
kerumuni orang banyak agar dapat menghirup udara segar.
c. Bila pakaian atau aksesoris yang dipakai di tubuh terlalu ketat, maka
buka baju korban (khususnya di sekitar leher), buka atau longgarkan
pengikat tubuh korban seperti ikat pinggang atau BH pada wanita agar
darah dapat mudah mengalir dan korban mudah bernafas serta udara
bisa menyegarkannya.
d. Pastikan mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain
yang mungkin menyumbat saluran napas, jika ada maka benda tersebut
harus dikeluarkan secepat mungkin.
Gigitan Ular
a. Segera baringkan penderita, dan letakkan bagian yang tergigit lebih
rendah dari letak jantung.
b. Penderita disuruh agar tetap tenang, karena kegelisahan akan
mempercepat penjalaran bisa.
c. Kenakan torniket (torniquet) di daerah di atas tempat luka yang digigit.
(Torniket ini dimaksudkan untuk mencegah aliran darah yang sudah
tercemar bisa kearah jantung)
d. Denyut nadi di bagian yang terletak lebih rendah dari torniket harus
merasa tetap teraba. khusus untuk gigitan ulars endok (kobra), torniket
dikencangkan seperti para perdarahan nadi.