Anda di halaman 1dari 8

MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN BELAJAR

MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS DARING


DIPERGURUAN TINGGI PADA ERA INDUSTRI 4.0
Muhammad Sobri1, Nursaptini2, Setiani Novitasari3
1
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram
1
Email : muhammad.sobri@unram.ac.id
2
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram
2
Email : nursaptini@unram.ac.id
3
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram
3
Email : setianinovitasari@unram.ac.id

Jounal info
Jurnal Pendidikan Glasser Abstrak: Tulisan ini bertujuan hendak
p-ISSN : 2579-5082 mengelaborasi sejumlah pemikiran dan konsep yang
e-ISSN : 2598-2818 meyakini pentingnya pembelajaran berbasis daring
DOI:http://10.32529/glasser.v4i1.373 dalam rangka mewujudkan kemandirian belajar dan
Volume : 4 sebagai respon perkembangan informasi dan
Nomor : 1 teknologi yang cepat pada era industri 4.0. metode
Month : 2020 penelitian yang digunakan adalah studi literatur
Issue : April dengan cara mengumpulkan literatur (bahan-bahan
materi) yang bersumber dari buku, jurnal, dan
sumber lainnya terkait dengan pembelajaran daring
dan kemandirian belajar. Hasil kajian menyimpulkan
bahwa model pelaksanaan pembelajaran berbasis
daring terdiri atas: (1) model daring yang hanya
melibatkan dosen dan mahasiswa sebagai peserta;
(2) model daring yang melibatkan tiga pihak, yaitu
mahasiswa, mentor, dan dosen. Pada kedua model
tersebut dapat terjadi interaksi secara synchronous,
yakni interaksi belajar pada waktu yang bersamaan
seperti dengan menggunakan video call, telepon atau
live chat. Interaksi juga dapat terlaksana dengan cara
asynchronous, yakni interaksi belajar pada waktu
yang tidak bersamaan melalui kegiatan pembelajaran
yang telah disediakan secara elektronik dengan
menggunakan forum atau message. Dengan adanya
pembelajaran berbasis daring, nmahasiswa atau
peserta lebih mandiri belajar dengan kata lain
senantiasa tidak tergantung kepada orang lain,
menetapkan tujuan belajar, mendiagnosis kebutuhan
belajar, memiliki rasa percaya diri dan tanggung
jawab serta melakukan evaluasi diri.
Keywords:
Daring, Era Industri, Kemandirian Belajar
Abstract: This paper aims to elaborate on a number
of thoughts and concepts that believe in the
importance of online-based learning in order to
realize learning independence and in response to the
rapid development of information and technology in
the industrial era 4.0. The research method used is
the study of literature by collecting literature
(material materials) sourced from books, journals,
and other sources related to online learning and
learning independence. The results of the study

64
concluded that the online learning implementation
model consisted of: (1) an online model that only
involved lecturers and students as participants; (2)
online models that involve three parties, namely
students, mentors, and lecturers. In both models
synchronous interactions can occur, namely learning
interactions at the same time such as by using video
calls, telephone or live chat. Interaction can also be
carried out in an asynchronous manner, namely
learning interactions at different times through
learning activities that have been provided
electronically by using forums or messages. With
online learning, students or more independent
participants learn in other words that they are not
always dependent on others, set learning goals,
diagnose learning needs, have confidence and
responsibility and conduct self-evaluation.
Keywords:
Online, Industrial Era, Learning Independence

A. PENDAHULUAN yang harus dilakukan, perbaikan SDM adalah


Revolusi industri 4.0 merupakan konsep salah satu hal yang harus sangat diperhatikan.
yang pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Perbaikan tersebut dapat terlaksana salah
asal Jerman, Profesor Klaus Schwab. Dalam satunya dengan cara mengubah metode
bukunya yang bertajuk “The Fourth Industrial pembelajaran dalam dunia pendidikan yang ada.
Revolution”, Klaus mengungkap empat tahap Dengan menyediakan berbagai fasilitas
revolusi industri yang setiap tahapannya dapat diperguruan tinggi yang sesuai kebutuhan dan
mengubah hidup dan cara kerja manusia. tuntutan zaman, diharapkan mahasiswa dapat
Revolusi industri 4.0 sendiri merupakan tahap mengantongi bekal yang cukup dalam
terakhir dalam konsep ini setelah tahapan pada menghadapi berbagai tantangan di era revolusi
abad ke-18, ke-20, dan awal 1970. Tahun 2018 industri 4.0 ini. Mengingat kondisi teknologi
disebut sebagai awal zaman revolusi industri 4.0 yang selalu berubah, diperlukan kemampuan
yang ditandai dengan sistem cyber-physical. adaptasi yang tinggi agar tidak ketinggalan
Kini berbagai industri mulai menyentuh dunia zaman. Mahasiswa juga diharapkan mampu
virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin, bersaing dan memiliki nilai-nilainya sendiri.
dan data yang lebih dikenal dengan Untuk menghadapi era revolusi industri
nama Internet of Things (IoT). 4.0, diperlukan pembelajaran yang dapat
Banyak hal yang harus diubah oleh negara membentuk generasi kreatif, inovatif, serta
yang ingin maju, termasuk juga berlaku untuk kompetitif. Hal tersebut salah satunya dapat
Negara Indonesia yang terlebih pada saat ini dicapai dengan cara mengoptimalisasi
Negara Indonesia tengah menghadapi era penggunaan teknologi sebagai alat bantu
revolusi industri 4.0 dengan tingkat persaingan pendidikan yang diharapkan mampu
yang semakin ketat. Dari sejumlah perubahan menghasilkan output yang dapat mengikuti atau

65
mengubah zaman menjadi lebih baik. Indonesia waktu luang untuk mempelajari materi
pun perlu meningkatkan kualitas lulusan sesuai perkuliahan. Dengan demikian, masih banyak
dunia kerja dan tuntutan teknologi digital. mahasiswa yang belum memiliki kemandirian
Sudah saatnya meninggalkan proses belajar. Hal tersebut dimungkinkan karena
pembelajaran yang cenderung mengutamakan mereka kurang terbiasa dan perlu ditingkatkan
hapalan atau sekadar menemukan satu jawaban lagi kemandirian belajarnya
benar dari soal. Metode pembelajaran
pendidikan Indonesia harus mulai beralih B. METODOLOGI
menjadi proses-proses pemikiran yang visioner, Pada artikel ini, Peneliti menggukan
termasuk mengasah kemampuan cara berpikir metode studi literatur dengan cara
kreatif dan inovatif. Hal ini diperlukan untuk mengumpulkan literatur (bahan-bahan materi)
menghadapi berbagai perkembangan teknologi yang bersumber dari buku, jurnal, dan sumber
dan ilmu pengetahuan. lainnya terkait dengan pembelajaran daring dan
Salah satu contoh pembelajaran yang kemandirian belajar.
cocok dengan perkembangan industri 4.0 adalah
pembelajaran berbasis daring. Sistem C. PEMBAHASAN
pembelajaran berbasis daring merupakan Pembelajaran Berbasis Daring
implementasi Pendidikan Jarak Jauh pada Pembelajaran berbasis daring merupakan
Pendidikan Tinggi yang bertujuan untuk pemanfaatan jaringan internet oleh mahasiswa
meningkatkan pemerataan akses terhadap dalam proses pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran yang bermutu. pembelajaran berbasis daring memiliki
Pembelajaran daring diharapkan dapat karakteristik sebagai berikut: 1) menuntut
meningkatkan kemandirian belajar. Namun pembelajar untuk membangun dan menciptakan
kemandirian belajar mahasiswa masih rendah, pengetahuan secara mandiri (constructivism); 2)
hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari pembelajar akan berkolaborasi dengan
Suwardi dan Ikhsan (2013, p.121) yang pembelajar lain dalam membangun
mengemukakan bahwa terdapat sekitar 50% pengetahuannya dan memecahkan masalah
mahasiswa mengaku jarang menetapkan tujuan secara bersama-sama (social constructivism); 3)
dan strategi belajar jarang mengevaluasi strategi, membentuk suatu komunitas pembelajar
jarang membuat jadwal belajar dan (community of learners) yang inklusif; 4)
menepatinya, jarang mempelajari terlebih dahulu memanfaatkan media laman (website) yang bisa
materi yang akan dikuliahkan, jarang diakses melalui internet, pembelajaran berbasis
mempelajari dan mengulang kembali materi, komputer, kelas virtual, dan atau kelas digital; 5)
jarang mengerjakan soal-soal latihan yang bukan interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan
tugas perkuliahan, dan jarang memanfaatkan pengayaan (Ditjen GTK, 2016, p.5).

66
Melalui pembelajaran berbasis daring Modul yang disusun oleh dosen tentunya
dapat memberikan keluasaan kepada mahasiswa harus sesuai dengan kurikulum dan RPS.
untuk mengatur waktu belajar. Mahasiswa dapat Perancangan pembelajaran sama dengan
belajar tidak terikat oleh waktu, kapanpun dan di perancangan secara tatap muka. Misalnya, untuk
manapun. Selain itu, mahasiswa dapat satu semester membutuhkan waktu 16 minggu
berinteraksi dengan dosen baik secara termasuk dua minggu digunakan untuk ujian
synchronous, yakni interaksi belajar pada waktu tengah semester dan ujian akhir semester. Pada
yang bersamaan seperti dengan menggunakan dasarnya rancangan pembelajaran berbasis
video converence, telepon atau live chat, daring sama dengan belajar secara tatap muka
maupun asynchronous, yakni interaksi belajar (face to face) tapi hanya bedanya pembelajaran
pada waktu yang tidak bersamaan melalui berbasis daring menggunakan media internet.
kegiatan pembelajaran yang telah disediakan Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan
secara elektronik. Pembelajaran berbasis daring ini sangat penting
Dengan pemanfaatan informasi dan karena dapat mengembangkan keterampilan
teknologi, mahasiswa secara maksimal dapat instruksional dan pengetahuan terhadap konten
melaksanakan pembelajaran berbasis daring pembelajaran yang bersangkutan. Melalui
dengan cara mengakses dan mempelajari bahan sumber belajar dalam berbagai bentuk dan
perkuliahan, mengerjakan latihan-latihan referensi yang tersedia di sistem pembelajaran
(tugas), berdiskusi dan berbagi ilmu berbasis daring, peserta dapat mengikuti
pengetahuan dan pengalaman dengan mahasiswa pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan
pembelajar lainnya. Selama proses dan keterampilan terkait dengan materi
pembelajaran, mahasiswa dapat dibimbing dan pembelajaran yang di sajikan.
difasilitasi secara online oleh dosen. Ada beberapa prinsip yang menjadi
Agar dalam pelaksanaan pembelajaran landasan dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis daring berjalan lancar dan maksimal berbasis daring yaitu sebagai berikut: a)
maka dosen harus mempersiapkan modul rumusan tujuan pembelajaran pada setiap modul
pembelajaran. Modul yang disusun oleh dosen telah jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk
harus memenuhi dua syarat yaitu pertama, mengubah perilaku pembelajar; b) konten di
mempunyai rumusan tujuan pembelajaran yang modul telah relevan dengan kebutuhan
jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk pembelajar, masyarakat, dunia kerja, atau dunia
mengubah perilaku pembelajar. Dan kedua, pendidikan; c) meningkatkan mutu pendidikan
konten dalam modul harus relevan dengan yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif
kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia kerja, dan mutu lulusan yang lebih produktif; d)
dan dunia pendidikan.. efisiensi biaya, tenaga, sumber dan waktu, serta
efektivitas program; e) pemerataan dan

67
perluasan kesempatan belajar; f) pembelajaran dan inisiatif, mengatur tingkah laku,
yang berkesinambungan dan terus menerus bertanggung jawab, mampu menahan diri,
(Ditjen GTK, 2016, p.8). membuat keputusan-keputusan sendiri, serta
Penggunaan pembelajaran berbasis daring mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh
dalam pembelajaran tentu akan bermanfaat dari orang lain. Thoha (1996) dalam Sundayana
secara positif. Adapun manfaat positif (2016) mengemukakan terdapat delapan ciri
pembelajaran berbasis daring tersebut adalah: kemandirian belajar, yaitu: 1) Mampu berfikir
(1) sangat efektif digunakan dalam kegiatan secara kritis, kreatif dan inovatif; 2) Tidak
pembelajaran; (2) model pembelajaran telah mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain; 3)
mampu meningkatkan penyerapan mahasiswa Tidak lari atau menghindari masalah; 4)
terhadap materi pembelajaran, dibandingkan Memecahkan masalah dengan berfikir yang
dengan hanya menggunakan model mendalam; 5) Apabila menjumpai masalah
pembelajaran tatap-muka; (3) memberikan dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang
sebuah pengalaman baru yang lebih menantang lain; 6) Tidak merasa rendah diri apabila harus
daripada model pembelajaran konvensional atau berbeda dengan orang lain; 7) Berusaha bekerja
tatap-muka (Kuntarto, 2017, p. 99). dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan; serta
Kemandirian Belajar 8) Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.
Kemandirian belajar menjadi salah satu Menyadari akan pentingnya kemandirian
karakter penting yang menjadi tujuan akhir belajar mahasiswa terlebih di perguruan tinggi,
dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan maka harus diupayakan pembelajaran dengan
dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia menerapkan pembelajaran yang bisa melibatkan
No. 87 Tahun 2017 tentang penguatan mahasiswa secara penuh dalam proses
pendidikan karakter yang menyatakan bahwa pembelajaran, mendorong mahasiswa mampu
dalam rangka mewujudkan bangsa yang menyusun sendiri pengetahuannya, menemukan
berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, materi yang dipelajari dan menghubungkannya
jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, dengan situasi kehidupan nyata sehingga mereka
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, hari, dapat berpikir kreatif dan inovatif serta
komunikatif, cintai damai, gemar membaca, rasional. Hal ini sejalan dengan pendapat Wijaya
peduli lingkungan, peduli sosial, dan (2018) yang menegaskan bahwa masyarakat
bertanggung jawab, perlu penguatan pendidikan modern yang berkembang pesat membutuhkan
karakter. individu yang memiliki kemampuan untuk
Ciri kemandirian menurut Desmita (2009) berpikir, bertindak, dan berkomunikasi secara
yang dikutip Suhendri (2010) antara lain: kreatif. Kreatifitas mahasiswa atau mahasiswa
kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif

68
dibangun melalui pembelajaran yang dimulai melalui video conference atau rekaman. Pada
dengan menekankan aspek kemandirian. proses selanjutnya, mahasiswa dapat memutar
Mewujudkan Kemandirian Belajar melalui kembali video atau rekaman tersebut berulang
Pembelajaran Berbasis Daring kali sebagai materi pembelajaran bila mana ada
Perkembangan teknologi informasi yang materi yang susah untuk dipahami.
semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak Kemandirian belajar sebagai bagian
bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia penting dalam pendidikan karakter sangat
pendidikan. Tuntutan global menuntut dunia penting untuk diwujudkan karena pembelajaran
pendidikan untuk selalu dan senantiasa era sekarang sudah bergeser dari paradigma
menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap “teacher centered” kepada “student centered”.
usaha dalam peningkatan mutu pendidikan, Dosen tidak lagi menjadi tokoh utama yang
terutama penyesuaian penggunaan teknologi memegang peran penting dalam proses
informasi dan komunikasi bagi dunia pendidikan pengajaran, saat ini mahasiswa yang diarahkan
khususnya dalam proses pembelajaran. untuk aktif dan diajak untuk belajar mandiri
Perkembangan itu mulai dimanfaatkan serta mengeksplorasi kemampuannya dalam
oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia kegiatan belajar mengajar. Kemandirian belajar
dalam penyelenggaraan program pendidikannya. merupakan aktivitas belajar yang dilakukan
Program tersebut dikenal sebagai program siswa tanpa bergantung kepada bantuan dari
pembelajaran daring atau sistem e- orang lain baik teman maupun gurunya dalam
learning/ online learning. Pembelajaran berbasis mencapai tujuan belajar yaitu menguasai materi
daring sendiri dapat di pahami sebagai atau pengetahuan dengan baik dengan
diselenggarakan proses belajar oleh perguruan kesadarannya sendiri serta dapat
tinggi yang mahasiswa dan dosen selaku mengaplikasikan pengetahuannya dalam
instruktur berada di lokasi terpisah sehingga menyelesaikan masalah-masalah dalam
memerlukan sistem telekomunikasi interaktif kehidupan sehari-hari
untuk menghubungkan keduanya dan berbagai Sebagaimana dijelaskan oleh Ditjen GTK
sumber daya yang diperlukan didalamya. (2016:6) bahwa pelaksanaan pembelajaran
Perkembangan teknologi memungkinkan berbasis daring dapat dilakukan dengan dua
pembelajaran di seperti dalam kelas dapat model yaitu sebagai berikut. Model yang
diakses di rumah. Komunikasi dapat terjadi dua pertama yakni pembelajaran berbasis daring
arah pada pembelajaran berbasis daring antara pada model ini hanya melibatkan dosen dan
dosen dan mahasiswa akan semakin baik karena mahasiswa sebagai peserta. Dengan
banyak pilihan media komunikasi yang tersedia. memanfaatkan teknologi informasi dan
Media komunikasi yang banyak memungkinkan komputer, mahasiswa secara penuh melakukan
dosen memberikan perkuliahan secara langsung pembelajaran berbasis daring dengan mengakses

69
dan mempelajari bahan ajar yang dibuat oleh pembelajaran bersifat terbuka, belajar mandiri,
dosen, mengerjakan lembar kerja, berdiskusi belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi
serta berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dan komunikasi, menggunakan teknologi
dengan mahasiswa lainnya. Selama proses pendidikan lainnya dan/atau pembelajaran
pembelajaran, mahasiswa difasilitasi secara terpadu (Dirjen Pembelajaran Dan
daring penuh oleh dosen. Kemahasiswa, 2016: 14). Dengan adanya
pembelajaran berbasis daring diharapkan
mahasiswa lebih mandiri dalam hal belajar.
Mahasiswa senantiasa tidak tergantung kepada
orang lain, menetapkan tujuan belajar,
mendiagnosis kebutuhan belajar, memiliki rasa
percaya diri dan tanggung jawab serta mel-
akukan evaluasi diri.
Kemandirian belajar yang dipadukan
dengan keaktifan mahasiswa untuk menunjang
proses pembelajaran sangatlah bergantung pada
Gambar 1: Model Pertama Pembelajaran kondisi saat ini. Teknologi sudah berkembang
Berbasis Daring pesat dan merambah kepada dunia pendidikan.
Model yang kedua yakni melibatkan Insitutusi pendidikan sudah banyak
mahasiswa, mentor (ditunjuk oleh dosen) dan menyediakan fasilitas wifi yang setiap
dosen. Pembelajaran berbasis daring model ini mahasiswa dapat mengaskesnya untuk keperluan
dilakukan secara daring penuh dengan belajar seperti mencari jurnal untuk referensi
menggabungkan interaksi antara mahasiswa, keperluan pembuatan makalah, mencari buku
mentor dan atau dosen. elektronik untuk keperluan penulisan skripsi dan
lain sebagainya. Selain itu, proses pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan daring (moda dalam
jaringan) atau istilah bahasa inggrisnya adalah
online.
Tumbuhnya kemandirian belajar
mahasiswa diwujudkan dalam bentuk
meningkatnya keyakinan diri. Berkaitan dengan
Gambar 2: Model Kedua Pembelajaran Berbasis keyakinan diri sebagai indikator kemandirian
Daring belajar, Suwardi dan Ikhsan (2013:121)
Pembelajaran berbasing daring harus mengindentifikasi bahwa sebagian besar
dilakukan dengan berpegang pada prinsip mahasiswa mengaku jika megalami kesulitan,

70
mereka berusaha menyelesaikannya dengan cara menggunakan teknologi pendidikan lainnya
mencari referensi, berdiskusi dengan teman, atau dan/atau pembelajaran terpadu perguruan tinggi.
bertanya pada dosen, yakin dapat mengikuti
kegiatan perkuliahan dengan baik, yakin dapat E. REFERENSI
memperoleh nilai yang baik dalam perkuliahan, Dirjen Pembelajaran Dan Kemahasiswa, 2016.
Panduan Penjaminan Mutu Proses
yakin dapat menyelesaikan masalah atau soal
Pembelajaran Daring PDITT. Direktorat
dengan baik, dan mengetahui kelebihan dan Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset,
kekurangan mereka. Ditinjau dari aktivitas
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
mahasiswa dalam mengikuti kegiatan Jakarta.
Ditjen GTK Kemendikbud. 2016. Petunjuk
perkuliahan, sebagian besar mahasiswa mengaku
Teknis Program Peningkatan Guru
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan Pembelajar Moda dalam Jaringan
(Daring). Jakarta.
baik.
Kuntarto, E. 2017. Keefektifan Model
Berdasarkan uraian di atas sudah Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan
Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi.
selayaknya perguruan tinggi menggunakan
Journal Indonesian Language Education
jaringan internet dalam proses pembelajaran. and Literature, Vol. 3, No. 1, Hal. 99 -
110.
Mau tidak mau hal ini harus dilakukan. Kalau
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
tidak maka perguruan tinggi akan tertinggal 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemdikbud
dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
dunia pendidikan terlebih pada era industri 4.0. Suhendri, H. (2010). Pengaruh Kecerdasan
Matematis–Logis dan Kemandirian
Harapannya adalah perguruan tinggi hendaknya
Belajar Terhadap Hasil Belajar
selalu terdepan dalam perubahan-perubahan Matematika. Jurnal Formatif 1(1): 29-39
ISSN: 2088-351X.
yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Sundayana, R. (2016). Kaitan Antara Gaya
Belajar, Kemandirian Belajar, Dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
D. PENUTUP SMP Dalam Pelajaran Matematika.
Berdasarkan uraian diatas dapat Mosharafa. Vol. 5, No. 2 Hal. 75-84.
Suwardi, E., R., dan Ikhsan, J. 2013.
disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis Peningkatan Prestasi Dan Kemandirian
daring sangat tepat diterapkan di setiap Belajar Mahasiswa Melalui Pendekatan
Reciprocal Teaching Dan Cooperative
perguruan tinggi guna menjawab tantangan Learning. Cakrawala Pendidikan,
perkembangan zaman pada era industri 4.0. Februari. Th. XXXII, No. 1, Hal. 116-
124.
Pembelajaran berbasis daring merupakan salah Wijaya, A. (2018). How do open-ended
satu cara mewujudkan kemandirian belajar problems promote mathematical
creativity? A reflection of bare
dengan prinsip pembelajaran bersifat terbuka, mathematics problem and contextual
belajar mandiri, belajar tuntas, menggunakan problem. Journal of Physics: Conf. Series
983 (2018) 012114, International
teknologi informasi dan komunikasi, Conference on Mathematics, Science and
Edu tion 2017 (ICMSE2017)

71

Anda mungkin juga menyukai