Anda di halaman 1dari 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR JARING-JARING BALOK

DAN KUBUS DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN


MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA DI SDN 26
SINGKARAK KABUPATEN SOLOK

NELLIARTI

Guru SDN 26 Singkarak Kabupaten Solok

Abstract: This research aim was to describe the improve of learning achievement in
studying webs of beams and cubesby using PMRI approach at public elementary school in
Solok. This study used the classroom action research methode in two cycles study. Each
cycle consisted of planning, action, observation, and reflection term. The data was
analyzed by using qualitative and quantitative approach. The research subject’s is 24
students at class IV at SD Negeri 26 Singkarak Kabupaten Solok. The result of this
research showed that the PMRI aproach improves the learning achievement in studying
math.

Keyword: Learning outcomes, nets beam and cube, Indonesia realistic mathematics
education

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar jaring-
jaring balok dan kubus dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di
SD Negeri 26 Singkarak Kabupaten Solok. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung dalam dua siklus
penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Data penelitian dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 26 Singkarak Kabupaten Solok yang
berjumlah 24 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia terbukti dapat meningkatkan hasil belajar jaring-jaring
balok dan kubus di kelas IV SD Negeri 26 Singkarak Kabupaten Solok.

Kata kunci: Hasil Belajar; jaring-jaring balok dan kubus; Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia.

PENDAHULUAN Pembelajaran jaring-jaring balok dan


Dalam kehidupan sehari-hari, kubus sebenarnya mudah jika konsep
aplikasi pembelajaran jaring-jaring pembelajaran ini dikuasai oleh siswa.
balok dan kubus sering ditemukan Untuk menjelaskan tentang jaring-
oleh siswa. Misalnya dalam kegiatan jaring balok dan kubus kita mulai
berjual beli, benda-benda dalam dengan mengetahui sisi dari balok
kehidupan sehari-hari dan lain-lain. dan kubus.

65
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Volume 1 No. 1 Februari 2017

Untuk mendukung agar pembelajaran menjadi terpisah


tujuan pembelajaran dapat tercapai, dengan kehidupan sehari-hari.. Siswa
maka pembelajaran jaring-jaring kesulitan menyelesaikan masalah
balok dan kubus hendaklah dimulai jaring-jaring balok dan kubus yang
dari masalah nyata yang dekat berhubungan dengan bentuk-bentuk
dengan kehidupan siswa sehari-hari, dri jaring-jaring balok dan kubus.
melibatkan proses produksi dan Jika diberikan permasalahan dalam
konstruksi siswa, menggunakan bentuk gambar jaring-jaring balok
model-model dalam proses dan kubus hanya sedikit siswa yang
pembelajaran, melibatkan keaktifan mampu menyelesaikannya sehingga
siswa dalam belajar, dan mengaitkan hasil belajar siswa dalam materi ini
dengan materi lain atau mata tergolong rendah dan belum
pelajaran lain. Akan tetapi, pada mencapai Kriteria Ketuntasan
kenyataannya di kelas IV SD Negeri Minimal (KKM) yang disyaratkan.
26 Singkarak Kabupaten Solok Kesulitan siswa terutama terlihat
materi ini termasuk materi pada saat menafsirkan jaring-jaring
pembelajaran yang sulit bagi siswa, balok dan kubus, pemahaman siswa
apalagi jika menyangkut jaring- masih kurang.
jaring balok dan kubus. Banyak Pembelajaran jaring-jaring
persoalan yang muncul pada materi balok dan kubus dengan pendekatan
jaring-jaring balok dan kubus bagi PMRI akan memberikan kesempatan
siswa kelas 4. Pada waktu proses kepada siswa untuk menemukan dan
pembelajaran guru cenderung tidak mengkonstruksi kembali konsep
memberikan keleluasaan pada siswa jaring-jaring balok dan kubus
untuk belajar secara aktif sehingga siswa mempunyai konsep
menyenangkan. Materi yang pengertian yang kuat. Dalam proses
disampaikan seringkali tidak dimulai pembelajaran dengan menggunakan
dan bahkan tidak berkaitan dengan pendekatan PMRI, siswa diarahkan
pengalaman sehari-hari sehingga pada pemahaman konsep, bukan
siswa mudah lupa dan tidak dapat pemerolehan informasi.
mengaplikasikannya seakan-akan

66
PENINGKATAN HASIL BELAJAR JARING-JARING BALOK DAN KUBUS …..
NELLIARTI

Permasalahan yang akan Zulkardi (2001) menyatakan


dibahas dalam penelitian ini adalah: bahwa “Pendekatan Pendidikan
“bagaimanakah peningkatan hasil Matematika Realistik Indonesia
belajar jaring-jaring balok dan kubus (PMRI) adalah sebuah pendekatan
dengan pendekatan PMRI di kelas IV belajar matematika yang diadopsi
SD Negeri 26 Singkarak Kabupaten dari pendekatan yang dikembangkan
Solok?” Secara khusus, masalah sejak tahun 1970 oleh sekelompok
tersebut dapat dijabarkan sebagai ahli matematika dari Freudenthal
berikut: a) Apakah dengan Institute, Utrecht University di
pendekatan Pendidikan Matematika Belanda.” Selanjutnya Streefland
Realistik (PMR) siswa terlibat aktif (Sudharta, 2004) menjelaskan
dalam proses pembelajaran? b) “karakteristik pendekatan PMRI
Apakah suasana proses pembelajaran adalah dengan menggunakan konteks
dengan pendekatan Pendidikan dunia nyata, menggunakan model-
Matematika Realistik (PMR) dapat model, produksi dan konstruksi
membuat pembelajaran bersifat siswa, interaktif dan keterkaitan.”
student center? c) Apakah Berdasarkan pendapat di atas
pendekatan Pendidikan Matematika dapat disimpulkan bahwa
Realistik (PMR) dapat meningkatkan pembelajaran jaring-jaring balok dan
hasil belajar siswa? kubus dengan menggunakan
Husnaini (2008) menjelaskan pendekatan PMRI dapat dilakukan
bahwa hasil belajar merupakan tolak dengan menggunakan karakteristik
ukur atau patokan untuk menentukan PMRI dalam pembelajaran, yaitu: 1)
tingkat keberhasilan siswa dalam penggunaan konteks dunia nyata.
mengetahui atau memahami suatu Guru memulai pelajaran dengan
materi pelajaran. Hasil belajar juga mengajukan masalah (soal) jaring-
dapat memberikan informasi kepada jaring balok dan kubus yang “riil”
lembaga ataupun siswa itu sendiri bagi siswa sesuai dengan
tentang tarap penguasaan ataupun pengalaman dan tingkat
kemampuan yang dicapai siswa. pengetahuannya sehingga siswa
segera terlibat dalam pembelajaran

67
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Volume 1 No. 1 Februari 2017

secara bermakna. Permasalahan yang jawaban temannya (siswa lain),


diberikan tentu harus diarahkan setuju terhadap jawaban temannya,
sesuai dengan tujuan yang ingin menyatakan ketidaksetujuan,
dicapai dalam pelajaran tersebut, 2) mencari alternatif penyelesaian yang
penggunaan model-model. Siswa lain dan melakukan refleksi terhadap
mengembangkan atau menciptakan setiap langkah yang ditempuh atau
model-model simbolik secara terhadap hasil pelajaran jaring-jaring
informal terdapat persoalan atau balok dan kubus. Setiap siswa tanpa
masalah pengurangan bilangan bulat memandang ras, budaya dan jenis
yang diajukan, 3) melibatkan proses kelamin mampu memahami dan
produksi dan konstruksi. Siswa mengerjakan matematika, dan 5)
diberikan kesempatan untuk adanya keterkaitan atau intertwining
membentuk konsep pengetahuan antara materi pelajaran yang
dengan cara pengaktifan diajarkan dengan materi pelajaran
pengetahuan yang telah ada atau lain dalam matematika atau materi
menemukan konsep pengetahuan pelajaran bidang studi lain. Dengan
baru secara mandiri sehingga proses penerapan pendekatan PMRI dalam
produksi konsep pengetahuan berasal pembelajaran diharapkan mutu
dari siswa sendiri. Siswa memiliki proses pembelajaran akan meningkat
seperangkat konsep alternatif tentang karena paradigma baru pendidikan
ide-ide matematika yang sekarang ini juga lebih menekankan
mempengaruhi belajar selanjutnya. pada siswa sebagai manusia yang
Pembentukan pengetahuan memiliki potensi untuk belajar dan
merupakan proses perubahan yang berkembang.
meliputi penambahan, kreasi,
modifikasi, penghalusan, penyusunan METODE
kembali dan bahkan penolakan, 4) Penelitian ini merupakan
pengajaran berlangsung secara penelitian tindakan kelas dengan
interaktif. Siswa menjelaskan dan menggunakan pendekatan kualitatif
memberikan alasan terhadap jawaban dan kuantitatif. Penelitian ini adalah
yang diberikannya, memahami penelitian kualitatif dan kuantitatif

68
PENINGKATAN HASIL BELAJAR JARING-JARING BALOK DAN KUBUS …..
NELLIARTI

dengan jenis penelitiannya penelitian penelitian dimana sebelumnya


tindakan kelas (PTK) atau classroom peneliti meminta persetujuan kepala
action research (CAR). Penelitian sekolah dan observer untuk
ini diawali dengan adanya refleksi melakukan penelitian. Tahap ini
awal terhadap proses pembelajaran dimulai dari pelaksanaan
di SD Negeri 26 Singkarak pembelajaran matematika. Penelitian
Kabupaten Solok. Kegiatan ini ini dilaksanakan dari siklus I sampai
dilaksanakan untuk mengetahui siklus ke II. Kegiatan ini dilakukan
permasalahan yang dihadapi guru oleh peneliti sebagai guru kelas
dan siswa yang berkaitan dengan didampingi observer. Kegiatan
proses pembelajaran jaring-jaring pembelajaran di kelas berupa
balok dan kubus di kelas IV SD kegiatan interaksi guru dan siswa dan
Negeri 26 Singkarak Kabupaten antara siswa dengan siswa.
Solok. Refleksi awal penelitian Dalam kegiatan ini observer
dilakukan dengan mengevaluasi dan peneliti berusaha mengenal,
proses pembelajaran di kelas berupa mengamati, dan mendokumentasikan
diskusi dengan observer tentang semua indikator dari proses hasil
proses pembelajaran yang perubahan yang terjadi, baik yang
dilaksanakan selama ini. Kemudian disebabkan oleh tindakan yang
peneliti dan observer merumuskan terencana maupun dampak intervensi
permasalahan yang diangkat sebagai dalam pembelajaran matematika
permasalahan penelitian yakni melalui pendekatan PMRI.
bagaimana meningkatkan hasil Pengamatan dilakukan secara terus
belajar siswa pada pembelajaran menerus mulai dari siklus I sampai
jaring-jaring balok dan kubus dengan siklus ke II. Hasil pengamatan ini
pendekatan PMRI di kelas IV SD kemudian didiskusikan dengan guru
Negeri 26 Singkarak Kabupaten dan diadakan refleksi untuk
Solok. perencanaan siklus berikutnya.
Sebelum melakukan Refleksi diadakan setiap satu
penelitian kegiatan ini dimulai tindakan berakhir. Dalam tahap ini
dengan menentukan jadwal guru dan peneliti mengadakan

69
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Volume 1 No. 1 Februari 2017

diskusi terhadap tindakan yang baru dikumpulkan dengan teknik


dilakukan. observasi, pelaksanaan, diskusi dan
Data penelitian berupa data dokumentasi.
deskriptif yang diperoleh dari Data penelitian dikumpulkan
observasi dan hasil tes dari setiap menggunakan lembar penilaian RPP,
tindakan perbaikan pembelajaran lembar observasi kegiatan guru dan
jaring-jaring balok dan kubus melalui siswa, dan soal untuk mengumpulkan
Pendekatan PMRI di kelas IV SD hasil belajar siswa. Data yang
yang diteliti. Data tersebut berisi diperoleh dalam penelitian dianalisis
tentang hal-hal yang berkaitan dengan menggunakan analisis data
dengan perencanaan, pelaksanaan, kualitatif dan kuantitatif, yakni
dan hasil pembelajaran. Sumber data analisis data yang dimulai dengan
penelitian adalah proses menelaah sejak pengumpulan data
pembelajaran jaring-jaring balok dan sampai seluruh data terkumpul.
kubus di kelas IV SD Negeri 26 Analisis data kuantitatif ini dilakukan
Singkarak Kabupaten Solok dengan terhadap hasil belajar siswa dengan
pendekatan PMRI yang meliputi menggunakan pendekatan deskriptif.
perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, kegiatan HASIL
evaluasi pembelajaran perilaku guru Penilaian hasil belajar siswa,
dan siswa selama proses rata-rata hasil belajar siswa siklus I
pembelajaran. Data penelitian ini 74 dan pada siklus II 93.

70
PENINGKATAN HASIL BELAJAR JARING-JARING BALOK DAN KUBUS …..
NELLIARTI

Grafik 1. Penilaian Hasil


Belajar
100
90
80
70
60
50
Kognitif
40
30
20
10
0
Siklus I Siklus II

Dengan demikian dapat perencanaan tindakan penerapan


disimpulkan bahwa pelaksanaan pendekatan PMR pada pembelajaran
pembelajaran jaring-jaring balok dan pengurangan bilangan bulat di Kelas
kubus dengan pendekatan PMRI IV SD Negeri 26 Singkarak
terbukti dapat meningkatkan hasil Kabupaten Solok pada siklus I,
belajar siswa di kelas IV SD Negeri sebelum melaksanakan tindakan,
26 Singkarak Kabupaten Solok. guru sudah membuat perencanaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat
PEMBAHASAN Susanto (2007) yang mengatakan
Pembahasan hasil penelitian bahwa rancangan pelaksanaan
tindakan penerapan pendekatan PMR pembelajaran adalah penjabaran
pada Pembelajaran pengurangan silabus ke dalam unit satuan kegiatan
bilangan bulat di Kelas IV SD Negeri pembelajaran untuk dilaksanakan di
26 Singkarak Kabupaten Solok pada kelas karena yang akan dihadapi
siklus I dapat peneliti sajikan sebagai dalam pelaksanaan tindakan adalah
berikut. Berdasarkan paparan data manusia yang siap tumbuh dan
berkembang, bernalar, baik dalam
aspek sikap, dan perilakunya.

71
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Volume 1 No. 1 Februari 2017

Perencanaan mutlak diperlukan agar dapat dilaksanakan siswa setelah


pembelajaran yang disajikan guru mereka mengikuti proses
tidak menyimpang dari tujuan yang pembelajaran. Kompetensi dasar
digariskan. berisikan pernyataan umum tentang
Perencanaan tindakan disusun kompetensi yang seharusnya
berdasarkan hasil refleksi peneliti di dikuasai. Karena pernyataan ini
SD Negeri 26 Singkarak Kabupaten bersifat umum maka masih sulit
Solok. Perencanaan tindakan peneliti diukur kebehasilannya. Kompetensi
lakukan dengan berkolaborasi dasar menunjukkan: (1) kedudukan
bersama observer. Kolaborasi yang pokok-pokok materi tertentu dalam
peneliti lakukan merupakan satu kesatuan isi pembelajaran, (2)
perwujudan salah satu ciri penelitian pedoman melakukan analisis
tindakan kelas, yaitu penelitian pembelajaran dan indikator, (3)
tindakan harus kolaboratif dan tidak ringkasan tujuan materi pokok, dan
dikerjakan oleh orang lain atau orang (4) pedoman menentukan kegiatan
yang tidak terkait dengan pekerjaan pembelajaran.
yang diupayakan perbaikannya Perumusan indikator disusun
(Hanurawan, 2001). Artinya, dalam secara spesifik dan operasional, jelas
penelitian tindakan selalu terjadi dan logis, diurut dari yang mudah ke
kerja sama atau kerja bersama antara yang sukar, dari yang sederhana ke
penulis dan pihak lain demi kompleks, dari konkrit ke abstrak,
keabsahan dan tercapainya tujuan dan dari ingatan ke penilaian.
penelitian. Kolaborasi peneliti Indikator tertulis dengan lengkap dan
dengan observer menghasilkan mencakup semua aspek, serta
rencana tindakan dalam wujud dirumuskan untuk tiap fokus
rencana pelaksanaan pembelajaran. pembelajaran. Indikator dituliskan
Langkah awal dari dalam bentuk kata kerja operasional
perancangan adalah mengidentifikasi yang merupakan tindakan belajar
kompetensi dasar. Kompetensi dasar dalam pencapaian kompetensi dasar.
merupakan pernyataan yang Perumusan yang dilakukan sesuai
mewujudkan perilaku yang harus dengan pendapat Nurgiantoro (2001)

72
PENINGKATAN HASIL BELAJAR JARING-JARING BALOK DAN KUBUS …..
NELLIARTI

yang menyatakan bahwa indikator pembelajaran yang baik diharapkan


pembelajaran hendaklah berupa mencerminkan pertemuan berbagai
tingkah laku yang operasional, aspek sebagai sebuah sistem.
artinya dapat diamati dan diukur Berdasarkan langkah
dengan menggunakan alat penilaian. pembelajaran yang dilakukan dapat
Sumber belajar adalah acuan dibahas sebagai berikut. Pada awal
yang mampu memberikan proses pembelajaran guru sudah memulai
belajar dalam kelas. Sumber belajar pembelajaran dengan memberikan
dapat berupa buku, internet, ahli atau masalah nyata yang dekat dengan
tokoh, dan tempat atau lokasi diri siswa dan dialami oleh siswa
tertentu. Sumber belajar yang sehari-hari. Hal ini sesuai dengan
direncanakan untuk pelaksanaan prinsip pertama pendekatan PMR
tindakan pada siklus I disesuaikan yang dikemukakan oleh Streefland
dengan materi dan menarik minat (dalam Sudharta, 2004) yaitu prinsip
siswa. Hal seperti itu diperlukan pertama PMR akan dilihat apakah
dalam pembelajaran karena siswa guru memulai pelajaran dengan
akan belajar dan terus belajar jika memberi contoh dalam kehidupan
kondisi pembelajaran dibuat sehari-hari dan memberi soal-soal
menyenangkan. Suasana belajar yang pemecahan masalah yang sering
menyenangkan sangat diperlukan terjadi dalam kehidupan siswa.
karena otak tidak akan bekerja Guru kemudian memberikan
optimal bila perasaan dalam keadaan benda kongkrit yang dapat
tertekan. Perasaan senang biasanya dimanipulasi siswa untuk
akan muncul bila belajar memodelkan masalah yang
menggunakan berbagai sumber diberikan. Hal ini sesuai dengan
belajar yang menarik. Langkah karakteristik pembelajaran dengan
pembelajaran merupakan proses PMR yang dikemukakan oleh
berlangsungnya pembelajaran yang Sudharta (2004) dimana siswa masih
ditandai oleh bertemunya guru, berada pada masalah yang nyata
siswa, materi, pendekatan, media, tetapi siswa mulai mengembangkan
dan suasana. Untuk itu, langkah sendiri idenya untuk menyelesaikan

73
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Volume 1 No. 1 Februari 2017

masalah dari bentuk konkret ke Singkarak Kabupaten Solok pada


abstrak. Siswa diminta untuk siklus II peneliti lakukan dengan
memberikan alasan-alasan dari berkolaborasi bersama observer dan
jawaban yang dikemukakannya. mempedomani hasil pelaksanaan
Konsep tersebut kemudian diarahkan tindakan pada siklus I. Kolaborasi
ke matematika formal. Walaupun dilakukan dalam menyusun rencana
masih terdapat kekurangan pada tindakan dan berpedoman pada hasil
pelaksanaannya, namun pada penelitian tindakan siklus I
pertemuan selanjutnya, guru (Herawati, 2007).
hendaknya lebih memperhatikan Setiap kekurangan-kekurangan
kesalahan yang dilakukan pada siklus yang ditemukan selama tindakan
I untuk diperbaiki pada pelaksanaan siklus I merupakan
pelaksanaannya di siklus II. fokus utama yang harus diperhatikan
Pembahasan hasil penelitian dalam menyusun perencanaan
tindakan penerapan pendekatan PMR tindakan siklus II. Hasil perencanaan
pada Pembelajaran pengurangan tersebut dituangkan dalam rencana
bilangan bulat di Kelas IV SD Negeri pelaksanaan pembelajaran.
26 Singkarak Kabupaten Solok pada Sama halnya dengan siklus I,
siklus II dapat peneliti sajikan pada siklus II, langkah awal dari
sebagai berikut. Berdasarkan paparan perancangan adalah mengidentifikasi
data perencanaan tindakan penerapan kompetensi dasar. Kompetensi dasar
pendekatan PMR pada pembelajaran merupakan pernyataan yang
pengurangan bilangan bulat di Kelas mewujudkan perilaku yang harus
IV SD Negeri 26 Singkarak dapat dilaksanakan siswa setelah
Kabupaten Solok pada siklus II, mereka mengikuti proses
sebelum melaksanakan tindakan, pembelajaran. Kompetensi dasar
guru sudah membuat perencanaan. berisikan pernyataan umum tentang
Perencanaan tindakan kompetensi yang seharusnya
penerapan pendekatan PMR pada dikuasai. Karena pernyataan ini
Pembelajaran pengurangan bilangan bersifat umum maka masih sulit
bulat di Kelas IV SD Negeri 26 diukur kebehasilannya. Kompetensi

74
PENINGKATAN HASIL BELAJAR JARING-JARING BALOK DAN KUBUS …..
NELLIARTI

dasar menunjukkan: (1) kedudukan belajar dalam kelas. Sumber belajar


pokok-pokok materi tertentu dalam dapat berupa buku, internet, ahli atau
satu kesatuan isi pembelajaran tokoh, dan tempat atau lokasi
membaca puisi dengan pendekatan tertentu. Sumber belajar yang
proses, (2) pedoman melakukan direncanakan untuk pelaksanaan
analisis pembelajaran dan indikator, tindakan pada siklus II disesuaikan
(3) ringkasan tujuan materi pokok, dengan materi dan menarik minat
dan (4) pedoman menentukan siswa. Hal seperti itu diperlukan
kegiatan pembelajaran. dalam pembelajaran karena siswa
Perumusan indikator disusun akan belajar dan terus belajar jika
secara spesifik dan operasional, jelas kondisi pembelajaran dibuat
dan logis, diurut dari yang mudah ke menyenangkan. Suasana belajar yang
yang sukar, dari yang sederhana ke menyenangkan sangat diperlukan
kompleks, dari konkrit ke abstrak, karena otak tidak akan bekerja
dan dari ingatan ke penilaian. optimal bila perasaan dalam keadaan
Indikator tertulis dengan lengkap dan tertekan. Perasaan senang biasanya
mencakup semua aspek, serta akan muncul bila belajar
dirumuskan untuk tiap fokus menggunakan berbagai sumber
pembelajaran. Indikator dituliskan belajar yang menarik.
dalam bentuk kata kerja operasional Langkah pembelajaran
yang merupakan tindakan belajar merupakan proses berlangsungnya
dalam pencapaian kompetensi dasar. pembelajaran yang ditandai oleh
Perumusan yang dilakukan sesuai bertemunya guru, siswa, materi,
dengan pendapat Nurgiantoro (2001) pendekatan, media, dan suasana.
yang menyatakan bahwa indikator Untuk itu, langkah pembelajaran
pembelajaran hendaklah berupa yang baik diharapkan mencerminkan
tingkah laku yang operasional, pertemuan berbagai aspek sebagai
artinya dapat diamati dan diukur sebuah sistem. Pada tahap
dengan menggunakan alat penilaian. pendahuluan, guru sudah memulai
Sumber belajar adalah acuan pembelajaran dengan memberikan
yang mampu memberikan proses masalah kontekstual sehari-hari.

75
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Volume 1 No. 1 Februari 2017

Pada tahap ini guru memberikan mereka tentang permasalahan yang


masalah kontekstual kepada siswa diberikan. Memang tidak semua
berupa cerita. Hal ini sesuai dengan siswa yang mampu menyelesaikan
tahap-tahap pembelajaran masalah yang diberikan guru,
matematika dengan pendekatan PMR sehingga guru pun membimbing
yang dijelaskan oleh Sunardi (2001). mereka pertanyaan-pertanyaan
Untuk karakteristik lanjutan sebagai penuntuk mereka
penggunaan model-model, guru untuk memahami konsep luas. Pada
berusaha untuk memberikan tahap ini setelah masalah kontekstual
kesempatan kepada siswa yang yang diberikan telah dipahami oleh
belum memahami permasalahan siswa dan situasi yang riil tersebut
yang diberikan untuk bertanya telah dirasakan dan dialami oleh
tentang masalah kontekstual yang siswa, maka guru memfasilitasi
ada. Melalui penjelasan yang siswa untuk belajar optimal.
diberikan, siswa mulai mampu Guru telah mengaitkan
mengindentifikasi permasalahan dan pembelajaran dengan materi
memodelkan permasalahan dalam pembelajaran lain sehingga ada
kalimat matematika. Hal ini sesuai keterkaitan dalam pembelajaran.
dengan karakteristik PMR yaitu Guru juga telah menngelola kelas
interaktifitas pada proses dengan baik sehingga pembelajaran
pembelajaran, baik sesama siswa, berlangsung secara interaktif dan
maupun siswa dengan guru. melibatkan siswa secara holistik.
Untuk karakteristik Dengan pengetahuan dan konsep
menggunakan produksi dan yang mereka ketahui, siswa dapat
konstruksi pengetahuan, guru telah menyelesaikan dengan cepat soal-
melibatkan siswa untuk soal yang diberikan. Kemudian guru
mengaktifkan pengetahuan awal dan siswa merefleksi dan
yang dimiliki siswa sehingga siswa menyimpulkan kegiatan diskusi yang
mampu untuk menyelesaikan telah mereka laksanakan dan
masalah yang diberikan. Guru telah memberi penegasan-penegasan
menanyakan bagaimana pendapat

76
PENINGKATAN HASIL BELAJAR JARING-JARING BALOK DAN KUBUS …..
NELLIARTI

tentang konsep-konsep yang telah menurut Zulkardi (2001) yaitu: 1)


mereka pelajari. penggunaan konteks dunia nyata, 2)
Jumlah siswa yang mau penggunaan model-model, 3)
terlibat dalam proses pembelajaran penggunaan proses produksi dan
pada siklus II baik dalam menjawab konstruksi, 4) pembelajaran
pertanyaan guru atau bertanya berlangsung secara interaktif, dan 5)
kepada guru sudah bertambah adanya keterkaitan (intertwining).
banyak jika dibandingkan dengan Penilaian rencana pelaksanaan
pelaksanaan pembelajaran pada pembelajaran (RPP) dilaksanakan
siklus I. Pembelajaran telah bisa dengan menggunakan lembar
dikatakan berhasil. Pada siklus II ini, penilaian RPP (IPKG) dengan
jika dilihat dari ketuntasan belajar persentase sebesar 74% pada siklus I
siswa, untuk siklus II, ketuntasan meningkat menjadi 93% pada siklus
belajar siswa telah dikualifikasikan II.
sangat baik dan KKM kelas telah Pelaksanaan pembelajaran
tercapai. pengurangan bilangan bulat dengan
pendekatan PMR di kelas IV SD
SIMPULAN Negeri 26 Singkarak Kabupaten
Berdasarkan hasil penelitian Solok telah dilaksanakan sesuai
dan pembahasan peningkatan hasil dengan rencana pelaksanaan
belajar pengurangan bilangan bulat pembelajaran yang disusun bersama
dengan pendekatan PMR bagi siswa dengan observer. Pelaksanaan
kelas IV SD Negeri 26 Singkarak pembelajaran dilaksanakan dalam
Kabupaten Solok dapat disimpulkan dua siklus dan disesuaikan dengan
beberapa hal sebagai berikut: perbaikan rencana dari pertemuan
Rencana pembelajaran pengurangan sebelumnya. Pembelajaran pada
bilangan bulat dengan menggunakan siklus I belum berhasil dengan baik
pendekatan PMR bagi siswa kelas IV karena masih banyak siswa yang
SD Negeri 26 Singkarak Kabupaten belum mampu untuk memanipulasi
Solok dibuat dengan menerapkan media ceker dan manik-manik untuk
karakteristik pendekatan PMR menyelesaikan masalah yang

77
diberikan guru. Peneliti masih belajar siswa kelas IV SD Negeri 26
banyak memberikan bimbingan saat Singkarak Kabupaten Solok.
siswa melakukan kegiatan. Oleh
sebab itu penelitian dilanjutkan ke SARAN
siklus II. Untuk pembelajaran pada Berkenaan dengan uraian
siklus II pembelajaran sudah hasil penelitian, peneliti
terlaksana dengan baik. Karakteristik mengemukakan beberapa saran yang
pendekatan PMR pada masing- sekiranya dapat memberikan
masing kegiatan pada telah Nampak masukan untuk dapat meningkatkan
dan siswa sudah terlibat aktif dalam hasil belajar siswa, sebagai berikut:
pembelajaran, sehingga hasil belajar Kepada guru kelas IV hendaknya
siswa sudah mengalami peningkatan. dapat membuat rancangan
Hasil belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran pengurangan bilangan pengurangan bilangan bulat atau
bulat dengan pendekatan PMR di untuk materi pelajaran lain dengan
kelas IV SD Negeri 26 Singkarak menggunakan pendekatan PMR
Kabupaten Solok juga mengalami karena dengan penerapan pendekatan
peningkatan. Hal ini dapat dilihat PMR terbukti dapat meningkatkan
dari hasil penilaian proses hasil belajar pengurangan bilangan
menggunakan lembar observasi dan bulat siswa. Bagi kepala sekolah
tes untuk penilaian hasil belajar hendaknya senantiasa memotivasi
siswa. Dimana dari hasil evaluasi tes dan mengarahkan guru kelas agar
akhir siswa terlihat adanya mampu untuk menggunakan
peningkatan rata-rata hasil belajar pendekatan PMR dalam
siswa dari 74 pada siklus I menjadi pembelajaran matematika di sekolah
93 pada siklus II. Dengan demikian dan memantau proses
dapat disimpulkan bahwa penerapan pelaksanaannya. Saran juga
pendekatan PMR dalam disampaikan kepada peneliti
pembelajaran pengurangan bilangan selanjutnya, terutama guru-guru yang
bulat telah dapat meningkatkan hasil berminat untuk melakukan penelitian
tindakan kelas, agar meneliti

78
PENINGKATAN HASIL BELAJAR JARING-JARING BALOK DAN KUBUS …..
NELLIARTI

penggunaan pendekatan PMR pada Terbuka.Gravemeijer. 1994.


materi lain atau jenjang kelas lain. Developing Realitics
Mathematics Education.
DAFTAR RUJUKAN Freudenthal institute. Utrecht.
Amir, Taufiq. 2009. Inovasi Nurgiantoro. 2001. “Merencanakan
Pendidikan Melalui Problem Pembelajaran yang
Based Learning. Jakarta: Menyenangkan.? Jakarta:
Kencana Predana Bumi Aksara.
Media Group. Rejeki, Sri. 2009. “Research Design:
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Pengurangan Bilangan
Penelitian Tindakan Kelas. Bulat.” www.PM4RI.id
Jakarta: Bumi Aksara Sudharta. 2004. “Pendekatan
Hanurawan.2001. “Penelitian Matematika Realistik dalam
Tindakan Kelas Itu Mudah, Pembelajaran.” Surabaya:
Jika Tahu Triknya.” Makalah PM4RI.
Online. Sunardi. 2001. “Pembelajaran
http://www.bloggerkreatif.co Matematika dengan Konsep
m/pemb/matematika. Diakses Realistik.” Jakarta: Gema
tanggal 14 Maret 2012. Persada Pers.
Herawati. 2007. “Melaksanakan PTK Susanto. 2007. “Pembelajaran
dengan Mudah.” Bandung: dengan KTSP 2006.” Jakarta:
UPI Press. Bumi Aksara.
Husnaini. 2008. “Penilaian Hasil Wena ,Made. 2010. Strategi
Belajar.” Laporan Penelitian. Pembelajaran Inovatif
UPI Bandung.Muslich, Kontemporer Suatu Tinjauan
Masnur. 2001. Pembelajaran Konseptual Operasional.
Berbasis KTSP. Bandung: Jakarta: Bumi Aksara
Remaja Rosda Karya.
Muhsetyo, Gatot. 2009.
“Pembelajaran Matematika
SD.” Jakarta: Universitas

79
Zulkardi. 2001. RMEI Memang
Beda. (Online) diakses dari
http://www.RMEi.or.id/artike
l/index.php?main=3 akses tgl
2 Maret 2008.

80

Anda mungkin juga menyukai