Anda di halaman 1dari 9

Vol. 6 – No.

2, year (2022), page 40-48


| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan


Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Sari Rezky Nasution1, Abdul Mujib2


1,2(Pascasarjana, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan, Indonesia).

* Corresponding Author. E-mail: 1sarinst20@gmail.com

Receive: 05/08/2021 Accepted: 21/12/2021 Published: 01/03/2022

Abstrak
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah di MTs Lab IKIP Al-Washliyah Medan T.A. 2020/2021. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:1.Pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis.2.Pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap pencapaian kemandirian belajar siswa. Jenis penelitian
ini adalah eksperimen. Sample dalam penelitian ini adalah 60 siswa kelas VII yang berasal dari dua kelas yaitu kelas
eksperimen berjumlah 30 siswa dan kelas kontrol berjumlah 30 siswa pada satu sekolah MTs Lab IKIP Al-Washliyah
Medan. Kelas Eksperimen diberikan dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan kelas kontrol diberi Pembelajaran
Konvensional. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari tes kemampuan pemecahan masalah dan
angket Kemandirian Belajar siswa. Tes hasil belajar dalam bentuk essay yang telah di uji validitas, realibilitas, daya beda,
dan tingkat kesukaran. Teknik analisis data menggunakan uji atau uji independent sampel t test dengan menggunakan
bantuan SPSS 20.0. Hasil penelitian menunjukan: 1.Ada pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis.2.Ada pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap pencapaian
kemandirian belajar siswa.
Kata Kunci: Pemecahan masalah, Kemandirian Belajar siswa, Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran
Konvensional.

Abstract
Improving Mathematical Problem Solving Ability and Independent Learning of Students Through Problem-Based Learning
at MTs Lab IKIP Al-Washliyah Medan T.A. 2020/2021. This study aims to determine: 1. The effect of problem-based
learning on increasing mathematical problem solving abilities. 2. The effect of problem-based learning on the
achievement of student learning independence. This type of research is experimental. The sample in this study were 60
seventh grade students from two classes, namely the experimental class with 30 students and the control class with 30
students at one school at MTs Lab IKIP Al-Washliyah Medan. Experiment class is given with Problem Based Learning
(PBM) and control class is given Conventional Learning. The instruments used in data collection consisted of a problem-
solving ability test and a student learning independence questionnaire. The learning outcomes test is in the form of an
essay that has been tested for validity, reliability, discriminating power, and level of difficulty. The data analysis technique
used test or independent sample t test using SPSS 20.0. The results of the study show: 1.There is an effect of problem-
based learning on increasing mathematical problem solving abilities. 2. There is an effect of problem-based learning on
the achievement of student learning independence.
Keywords: Problem solving, Independent Learning of students, Problem Based Learning, Conventional Learning.

Pendahuluan tetapi sudah seharusnya merupakan proses


Dalam situasi masyarakat yang selalu yang mengantisipasi dan membicarakan
berkembang dan semakin ketatnya masa depan. Pendidikan hendaknya melihat
persaingan di era globalisasi saat ini, jauh ke depan dan memikirkan apa yang
pendidikan adalah ujung tombak yang paling akan dihadapi peserta didik dimasa yang
utama. Idealnya pendidikan tidak hanya akan datang.
berorientasi pada masa lalu dan masa kini,

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (2), Year 2022- 41
(Sari Rezky Nasution, Abdul Mujib)

Sesuai pada kurikulum 2013 ataupun matematika di klasifikasikan dalam lima jenis
kurikulum KTSP yang berlaku pada saat ini, kemampuan, yaitu: pemahaman
pembelajaran harus terpusat pada siswa yang matematikapemecahan masalah matematik,
bisa menggali keseluruhan kemampuan komunikasi matematik, penalaran matematik,
siswa. Kurikulum yang berlaku pada saat ini dan koneksi matematik. Kemampuan
harus melaksanakan pembelajaran yang komunikasi matematik dan pemecahan
inovatif, yang menggali potensi – potensi masalah terdapat didalamnya, yakni
peserta didik. kemampuan dasar matematika yang harus
Meskipun demikian, guru lebih suka dimiliki.
menerapkan model lama, yaitu Selain kemampuan dasar yang harus
pembelajaran yang terpusat pada guru. Sebab dimiliki, untuk terciptanya pembelajaran yang
metode lama seperti ceramah, dianggap lebih tersental pada siswa sikap yang penting
praktis dan tidak memerlukan alat dan dimiliki adalah kemandirian belajar. Karena
bahan praktek, cukup menjelaskan konsep– kemandirian belajar merupakan sikap yang
konsep yang ada pada buku ajar atau mampu berdiri sendiri tidak menggantungkan
refereensi lain. Dalam hal ini siswa tidak di diri kepada orang lain, dan mempunyai
ajarkan untuk aktif. Dalam hal ini butuh kesadaran, keaktifan serta inisiatif belajar
pendekatan pembelajaran yang dapat sendiri dalam mencapai tujuannya. Sikap
memahami bagaimana proses belajar yang tersebut tak kalah pentingnya untuk dimiliki
sesungguhnya, dimana dapat berfikir dan selain kemampuan pemecahan masalah
memotivasi dirinya sendiri sehingga tercipta dan komunikasi matematik.
peserta didik yang mandiri. Masalah ini Pentingnya kemampuan pemecahan
banyak di jumpai dalam kegiatan proses masalah matematis dan kemandirian belajar
belajar pembelajaran di kelas, oleh karena itu termuat dalam tujuan umum pembelajaran
perlu menerapkan suatu pendekatan matematika yang telah disusun oleh
pembelajaran yang inovatif untuk membantu pemerintah melalui Badan Standar Nasional
siswa memahami materi ajar yang dapat Pendidikan (BSNP) yang tertuang dalam
diajarkan dan di aplikasikan dalam kehidupan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, diantaranya
sehari–hari. agar siswa memiliki kemampuan untuk:
Salah satu masalah pokok dalam 1. Memecahkan masalah yang
kehidupan sehari–hari pada pendidikan meliputi kemampuan memahami masalah,
formal (sekolah) terutama mata pelajaran merancang model matematika,
matematika saat ini adalah masih menyelesaikan model, dan menafsirkan
rendahnya kompetensi yang dimiliki peserta solusi yang diperoleh;
didik. Prestasi ini tentunya merupakan hasil 2. Mengkomunikasikan gagasan
kondisi pembelajaran yang masih bersifat dengan simbol, tabel, diagram, atau media
konvensional dan tidak menyentuh ranah lain untuk memperjelas keadaan atau
dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu masalah;
kurang memaknai bagaimana sebenarnya 3. Memiliki sikap menghargai
belajar itu (belajar untuk belajar). kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
Pada proses penemuan dan berfikir rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
dalam kegiatan pembelajaran, terutama pada mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
proses pembelajaran matematika ada percaya diri dalam pemecahan masalah.
beberapa kemampuan dasar yang harus Selain pemecahan kemampuan masalah
dimiliki oleh peserta didik diantaraya sebagai bagian dari hard-skill yang artinya
kemampuan pemecahan masalah bahwa kemampuan yang dapat diasah melalui latihan
secara garis besar, kemampuan dasar dan pendidikan. Hard-skill juga memuat

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (2), Year 2022- 42
(Sari Rezky Nasution, Abdul Mujib)

perilaku afektif, kemandirian merupakan memungkinkan terjadinya pembelajaran yang


salah satu aspek afektif yang sangat penting mandiri.
bagi individu. Seseorang dalam menjalani Untuk mencapai tujuan tersebut peran
kehidupan ini tidak pernah lepas dari cobaan guru sangat berpengaruh terhadap
dan tantangan. Individu yang memiliki pencapaian dan target pembelajaran,
kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi namun peran guru sampai saat ini masih
segala permasalahan karena individu yang menjadi pusat informasi. Hal ini tentu saja
mandiri tidak tergantung pada orang lain, sangat berpengaruh terhadap kemandirian
selalu berusaha menghadapi dan memecahkan belajar siswa, sehingga siswa terus dimanjakan
masalah yang ada. selalu mendapatkan informasi tanpa mencari
Kemandirian belajar sangat dibutuhkan informasi dan memecahkan masalah sendiri.
dalam menghadapi dan memecahkan Padahal jika mereka aktif, informasi tersebut
masalah pada pelajaran matematik. bisa diperoreleh dari multi arah, baik itu dari
Sumarmo (Koswara dan Hendriana: 2015) guru, teman, dirinya sendiri, berbagai buku
menyatakan bahwa kemandirian belajar referensi lainnya, bahkan di jaman secanggih
merupakan proses perancangan dan ini informasi pembelajaran matematika dapat
pemantauan diri yang seksama terhadap diperoleh dengan mudah hanya dengan
proses kognitif dan afektif dalam menggunakan internet yang bisa di akses
menyelesaikan suatu tugas akademik. Dalam kapanpun dan dimanapun.
hal ini Hargis (Sumarmo : 2014) menekankan Kemampuan pemecahan masalah
bahwa yang dimaksud kemandirian belajar matematis dan kemandirian siswa, dapat
bukan merupakan kemampuan mental ditingkatkan dengan sebuah terobosan
atau keterampilan akademik tertentu, tetapi pendekatan pembelajaran yang inovatif, agar
merupakan proses pengarahan diri dalam pola pikir peserta didik dalam menghadapi
mentransformasi kemampuan mental dalam tantangan pada mata peajaran matematika di
keterampilan akademik tertentu. arahkan ke arah yang lebih baik. Sejalan
Namun sangat di sayangkan kenyataan dengan pendapat Hendriana, Sumarmo dan
dilapangan kemampuan pemecahan masalah Rohaeti (2013) Kemampuan pemecahan
matematika dan kemandirian belajar masih masalah matematis siswa yang mendapat
sangat rendah. Rendahnya kompetensi dan pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari
hasil belajar peserta didik yang masih pada kelas konvensional yang tergolong
memprihatinkan dan pembelajaran masih sedang.
terpusat pada guru seolah–olah mewakili Salah satu penyebab rendahnya hasil
kemampuan tersebut masih rendah. Dengan belajar matematika siswa di akibatkan banyak
demikian kemampuan pemecahan masalah siswa menganggap matematika sangat sulit
dan kemandirian belajar pun masih rendah. untuk dipelajari. Hal ini dikemukankan siswa
Kondisi ini ditunjukan oleh hasil kelas VII MTs LAB-IKIP AL-Washliyah Medan,
dari The Third International Mathematics bahwa pembelajaran matematika sangat sulit
Sciane Study (TIMSS) bahwa dan pemecahan masalahnya.
kemampuan siswa dalam menyelesaikan Rendahnya kemampuan pemecahan
saol–soal tidak rutin (soal pemecahan masalah masalah juga terlihat dari hasil observasi awal
dan komunikasi matematis) sangat lemah, dan wawancara guru matematika MTs LAB-
namun relative baik dalam menyelesaikan IKIP AL-Washliyah Medan, bahwa siswa
soal biasa sehari–hari Namira (2014) serta mengalami kesulitan dalam pemecahan
pernyataan Kurniasih (2015) kemandirian masalah, guru mengungkapkan bahwa siswa
belajar siswa masih rendah sehingga sulit enggan bertanya ketika terjadi ketidaktauan
saat guru menjelaskan, sehingga siswa tidak
Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (2), Year 2022- 43
(Sari Rezky Nasution, Abdul Mujib)

memahami soal sehingga siswa tidak mampu test. Jika signifikansi atau nilai probabilitas >
bagaimana cara menyelesaikannya. 0,05, maka data berasal dari populasi-populasi
Oleh karena kemampuan pemecahan yang mempunyai varians yang sama. Jika
masalah matematika sangat penting dan signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka
merupakan fokus utama dalam pembelajaran data berasal dari populasipopulasi yang
matematika maka guru sebaiknya mencari mempunyai varians tidak sama.
solusi untuk mengatasi permasalahan Hipotesis satu adalah untuk mengetahui
tersebut. Salah satu hal yangmemberikan peningkatan kemampuan pemecahan
pengaruh terhadap kemampuan siswa setelah masalah matematis siswa yang
belajar adalah proses pembelajaran yang mendapatkan pembelajarn pendekatan
diterapkan kepada siswa. Memecahkan berbasis masalah. Uji Hipotesis Kedua adalah
masalah khususnya masalah dalam mata untuk mengetahui ada pengaruh
pelajaran matematika, siswa harus paham apa pembelajaran berbasis masalah terhadap
yang menjadi masalah dan menentukan rumus pencapaian kemandirian belajar siswa
atau teorema apa yang tepat digunakan untuk Untuk menguji hipotesis digunakan
memecahkan suatu masalah berdasarkan data analisis test dengan rumus uji statistik t .
yang diberikan dalam soal. -Bila t hitung lebih kecil dari pada t tabel ( t
Pada tahap ini peneliti melaksanakan hitung ≤ t tabel ) 𝐻𝐻0 diterima 𝐻𝐻1 ditolak
analisis terhadap seperangkat data yaitu data -Bila t hitung lebih besar dari pada t tabel ( t
pretes dan postes kemamapuan pemecahan hitung > t tabel ) 𝐻𝐻0 ditolak 𝐻𝐻1 diterima.
masalah serta kemandirian. Menganalisis data a. Jika nilai signifikasi atau sig(2-tailed) > 0,05
hasil pretest dan posttest serta menghitung N- 𝐻𝐻0 diterima 𝐻𝐻1 ditolak.
gain antara pretest dan posttest. b. Jika nilai signifikasi atau sig(2-tailed) < 0,05
Uji normalitas merupakan uji yang 𝐻𝐻0 ditolak 𝐻𝐻1 diterima
dilakukan sebagai prasyarat untuk melakukan Metode
analisis data. Uji normalitas dilakukan sebelum
Sesuai dengan masalah dan hipotesis
data diolah berdasarkan model-model
yang dikemukakan maka penelitian yang akan
penelitian yang diajukan. Uji normalitas data
dilakukan ini adalah penelitian deskriptif
bertujuan untuk mendeteksi distribusi data
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
dalam satu variabel yang akan digunakan
bertujuan untuk mengetahui peningkatan
dalam penelitian. Data yang baik dan layak
kemampuan pemecahan masalah matematis
untuk membuktikan model-model penelitian
dan kemandirian belajar siswa melalui
tersebut adalah data distribusi normal. Uji
pembelajaran berbasis masalah. Oleh karena
normalitas yang digunakan adalah uji
itu, penelitian ini merupakan penelitian
Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 2013:257).
eksperimen dengan jenis penelitian quasi
Data dikatakan normal, apabila nilai signifikan
eksperimen (eksperimen semu).
lebih besar 0,05 pada (P>0,05). Sebaliknya,
Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu
apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
variabel bebas dan variable terikat. Sebagai
pada ((P<0,05), maka data dikatakan tidak
variabel bebas dalam penelitian ini adalah
normal.
pembelajaran dengan menggunakan
Uji homogenitas dilakukan untuk
pembelajaran berbasis masalah dan
mengetahui apakah data dari masing-masing
Pendekatan Pembelajaran konvensional.
kelompok sampel mempunyai varians populasi
Variabel terikat merupakan variabel yang
yang homogen atau tidak. Jika masing–masing
dipengaruhi oleh variabel bebas. Terdapat 2
kelompok berdistribusi normal, maka
variabel terikat pada penelitian ini yaitu
dilanjutkan dengan pengujian homogenitas
kemandirian belajar siswa dan kemampuan
varians kedua kelas menggunakan uji Levene
pemecahan masalah siswa.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (2), Year 2022- 44
(Sari Rezky Nasution, Abdul Mujib)

Penelitian ini merupakan disain Tabel 1. Dekripsi Data Gain Skor Siswa
eksperimen semu dengan disain kelompok Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
control pretest-postest. Berdasarkan
permasalahan yang dikemukakan, penelitian
N Range Min Max
ini merupakan penelitian eksperimen. Metode
Statistic Statistic Statistic Statistic
penelitian eksperimen adalah penelitian yang NGain_Score 60 ,72 ,05 ,77
dapat menguji hipotesis menyangkut Valid N Sum Mean Std. Variance
(listwise) Deviation
hubungan kausal atau sebab-akibat. Dalam Statistic Statistic Std. Statistic Statistic
penelitian eksperimen peneliti memanipulasi 20,60 ,3434
Error
,02122 ,16434 ,027
paling sedikit satu variabel, mengontrol
variabel yang relevan, dan mengobservasi Dari tabel1. diatas dapat dilihat nilai
efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih rata-rata Ngain Score pemecahan masalah
variabel terikat.
siswa 0,334 dengan standar deviasi 0,16434
Penelitian ini menggunakan dua kelas
pembanding dikarenakan pada penelitian ini
Selanjutnya data Ngain Score dilakukan
penulis ingin melihat apakah pembelajaran
uji normalitas dengan menggunakan uji
berbasis masalah dapat mempengaruhi
kolmogorov-smirnov dengan bantuan SPSS
kemandirian belajar siswa dan kemampuan
20.0. Hasil uji normalitas Ngain Score dapat
pemecahan masalah siswa dengan melihat
dilihat pada tabel berikut:
pengaruh yang diperoleh dari pendekatan Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Ngain Score
yang diberikan. Sasaran dalam penelitian ini Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
adalah siswa kelas VII MTS LAB. IKIP Al-
Washliyah Medan. One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Instrumen yang digunakan untuk Test
Ngain_Score
memperoleh data yang diperlukan pada
penelitian ini adalah tes. Soal yang N 60
dikembangkan untuk tes adalah soal-soal Normal Parametersa,b Mean .3434
urian, dengan alasan melalui tes urian dapat
Std. .16434
dilihat proses berpikir siswa dan ketelitian Deviation
siswa melalui langkah-langkah yang dilakukan Most Extreme Absolute .054
Differences
dalam menyelesaikan soal. Instrumen jenis tes Positive .054
ini dikembangkan oleh peneliti dari materi Negative -.047
Test Statistic .054
segitiga. Instrumen ini digunakan untuk
mengukur kemampuan pemecahan masalah Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

matematis siswa. Sedangkan untuk mengukur a. Test distribution is Normal.


kemandirian belajar siswa digunakan b. Calculated from data.
instrumen jenis non tes berupa skala likert.
c. Lilliefors Significance Correction.
Hasil dan Pembahasan d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan hasil pretes dan postes
kemampuan pemecahan masalah yang Dari table2. diatas dapat dilihat hasil uji
diperoleh siswa dapat dianalis dengan normalitas data ngain score kemampuan
menghitung skor gain ternormolisasinya. Hasil pemecahan masalah siswa kedua kelas yaitu
gain skor kedua kelompok kelas eksperimen kelas PBM dan kelas Konvensional memiliki
dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel sebaran data yang berdistribusi normal
berikut: dengan nilai probabilitas sign.> 0,05.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (2), Year 2022- 45
(Sari Rezky Nasution, Abdul Mujib)

Selanjutnya data Ngain Score 20.0. Hasil uji normalitas Ngain Score dapat
pemecahan masalah siswa dilakukan uji dilihat pada tabel berikut:
homogenitas dengan hasil uji homogenitas Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Ngain Score
dapat dilihat pada tabel berikut: Kemandirian Belajar Siswa
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Ngain Score
Pemecahan Masalah Siswa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
NGain_Sco
re
N 60
Normal Mean -1.2535
Test of Homogeneity of Variances Parametersa,b
Std. 1.62891
NGain_Score Deviation
Most Extreme Absolute .291
Levene Statistic df1 df2 Sig. Differences
Positive .224
,440 1 58 ,510 Negative -.291
Test Statistic .291
Asymp. Sig. (2-tailed) .102c
Tabel.3 diatas menunjukan bahwa
a. Test distribution is Normal.
berdasarkan data ngain score kedua kelompok
kelas dari uji homogenitas dengan tehnik b. Calculated from data.
Levene’s Test diperoleh nilai probabilitas atau c. Lilliefors Significance Correction.
sign sebesar 0,510 > 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data kelompok memiliki Dari tabel5. diatas dapat dilihat hasil uji
varians yang homogen. normalitas data ngain score kemampuan
pemecahan masalah siswa kedua kelas yaitu
Berdasarkan hasil pretes dan postes kelas PBL dan kelas Konvensional memiliki
Kemandirian Belajar siswa dapat dianalisis sebaran data yang berdistribusi normal
yang diperoleh dengan menghitung skor gain dengan nilai probabilitas sign.> 0,05.
ternormalitasnya. Hasil gain skor kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada tabel Selanjutnya data Ngain Score
berikut: pemecahan masalah siswa dilakukan uji
Tabel 4. Deskripsi Data Gain Skor Kemandirian homogenitas dengan hasil uji homogenitas
Belajar Siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Ngain Score
N Range Min Max Kemandirian Belajar Siswa
Statistic Statistic Statistic Statistic
NGain_Score 60 10.03 -10,80 .03
Valid N Sum Mean Std. Variance
(listwise) Deviation Test of Homogeneity of Variances
Statistic Statistic Std. Statistic Statistic
Error NGain_Score
-75,21 -1,2535 ,21029 1,62891 2.653 Levene df1 df2 Sig.
Statistic
2,297 1 58 ,135
Dari tabel4. diatas dapat dilihat nilai
rata-rata Ngain Score Kemandirian Belajar
siswa -1,2535 dengan standar deviasi 1,62891. Tabel6. diatas menunjukan bahwa
berdasarkan data ngain score kedua kelompok
Selanjutnya data Ngain Score dilakukan kelas dari uji homogenitas dengan tehnik
uji normalitas dengan menggunakan uji Levene’s Test diperoleh nilai probabilitas atau
kolmogorov-smirnov dengan bantuan SPSS sign sebesar 0,135 > 0,05, sehingga dapat

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (2), Year 2022- 46
(Sari Rezky Nasution, Abdul Mujib)

disimpulkan bahwa data kelompok memiliki terhadap pencapaian kemandirian belajar


varians yang homogen. siswa. Pengujian hipotesis kedua dilakukan
pada data postes Kemandirian Belajar siswa
Hipotesis satu adalah untuk mengetahui yang diberikan pembelajaran dengan
peningkatan kemampuan pemecahan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan data
masalah matematis siswa yang mendapatkan postes Kemandirian Belajar siswa yang
pembelajaran pendekatan berbasis masalah. diberikan pembelajaran dengan Pendekatan
Pengujian hipotesis dilakukan pada data gain Konvensional. Maka hipotesis yang kedua
skor pemecahan masalah kedua kelompok menggunakan uji Anava Dua Jalur dengan
kelas menggunakan uji t dengan bantuan SPSS bantuan SPSS 20 hasil uji t dapat dilihat pada
20 hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut: tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Uji t Kemampuan Pemecahan Tabel 8. Hasil Uji t Kemandirian Belajar `
Masalah Siswa
Group Statistics Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Std. Kelompok N Mean Std. Std.
Ngain_Score Deviation Error Ngain_Score Deviation Error
Mean Mean
PBL 30 .4407 .12740 .02326 PBL 30 - 2.17768 .39759
Konvensional 30 .2461 .13828 .02525 1.6460
Konvensional 30 .- .58072 .10602
.8610
Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances Independent Samples Test


Equal F Sig.
varian .454 .503
ces Levene's Test for Equality of Variances
Ngain_S assum Equal F Sig.
core ed varian 4.825 .032
95% ces
t-test for Equality of Means Confidence Ngain_S assum
Interval of core ed
the 95%
Difference t-test for Equality of Means Confidence
Equal T Df Sig. Mean Std. Low Upp Interval of
varian (2- Differe Error er er the
ces taile nce Differe Difference
assum d) nce Equal T Df Sig. Mean Std. Lowe Upp
ed 5.6 58 .000 .19463 .03433 .125 .263 varian (2- Differe Error r er
70 91 34 ces taile nce Differe
Equal assum d) nce
varian 5.6 57.6 .000 .19463 .03433 .125 .263 ed - 58 .000 - .41148 - .038
ces not 70 15 91 35 1.9 .78497 1.608 70
assum 08 64
ed Equal
varian - 33.1 .000 - .41148 - .052
ces 1.9 04 .78497 1.622 09
not 08 04
Dari tabel7. diatas dapat kita lihat bahwa assum
ed
uji t dimana nilai sign.(2-tailed) sebesar 0,000
dengan α = 0,05, berarti 0,00 < 0,05 maka H_0 Dari tabel8. diatas dapat kita lihat bahwa
ditolak dan H_1diterima, dengan kesimpulan uji t sign.(2-tailed) sebesar 0,000 dengan α =
ada peningkatan kemampuan pemecahan 0,05, berarti 0,00 < 0,05 maka H_0 ditolak dan
masalah matematis siswa yang H_1diterima, dengan kesimpulan ada
mendapatkan pembelajaran pendekatan pengaruh pembelajaran berbasis masalah
berbasis masalah. terhadap pencapaian kemandirian belajar
siswa.
Hipotesis kedua yang diajukan adalah
ada pengaruh pembelajaran berbasis masalah

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (2), Year 2022- 47
(Sari Rezky Nasution, Abdul Mujib)

Hasil analisis data penelitian sedangkan nilai rata-rata postes kemampuan


menunjukan bahwa ada peningkatan pemecahan masalah siswa Pendekatan
kemampuan pemecahan masalah matematis Berbasis Masalah (PBM) diperoleh 78,23
siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan standar deviasi nilai kemampuan
pendekatan berbasis masalah. pemecahan masalah siswa sebesar 5,637.
Selain itu, hasil analisis juga menunjukan Untuk nilai postes Kemandirian Belajar siswa
bahwa Kemandirian Belajar siswa mengalami diperoleh rata-rata kelompok Pendekatan
peningkatan secara signifikan pada setiap Konvensional sebesar 114,90 dengan standar
levelnya. Hal ini menunjukan bahwa deviasi nilai sebesar 6,483. Sedangkan untuk
pendekatan pembelajaran yang berpengaruh nilai pretes Kemandirian Belajar siswa
secara signifikan untuk meningkatkan diperoleh rata-rata melalui Pendekatan
kemampuan pemecahan masalah siswa. Berbasis Masalah (PBM) sebesar 151,30
Sebelum diberikan perlakuan terlebih dengan standar deviasi nilai sebesar 9,592.
dahulu diberikan tes awal (pretes) untuk Hal tersebut diatas juga bisa dibuktikan
mengetahui kemampuan pemecahan masalah dengan hasil pengujian hipotesis pada data
siswa, sedangkan untuk mengetahui gain skor kemampuan pemecahan masalah
Kemandirian Belajar siswa, maka siswa kedua kelas sampel menggunakan uji t
diberikan angket. Nilai rata-rata pretes diperoleh nilai probabilitas atau sig (2-tailed)
kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 0,000, dimana nilai probabilitas atau
melalui Pendekatan Konvensional diperoleh sig (2-tailed) 0,000 < 0,05 atau dengan kata
61,27 dengan standar deviasi kemampuan lain hipotesis yang diajukan dalam penelitian
pemecahan masalah siswa sebesar 4,939 ini diterima dan teruji kebenarannya secara
sedangkan nilai rata-rata pretes kemampuan statistik pada tarafsignifikan α = 0,05. Dengan
pemecahan masalah siswa melalui Pendekatan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
Berbasis Masalah (PBM) diperoleh 61,13 terdapat ada peningkatan kemampuan
dengan standar deviasi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
pemecahan masalah siswa sebesar 5,231. mendapatkan pembelajaran pendekatan
Untuk nilai pretes Kemandirian Belajar siswa berbasis masalah.
diperoleh rata-rata siswa melalui Pendekatan Sedangkan untuk uji t Kemandirian
Konvensional sebesar 125,03 dengan standar Belajar siswa diperoleh nilai probabilitas atau
deviasi nilai sebesar 10,347. Sedangkan untuk sig (2-tailed) sebesar 0,000, dimana nilai
nilai pretes Kemandirian Belajar siswa probabilitas atau sig (2-tailed) 0,000 < 0,05
diperoleh rata-rata siswa melalui Pendekatan atau dengan kata lain hipotesis yang diajukan
Berbasis Masalah (PBM) sebesar 125,03 dalam penelitian ini diterima dan teruji
dengan standar deviasi nilai sebesar 6,594. kebenarannya secara statistik pada
Selanjutnya dilakukan perlakuan Kelas tarafsignifikan α = 0,05. Dengan demikian
Kontrol diberikan pembelajaran melalui dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
Pendekatan Konvensional sedangkan Kelas pembelajaran berbasis masalah terhadap
Eksperimen diberikan melalui Pendekatan pencapaian kemandirian belajar siswa
Berbasis Masalah (PBM). Pada akhir Simpulan
pertemuan diberikan tes (postes) dan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian
diberikan angket Kemandirian Belajar siswa.
maka penulis mengemukakan beberapa
Dari hasil tes (postes) didapat nilai rata-rata
kesimpulan sebagai berikut:
postes kemampuan pemecahan masalah siswa
1. Terdapat peningkatan kemampuan
melalui Pendekatan Konvensional diperoleh
pemecahan masalah matematis siswa yang
71,23 dengan standar deviasi nilai kemampuan
mendapatkan pembelajaran Pendekatan
pemecahan masalah siswa sebesar 5,354
Berbasis Masalah

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (2), Year 2022- 48
(Sari Rezky Nasution, Abdul Mujib)

2. Terdapat pengaruh pembelajaran berbasis [6] Saputra , Raden Ipan. (2014).”Penerapan


masalah terhadap pencapaian kemandirian Model Pembelajaran Cooperative Learning
belajar siswa Tipe Group Investigation Berbasis Multimedia
Daftar Pustaka Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
[1] Hendriana, H. Sumarmo, U. Rohaeti, E. (2013). Mata Pelajaran Sistem Pengaturan
Kemampuan Komunikasi Matematik Dan Refrigerasi”. Skripsi. Bandung : Universitas
Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Serta Pendidikan Indonesia.
Disposisi Matematik. Delta-Pi : Jurnal [7] Soehendro, Prof. Dr. Bambang. 2006. “Panduan
Matematika Dan Pendidikan Matematik, Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Vol.2, No.1, April 2013 Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah”, http://
https://bsnp-indonesia.org/wp-
[2] Hendriana, H. Sumarmo. (2014). Penelitian content/uploads/kompetensi/Panduan_Umum_KT
Pembelajaran Matematik. Bandung:Refika SP.pdf, diakses pada juni 2006.
Aditama
Profil Penulis
[3] Koswra, E Dan Hendriana, H. (2015). Strategi
Penulis pertama Sari Rezky, S.Pd,
PQ4R Mengembangkan Kemampuan
lahir di Medan, 20 November 1994.
Matematik Dan Kemandirian Belajar Siswa
Pendidikan sarjana ditempuh penulis di
SMP. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
STKIP Siliwangi Bandung, Vol.4, No.2,
Medan dengan mengambil Jurusan Keguruan
September 2015
Dan Ilmu Pendidikan, Program Studi
[4] Kurniasih, (2015). Peningkatan kemampuan Pendidikan Matematika. Dan lulus pada tahun
Komunikasi Matematika dan Kemandirian 2017. Saat ini penulis tercatat sebagai
Belajar siswa dengan Pendekatan Berbasis mahasiswa di Universitas Muslim Nusantara
Masalah. Bandung : UNPAS Al-Washliyah Medan dengan mengambil
[5] Namira, E (2014). Peningkatan Kemampuan Jurusan Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Program Studi Magister Pendidikan
Matematik Serta Motivasi Siswa Dengan Matematika.
Pembelajaran Inkuiri. Tesis Unpas Bandung:
Tidak Diterbitkan.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)

Anda mungkin juga menyukai