Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat - Nya sehingga makalah yang berjudul
“DASAR-DASAR DALAM LOGIKA” ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa pula kami mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi,tenaga maupun pikirannya. Muncul dari keinginan bersama lalu digerakkan,dimulai hingga
diselesaikan oleh dua mahasiswa/i yang masih jauh pengalamannya dibawah mahasiswa/i lainnya dalam
kelompok ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca mengenai Logika khususnya tentang Dasar-dasar Dalam Logika ini. Untuk
kedepannya kami harap bahwa kami dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini
agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Latar belakang

Salah satu hal yang menjadikan kita berbeda dan lebih dari makhluklainnya adalah bahwasanya manusia
mempunyai akal pikiran yangmampu mereka gunakan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
Denganberpikir manusia dapat membedakan satu hal atau objek dengan berbagaimacam hal lainnya.
Dan dengan akal pikiran pula, manusia mampumembuat sesuatu hal yang bisa digunakan untuk
memudahkan kehidupanmereka dan memahami antara satu dengan yang lainnya didalamkehidupan
bermasyarakat. Semua itu tidak lain karena kemampuankhusus itu.Berpikir sendiri merupakan proses
umum yang dengannya dapatmenentukan sebuah isu didalam pikiran sedangkan logika adalah
ilmuuntuk melakukan proses berpikir itu sendiri (Solso,2007). Setiap hal yangterbesit didalam benak kita
merupakan gagasan yang masih bersifatabstrak. Kemudian kita mengolahnya dengan
mengkombinasikan ataumembandingkan dengan berbagai macam informasi lainnya. Sehinggakita bisa
memunculkan pemikiran-pemikiran kita sendiri. Proses berpikir inisangat dipengaruhi oleh seberapa
banyak informaasi yang telahdiperoleh. Untuk menghasilkan sebuah pemikiran, setiap orang bisa
jadiberbeda-beda hasilnya karena faktor proses yang membentuknya juga berbeda-beda. Semua itu
merupakan proses seseorang didalam alampikirannya. Dan cara untuk kita bisa berpikir lebih
tersistematis adalahdengan kita belajar logika itu. Karena jika kita tidak mengasahkemampuan berpikir
kita, maka akan sangat lambat sekali untukberkembang. Berpikir merupakan sebuah proses yang
membuahkanpengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalammengikuti jalan
pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuahkesimpulan yang berupa pengetahuan.

Rumusan masalah

A: Sejarah logika

B : macam macam logika

C : Pentingnya belajar logika


1. Landasan teori

a. konsep ilmu pengetahuan logika

b. dasar dasar logika

a. Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang
diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.

Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (bahasa Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu
pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.

Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada
kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang
dipergunakan tersebut bisa diartikan dengan masuk akal.

b. Logika sebagai landasan utama untuk menguasai filsafat dan ilmu pengetahuan serta sarana
penghubung antara filsafat dan ilmu. Dari segi filsafat, dengan logika kita berarti memahami fungsi logis
manusia. Logika adalah suatu cara yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran dan mencegah
kesesatan berpikir. Dari sudut pandang ilmu, logika berarti penyelarasan berpikir, yang disesuaikan
dengan kenyataan sehari-hari, sehingga kualitas pengetahuan selalu berada dalam pengujian terus
menerus dan bergerak secara empiris dan teoritis. Logika menyelelaraskan kaidah objektif dengan
situasi objektif dan konkret. Buku yang berada dihadapan pembaca ini membahas mengenai
pengetahuan dasar logika yang didasarkan pada hasil pemikitan para penulis yang sudah lama dalam
bidangnya. Pembahasannya meliputi empat bagian, yakni bagian pertama: pengertian dan ruang lingkup
logika terdiri atas apa itu logika, unsur penalaran; bagian kedua: penalaran proposisi kategoris terdiri
atas penalaran langsung proposisi, penalaran tidak langsung proposisikategoris, silogisme kategoris;
bagian ketiga: sistem kebenaran terdiri atas pengolahan proosisi majemuk dan dilema; bagian keempat:
sesat pikir terdiri atas kesesatan formal dan bahasa, kesesatan relevansi. Untuk lebih memahami
materinya, disetiap bab dalam buku ini dilengkapi dengan daftra pertanyaan. Begitu pentingnya buku

ini, mahasiswa jurusan filsafat mauoun nonfilsafat serta para pembaca lainnya dapat memilikinya untuk
membantu berpikir logis.

Dafpus : Kusbandrijo, B. (2019). Dasar-dasar logika. Prenada Media.

Pembahasan:

A Masa Yunani Kuno

Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala
dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan
rahasia alam semesta.

Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta.
Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.
Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica.
Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta
dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.

Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:

Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)

Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia

Air jugalah uap

Air jugalah es

Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam semesta.

Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis
beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.

Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai
argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti
argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika
Aristoteles adalah silogisme.

Buku Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam, yaitu:

Categoriae menguraikan pengertian-pengertian

De interpretatione tentang keputusan-keputusan

Analytica Posteriora tentang pembuktian.

Analytica Priora tentang Silogisme.

Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.

De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.

Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan
pengembangn logika.

Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum
Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua
orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.

Porohyus (232 - 305) membuat suatu pengantar pada Categoriae, salah satu buku Aristoteles.

Boethius (480-524) menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan
komentar- komentarnya.

St. Yohanes dari Damaskus (674 - 749) menerbitkan Fons Scienteae.


Abad pertengahan dan logika modern

Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus
dan karya Boethius masih digunakan.

St. Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.[3]

Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:

Petrus Hispanus (1210 - 1278)

Roger Bacon (1214-1292)

Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang
merupakan semacam aljabar pengertian.

William Ocham (1295 - 1349)

Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 -
1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concerning Human
Understanding

Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum
Organum Scientiarum.

J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya
System of Logic

Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:

Gottfried Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus.
Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.

George Boole (1815-1864)

John Venn (1834-1923)

Gottlob Frege (1848 - 1925)

Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di Johns
Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil
Peirce yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda.

Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica
tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur
William Russel (1872 - 1970).

Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt
Godel (1906-1978), dan lain-lain.

Dafpus: Ramos, C. Introduction to Philosophy'2004 Ed.-Ramos. Rex Bookstore, Inc..


B. Macam macam logika

Macam-macam Logika menurut The Liang Gie (1980) dalam Adib (2010: 102- 104) yaitu:

1. Logika dalam pengertian sempit dan luas Dalam arti sempit logika dipakai searti dengan logika
deduktif atau logika formal. Sedangkan dalam arti luas, pemakaiannya mencakup kesimpulankesimpulan
dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem penjelasan disusun dalam ilmu alam serta meliputi
pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.

2. Logika Deduktif dan Induktif Logika deduktif adalah cara berpikir dengan menggunakan premis-
premis dari fakta yang bersifat umum ke khusus yang menjadi kesimpulannya. Contoh argument pada
logika deduktif yaitu:  Semua Mahasiswa Universitas mega Rezky semester 1 tinggal di Ma’had Firman
adalah mahasiswa Universitas mega Rezky semester 1 Firman tinggal di Ma’had Logika induktif
merupakan cara berpikir yang berdasarkan fakta-fakta yang bersifat (khusus) terlebih dahulu dipakai
untuk penarikan kesimpulan (umum). Contohnya argument pada logika induktif yaitu:

 Buku 1 besar dan tebal adalah mahal.

 Buku 2 besar dan tebal adalah mahal.

 Jadi, semua buku besar dan tebal adalah mahal.

 Logika Formal (Minor) dan Material (Mayor)

Logika Formal atau disebut juga Logika Minor mempelajari asas, aturan atau hukum-hukum berfikir yang
harus ditaati, agar orang dapat berfikir dengan benar dan mencapai kebenaran. Sedangkan Logika
Material atau Mayor mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai hasil-hasil logika formal dan
mengujinya dengan kenyataan praktis yang sesungguhnya, mempelajari sumber-sumber dan asalnya
pengetahuan, alat-alat pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan, dan akhirnya merumuskan
metode ilmu pengetahuan itu.

3. Logika Murni dan Terapan Logika Murni merupakan pengetahuan mengenai asas dan aturan logika
yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-pernyataan dengan tanpa
mempersoalkan arti khusus dalam sesuatu cabang ilmu dari istilah pernyataan yang dimaksud. Logika
Terapan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu, bidang-bidang filsafat,
dan juga dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa sehari-hari.

4. Logika Filsafati dan Matematik Logika Filsafati merupakan ragam logika yang mempunyai hubungan
erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika kewajiban dengan etika atau logika arti
dengan metafisika. Sedangkan Logika Matematik menelaah penalaran yang benar dengan menggunakan
metode matematik serta bentuk lambang yang khusus dan cermat untuk mengindarkan makna ganda.

C pentingnyaa belajar logika


Mempelajari ilmu logika atau Mantiq(arab), seperti halnya mempelajari ilmulainnya, tidak terlepas dari
tujuan dan kegunaan. Tujuan dan kegunaan ilmu Logikadiantaranya sebagaimana di jelaskan oleh pakar
ilmu logika (Manathiqah) berikut.

Tujuan logika menurut Muhammad Nur al-ibrahim.

1) Melatih, mendidik, dan mengembangkan potensi akal dalam mengkajiobjek pikir dengan
menggunakan metodologi berfikir.

2) Menempatkan persoalan dan menunaikan tugas pada situasi dan kondisiyang tepat.

3) Membedakan proses dan kesimpulan berfikir yang berani (hak) dari yangsalah.

Adapun mempelajari ilmu logika sungguh sangat berfaedah sekaliuntuk hal-hal sebagai berikut:

1.Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berfikirsecara rasional, kritis, lurus, tetap,
metodis dan koheran.

2.Melatih jiwa manusia agar dapat menghalus jiwa dan fikirannya.

3.Mendidik kekuatan akal fikiran dan memperkembangkannya yangsebaik baiknya dengan melatih dan
membiasakan mengadakan penyelidikan-penyelidikan tentang cara berfikir. Denganmembiasakan
latihan berfikir, manusia akan mudah cepatmengetahui dimana letak kesalan yang menggelincirkannya
dalamusaha menuju hukum-hukum yang diperoleh dengan fikiran itu

4.Meningkatkan kemampuan berfikir secara abstrak, cermat, danobyektif.

5.Menambah kecerdasan dan meninggkatkan kemampuan berfikirsecara tajam dan mandiri.

6. Memaksa dan mendorong orang untuk berfikir sendiri denganmenggunakan asas-asas sistematis.

7. Meninggkatkan cinta akan kebenaran dan menghindarikesalahan-kesalahan berfikir, kekeliriuan serta


kesesatan.

8. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

9. Terhindari dari klenik, gugon-tuhon (bahasa jawa).

10. Apabila sudah mampu berfikir rasional, kritis, lurus, metodis dananalitis sebagaimana tersebut pada
butir pertama maka akanmeningkatkan citra seseorang.

Jadi, mempelajari logika itu sama dengan mempelajari ilmu pasti, dalam artisama-sama tidak langsung
memperoleh faedah dengan ilmu itu sendiri, tapi ilmu-ilmuitu sebagai perantara yang merupakan suatu
jembatan untuk ilmu-ilmuyang lain jugauntuk menimbang sampai dimana kebenaran ilmu-ilmu itu.
Dengan demikian makailmu logika jua boleh disebut pertimbangan atau ukuran, dalam bahasa arab
disebut ilmu mizan atau mi’jarul ulum

Anda mungkin juga menyukai